Share

Bab 2

Aвтор: Buchara
Sebenarnya, Olivia tak punya keluarga untuk dia pamiti.

Saat berusia lima belas tahun, kedua orang tuanya sudah meninggal. Sejak saat itu, hanya tersisa dirinya seorang di Keluarga Sean.

Olivia pun menghubungi orang tua Ethan untuk menyampaikan keinginannya membatalkan pertunangan.

Setelah menutup telepon, Olivia pergi ke rumah lelang.

Ibu Olivia adalah seorang seniman keramik ternama. Sejak ibunya meninggal, Olivia mulai mengumpulkan karya-karya ibunya sebagai bentuk kenangan.

Di antara semua karyanya, ada satu yang bernama [Cinta], yang dibuat ibunya saat mengandung dirinya. Olivia sudah mencarinya bertahun-tahun.

Dia cukup beruntung, sebelum pergi ke institut penelitian di Kota Buya, kebetulan menemukan karya [Cinta] sedang dilelang.

Olivia tiba di rumah lelang, tak disangka malah bertemu Ethan dan Emma.

Begitu melihatnya, Ethan berkata dengan dingin, “Olivia, sudah cukup dramanya?”

Olivia tidak mengerti dan bertanya, “Maksudnya?”

Raut wajah Ethan tampak semakin kesal.

“Kamu telepon orang tuaku bilang mau batalkan pertunangan, bukannya itu hanya karena tak puas dengan pernikahan yang terburu-buru? Aku sudah menaikkan biaya pernikahan sepuluh kali lipat, sudah puas sekarang?”

Barulah Olivia sadar, Ethan dan keluarganya masih tak percaya kalau dirinya benar-benar ingin membatalkan pernikahan.

“Kamu salah paham, aku benaran….”

Belum sempat menjelaskan, Ethan kembali memotongnya,

“Cukup, Olivia.”

Menatap wajah dingin pria itu, seketika Olivia kehilangan niat untuk menjelaskan lagi.

Lupakan saja.

Pernikahan akan diadakan empat hari lagi, saat mereka tak melihat pengantin wanitanya muncul nanti, barulah mereka sadar bahwa dirinya memang sungguh-sungguh ingin membatalkan pernikahan ini.

Acara lelang pun segera dimulai.

Ethan membungkuk sedikit dan bertanya lembut pada Emma, “Emma, sebentar lagi hari ulang tahunmu, kamu mau apa? Bilang saja, aku akan belikan semuanya.”

Emma tampak gugup, jari-jarinya meremas ujung barunya dan menggeleng pelan.

“Om, kamu sudah membesarkanku, itu saja sudah lebih dari cukup. Barang-barang di sini terlalu mahal, aku tak pantas….”

“Jangan asal bicara,” ujar Ethan sambil mengernyit, lalu melanjutkan, “Emma pantas mendapatkan yang terbaik di dunia ini.”

Ayah Emma dulunya adalah bawahan Ethan. Dua belas tahun yang lalu, dia meninggal dunia demi menyelamatkan Ethan. Sejak saat itu, Ethan pun mengangkat Emma sebagai anak angkat dan menyuruh Emma memanggil dirinya om.

Saat itu, Emma baru berusia sepuluh tahun dan Ethan berusia dua puluh satu tahun.

Namun, dua belas tahun berlalu, gadis kecil itu telah tumbuh menjadi seorang wanita muda yang cantik jelita.

Melihat ekspresi Ethan yang penuh kasih saat menatap Emma, Olivia baru menyadari satu hal.

Betapa butanya dirinya sampai tak menyadari bahwa ternyata Ethan mencintai Emma di kehidupan sebelumnya.

Tiba-tiba, terdengar suara pembawa acara lelang, “Selanjutnya adalah karya keramik bernama [Cinta]!”

Sebuah keramik putih mengilap dibawa ke atas panggung. Bentuknya adalah seekor induk gajah sedang memeluk anaknya.

Tiba-tiba, Emma mendongak melihat ke arah panggung.

Ethan langsung menyadarinya dan bertanya, “Kamu suka yang ini?”

Pipi Emma pun memerah dan menjawab, “Iya, ini mengingatkanku pada almarhum ibuku….”

Dan pada saat yang sama, Olivia langsung mengangkat nomor lelang di tangannya.

“Dua puluh miliar.”

