Share

Bab 6

Author: Merspenstory
last update Huling Na-update: 2025-05-23 15:15:29

Sebastian menatap Sienna beberapa detik tanpa berkedip. Tatapannya tajam, seolah ingin memastikan bahwa ia tidak salah dengar.

“Katakan sekali lagi,” titahnya.

Sienna mengangkat dagunya. Meski ada gemetar samar di jemarinya yang mengepal di pangkuan, suaranya tetap teguh.

“Aku akan menikah denganmu.”

Keheningan menggantung di ruangan. Detik berikutnya, Sebastian meletakkan cangkir kopinya dengan tenang di atas meja. Suara porselen menyentuh kayu jati terdengar begitu nyaring di tengah atmosfer tegang di antara mereka.

“Akhirnya,” katanya penuh kemenangan. “Pilihan yang masuk akal.”

“Jangan salah mengartikan ini,” balas Sienna cepat. “Ini bukan karena aku setuju denganmu. Ini hanya karena tak ada pilihan yang lebih manusiawi.”

Sebastian tersenyum tipis. “Lagi-lagi logika menyelamatkanmu.”

Sienna mencibir. “Logika, atau jebakan yang kau desain dengan sempurna?”

“Aku hanya mengatur bidak-bidak,” kata Sebastian santai, kemudian berdiri dari duduknya dan melangkah perlahan ke arah Sienna. “Tapi yang melangkah adalah kamu sendiri, Sienna.”

Langkah Sebastian berhenti tepat di samping Sienna. Tangannya menyentuh bahu wanita itu.

Sienna menegang, tapi tak menyingkir. Melawan sentuhan itu hanya akan membuatnya tampak lemah, dan ia menolak terlihat rapuh di hadapan pria penuh kuasa ini.

“Aku ingin pernikahan ini segera disiapkan,” ujar Sebastian tegas. “Kita akan menikah dalam dua minggu.”

Sienna menoleh, menatap pria itu tak percaya. “Dua minggu?”

“Kau sendiri yang bilang kau akan menikah denganku,” jawab Sebastian singkat. “Dan aku tidak suka menunda hal yang pasti.”

“Kau memperlakukanku seperti proyek investasi yang harus dituntaskan sebelum tenggat waktu,” geram Sienna.

Sebastian hanya tersenyum dingin. “Aku menganggap ini seperti misi penting. Dan seperti biasa, aku akan menyelesaikannya dengan sempurna.”

***

Kediaman keluarga Hart berdiri megah di pinggiran kota, dibalut kemewahan yang selalu tampak sedikit dipaksakan. Sienna berdiri di depan pintu utama dengan gugup. Hari ini ia akan memberi tahu orang tuanya tentang pernikahannya dengan Sebastian Dellier.

Begitu pintu terbuka, Stacey langsung menampakkan wajah terkejut yang segera berubah menjadi kemarahan. “Sienna! Ke mana saja kamu—” ucapannya tertahan begitu menyadari keberadaan Sebastian yang tinggi menjulang.

“Aku datang kemari untuk memberi tahu sesuatu. Bisa kita bicara di dalam, Bu?” tanya Sienna, berusaha menahan gemetar dalam suaranya.

Stacey menatapnya tajam, lalu mendengus sebelum mempersilakan keduanya masuk. Di ruang tengah, Gregory Hart—ayah Sienna—sedang duduk santai bersama Lance. Kedua pria itu tampak terkejut melihat Sienna datang bersama pria paling berkuasa di negara ini.

“Aku akan langsung saja,” ucap Sienna melewatkan basa-basi. “Aku akan menikah dengan Sebastian dua minggu lagi.”

Kata-kata itu meledak seperti granat di tengah ruangan. Stacey dan Lance langsung terkejut, sedangkan Gregory menyipitkan mata.

