....
Adena sudah naik kelas dua.
Pada suatu hari, Keisya mendekati Adena dan meminta maaf.Katanya dia terpengaruh oleh kakak sepupunya yang berteman dengan adiknya mantan Akmal.
"Maafin aku ya, selama ini aku sudah bersalah ngatain kamu yang engga-engga"
"Ngga apa-apa, aku juga salah. Aku minta maaf juga ya (sambil tersenyum)
"Iya, terima kasih ya kak udah mau memaafkan aku"
"Sama-sama"
Akhirnya Adena sudah memaafkan Keisya. Dan Keisya sudah mengakui Adena sebagai pacarnya Akmal. Dan juga sudah memanggil Adena dengan sebutan kakak.
Hari-hari terlewati seperti biasa, Adena dan Keisya sudah berbaikan.
Adena dan Keisya satu leting namun tidak sekelas karena beda jurusan. Mereka seumuran, dan sedikit tua umur Keisya dari pada Adena.
Pada suatu hari, Keisya kesulitan di pelajaran bahasa Indonesia. Dia meminta LKS pada teman kontrakan Adena yaitu salsa yang juga beda kelas dengan Adena.
Karena mereka sudah duluan mengisi soal di LKS itu. Tetapi banyak soal yang tidak di jawab dengan benar.
Lalu salsa bilang ke Keisya,
"Kalau kamu mau banyak betulnya jawaban soal-soal itu, sana minta sama kakak kamu! Dia pintar orangnya" mengarah ke Adena.
"Aku gak berani" jawab Keisya .
"Ya sudah kalau tidak berani, berarti kamu nggak mau banyak benar jawaban kamu"
Karena sifat Keisya yang juga pemalu dia tidak mau memintanya pada Adena. Dia malah menyuruh intan yang juga teman sekelas Adena waktu kelas satu dulu untuk memintanya pada Adena. Kebetulan intan lumayan akrab dengan Adena.
Lalu intan menghampiri Adena,
"Beb pinjam LKS nya lah, kami nanti masuk pelajaran bahasa indo dan di suruh isi soal yang ini. Kalian kan udah ngisi duluan.
"Iya boleh. Ini ambil aja beb."
"Sebenarnya Keisya yang suruh aku minta ke kamu beb" sambil membisikkan ke telinga Adena, karena Keisya berada tidak jauh dari mereka.
Lalu Adena melihat ke arah Keisya yang malu-malu dengan tersenyum.
"Iya, bawa aja beb. Yang penting bukunya di jaga jangan sampai di hilangkan. Haha"
****
Singkat cerita, sekolah telah berakhir dan Adena telah lulus.Sedangkan Akmal sudah berkerja di suatu Perusahaan.
Adena lanjut kuliah di kampus kebidanan dan hubungan mereka sudah berjalan selama 3 tahun. Pihak keluarga pun sudah mengetahui hubungan mereka bahkan saat Adena masih SMA.
Karena sikap Akmal yang cuek, kalau menghubungi Adena juga jika ada keperluan saja.
Akmal tidak bisa hanya main ponsel telfonan sama pacar, yang katanya kaya ABG-ABG. Dia lebih sering nongkrong dengan temannya saat libur kerja dari pada menghabiskan waktu bersama Adena.
Sedangkan Adena ingin lebih di perhatikan, lebih sering di hubungi, di manjakan, telfonan lama-lama sama pacarnya. Dan menghabiskan waktu bersama saat Akmal libur kerja.
Namun Akmal tidak begitu, pulang kerja pun kecapekan tidak bisa telfonan canda tawa.
Pulang kerja langsung tidur bangun tidur nongkrong sama teman. Karena Akmal kerja 12 jam sehari selama seminggu dan hanya libur empat hari tetapi jarang menghabiskan waktu dengan Adena dia lebih milih nongkrong bareng teman-temannya.
Dari situlah Adena merasa dia kurang di perhatikan, dia tidak di prioritaskan oleh Akmal.
Akmal sibuk dengan hari-harinya sendiri dan jarang menghabiskan waktu bersama Adena.
....
Pada suatu hari, Adena iseng-isengan kasih komentar di foto mantannya di sosmed.Mantan yang hanya di pacari online oleh Adena selama seminggu itu, dan di putusin saat Adena memilih pacaran dengan Akmal. pria itu adalah Adi, setelah loss contac bertahun-tahun lamanya. Akhirnya mereka saling memperhatikan, saling like foto, like status di sosmed.
