Share

Bab 3

Aвтор: Buchara
Naikkan penawarannya, artinya tak peduli berapa pun harga yang ditawarkan orang lain, Ethan akan langsung menambahkan dua miliar di atasnya.

Dia tak peduli soal biaya, yang terpenting dirinya harus mendapatkan karya bernama [Cinta] ini.

Raut wajah Olivia langsung pucat.

“Ethan.”

Suara Olivia terdengar bergetar,

“Haruskah kamu seperti ini? Dari kecil sampai sekarang, aku belum pernah meminta apa pun darimu. Tapi kali ini, anggap saja aku memohon padamu, bisakah berikan peninggalan ibuku padaku?”

Ibunya sudah sering menyebut karya ini semasa hidupnya. Itu adalah karya yang paling ingin dibelinya kembali.

Namun, Ethan hanya menanggapinya dengan datar, “Maaf, Emma menyukainya.”

Tangan Olivia yang hendak mengangkat papan lelang pun terkulai lemas.

Meski orang tuanya mewariskan harta dalam jumlah besar, uang tunai di tangannya tetap tidak bisa menandingi Ethan.

Dan akhirnya, karya bernama [Cinta] milik ibunya pun jatuh ke tangan Emma.

“Terima kasih, om! Aku suka sekali!”

Emma menerimanya dengan gembira, tapi tiba-tiba tangannya terlepas.

Brak!

Karya itu pun jatuh ke lantai dan pecah berkeping-keping.

….

Pada akhirnya, karya kesayangan ibunya hancur.

Dengan mata memerah, Olivia memunguti pecahan-pecahan keramik itu dan membawanya pulang. Dia mencoba menyusunnya kembali dengan hati-hati.

Namun, saat baru mulai terbentuk sedikit bentuk dasarnya, pembantu datang menghampirinya.

“Bu Olivia, Nona Emma datang. Dia berlutut di depan gerbang, katanya mau minta maaf padamu.”

“Dia juga bilang… kalau kamu nggak keluar sendiri dan memaafkannya, dia nggak akan berdiri.”

Olivia tak menoleh sedikit pun.

“Aku nggak mau menemuinya.”

Beberapa saat kemudian, hujan deras mulai turun.

Ethan melangkah masuk ke vila Keluarga Sean dengan wajah muram.

“Olivia, keterlaluan sekali kamu!”

Pria yang biasanya tenang itu, kini tampak penuh amarah.

“Emma sudah berlutut selama satu jam di luar! Kamu hanya perlu keluar dan bilang sudah memaafkannya saja, apa itu sangat sulit?”

Tangan Olivia yang sedang menyusun pecahan keramik itu akhirnya berhenti.

“Dia sendiri yang mau berlutut,” ucap Olivia dengan dingin, lalu melanjutkan, “Dia sudah menghancurkan peninggalan ibuku, kenapa aku yang harus pergi memaafkannya?”

“Kamu!”

Ethan benar-benar marah, tapi belum sempat bicara lagi, asistennya sudah berlari masuk.

“Gawat! Pak Ethan, Nona Emma pingsan!”

“Apa?”

Wajah Ethan langsung berubah drastis.

Begitu dia menoleh dan melihat Olivia masih dengan tenang menyusun pecahan keramik itu, dia pun naik pitam. Dengan satu gerakan kasar, dia menyapu pecahan yang nyaris tersusun sempurna itu ke lantai.

“Olivia! Dasar nggak punya hati!”

Usai bicara, Ethan langsung berbalik dan berlari keluar, menggendong Emma yang terbaring di tengah hujan.

Olivia menatap pecahan keramik yang kini hancur untuk kedua kalinya. Air matanya yang sejak tadi ditahan, akhirnya tak bisa dibendung lagi.

Tak punya hati?

Dirinya selalu mengejar pria itu selama bertahun-tahun, hanya agar bisa mendapat sedikit perhatian darinya. Tapi, apa balasan yang dia dapat?

Kematian tragis di kehidupan sebelumnya.

Dan ketidakpeduliannya di kehidupan ini.

Jadi, siapa sebenarnya yang tidak punya hati?

Olivia menyeka air matanya, lalu memungut satu per satu pecahan keramik yang kini sudah tak mungkin disatukan lagi.

Ethan.

Aku tak mau mencintaimu lagi.

Bahkan sedikit pun, aku tak akan mau lagi.

….

Setelah benar-benar memutuskan untuk mengakhiri segalanya, Olivia pun mengemas semua hadiah yang pernah diberikan Ethan dan mengirimkannya kembali ke rumahnya.

Meski disebut hadiah dari Ethan, sebenarnya setiap pemberian itu hanyalah barang yang dibeli seadanya oleh asisten, atas desakan ayah dan ibu Ethan.

Kecuali giok warisan Keluarga Pruden yang sangat berharga. Itu terlalu berharga, jadi Olivia berniat mengembalikannya secara langsung.

