Share

Bab 161

Author: Bertha
Di dalam ruang VIP.

Melihat semua orang tertawa dan bercanda, Tamara sama sekali tidak merasa bising. Sebaliknya, dia malah merasa hangat dan nyata. Selama dua tahun pernikahannya, lingkaran sosialnya benar-benar hanya berputar di sekitar Carlos. Sudah berapa lama dia tidak merasakan kehidupan yang sesungguhnya seperti ini?

Tamara mengangkat gelas dan menyesap sedikit anggur. Ekspresinya santai dan senyumannya juga tenang. Dia memanfaatkan momen pergi ke toilet untuk diam-diam membayar tagihan.

Setelah teman-temannya mengetahuinya, mereka semua bersikeras untuk membayar secara patungan, tapi Tamara hanya tertawa dan menolaknya.

"Kami ngajak kamu makan bukan buat kamu yang bayarin, kami semua bayar masing-masing," kata salah seorang temannya.

"Aku tahu kok, lain kali saja kita patungan. Masa kalian cuma ngajak aku sekali ini?" kata Tamara sambil tersenyum.

Akhirnya, teman-temannya tetap kalah darinya. Tamara bahkan membantu teman yang agak mabuk memanggil taksi dan memastikan semuanya b
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Cintaku Mati Bersama Kontrak yang Usai   Bab 166

    Di antara mereka, hanya Peter yang tahu lebih banyak. Dia teringat makan siang kemarin saat Jacob mengajaknya makan. Melihat luka di wajah Jacob, wajar saja waktu itu Jacob tampak ragu dan enggan bicara. Ternyata itu karena dipukul oleh Carlos.Peter kembali melirik Tamara. Memang wajahnya cantik, pintar, pandai bersikap, dan punya kepekaan sosial. Tidak heran jika kedua presdir ini sampai bertengkar hebat demi Tamara.Setelah selesai makan siang, Tamara ikut naik ke lantai atas bersama karyawan lainnya. Karena dia adalah karyawan paling baru, Tamara spontan membantu menempelkan kartu akses untuk membuka pintu lift.Meskipun itu hanya sikap sopan, semua orang tetap melirik kartu lift yang dipegangnya. Bahkan Peter pun terlihat sedikit terkejut dan bertanya, "Itu kartunya dari Pak Jacob ya?"Tamara mengangguk pelan. Semua orang saling berpandangan, dalam sorot mata mereka jelas tersirat pemahaman yang sama. Tampaknya gosip tentang Jacob menyukai Tamara sudah bisa dipastikan kebenarannya

  • Cintaku Mati Bersama Kontrak yang Usai   Bab 165

    Manajer Departemen Bisnis hanya tersenyum dan tidak berkata apa-apa. Dia kembali menatap gadis yang duduk di depannya. Dia sama sekali tidak menyangka karyawan baru ini bukan hanya teman seangkatan Jacob, tapi juga ternyata istri dari Carlos, Presdir Grup Suratman.Ternyata ada tokoh sebesar itu yang bersembunyi di dalam kota. Saat mereka mengetahuinya tadi pagi, seisi kantor langsung gempar."Tunggu, para pimpinan semua ...." Tamara yang semakin bingung mendengar semua ini, akhirnya angkat bicara. "Koneksi apa? Kalian semua ini mendekatiku gara-gara Pak Jacob ya?""Bukan, mereka semua datang karena kamu adalah Nyonya Suratman," jawab Peter.Begitu kata "Nyonya Suratman" diucapkan, Tamara langsung mematung. Dia sudah berusaha menutupi status pernikahannya, bahkan saat rapat kemarin pun dia sengaja menutupi nama Carlos. Namun, kenapa orang-orang ini bisa tahu?Tamara pun mengungkapkan pertanyaan itu. Kepala HRD buru-buru menjelaskan, "Jangan salah paham, kami nggak tahu dari jalur yang

  • Cintaku Mati Bersama Kontrak yang Usai   Bab 164

    Zoya mengangguk, lalu Zayn berkata, Sudah kuduga, orang dari lingkaran sosial kita nggak akan tinggal di sini."Zoya langsung menoleh dan memicingkan matanya. "Apa maksudmu? Meremehkan orang lain, ya? Asal tahu saja, temanku itu hebat sekali! Waktu kuliah dia menang juara satu hampir setiap tahun, dapat penghargaan provinsi dan nasional. Bahkan pernah jadi ketua tim lomba desain, dan setiap kali masuk tiga besar!"Mendengar adiknya berbicara dengan semangat, Zayn berkata, "Aku nggak bermaksud begitu, kenapa kamu agresif sekali?""Jelas-jelas kamu meremehkan. Dengar nada bicaramu itu, nyinyir sekali." Zoya memanyunkan bibirnya.Zayn terdiam. "Nada bicaraku memang selalu begini," gerutunya. "Aku nggak meremehkan temanmu. Dia sudah baik sekali mau menampungmu semalaman. Ditambah lagi dia sepintar itu, jauh lebih hebat daripada kamu."Zoya mengepalkan tangannya dan kakak beradik itu pun mulai beradu mulut. Saat mobil melewati stasiun kereta bawah tanah, Zoya berhenti dan melihat keluar jen