Adena ngasih boom like di semua status Adi biar Adi lihat akunnya. Dan Adi juga like balik semua yang ada di kronologi sosmed Adena. Kemudian Adena menyapa Adi duluan dengan mengirim video, yang isinya kata-kata yang bahwa bertanya ke mantannya, "masihkan kau mengingatku? (panjang isi videonya) dan Adi pun tersentuh dengan isi video tersebut. "Tentu saja aku mengingatmu, cewek yang putusin aku karena memilih pria lain." Adi membalas. "Hehehe.. " Adena hanya membalas senyuman. "Bagaimana kabarnya sekarang?" "Alhamdulillah baik, kamu gimana?" "Aku kurang baik" "Lah kenapa?" "Karena dulu di putusin sama kamu, biasanya aku yang putusin cewek. Ini malah kamu yang putusin aku duluan haha" "Oh karma itu, karena sering menyakiti hati orang haha" "Mungkin iya ya, belum pernah aku yang ganteng dan manis kaya gini di putusin sama cewek duluan. Cuma kamu, makanya aku ingat banget sama kamu haha" "Haha rasain ! Memang enak?" "Kagak woi, sakit haha" .... Mereka pun lanjut chat sampai
Adi belum balik, dia menunggu teman Adena antar kunci. Karena kasihan dengan Adena yang sendirian diluar. Dia menemani Adena, karena tidak tega jika langsung pergi. Sedangkan Adena masih di luar belum bisa masuk. "Gimana? Coba telpon lagi! Sudah dimana mereka?" Adena menelpon temannya. .... "Udah balik, cuma masih jauh" karena lama terpaksa Adena masuk lewat belakang rumah dan suruh Adi langsung balik. "Kamu balik gih" "Lah kamu gimana? Masak sendirian disini?" "Nggak apa-apa, aku masuk lewat belakang aja. Tapi cuma bisa masuk ke dapur karena ada pintu di tengahnya lagi." "Terus gimana juga?" "Nggak apa-apa, aku nunggunya di belakang aja. Nggak enak kita nunggu lama-lama disini. Karena gelap kaya gini, soalnya lampu luarnya rusak" "Kamu yakin? "Iya. Balik aja" "Ya sudah kalau gitu, tapi kamu masuk duluan aja aku nunggu kamu masuk baru balik ya" "Oke, kalau gitu aku ke belakang ya" "Oke" .... "Aku udah di dalam, kamu langsung balik aja yah" teriak Adena dari belakang.
Adena kebingungan dengan pertanyaan Adi dan sangat bingung dengan keputusan apa yang harus dia ambil. Dia bukan tidak sayang lagi pada Akmal dia berpikir apakah perasaan yang dia rasakan sekarang terhadap Adi hanya kejenuhan dengan Akmal atau apakah memang dia sungguh mencintai Adi dengan tulus. Adena terus memikirkan itu, sementara Adi mendesaknya memberi jawaban soal hubungan mereka. Setelah beberapa hari kemudian di telpon."Bagaimana? Apa kamu sudah memikirkannya? Aku sudah tidak tahan, kalau kamu ingin bersamaku tinggalkan dia, kalau kamu tidak bisa tinggalkan dia maka menjauh lah dariku. Tegas Adi. .... Tentu saja Adena tidak ingin menjauhi Adi karena dia nyaman sama Adi kalau ngomong pun nyambung memang pria seperti Adi yang dia inginkan, tapi dia juga tidak bisa langsung memutuskan Akmal karena dia masih ragu dengan perasaanya. Terpaksalah Adena berbohong pada Adi bilang akan memutuskan hubungannya dengan Akmal, tapi Adi tidak mudah percaya begitu saja. Adena meyakinkan
Hari-hari pun terlewati, karena sifat kedua pria itu sangat berbeda. Akmal tidak sering hubungi Adena atau tidak sering ngajak telponan lama-lama, sedangkan Adi suka telponan lama-lama. .... Dengan begitu tidak akan ketahuan satu sama lain dan Adena pun bisa memainkan perannya dengan sangat lancar. Adena mulai mengatur waktu, saat Akmal libur kerja dia keluar dengan Akmal dan beri alasan pada Adi sedang mengerjakan tugas kuliah bareng teman-temannya di kosan. Saat itu Adi menelpon Adena puluhan kali, Adena tidak mengangkatnya. Saat Adena pulang sampai di kosan dia menelpon Adi kembali dan Adi menjawab dengan nada kesal sangat marah, karena dia merasa Adena membohonginya. "Kemana saja kamu, dari tadi aku telpon gak kamu angkat. "Aku sibuk sedang mengerjakan tugas bareng teman. "Aku gak percaya, kamu pasti tadi sama cowok itu kan? Ngaku kamu. "Enggak, sumpah aku sibuk ngerjain tugasku. "Kalau kamu buat tugas bisa saja kamu angkat telpon dariku bilang sedang kerjakan tugas atau