“Menikah?” desis Stacey. “Kau tidak sedang bercanda ‘kan, Sienna? Kau tahu siapa dia? Dia—”

“Dia Sebastian Dellier. Calon suamiku,” potong Sienna tegas. “Dan pernikahan ini sudah diputuskan.”

Stacey tertawa gugup. “Sienna, kami tahu keluarga Dellier itu kuat, tapi kita tidak bisa... kita tidak ….”

Bukan tanpa alasan Stacey tampak keberatan. Meski keluarga Dellier sangat berpengaruh, keluarga Hart tahu bahwa mereka takkan bisa memanfaatkan kekuatan itu untuk keuntungan sendiri. Apa gunanya kekuasaan besar jika tak bisa digunakan?

Sebastian yang sedari tadi bersandar santai, menatap kedua orang tua Sienna dengan dingin sebelum akhirnya mengeluarkan sesuatu dari dalam jasnya.

Selembar cek.

Ia meletakkannya di atas meja kaca dengan gerakan elegan namun menghina. Angka yang tertulis di sana begitu besar, cukup untuk membeli dua rumah Hart yang sombong ini dan masih menyisakan lebih.

“Anggap ini kompensasi karena kalian kehilangan kendali atas hidup Sienna. Dan mulai sekarang, jangan ganggu dia lagi.”

Keheningan seketika menggantung. Stacey menatap cek itu seolah melihat surga. Gregory hanya membatu beberapa detik sebelum menghela napas berat lalu mengangguk.

“Kau sangat murah hati,” gumam Gregory kaku.

Sienna menoleh cepat. Matanya membulat. “Ayah—”

“Kau akan menikah dengannya, ‘kan? Dia bisa memberimu hidup yang layak. Kami tak perlu ikut campur lagi.”

Dalam sekejap, Sebastian berhasil membuat kedua orang tuanya berubah pikiran. Dan entah kenapa, hal itu membuat Sienna merasa terhina!

Sienna menatap kedua orang tuanya. Ada rasa sakit yang menohok menghantam dadanya.

“Kalian benar-benar menjualku?” desis Sienna dengan mata bergetar.

Stacey mengangkat bahu. “Sienna, Sayang, jangan dramatis. Bukankah kau sendiri yang bilang pernikahan ini sudah ditetapkan? Kau yang dengan bangga mengatakan pada kami akan menikah dengannya. Lalu, sikap apa ini sekarang?”

Sebastian melangkah maju. Tatapannya dingin, suaranya tegas. “Sienna bukan barang. Tapi jika kalian bersikeras memperlakukannya demikian, maka aku pastikan dia tak akan pernah kembali ke pasar ini.”

Ia mengulurkan tangan pada Sienna, tapi wanita itu hanya menatapnya tajam, lalu berbalik dan berjalan keluar lebih dulu.

Begitu berada di luar rumah keluarga Hart, Sienna berhenti di teras. Sebastian menyusulnya.

“Kau benar-benar menjatuhkan harga diriku,” gumam Sienna penuh luka. “Di depan Lance. Di depan orang tuaku.”

“Kau bisa pergi,” jawab Sebastian tenang. “Tapi mereka akan tetap menjualmu, hanya saja ke penawar lain. Dan aku tidak akan membiarkan itu.”

Sienna menatap pria itu, mata hazelnya memerah. “Kau pikir caramu lebih baik?”

Sebastian menunduk sedikit, menatap wajah Sienna lekat-lekat. “Tidak lebih baik. Hanya lebih pasti.”

Sienna mendesis kesal. “Dasar psikopat!” umpatnya.

“Terserah,” sahut Sebastian tak peduli. “Setidaknya aku orang yang membawamu keluar dari pelelangan bernama keluarga, Sayang.”

