Seminggu setelahnya akhirnya Angkasa dan Kanaya akan menikah. Irwan yang mendengar soal Angkasa yang rupanya merupakan orang kaya menjadi terhipnotis. Tak lagi mempermasalahkan soal tindakan amoral mereka beberapa waktu yang lalu. Baginya kebahagiaan selalu berbanding lurus dengan kekayaan. Ia bahkan mengabaikan perkataan istrinya.
Sementara itu, sang Ibu tak lagi bisa banyak mendebat karena ia selalu kalah ketika berargumen dengan suaminya. Sedangkan Talita lebih takut karena ia tahu jika Angkasa sepertinya bukan orang sembarangan. Ia memilih cari aman untuk dirinya sendiri dan juga karirnya.Kanaya, dalam balutan gaun cantik yang mahal ia justru diam dengan tatapan kosong cenderung sedih saat pria yang ditugaskan untuk menikahi mereka mulai bersuara. Kata demi kata yang terucap membuat kesedihan di relung hatinya kian bertalu-talu.Hingga beberapa saat kemudian," Apa yang telah di satukan oleh Tuhan, tak dapat di ceraikan oleh manusia!"Ia semakin tenggelam dalam tangisannya ketika suara itu terdengar menggema .Sementara Angkasa yang kini berdiri gagah di sampingnya, merasa puas karena berhasil membelenggu satu masalah besar yang mengancam kebahagiaan adiknya." Akan aku buat hidup mu seperti di neraka. Kau yang sudah menganggu kebahagian adikku selama ini, harus merasakan akibatnya." batin Angkasa dengan murka yang membara di hatinya.Tak perlu menunggu waktu yang lama, perubahan sikap Irwan bahkan instan terjadi manakala Angkasa memberinya sejumlah uang lagi .Daniel yang mengurus hal itu bahkan merasa geleng-geleng kepala dengan perubahan sikap Irwan yang sangat cepat.Uang bukanlah masalah bagi bos besar seperti Angkasa. Yang penting ia harus memproteksi Tiara dari segala macam gangguan." Benar-benar penjilat!" kecam Daniel.Beruntung, Daniel bergerak cepat dengan merubah beberapa identitas bosnya agar keluarga Irwan tak tahu siapa mereka sebetulnya meksipun Angkasa sudah telanjur menggunakan nama aslinya." Apa nak Asa tidak mau menginap di sini barang semalam saja?" tanya Irwan dengan begitu ramah sesaat setelah para tamu pergi. Mencoba menjilat apa yang bisa di jilat. Karena seperti mendapat durian runtuh, ia bisa mendapat menantu kaya raya tanpa susah susah mencari." Pasti menginap. Tapi sekarang bukan waktunya. Aku harus segera terbang ke Jepang sore nanti. Dan, aku tidak mau meninggalkan istriku sendiri!" jawabnya dengan senyum palsu.Kanaya masih diam cenderung menahan air matanya. Sama sekali tak berminat untuk nimbrung obrolan dua laki-laki di dekatnya. Ia sangat sedih. Bahkan ia tak sampai hati memberitahu Eddo mengenai hal ini. Ia benar-benar merasa bersalah. Ia juga tak menyangka jika Ayahnya malah berubah secepat ini hanya karena uang." Baiklah kalau begitu. Pasangan baru memang harus begitu. Biar segera mandiri. Naya, kamu beruntung punya suami seperti Asa. Kabari Ayah jika kalian sudah menempati rumah kalian yang baru ya?"Daniel tak berekspresi apapun ketika mendengar kalimat Irwan yang benar-benar seperti penjilat. Ia bahkan masih ingat saat-saat Angkasa di tampar waktu itu." Aku benar-benar muak dengan pria ini!" ucapnya dalam hati.Sore harinya tepat pukul empat tiga, Angkasa berpamitan dan memboyong Kanaya yang masih tak bersuara sejak mereka resmi menikah. Tapi Angkasa tak peduli, baginya yang terpenting ia harus segera mengisolasi Kanaya agar keberadaannya yang membuat ancaman bagi Tiara. Jika sudah begini, orang pasti akan bermanfaat jika Kanaya berada di tangan orang yang tepat.Diluar, mobil yang semula melaju tiba-tiba berhenti dan Angkasa keluar tanpa mengucapkan sepatah katapun.BRAK!Kanaya kaget sebab pintu mobil tiba-tiba di banting oleh Angkasa sesaat setelah pria itu keluar." Bawa dia!" seru Angkasa dari luar.DEGMaka panik lah Kanaya demi mendengar perintah itu." Hey, kenapa aku sendiri. Kenapa kau tidak ikut denganku? Hey!"Tapi anak buah Daniel langsung tancap gas dan meninggalkan Angkasa dan Daniel yang kini masuk ke sebuah mobil. Ya, sepertinya Angkasa baru akan memulai