Adena memikirkan soal hubungannya kedepan mau di arahkan kemana. Dia sudah lama berhubungan dengan Akmal tapi Akmal tidak seperti yang di inginkannya, mungkin karena Akmal sudah dewasa tidak bisa dia ikuti maunya Adena. Dia memikirkan apakah baiknya dia meninggalkan Akmal saja, tapi Akmal pria mapan punya pekerjaan tetap. Sedangkan Adi pria seperti keinginannya, pria romantis yang selalu menunjukkan kasih sayangnya, memprioritaskan Adena dalam kehidupannya, lebih sering menghabiskan waktu bersama, kalau bicara pun selalu nyambung bisa buat suasana hidup kalau lagi berdua tidak hanya duduk diam saja. Tapi Adi pria seumuran dengan Adena dia belum memiliki pekerjaan tetap seperti Akmal. Bagaimana kedepannya apakah Adi mampu menikahinya dalam waktu dekat sedangkan Adi belum ada kerja. Adena menyuruh Adi mencari kerjaan tetap, Adi pun berusaha tapi belum dapat juga karena dia bukan lulusan sarjana. .... Sampai pada suatu saat, ada yang mengajak Adi ke Jakarta untuk kerja disana. Ad
Tentu saja Adena setuju dia berpikir siapa tau nanti Adi punya kehidupan yang lebih jelas kedepannya akan mapan. "Ikut saja, siapa tau nanti bisa merubah nasib kamu. Jelas Adena. "Kamu serius bolehin aku ke Jakarta itu jauh loh pulang pergi mesti naik pesawat gak bisa aku pulang begitu saja saat aku kangen kamu atau kamu rindukan aku seperti sekarang ini. Kamu sanggup LDR ? "Iya insha Allah aku sanggup, demi kebaikan kamu kebaikan hubungan kita, jelas Adena. "Kalau kamu izinin aku kesana kamu harus janji jangan macam-macam disini, jangan nanti aku kesana kerja tapi kamu disini main-main sama cowok lain, kamu harus setia Sama aku aku itu mau ke sana demi kamu, untuk kamu. Kamu tau itukan? Tegas Adi. "Tentu saja aku tau, aku pasti akan setia kok. Kapan berangkatnya? Tanya Adena. "Kalau jadi aku berangkat minggu depan (Nada lemes berat hati buat ninggalin Adena). "Oh, kamu kesana serius mau kerja kan? Jangan nanti sampai kesana cuma cari hiburan saja. Dan niat kamu pergi dari sini
Di tahun 2017, perpisahan Adi dan Adena. Adena sudah setuju Adi ke Jakarta. Sampai pada saat Adi mau berangkat, sebelum berangkat Adi jumpai Adena di kosan ajak jalan-jalan. Sebelum dia berangkat dengan koper kecil penuh pakaiannya, Adena menatapnya dengan berat hati merasa Adi akan pergi jauh ninggalin dia tidak bisa dia temui kapan saja saat dia kangen seperti selama ini. Lalu mereka keluar jalan-jalan dengan sepeda motor milik Adi, sambil Adi pamitan pada Adena mereka bersantai di tepi laut. Mereka bercerita untuk terakhir kali, sebelum Adi berangkat mereka melepaskan rindu untuk terakhir kalinya. Karena perpisahan itu mungkin akan sangat lama. Tidak tau kapan akan bertemu lagi, yang pasti mereka berpikir tidak akan bisa bertemu untuk waktu yang lama. .... Tepat di jam 17.00 mereka balik ke kosan Adi mengantar Adena pulang karena dia hendak berangkat. Dia kembali kerumah yang mengajaknya ke Jakarta. Saat dia naik mobil mau berangkat Adi mengirim chat kepada Adena. Isi pesa
Adena membaca pesan pamitan dari Adi dengan meneteskan air mata, tangan gemetar, dan terasa sesak di dada. Tidak bisa menerima kenyataan bahwa pria yang selama ini buat dia tersenyum, dan buat dia nyaman akan pergi jauh meninggalkannya. Adena membalas pesan Adi."Iya, hati-hati di jalan sayang. Tetap ingat aku meski kamu jauh disana. Tetap kabari aku ya (Disertai stiker sedih) "Jangan sedih sayang, aku check-in karena mu aku check-out untukmu haha" (Stiker ketawa) "Tapi aku tetap sedih yang, di tinggalin ayang" "Kan udah setuju aku berangkat, kok malah sedih-sedih gini sih. Kan aku jadi tidak tega ninggalin kamu" "Iyaa, tapi rasanya engga mau jauh dari ayang" "Sabar ya sayang. Udah jangan ngomong gitu lagi. Bisa-bisa aku minta putar balik nih nanti hehe" "Oke oke. Peluk ayang dari jauh" .... Sampai di bandara, Adi mengirim foto bahwa dia akan segera naik pesawat. Adena pun tiba-tiba merasakan rindu seakan-akan ingin menyuruh Adi kembali. Tapi itu tidak mungkin dia telah me