/ Rumah Tangga / Contract Marriage with A Boss / Bab 6. Di keresahan hati

공유

Bab 6. Di keresahan hati

작가: Mommy Eng
last update 최신 업데이트: 2024-04-24 11:01:21

Kanaya mengunci dirinya di kamar. Ia tak menghiraukan gedoran membabi-buta Ibu dan kakaknya. Hatinya di jejali kesesakan akibat kejadian barusan. Bagaimana sekarang? Apa yang harus ia lakukan? Haruskah ia lari dari semua ini?

Ia memang belum pernah memperkenalkan Eddo kepada keluarganya, tapi saat ini ia hanya mencintai satu orang yaitu Eddo, pria yang sudah ia kenal sejak dulu. Dan rencana memperkenalkan Eddo tinggallah rencana. Ayahnya terlanjur berang dengan keterusterangan pria bernama Angkasa itu. Seandainya saja Eddo mau di kenalkan lebih awal, hal seperti ini mungkin tidak akan pernah terjadi.

"Naya, buka pintunya. Kakak perlu bicara!" seru sang kakak dari balik pintu berpelitur.

Tapi air mata Naya semakin menganak sungai. Hatinya sakit terhimpit kenyataan. Malu, sedih, sakit, kecewa. Entah kekecewaan itu ia tujukan kepada siapa. Yang jelas, tidak seharusnya pria bernama Angkasa itu datang ke rumahnya dengan cara seperti ini.

"Sudah Ta. Biarkan adikmu sendiri dulu. Nanti biar Ibu yang bujuk!" tutur sang Ibu dengan wajah murung.

Talita yang muram akhirnya mengangguk mengiyakan. Mereka berdua akhirnya pergi meninggalkan Kanaya yang pasti memerlukan waktu untuk sendiri.

Malam harinya, Talita yang baru pulang bekerja di hadang oleh seseorang yang membuatnya terkejut setengah mati. Namun, pria itu tak lain itu adalah Angkasa.

"Aku ingin berbicara dengan mu!"

***

"Apa yang kau inginkan?" tanya Talita yang akhirnya duduk berhadapan dengan Angkasa di sebuah tempat bernuansa hangat. Meskipun jaraknya terbilang dekat, namun ia masih menjaga jarak aman dengan Angkasa. Pria yang baru ia temui tadi pagi dan membuat suasana di rumahnya berubah total.

"Jabatan mu adalah sekretaris direksi PT. NusaTrans bukan? Oh ya, mega proyek yang mangkir itu ada sangkut pautnya denganmu juga bukan? " kata Angkasa sembari tersenyum penuh arti.

DEG

Talita sontak mengeraskan rahangnya melihat kelicikan yang tersirat. Siapa orang di hadapannya ini sebenarnya? Kenapa dia bisa tahu seluk beluknya hingga ke pekerjaan?

"Tidak usah bertele-tele. Cepat katakan apa yang ingin kau omongkan?" semburnya langsung murka karena sepertinya Angkasa merupakan orang yang berbahaya.

"Santai lah sedikit kakak ipar!"

Maka semakin takut lah Talita saat ini demi mendengar kalimat bernada ironi yang di iringi senyum penuh kelicikan.

"Aku tahu Kanaya pasti tidak mau menikah denganku. Oleh sebab itu..." Angkasa merubah intonasi suaranya menjadi tegas, " Aku mau kau yang harus melakukan sesuatu untukku. Jika tidak, aku bisa membawa orang lain untuk menempati posisi mu di NusaTrans!"

***

Tiga hari ini Irwan benar-benar tak berbicara sama sekali dengan Kanaya. Pria itu stres dan frustasi dengan kejadian memalukan yang telah terjadi. Ia takut kalau aib ini bakal menyebar dan membuat nama keluarganya hancur. Talita pun yang terintimidasi dengan Angkasa akhirnya memprovokasi sang Ayah.

"Yah, menurutku, Kanaya memang harus tetap menikah dengan laki-laki itu. Masih untung laki-laki itu datang kemari untuk mencari. Sebab jika Kanaya sampai hamil dan tidak ada pria yang bertanggungjawab, itu semua akan membuat permasalahan makin panjang!" ucapnya yang berusaha membujuk agar sang Ayah mau menyetujui dan memaksa Kanaya untuk menikah.

" Tapi kita tidak mungkin tiba-tiba menikahkan mereka. Apa kata teman-teman Ayah?" keluh Irwan.

" Angkasa akan mengatur semuanya. Kalian hanya perlu membujuk Kanaya agar mau menikah. Dan kalian juga harus percaya dengannya. Lagipula , mereka tidak akan tinggal di sini setelah menikah. Mereka akan pergi ke perusahaannya yang ada di luar pulau ini. Jadi, kita bisa bebas dari pertanyaan orang!"