rencananya.Yeremia, pria yang kini mengemudikan mobil yang di tumpangi Kanaya tampak lebih bisu dan kaku dari pada Daniel. Membuat Kanaya semakin merasa ketakutan. Namun kesunyian itu tak bertahan lama. Mulut Kanaya akhirnya terbuka saat Yeremia mengentikan mobilnya di traffic light."Sebenarnya apa yang kalian rencanakan? Kenapa kamu yang malah bawa saya?" tanya Kanaya ragu-ragu.Yeremia melirik istri bosnya itu dari kaca kecil di depannya. "Rencana apa Bu? Kenapa anda berkata seolah-olah Bapak adalah penjahat? Mungkin saja Bapak ingin membuat anda lebih nyaman dengan sendirian!"Mendengar jawaban yang tak sesuai harapan, Kanaya akhirnya kembali diam saat sorot mata yang ia lihat dari pantulan rear vission mirror di depannya seperti mau menelannya. Ia mencoba membuka ponselnya dan mengetik pesan kepada Eddo untuk membunuh rasa takutnya. Namun seperti yang sudah-sudah, ponsel Eddo hanya centang satu. Pasti kekasihnya itu sedang sibuk."Kamu di mana Do?" ia gelisah dalam hati.Sementara itu, Angk
Kanaya menatap sengit pria bermulut pedas itu. Padahal ia hanya bertanya baik-baik tapi kenapa jawaban yang terlontar sungguh menjengkelkan hati. Kini ia mulai bertanya pada dirinya sendiri, apakah keputusasaannya menikah ini benar?"Kontrak pernikahan? Untuk apa semua ini?" Kanaya semakin terkejut demi membaca kop yang tercetak tebal diatas kertas itu. "Kau ini benar-benar lebih bodoh dari yang ku sangka. Baca!" ia menekankan suaranya di akhir kalimat dengan muka berang.Kanaya sontak shock ketika mendengar dirinya di bentak keras oleh angkasa. Sebenarnya apa maunya pria itu. Tiba-tiba berada di kamar dan menidurinya, setelah itu membocorkan hal memalukan kepada orangtuanya dan memintanya menikah secara mendadak dan paksaan, sekarang malah menunjukkan surat nikah kontrak?" Selain berkelakuan buruk, kau ternyata juga sangat bodoh!"Kanaya dengan muka kesal membuka map itu lalu membacanya. Ia sontak membulatkan matanya demi membaca poin poin tak wajar yang ada di sana."Apa-apaan kau
Angkasa rupanya pergi untuk menemui adiknya tercinta, Tiara. Bagaimanapun juga, pasti fokusnya setelah ini harus terbagi. Tapi itu tidak masalah, yang terpenting ia bisa menghindarkan kemungkinan paling buruk yang bakal di lakukan Eddo dengan mengkudeta Kanaya."Kakak?Kau tidak bekerja?" tanya Tiara tak mengira kakaknya ada di rumah di jam sibuk seperti saat ini. Wanita itu bahkan tidak tahu jika sang kakak baru menikahi seorang wanita."Sepertinya adikku ini sudah lupa kalau aku bosnya di sini!" Tiara tersenyum saat mendengar kakaknya berkelakar. Sejurus kemudian pria itu maju dan memeriksa laci kamar adiknya."Sudah waktunya kontrol. Apa suami mu tidak mengecek?" kata Angkasa melihat ke kalender di meja adiknya.Tiara sedikit kelabakan karena Eddo mengatakan jika dua hari akan pergi ke luar kota. Dan dia takut jika kakaknya akan marah bila mengetahui hal tersebut."Dia masih sibuk. Tapi tenang saja kak, aku bisa pergi bersama Bibi Wahyu!""Pergi, kemana?" air muka sang kakak sudah b
Kanaya lekas bangkit dan membuka pintu guna memuaskan keingintahuan.CEKLEK!"Salam kenal Bu Kanaya, saya Daruha, pelayan di rumah ini. Monggo kalau mau makan, sudah siap semuanya di meja makan!"Kanaya mengangguk setengah melolong karena tak menyangka. Rupanya ada wanita juga di rumah ini. Tadinya dia pikir rumah ini hanya di tempati para laki-laki itu saja."Jangan panggil saya Bu, itu... terdengar terlalu tua! Panggil saja saya Naya!" tukasnya mencoba mengakrabkan diri."Maaf Bu, tapi itu sudah peraturannya. Kalau begitu, saya permisi!"Kanaya langsung menghela napas panjang. Baru saja dia merasa senang karena bakal memiliki teman, eh ernyata dia salah menilai. Tentu saja, Daruha kan orangnya Angkasa. Pasti semua orang sudah di doktrin di sini.Tiba-tiba, sebuah pemikiran muncul. Tentang bagiamana dengan toko bunga miliknya? Apa dia minta izin saja pada Angkasa untuk tetap bekerja? Atau, ia mungkin ia juga harus berusaha membuat Angkasa menceraikannya dengan bersikap yang pria itu t