Dia langsung menaikkan penawaran hingga dua kali lipat harga pasar, demi mendapatkan karya peninggalan ibunya.

Namun tak disangka, Ethan pun ikut mengangkat nomor di tangannya.

“Tiga puluh miliar.”

Olivia langsung menoleh melihatnya.

Ethan tampak tenang dan menjawab, “Emma menyukainya.”

Tatapan Olivia tampak marah dan berkata, “Itu karya peninggalan ibuku!”

Ethan sempat tertegun dan baru menyadari nama senimannya.

Tangan yang memegang nomor lelang tanpa sadar menurun, tapi Emma di sampingnya tiba-tiba terisak dan berkata,

“Nggak apa-apa, om. Aku memang nggak pantas memiliki barang sebagus itu….”

Melihat mata gadis itu yang mulai berkaca-kaca, hati Ethan tersentuh dan tanpa ragu berbalik memanggil staf.

“Naikkan penawarannya.”

“Aku harus mendapatkan karya ini!”
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Cintanya Bukan Untukku   Bab 25

    Olivia pun pergi ke rumah sakit mengikuti ibu Ethan. Barulah dia melihat Ethan yang terbaring lemah di ranjang, nyaris tak bernyawa.“Apa yang terjadi?” Olivia mengernyit heran. Di kehidupan sebelumnya, Ethan hidup hingga usia lima puluh lebih dan meninggal karena kecelakaan mobil.Namun di kehidupan kali ini, kenapa kondisi tubuhnya terlihat begitu parah?Ibu Ethan menjawab dengan suara bergetar, “Sejak kamu pergi, dia benar-benar menyiksa dirinya sendiri dan kerja tanpa henti setiap hari. Dinasehati pun nggak mau dengar.”“Tubuhnya mana kuat dipaksa seperti itu? Baru-baru ini dokter bilang dia terkena kanker stadium akhir.”Kesehatan seseorang memang sangat berkaitan dengan faktor genetik, pola makan, gaya hidup dan suasana hati.Setelah kepergian Olivia, suasana hati Ethan benar-benar hancur. Dalam gaya hidup dan pola makannya, dia benar-benar menyiksa dirinya sendiri habis-habisan. Hingga akhirnya kesehatannya pun hancur.Olivia menatap Ethan yang terbaring di ranjang rumah sakit.

  • Cintanya Bukan Untukku   Bab 24

    Ethan terdiam dan Olivia menatapnya sambil mengucapkan setiap kata dengan perlahan,“Ethan, kalau kamu pernah dikhianati seseorang selama lebih dari dua puluh tahun di kehidupan sebelumnya, penantian selama dua puluh tahun lebih, lalu akhirnya malah mati karena keegoisannya….”“Dan diberi kesempatan terlahir kembali, kamu masih mau kasih orang itu kesempatan? Kamu rela menghabiskan satu detik pun untuknya?”Wajah Ethan langsung pucat. Dia membeku di tempat, tanpa bisa mengucapkan sepatah kata pun.Sementara itu, Olivia malah dengan tenang berkata, “Ekspresimu sudah memberitahuku jawabannya. Jadi, aku harap kamu bisa mengerti keputusanku.”“Ethan, tolong jangan mencariku lagi.”Usai bicara, Olivia pun berbalik dan pergi tanpa menoleh lagi.Ethan hanya berdiri di tempat, seperti orang kehilangan arah.Sejak dulu, dia memang merasa mimpinya itu terlalu nyata.Namun, dia tak pernah menyangka bahwa Olivia akan mengatakan padanya bahwa mimpi itu benar-benar nyata.Artinya, Olivia benar-benar

  • Cintanya Bukan Untukku   Bab 23

    Olivia akhirnya sadar apa yang sebenarnya terjadi. Dia mengernyit dan berkata pelan, “Pak, lebih baik aku pulang dan lanjutkan penelitianku.”Olivia pun berbalik dan hendak pergi, tapi baru sampai di depan lorong, Ethan sudah lebih dulu melangkah dan meraih tangannya.“Olivia, kenapa kamu menghindar begitu melihatku?”Olivia melepaskan tangannya dari genggaman Ethan dan menjawab datar, “Aku nggak sedang menghindar.”Namun, Ethan malah semakin emosional, “Kamu bohong. Begitu melihatku, kamu langsung pergi.”“Kalau benar kamu nggak ada perasaan apa pun lagi padaku, kenapa kamu nggak berani menatapku?”Olivia hanya bisa menghela napas pasrah. Dia pun menatap Ethan, tanpa sedikit pun rasa takut dan ingin lari. Lalu, menjawab dengan tenang, “Kamu lihat sendiri, aku nggak menghindarimu.”“Sudah kubilang, aku hanya nggak mau buang-buang waktuku lagi untukmu. Hanya sebatas itu.”Apa yang dikatakan Olivia itu memang kenyataan. Seumur hidup di kehidupan masa lalu dan masa muda di kehidupan sekar

