Area 21+ Angkasa harus menikahi wanita yang tidak ia kenal demi menyelamatkan rumah tangga adik kesayangannya. Bukan karena harta, tapi wanita yang ia nikahi merupakan kekasih dari suami adiknya. Apakah dengan cara menikahi Kanaya akan membuat rumah tangga adiknya selamat seperti harapannya? Atau justru dia sendiri yang akan terjebak dalam permainannya sendiri?
Lihat lebih banyakJemari besar milik Angkasa tampak lihai dan bergerak cepat saat mencopoti satu demi satu pakaian yang menutupi tubuh Kanaya. Entah apa yang ada di dalam benak Angkasa saat ini. Yang jelas, pria itu tak mungkin melakukan segala sesuatu tanpa misi yang jelas."Tubuhmu ini hak ku. Jika aku ingin, maka berarti kau harus melakukannya!" kata Angkasa.Dan Kanaya tak bisa untuk tak mendesah ketika kuncup merah muda miliknya di kulum sepenuhnya oleh Angkasa. Sungguh gila, pria itu selalu mampu melakukan semua hal intim dengan dramatis tanpa rasa malu. Ia saja merasa malu dengan yang di lakukan Angkasa, namun pria itu justru melakukannya tanpa terganggu oleh apapun.Desiran aneh yang akhir-akhir ini mulai akrab itu ia rasakan kembali mengisi laju darahnya. Jantung yang berdetak lebih cepat semakin membuat denyutan itu merata. Matanya yang sayu menatap seraut wajah sendu yang jelas-jelas sudah mengharapkan hal yang lebih."Jangan di tutupi!""Tapi-""Jangan di tutupi!"Angkasa terus bergerak men
Kanaya hendak di beritahu oleh Yura yang kini lari terbirit-birit, tapi perempuan itu sudah lebih dulu memutar gagang pintu. Maka terkejut lah dia tatkala mendapati Angkasa telah berada di kamarnya."Dari mana?" tanya Angkasa dengan santai seolah memang sedang menunggu kedatangan Kanaya.Dan Kanaya hanya bisa terdiam sembari menekan saliva ke tenggorokan. Antara takut juga kesal."Kau pergi menemui laki-laki itu saat aku tak di rumah?" imbuhnya sembari bangkit menuju ke tempat Kanaya berdiri.Kanaya mendongak mencari jawaban, tentang bagaimana bisa pria tampan di depannya mengerti bila dirinya barusaja menemui Eddo."Apa seseorang melapor padamu?" sengit Kanaya yang merasa juga berhak marah.Angkasa diam terlebih dahulu menunda untuk menjawab. Rahangnya berkedut saat serius memandang wajah Kanaya yang memang sangat cantik. Dan Angkasa merasa tak suka jika Kanaya pergi menemui Eddo dengan pakaian sexy seperti ini."Aku hanya menebak. Kenapa kamu sepucat itu?" Maka Kanaya lah yang kini
Di suatu tempat, Daniel tampak sibuk menjadi supir Angkasa dan Yeremia yang duduk di sampingnya terlihat barusaja memasukkan sebuah senjata api."Saya tidak menyangka jika anda akan mengamankan nona Kanaya di tempat itu Bos!" ucap Daniel memecah kesunyian."Tentu saja aku harus melakukan hal itu, Dan. Aku akan lebih cemas jika dia tidak ada di pengawasan ku!""Anda tidak menelpon nona Kanaya dulu, Bos? Beberapa menit yang lalu Eddo menghubunginya!" kata Daniel dengan hati-hati.Tapi Angkasa terlihat sangat tenang cenderung acuh. Semacam tak terpengaruh oleh apapun. Pria itu sibuk malah dengan ponselnya yang lain. Daniel yakin, pasti Bosnya sudah merencanakan sesuatu."Bagiamana dengan kasus yang kau pegang Yer?" kali ini Angkasa lebih tertarik membahas soal kasusnya."Mereka sangat licik Bos. Sepertinya mereka tidak mau mengalah dengan mudah!" sahut Yeremia tak bisa menyembunyikan ekspresi kesalnya."Kalau begitu telepon Tian, Dan. Katakan jika aku ada urusan. Aku sedang malas berbica