Namun, saat sampai di depan ruang rawat Emma, Olivia mendengar suaranya dari dalam.

“Om, jangan terlalu baik padaku. Aku takut terbiasa dengan kebaikanmu. Nanti kalau kamu menikah, aku jadi nggak terbiasa….”

Lewat kaca bening di pintu ruangan, Olivia melihat ekspresi penuh kasih Ethan. Ethan tampak reflek mengangkat tangan, seolah ingin memeluk gadis itu.

Namun, pada akhirnya berhasil menahan diri.

Akhirnya, tangannya hanya mendarat di kepala gadis itu, tatapannya juga tampak penuh kesabaran.

“Asal bicara apa? Meski sudah menikah, aku tetap akan selalu baik padamu.”

Mata Emma langsung berbinar, kemudian Ethan kembali berkata,

“Aku sudah pernah bilang, kamu bisa menganggapku sebagai om kandungmu. Aku akan menjagamu seumur hidup.”

Kekecewaan tampak melintas di mata Emma. Dia pun menundukkan kepalanya.

“Hanya sebagai paman saja….” gumamnya pelan, lalu melanjutkan, “Tapi, setelah om menikah, cepat atau lambat akan punya anak sendiri. Hingga saat itu tiba, apa aku masih berarti….”

“Nggak akan ada.”

Tak disangka, Ethan menjawabnya tanpa ragu sedikit pun.

“Aku dan Olivia nggak akan punya anak.”

Emma tampak terkejut dan bertanya, “Kenapa?”

Ethan menunduk menatapnya, ekspresinya terlalu rumit dan sulit untuk dimengerti.

“Aku sudah menyuruh orang menyiapkan pil KB jangka panjang. Setelah menikah, aku akan memastikan Olivia meminumnya setiap hari. Jadi, kami nggak akan punya anak.”

“Emma, aku akan selalu menjadi ommu. Semua warisanku juga akan menjadi milikmu.”

“Jadi, kamu jangan khawatir lagi, ya?”
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Cintanya Bukan Untukku   Bab 25

    Olivia pun pergi ke rumah sakit mengikuti ibu Ethan. Barulah dia melihat Ethan yang terbaring lemah di ranjang, nyaris tak bernyawa.“Apa yang terjadi?” Olivia mengernyit heran. Di kehidupan sebelumnya, Ethan hidup hingga usia lima puluh lebih dan meninggal karena kecelakaan mobil.Namun di kehidupan kali ini, kenapa kondisi tubuhnya terlihat begitu parah?Ibu Ethan menjawab dengan suara bergetar, “Sejak kamu pergi, dia benar-benar menyiksa dirinya sendiri dan kerja tanpa henti setiap hari. Dinasehati pun nggak mau dengar.”“Tubuhnya mana kuat dipaksa seperti itu? Baru-baru ini dokter bilang dia terkena kanker stadium akhir.”Kesehatan seseorang memang sangat berkaitan dengan faktor genetik, pola makan, gaya hidup dan suasana hati.Setelah kepergian Olivia, suasana hati Ethan benar-benar hancur. Dalam gaya hidup dan pola makannya, dia benar-benar menyiksa dirinya sendiri habis-habisan. Hingga akhirnya kesehatannya pun hancur.Olivia menatap Ethan yang terbaring di ranjang rumah sakit.

  • Cintanya Bukan Untukku   Bab 24

    Ethan terdiam dan Olivia menatapnya sambil mengucapkan setiap kata dengan perlahan,“Ethan, kalau kamu pernah dikhianati seseorang selama lebih dari dua puluh tahun di kehidupan sebelumnya, penantian selama dua puluh tahun lebih, lalu akhirnya malah mati karena keegoisannya….”“Dan diberi kesempatan terlahir kembali, kamu masih mau kasih orang itu kesempatan? Kamu rela menghabiskan satu detik pun untuknya?”Wajah Ethan langsung pucat. Dia membeku di tempat, tanpa bisa mengucapkan sepatah kata pun.Sementara itu, Olivia malah dengan tenang berkata, “Ekspresimu sudah memberitahuku jawabannya. Jadi, aku harap kamu bisa mengerti keputusanku.”“Ethan, tolong jangan mencariku lagi.”Usai bicara, Olivia pun berbalik dan pergi tanpa menoleh lagi.Ethan hanya berdiri di tempat, seperti orang kehilangan arah.Sejak dulu, dia memang merasa mimpinya itu terlalu nyata.Namun, dia tak pernah menyangka bahwa Olivia akan mengatakan padanya bahwa mimpi itu benar-benar nyata.Artinya, Olivia benar-benar