  • Cintanya Bukan Untukku   Bab 22

    Tangan Olivia yang sedang memegang sendok tiba-tiba terhenti.Meski kehidupan mereka di pusat antariksa dikatakan benar-benar terisolasi dan tak boleh berhubungan dengan dunia luar demi menjaga kerahasiaan proyek, kenyataannya tidak sepenuhnya begitu.Mereka memang tidak diperbolehkan berkomunikasi ke luar, tapi tidak mungkin semua peneliti benar-benar diputus dari internet. Tanpa hiburan sama sekali, tidak akan ada yang sanggup bertahan.Karena itu, para peneliti tetap diperbolehkan mengakses internet untuk membaca berita dan belanja online.Hanya saja, mereka tidak boleh mengunggah apa pun dan semua barang yang dibeli harus dikirim ke alamat pusat untuk diperiksa dulu sebelum disalurkan ke mereka.Jadi, sebenarnya Olivia juga sudah melihat semua pemberitaan tentang Ethan yang menyatakan cintanya di internet.Rekan-rekan satu timnya kini semua menatapnya dengan penasaran.“Olivia, dipikir-pikir waktu tunangannya pergi sama sepertimu, tapi tunangannya pergi sekolah keluar negeri, tapi

  • Cintanya Bukan Untukku   Bab 21

    Ibu Ethan langsung tertegun, baru sadar ketika mengangkat kepala dan melihat Ethan mengepalkan tangannya erat-erat, lalu dengan tegas berkata, “Asal Olivia masih ada di dunia ini, aku pasti akan mengejarnya kembali.”“Sekalipun harus ke ujung dunia, aku juga akan mencarinya sampai ketemu.”Dalam momen sesingkat itu, Ethan sudah meyakinkan semuanya.Dibandingkan dengan mimpi buruk di mana mereka berdua meninggal dan menjalani dua puluh tahun pernikahan tanpa cinta, lebih baik merealisasikannya di dunia nyata.Meskipun Olivia telah pergi, selama dirinya masih hidup, Ethan yakin bisa mendapatkannya kembali.Lagipula, dia percaya Olivia yang dulu begitu menyukainya, tidak mungkin benar-benar bisa melepaskannya begitu saja.Semua ini hanya karena sikapnya terlalu buruk sebelumnya, sehingga membuat Olivia kecewa dan memilih pergi.Namun sekarang, Ethan sudah menyadari perasaannya yang sebenarnya. Selama dia sungguh-sungguh memperjuangkan Olivia, mereka pasti bisa kembali bersama.Ibu Ethan

  • Cintanya Bukan Untukku   Bab 20

    Begitu tersadar dari mimpi, Ethan sangat senang. Karena di dunia nyata ini, Olivia masih hidup. Dia belum mati ditusuk orang gara-gara dirinya.Namun detik berikutnya, rasa senang itu langsung berubah menjadi sesak luar biasa. Karena meskipun Olivia masih hidup, dia sudah pergi ke tempat yang tak akan bisa dia temukan lagi.Bagaimanapun juga, dalam mimpi itu, dirinya benar-benar telah memiliki Olivia selama dua puluh tahun lebih.Namun, dirinya yang sekarang benar-benar kehilangan Olivia.Memikirkan itu saja sudah membuat dadanya terasa sangat sakit. Dia mencengkeram kepalanya erat-erat, bahkan untuk bernapas saja terasa sangat berat.Melihat kondisinya seperti itu, ibu Ethan pun langsung panik dan buru-buru menariknya, “Ethan, kamu kenapa? Nggak enak badan? Aku panggil dokter, ya?”Ethan pun perlahan mengangkat kepalanya, dengan mata berkaca-kaca, dia menatap ibunya dan berkata dengan suara serak, “Ibu, sepertinya… aku benar-benar mencintai Olivia.”Begitu kalimat itu keluar dari mulu

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status