"Mas, kamu tidak tersinggung dengan perkataan kak Angkasa kan?" tanya Tiara ketika dia sudah berada di kamar bersama suaminya.Eddo yang mengancingkan bajunya lalu duduk menghadap laptop tersenyum kepada istrinya. "Tidak. Kita memang sudah sangat lama sejak kamu keguguran waktu itu. Setelah pekerjaan ku yang ini selesai, aku akan menjadwalkan liburan untuk kita!"Tiara sangat bahagia. Ia berjalan mendekat lalu memeluk suaminya dari belakang. "Makasih ya mas!"Sebenarnya, dulu Eddo menikahi Tiara karena sebuah kecelakaan, Tiara hamil di luar nikah. Malam itu Eddo mabuk dan tak sengaja malah berujung berhubungan badan dengan Tiara, perempuan yang sejak sekolah memang sudah menyukai Eddo. Angkasa dulu sangat marah begitu mengetahui adiknya di perlakukan seperti itu. Tapi ia tak bisa berbuat banyak karena Tiara sangat mencintai Eddo. Dan Eddo dengan rapihnya mampu merahasiakan pernikahannya karena di sisi lain ia masih berhubungan dengan Kanaya. Di tempat lain, Kanaya kian resah karena
Rupanya, Angkasa membawa Kanaya ke sebuah sebuah rumah besar yang bergaya sangat modern yang letaknya agak jauh dari pusat kota, namun dekat dengan pesisir pantai. Matanya menyapu pemandangan indah yang membuatnya takjub. "Rumah siapa ini?" Kanaya bertanya tepat saat Angkasa melepaskan sabuk pengamannya."Rumah mu!"Kerutan di dahi Kanaya kembali muncul. Lelaki di samping benar-benar asal jeplak saja jika berbicara."Kenapa, kamu terkejut? Aku serius. Semalaman aku mengecek kesiapan rumah ini untuk kamu huni. Aku sudah menyiapkan semua keperluan mu di dalam." sambungnya sembari menutup pintu mobil."Tapi, kenapa?"Angkasa datang mendekat ke posisi Kanaya yang masih berdiri di dekat mobil lalu meraba pipi Kanaya dengan sensual. Kanaya memejamkan mata menikmati sentuhan Angkasa yang tak pernah gagal membuatnya berdesir."Nanti kamu akan tahu. Lebih baik kita masuk ke dalam, ayo!"Kanaya terpukau dengan rumah besar itu. Rumah itu sebagian besar dindingnya terbuat dari kaca yang memungki
Kanaya semakin merasa bersalah kepada Eddo. Sudah menyembunyikan sedalam ini, e dia juga malah ingin menghindari Eddo. Semakin bertambah kacau dan runyam saja. Apalagi, dia dan Angkasa bahkan sudah melangkah terlalu jauh kemarin. Bagiamana ini?"Apa itu pacar mu?" sinis Angkasa masih dengan fokus ke jalanan.Kanaya menoleh dengan kerutan di kedua alis. "Apa aku boleh mendapatkan kejujuran dari mu?""Soal apa?"Kanaya menelan ludahnya gugup. Entah mengapa ia selalu kehilangan nyali jika sahutan dari seberang tak bersahabat."Kenapa kau membohongiku dan mengatakan kepada keluarga ku kalau kita berbuat sesuatu malam itu padahal kenyataannya-"Perkataan Kanaya mendadak terhenti seiring dengan Angkasa yang tiba-tiba menghentikan kendaraannya. Pria itu melepaskan kacamatanya lalu menatap serius ke arah Kanaya."Karena jika aku tidak berbohong, aku tidak akan mendapatkan mu. Aku, menyukai mu sejak lama.""Apa?" mata Kanaya membulat.Dan sialnya Angkasa ikutan terperangah sendiri dengan jawab