Iriana menitikkan air matanya sebab suaranya tak di dengan oleh suami dan anak sulungnya. Ia takut kepada Angkasa sebab pria itu teramat asing bagi mereka.

"Kita tika kenal dengan pria itu. Lalu bagiamana kita bisa percaya? Bagaimana kalau Kanaya akan menderita. Kita tidak tahu pekerjaan laki-laki itu. "tutur Ibu di sela tangisnya.

"Bu, kita tidak perlu kuatir dengan kehidupan Kanaya. Angkasa adalah bos dari beberapa perusahaan. Dia bahkan sudah mentransfer uang padaku untuk perlengkapan Kanaya menikah!"

" Apa, kau serius?" kata sang Ayah yang langsung tertarik demi mendengar kata uang.

Talita mengangguk meyakinkan. " Lima ratus juta, dan itu baru untuk keperluan kecil!"

Maka tersenyumlah sang Ayah demi mendengar hal itu.

" Nikahkan mereka segera. Aku yakin dia bukan orang sembarangan!"

이 책을 계속 무료로 읽어보세요.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요

최신 챕터

  • Contract Marriage with A Boss    Bab 37. Di toko

    Sejak saat itu, Kanaya Kanaya kembali mengganti nomor ponselnya karena ia tak ingin lagi membuat Eddo semakin tersiksa. Dan Angkasa tentu saja selalu mengetahui dan kembali meminta Daniel untuk menyabotase ponselnya. Ia harus tetap tahu pergerakan perempuan itu. Tak terasa sudah lewat dua bulan. Kanaya mulai terbiasa jika Angkasa pergi berhari-hari lalu pulang tiba-tiba. Ia tak mempersoalkan semua itu. Lagipula ia seperti kehilangan kehendak bebasnya. Ia selalu kalah jika menyangkut kebahagiaan orangtuanya yang selalu berapi-api kala membicarakan Angkasa.Apalagi, ucapan Ayahnya dua bulan lalu semakin membuat dirinya menyerah. "Ayah sangat senang dengan suami kamu. Saat Ayah ajak bertemu dengan teman-teman Papa, mereka semua memuji suami kamu. Angkasa sangat cerdas dan rendah hati. Padahal uangnya banyak. Ayah baru di beri lagi tadi. Ayah merasa bahagia. Terimakasih Nak!" Sebenarnya, justru Talita lah yang memiliki kecenderungan sifat seperti sang Ayah. Materialistis dan cenderu

  • Contract Marriage with A Boss    Bab 36. Heart break

    Eddo menarik tangan Kanaya sedikit kencang karena perasaan ingin tahu yang teramat menggelegak. Selain itu, ia yang lama tak bertemu memiliki kerinduan yang mendalam. "Apa benar kalau kau sudah menikah?" Kanaya, dengan kacamata yang masih belum terlepas menatap Eddo yang terlihat kecewa. Ia menelan ludah gugup. Bom yang selama ini ia bawa kemana-mana meledak sudah. "Maaf!" Hanya itu, hanya itu yang bisa Kanaya ucapkan dengan wajah tertunduk. Seketika suasana sunyi, hening. Ada sejumput rasa sesak yang tiba-tiba hadir. Andai saja ia lebih cepat, andai saja ia tak menunda, andai...andai...andai.... Eddo tak bisa menjawab dan air mukanya terlihat sangat kecewa. Eddo menitikkan air mata. Ia sungguh tak tahu harus berbuat apa. "Siapa suami mu? Dengan siapa kau menikah?" Dengan leher yang serasa tercekat Eddo berusaha angkat suara. "Eddo, aku sudah berusaha memutuskan hubungan kita agar kau tak merasa tersakiti, tapi..." "Tapi bukan itu seharusnya jalan keluarnya!" teria

  • Contract Marriage with A Boss    Bab 35. Jelaskan semua padaku!