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Ciuman Tak Terlupakan Sang CEO   Bab 16

    Beberapa menit berlalu dalam ketegangan yang senyap. Sienna masih duduk di kursi ruang tunggu, lututnya diperban rapi dan pergelangan tangannya berdenyut nyeri. Di sampingnya, wanita berhijab yang tadi menolongnya masih duduk dengan tenang.“Terima kasih,” ucap Sienna pada wanita itu, suaranya pelan dan tulus. “AKu tidak tahu harus bagaimana jika Anda tidak muncul.”Wanita berhijab itu tersenyum hangat, matanya sempat menangkap cincin di jari manis Sienna. “Jangan dipikirkan. Siapa pun pasti akan melakukan hal yang sama.”Sienna hendak mengatakan sesuatu lagi ketika pintu klinik terbuka secara tiba-tiba.Sebastian melangkah masuk dengan gerakan cepat. Matanya menyapu ruangan sampai menemukan Sienna, lalu tatapannya langsung menajam.“Sienna,” ucapnya serak sambil tergesa menghampiri. “Apa yang terjadi?”Sienna berdiri perlahan. “Aku baik-baik saja. Hanya memar ringan, lututku—”Belum selesai ia menjelaskan, pandangan Sebastian beralih pada wanita berhijab yang berdiri di samping Sienn

  • Ciuman Tak Terlupakan Sang CEO   Bab 15

    Matahari Dubai menyelinap masuk lewat tirai tipis ketika Sienna terbangun keesokan harinya. Penthouse itu sunyi.Jam dinding menunjukkan pukul sembilan lewat lima belas. Ia melirik ke sisi tempat tidur yang kosong, lalu duduk sambil menghela napas. Sebastian pasti sudah pergi.Sienna berjalan pelan ke ruang utama dan menemukan secarik catatan di atas meja.[Ada pertemuan pagi ini. Jangan keluar sendirian dan tunggu aku. – S.]Sienna mendecih pelan. “Jangan keluar sendiri? Serius? Aku bukan tahanan,” desisnya.Dengan enggan, ia menyantap sarapan yang sudah disiapkan oleh staf hotel, lalu berjalan ke jendela untuk menikmati pemandangan. Kota Dubai membentang luas di bawah sana, gemerlap dan asing.Sienna kembali ke kamar dan mencoba mengalihkan pikirannya. Ia membuka tablet dan mulai memindahkan beberapa sketsa desain, tapi tak lama kemudian rasa bosan mulai menyusup. Ia terlalu gelisah untuk berkonsentrasi.“Ada apa denganku hari ini?” gumamnya sambil memijat pelipis.Beberapa saat kem

  • Ciuman Tak Terlupakan Sang CEO   Bab 14

    Langit sudah gelap ketika Sienna berdiri di depan mansion dengan koper di sampingnya. Udara yang dingin menyusup ke balik mantel panjangnya, tapi bukan itu yang membuatnya menggigil. Melainkan kenyataan bahwa ia akan pergi ke Dubai bersama Sebastian.Sebastian berdiri beberapa langkah di depannya, tengah berbicara di telepon dengan seseorang. Hanya sepatah dua patah kata, dan lawan bicaranya langsung bungkam.“Pria ini benar-benar penuh kontrol,” gumam Sienna pelan, tatapannya tak lepas dari Sebastian.Begitu sambungan telepon ditutup, Sebastian menoleh padanya. “Mobil sudah siap.”Sienna hanya mengangguk dan mengikuti langkah pria itu ke arah mobil hitam yang menunggu di depan tangga utama. Brandon membukakan pintu belakang, dan Sebastian masuk lebih dulu tanpa menoleh. Sienna mengikuti, duduk di kursi bersebelahan tanpa tahu harus berkata apa.Mobil begerak stabil menuju bandara.“Berapa lama penerbangannya?” tanya Sienna basa-basi.Sebastian menoleh sedikit. “Empat belas jam. Kita