Angkasa memiliki beberapa sumber kekayaan yang berasal dari perusahaan yang sejak dulu sudah dimiliki oleh keluarganya berupa beberapa lahan perkebunan, perikanan, perusahaan manufaktur, dan yang terbaru ia merintis sendiri sebuah perusahaan pengembang properti. Mulai dari membangun apartment, jembatan, jalan tol, hingga bangunan milik pemerintah.Angkasa pernah terlempar di titik nadir ketika di tinggal oleh kedua orangtuanya. Ia bahkan pernah di kecewakan orang dan mengkhianatinya habis-habisan ketika jatuh. Dan dengan susah payah ia kembali merayap, membangun dan mempertahan kebanggaan keluarganya itu. Dan setelah Tiara menikah dengan Eddo, ia memang sengaja memberikan jabatan yang tinggi kepada Eddo di perusahannya sendiri dan tak ingin membiarkan orang baru mengutak-atik perusahan milik keluarganya. Ia cukup selektif memilih orang di perusahaan milik keluarganya.Mobil ia lajukan sendiri menuju kantornya. Ia lantas bergegas memanggil Sarah, staff kepercayaannya untuk mengklarifik
Angkasa malah terkekeh saat melihat wajah serius Daniel ketika berbicara kepadanya. Pria itu malah mirip seperti bapak-bapak yang menasihati seorang anak yang berkelakuan bengal."Kenapa kau malah jadi seperti ini Dan? Kerasukan atau bagiamana?" Angkasa menggeleng."Saya serius Bos. Saat kita menggenggam pasir terlalu erat, maka pasir itu justru akan keluar dan hanya menyisakan sedikit di tangan. Dan sebaliknya anda pasti paham ucapan saya!"Angkasa memandang lekat-lekat pria yang sudah seperti adik, sahabat, teman itu dengan perasaan lain. Baru kali ini Daniel berbicara benar."Akan aku pikirkan!""Tidak usah di pikir. Lakukan saja Boss. Ah elah!" keluh Daniel hanya berani dalam hati."Baik Bos. Maaf, tadi, Bos mau membicarakan apa?" Daniel mengganti topik pembicaraan.Angkasa terlihat menggerus ujung rokok sebelum menjawab,"Aku mau kau menyadap ponsel perempuan itu. Terserah bagiamana caranya. Yang penting kita bisa tahu dengan siapa saja dia berkomunikasi. Sepertinya dia dan Eddo me
Kanaya semakin beringsut mundur manakala Angkasa memajukan langkahnya. Ia sempat melihat ke sekeliling dimana tak ada jalan yang bisa dia gunakan untuk melarikan diri sebab pintu dan jendela tertutup rapat."Kau mau apa?" Kanaya bertanya saat dada sedang berdebar-debarnya. "Kau sangat cantik memang. Wajar kalau kau berhasil membuat dia menyukaimu!" kata Angkasa begitu saja seperti tak sadar dengan apa yang ia katakan.Kanaya langsung mengerutkan kening. Dia? Dia siapa yang di maksud?Tapi Angkasa segera merubah ekspresi wajahnya karena sadar jika dia kelolosan bicara. Ia berusaha menekan rasa benci hanya untuk bisa membuat wanita di depannya berubah mencintai dia."Kita memang menikah secara mendadak dan aku menyebutnya pernikahan kontrak, "Angkasa mulai melangkah maju. "Tapi, mau di sebut apapun, kita ini suami istri kan?""Jangan dekat-dekat!"Tapi bukannya menurut, Angkasa makin mendekati wanita yang wajahnya sudah sangat pias karena takut. Kanaya berusaha melirik sana sini mencari
Bagi Angkasa, seks merupakan kebutuhan biologis yang dewasa ini musti tersalurkan. Selama ini dia memang tidak memiliki pacar. Karena suatu hal ia menutup hatinya dan menggunakan uangnya untuk menyalurkan hasratnya. Tentu saja dengan cara yang aman. Ia memiliki seorang partner ranjang yang ia bayar mahal secara professional. Ia bukanlah pria sembarangan yang tak menghargai dirinya sendiri. Hanya uang, tidak ada hati apalagi perasaan yang bermain di sana.Kata orang bijak, cinta bukanlah seks. Dan seks bukankah cinta. Itu dua hal yang berbeda. Dan sekarang, karena selain berusaha taat pada ucapan Daniel tadi, ia yang merasa telah menggelontorkan uang dalam jumlah yang banyak kepada Irwan yang materialistis itu merasa jika dirinya berhak atas tubuh Kanaya. Sambil menyelam minum air. Begitu pikirnya."Kau harus layani suamimu sekarang Kanaya. Aku bisa membuat mu menjerit semalaman!" ucap Angkasa.Kanaya menatap tajam ke arah lawan bicaranya. Bahkan sampai saat ini ia masih meyakini bila