  • Cintanya Bukan Untukku   Bab 23

    Olivia akhirnya sadar apa yang sebenarnya terjadi. Dia mengernyit dan berkata pelan, “Pak, lebih baik aku pulang dan lanjutkan penelitianku.”Olivia pun berbalik dan hendak pergi, tapi baru sampai di depan lorong, Ethan sudah lebih dulu melangkah dan meraih tangannya.“Olivia, kenapa kamu menghindar begitu melihatku?”Olivia melepaskan tangannya dari genggaman Ethan dan menjawab datar, “Aku nggak sedang menghindar.”Namun, Ethan malah semakin emosional, “Kamu bohong. Begitu melihatku, kamu langsung pergi.”“Kalau benar kamu nggak ada perasaan apa pun lagi padaku, kenapa kamu nggak berani menatapku?”Olivia hanya bisa menghela napas pasrah. Dia pun menatap Ethan, tanpa sedikit pun rasa takut dan ingin lari. Lalu, menjawab dengan tenang, “Kamu lihat sendiri, aku nggak menghindarimu.”“Sudah kubilang, aku hanya nggak mau buang-buang waktuku lagi untukmu. Hanya sebatas itu.”Apa yang dikatakan Olivia itu memang kenyataan. Seumur hidup di kehidupan masa lalu dan masa muda di kehidupan sekar

  • Cintanya Bukan Untukku   Bab 22

    Tangan Olivia yang sedang memegang sendok tiba-tiba terhenti.Meski kehidupan mereka di pusat antariksa dikatakan benar-benar terisolasi dan tak boleh berhubungan dengan dunia luar demi menjaga kerahasiaan proyek, kenyataannya tidak sepenuhnya begitu.Mereka memang tidak diperbolehkan berkomunikasi ke luar, tapi tidak mungkin semua peneliti benar-benar diputus dari internet. Tanpa hiburan sama sekali, tidak akan ada yang sanggup bertahan.Karena itu, para peneliti tetap diperbolehkan mengakses internet untuk membaca berita dan belanja online.Hanya saja, mereka tidak boleh mengunggah apa pun dan semua barang yang dibeli harus dikirim ke alamat pusat untuk diperiksa dulu sebelum disalurkan ke mereka.Jadi, sebenarnya Olivia juga sudah melihat semua pemberitaan tentang Ethan yang menyatakan cintanya di internet.Rekan-rekan satu timnya kini semua menatapnya dengan penasaran.“Olivia, dipikir-pikir waktu tunangannya pergi sama sepertimu, tapi tunangannya pergi sekolah keluar negeri, tapi

  • Cintanya Bukan Untukku   Bab 21

    Ibu Ethan langsung tertegun, baru sadar ketika mengangkat kepala dan melihat Ethan mengepalkan tangannya erat-erat, lalu dengan tegas berkata, “Asal Olivia masih ada di dunia ini, aku pasti akan mengejarnya kembali.”“Sekalipun harus ke ujung dunia, aku juga akan mencarinya sampai ketemu.”Dalam momen sesingkat itu, Ethan sudah meyakinkan semuanya.Dibandingkan dengan mimpi buruk di mana mereka berdua meninggal dan menjalani dua puluh tahun pernikahan tanpa cinta, lebih baik merealisasikannya di dunia nyata.Meskipun Olivia telah pergi, selama dirinya masih hidup, Ethan yakin bisa mendapatkannya kembali.Lagipula, dia percaya Olivia yang dulu begitu menyukainya, tidak mungkin benar-benar bisa melepaskannya begitu saja.Semua ini hanya karena sikapnya terlalu buruk sebelumnya, sehingga membuat Olivia kecewa dan memilih pergi.Namun sekarang, Ethan sudah menyadari perasaannya yang sebenarnya. Selama dia sungguh-sungguh memperjuangkan Olivia, mereka pasti bisa kembali bersama.Ibu Ethan

  • Cintanya Bukan Untukku   Bab 20

    Begitu tersadar dari mimpi, Ethan sangat senang. Karena di dunia nyata ini, Olivia masih hidup. Dia belum mati ditusuk orang gara-gara dirinya.Namun detik berikutnya, rasa senang itu langsung berubah menjadi sesak luar biasa. Karena meskipun Olivia masih hidup, dia sudah pergi ke tempat yang tak akan bisa dia temukan lagi.Bagaimanapun juga, dalam mimpi itu, dirinya benar-benar telah memiliki Olivia selama dua puluh tahun lebih.Namun, dirinya yang sekarang benar-benar kehilangan Olivia.Memikirkan itu saja sudah membuat dadanya terasa sangat sakit. Dia mencengkeram kepalanya erat-erat, bahkan untuk bernapas saja terasa sangat berat.Melihat kondisinya seperti itu, ibu Ethan pun langsung panik dan buru-buru menariknya, “Ethan, kamu kenapa? Nggak enak badan? Aku panggil dokter, ya?”Ethan pun perlahan mengangkat kepalanya, dengan mata berkaca-kaca, dia menatap ibunya dan berkata dengan suara serak, “Ibu, sepertinya… aku benar-benar mencintai Olivia.”Begitu kalimat itu keluar dari mulu

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status