  • Cintaku Mati Bersama Kontrak yang Usai   Bab 163

    "Mana mungkin! Makanya sekarang ini aku bertengkar sama mereka sampai nggak pulang ke rumah." kata Zoya."Nginap di rumahku saja dulu. Walaupun secara bisnis, pernikahan Keluarga Suratman dan Keluarga Hasiholan itu kelihatannya menguntungkan, tapi ...," ucap Tamara. "Carlos cuma suka sama Verona. Kamu nggak bakal bisa masuk ke hatinya. Menikah dengannya cuma akan membuat hidupmu penuh penderitaan."Tamara sendiri sudah dua tahun menikah dan selama itu pula hidupnya penuh dengan siksaan dan nyaris kehilangan nyawa. Kalau Zoya dipaksa menikah demi keluarga, dia pasti lebih menderita."Tenang saja, aku nggak akan asal masuk ke lubang buaya." Zoya menepuk pundak Tamara. Tamara mengangguk. Meskipun tetap khawatir Zoya akan dipaksa nikah, tapi sepertinya Keluarga Hasiholan belum sampai tahap mau menjual anak perempuannya."Tapi, gimana kamu bisa tahu nama selingkuhan murahannya itu? Aku cuma nama belakangnya Andarista," tanya Zoya sambil melihat ke sekeliling.Tamara sempat gugup sebentar, t

  • Cintaku Mati Bersama Kontrak yang Usai   Bab 162

    "Baiklah, aku nggak mau dengar alasanmu lagi, aku juga nggak punya waktu untuk debat sama kamu." Pria itu memotong ucapan Tamara dengan dingin."Meskipun kamu memang lumayan cantik, tapi wanita yang sengaja menawarkan diri begini itu terlalu murahan, aku nggak tertarik." Ucapannya masih terdengar dingin dan menyakitkan, lalu dia berbalik pergi.Di tempatnya berdiri, Tamara menoleh dan menatap punggung pria itu dengan marah. Tinjunya sudah mengepal erat.'Dia anggap aku apa? Cewek murahan yang sengaja cari perhatian biar bisa kenalan? Masalahnya, dia bahkan nggak nanya dulu sebelum asal menilai begitu. Sia-sia saja wajah tampannya itu!'Melihat pria itu hendak masuk ke mobil mewah yang terparkir di pinggir jalan, Tamara akhirnya tidak tahan lagi dan berteriak, "Masih siang bolong begini, kamu sudah mulai ngelantur ya? Punya percaya diri itu bagus, tapi kalau kelewatan namanya narsis!"Mendengar ucapannya, pria itu refleks menoleh dan melirik gadis yang berdiri di tangga dengan wajah mar

  • Cintaku Mati Bersama Kontrak yang Usai   Bab 161

    Di dalam ruang VIP.Melihat semua orang tertawa dan bercanda, Tamara sama sekali tidak merasa bising. Sebaliknya, dia malah merasa hangat dan nyata. Selama dua tahun pernikahannya, lingkaran sosialnya benar-benar hanya berputar di sekitar Carlos. Sudah berapa lama dia tidak merasakan kehidupan yang sesungguhnya seperti ini?Tamara mengangkat gelas dan menyesap sedikit anggur. Ekspresinya santai dan senyumannya juga tenang. Dia memanfaatkan momen pergi ke toilet untuk diam-diam membayar tagihan.Setelah teman-temannya mengetahuinya, mereka semua bersikeras untuk membayar secara patungan, tapi Tamara hanya tertawa dan menolaknya."Kami ngajak kamu makan bukan buat kamu yang bayarin, kami semua bayar masing-masing," kata salah seorang temannya."Aku tahu kok, lain kali saja kita patungan. Masa kalian cuma ngajak aku sekali ini?" kata Tamara sambil tersenyum.Akhirnya, teman-temannya tetap kalah darinya. Tamara bahkan membantu teman yang agak mabuk memanggil taksi dan memastikan semuanya b

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status