  • Ciuman Tak Terlupakan Sang CEO   Bab 13

    Keesokan paginya….Sienna menggeliat pelan di balik selimut tebal. Kepalanya sedikit berat, tapi tidak sampai pusing. Ia masih ingat anggur merah. Cocktail manis. Dan begitu banyak tawa.Lalu–Sienna membuka mata lebar-lebar.Ciuman.Kepalanya terangkat cepat, jantungnya ikut melonjak. Ia duduk, lalu memeluk lutut sambil menyandarkan dagu. “Tolong katakan itu hanya mimpi,” gumamnya pelan, tapi detak jantungnya tahu lebih dulu bahwa itu nyata.Sienna masih bisa merasakan tekstur kemeja Sebastian di bawah tangannya. Aroma samar dari tubuh pria itu. Dan... bibirnya.Sienna menenggelamkan wajah ke lutut. “Ya Tuhan, aku benar-benar menciumnya,” desisnya. “Aku menyerangnya di depan tempat tidur. Saat aku mabuk.”Wajahnya sudah pasti memerah. Sienna mengangkat kepala dan memandang sekitar, mencari keberadaan Sebastian. Tapi pria itu tidak ada.Sienna mengembuskan napas pelan. Entah lega atau kecewa, ia tak yakin. Sesuatu dalam dirinya ingin berpura-pura tidak pernah terjadi apa-apa, tapi....

  • Ciuman Tak Terlupakan Sang CEO   Bab 12

    Malam mulai larut ketika mereka meninggalkan restoran. Sienna bersandar malas di jok belakang, kepalanya terayun pelan ke sisi jendela, sementara pipinya bersemu merah muda. Dua gelas anggur ditambah satu cocktail manis telah membuatnya sedikit limbung.Sebastian duduk di sebelahnya, tenang dan tetap menjaga jarak. Tapi suasana tenang itu langsung terusik ketika Sienna tiba-tiba menoleh ke arah Sebastian, matanya yang setengah redup menyipit manja.“Kau tahu,” gumamnya dengan suara pelan dan sedikit serak, “kau terlihat jauh lebih tampan ketika wajahmu serius seperti itu.”Sebastian melirik cepat, lalu kembali menatap ke depan. “Kau mabuk.”“Sedikit,” ucap Sienna sambil mengangkat dua jarinya, “tapi bukan berarti aku tidak tahu apa yang sedang kulakukan.” Ia mencondongkan tubuh, menyandarkan dagunya ke bahu Sebastian dan berbisik, “Aku hanya sedang menikmati suamiku yang terlalu dingin dan terlalu tampan untuk dibiarkan begitu saja.”Sebastian menarik napas panjang, mencoba untuk teta

  • Ciuman Tak Terlupakan Sang CEO   Bab 11

    Sudah satu jam sejak ia kembali ke suite hotel, namun Sienna tak kunjung merasa tenang. Emosi bergolak hebat dalam dadanya. Ia mencoba menahan diri, menggenggam erat perasaan yang kian tak terkendali.Amarah. Tapi bukan sekadar kemarahan biasa.Tapi pada siapa sebenarnya ia harus mengarahkan semua ini?Pada Nora Delacroix yang tanpa malu menyeretnya ke lobi dan menuduhnya sebagai wanita bayaran? Atau pada Sebastian yang menyembunyikan hubungannya dengan Nora?Ia sudah mengirim pesan. Hanya satu kalimat pendek. Kau bertunangan dengan Nora Delacroix?Tapi tak ada balasan. Mungkin Sebastian tengah duduk di ruang rapat dengan ekspresi tenang, sementara di sini Sienna merasa harga dirinya dihancurkan di depan publik.“Dasar menyebalkan,” desisnya sambil mendengus pelan.Tiba-tiba, pintu terbuka. Sienna menoleh cepat, lalu matanya langsung menangkap sosok Sebastian yang melangkah masuk. Tinggi dan gagah seperti biasa.Mereka sempat saling menatap. Hanya sekejap. Lalu Sienna membuang pandanga

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status