    "Ada apa mas?" Tiara bertanya sembari menatap heran suaminya yang terlihat seperti orang shock. Eddo membuka selimutnya dan mendapati jika dirinya memang telah telanjang. Kini jelas sudah, dia pasti semalam mabuk dan akhirnya melakukan hubungan dengan Tiara. Ah sial! "Mas kenapa pucat begitu, mas masih pusing?"Eddo menggeleng dengan frustasi. Ia frustasi bukan karena apapun, ia frustasi karena teringat dengan Kanaya. Ya, pria itu benar-benar hanya memikirkan Kanaya saat ini. "Aku mau mandi dulu!"Tiara diam dan tampak kebingungan ketika Eddo langsung pergi dengan muka suntuk. Pria itu di kamar mandi semakin tampak terpukul. Ia mabuk karena tak kuasa menerima kabar dari Reny, dan ketika sadar justru ia semakin merasakan sakit. Ia harus mencari Kanaya, ia harus membicarakan masalah ini, begitu pikir Eddo. Di kediaman Irwan, Talita yang di jam siang ini tumben sudah pulang terkejut dengan keberadaan Angkasa dan Kanaya di dalam rumahnya. "Naya?" pekik Talita tak menyangka."Surpris

  • Contract Marriage with A Boss    Bab 34. Ke rumah Ibu

    "Mas, kamu mabuk?" Tiara dengan perasaan campur aduk langsung memapah suaminya yang hampir ambruk karena tak kuat menjaga keseimbangan. "Eugghhh!" racau Eddo yang merasa kepalanya sangat berat. Tiara yang khawatir langsung mengajak masuk suaminya lalu merebahkannya di atas ranjang. Dengan cemas, Tiara membantu melepaskan sepatu Eddo, kaos kaki juga jasnya dengan susah payah. Setalah itu, Tiara mengambil air hangat untuk menyeka leher, tangan juga wajah suaminya. Tiara dengan telaten menyeka tubuh suaminya dan berharap mengurangi rasa tak nyaman yang pasti mendera suaminya. Sebenarnya ada apa? Tumben suaminya mabuk sampai seperti ini. Apa ada masalah di kantor? "Naya!" DEG Tiara mengerutkan kening melihat suaminya yang meracau. Dan, tunggu sebentar. Siapa yang di panggil suaminya itu? "Mas!" Tiara menepuk pipi suaminya. Tapi sentuhan itu tiba-tiba membuat Eddo membuka matanya. Tangan lembut itu seolah membuat bangkit sisi maskulinnya. Eddo membuka matanya dan dia seolah

  • Contract Marriage with A Boss    Bab 33. Eddo tahu

    Karena dorongan rasa penasaran, setibanya di rumah Kanaya cepat-cepat menelpon nomor Eddo. Semula Kanaya ragu, tapi desakan dalam diri nya seolah menuntut untuk mencari jawaban. Dan dalam beberapa detik saja pria itu menjawab panggilannya. "Naya, tumben kamu telepon malam-malam. Ada apa?" Dan Kanaya pun menjadi bingung harus mengatakan apa. Apalagi, nada suara Eddo terdengar cemas. "Nggak apa-apa. Aku, cuman belum bisa tidur." jawabnya sembari menggigit bibir. "Aku juga. Kangen banget sama kamu!" "Kamu, lagi dimana?" tanya Kanaya kembali ingin memvalidasi apa yang ia lihat tadi tanpa merespon kalimat mendayu Eddo. "Di rumah lah di mana lagi sayang?" Kanaya tercenung. Jelas-jelas dia melihat Eddo tadi di rumah sakit. Tapi, kenapa pria itu bisa ke sana? Siapa yang sakit? "Halo!" seru Eddo karena komunikasi tiba-tiba berubah sunyi. "Emmm Do, maaf... tapi, setelah aku berpikir panjang, aku beneran pingin kita udahan!" Tapi Eddo justru tergelak, tentu saja laki-laki tak

  • Contract Marriage with A Boss    Bab 32. Eddo, di rumah sakit?

    Kanaya menepis tangan pria berkemeja putih bercelana pendek berwarna krem itu dengan takut. Orang macam itu mungkin saja bakal punya niat buruk kepadanya. Alhasil, meskipun sakit yang ia rasa di kaki luar biasa perih, tapi Kanaya terus berlari dan membuat luka di kakinya makin koyak. Pria yang masih berdiri mematung di sana akhirnya hanya bisa menatap Kanaya yang pergi sembari tercenung. Setelah berlari ngos-ngosan, Kanaya buru-buru membuka pintu gerbang ketika Tian tampak berjalan keluar. Membuat pria itu terkejut bukan main . "Ibu, Ibu sudah pulang?" tanya Tian yang heran dengan penampilan Kanaya yang bajir keringat Kanaya tak langsung menjawab. Ia kesal, tapi ia segera pergi sebab kakinya benar-benar sakit. Ia berjalan terpincang-pincang dan membuat si pembantu membulatkan matanya. "Astaga, kaki Ibu kenapa?" tanya Tian seketika berubah panik demi melihat cara berjalan Kanaya. "Yura, Yura! Cepat kemari!" teriak Tian sembari berjalan mengejar sang majikan. Maka yang di

더보기
좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status