Semula, Kanaya mengira jika Daniel akan membawanya tempat kerja Angkasa. Tapi semua prasangka nya rupanya salah. Ia sama sekali tak menduga jika Daniel akan membawa dirinya ke sebuah bangunan yang menunjukkan Angkasa yang sedang berdoa."Kenapa kau tidak bilang kalau mau ke Gereja?" ucap Kanaya begitu Daniel melepaskan sabuk pengamannya."Bos hanya sebentar. Setelah ini dia akan pergi dengan anda dan saya tidak tahu akan kemana. Tugas saya hanya mengantar sampai sini."Kanaya menjengukkan kepalanya ke jok belakang dan seketika merasa beruntung demi melihat sebuah benda yang sangat ia butuhkan. Tangannya terulur mengambil blezzer agar membuat penampilannya yang sexy lebih sopan. Dan ia tak peduli blezzer itu milik siapa.Dapat ia lihat Angkasa sudah selesai berdoa dan kini sedang berjalan ke arah kantong kolekte dan memberikan persembahan. Sejenak, Kanaya merasakan keteduhan. Dan tidak tahu kenapa ia tak bisa mengabaikan pria itu saat sedang berjalan. Ia, terbawa pada satu perasaan yang
Jika Angkasa malah pergi entah kemana bersama Daniel, kini Kanaya yang menjadi insomnia usai permainan tadi, di bingungkan dengan seprei yang basah di bagian tengahnya. Ia harus mengganti benda itu, atau dia akan menjadi lebih malu lagi.Ia kemudian menatap pantulan diri ke cermin dengan tatapan tak tenang. Beberapa saat yang lalu ia dibuat mengerang hanya karena sentuhan lidah Angkasa yang liar. Ia menjambak rambutnya frustasi sebab bingung dengan dirinya sendiri.Pikirannya juga masih berkutat soal seprei yang basah. Bagiamana sekarang? Masa iya dia harus memanggil Daruha untuk hal seperti ini. Ia akan sangat malu bila Daruha yang mengerjakannya. Namun di tengah kegalauannya, ia tiba-tiba mendengar suara mobil yang bergerak keluar. Cepat-cepat Kanaya menepi ke dekat jendela dan melihat bahwa Daniel menyopiri Angkasa dan mereka pergi berdua. Mata Kanaya reflek memandang ke arah jam dinding yang ternyata menunjukkan pukul setengah satu."Mau kemana mereka di jam selarut ini?" gumamny
Angkasa terpaksa meminta Kanaya kembali melakukan Oral untuk menuntaskan hasratnya. Seharusnya ia bisa melakukan penuntasan itu dengan cara yang lebih benar namun malam ini bukanlah saatnya.Semua itu terjadi sebab Angkasa tak mau melakukannya jika Kanaya mengeluh seperti itu. Ia tak mau seperti seorang pemerkosa. Dan kali ini, ia tak lagi melihat Kanaya yang seperti tercekik meskipun gerakannya masih kaku. Kemajuan yang cukup pesat pikirnya. Kegiatan ini terjadi dalam durasi yang lama, sampai Angkasa tiba-tiba menekan kepala Kanaya sedikit cepat ketika dorongan dari dalam seperti akan meledak. Dan sejurus kemudian,"Ah!"Ia berhasil mencabut miliknya tepat waktu lalu memuntahkannya ke atas dada Kanaya. Perempuan itu terengah-engah dan diam-diam merekam ekspresi wajah Angkasa. Pria itu seperti memiliki dua sisi kepribadian yang berbeda. Terlihat sangat jantan dan karib jika seperti ini, dan terlihat menyebalkan saat di luar."Bersihkan dirimu!" ucap Angkasa lalu memakai kembali pakaia
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.