LOGINTerimakasih sudah membaca... kritik saran dan dukungan sangat berharga bagi saya. Saranghae
“Gue hampir pingsan liat trending pagi ini, Ayla!”Hanna terdengar panik lewat speaker telepon, nadanya kayak alarm kebakaran. Ayla menatap layar laptop sambil menahan senyum tipis, setengah kasihan tapi juga geli.“Udah gue bilang… lo panik tiap hari sama gosip netizen itu over banget,” Ayla goda, sambil geser mouse ngecek grup chat tim digital.“OVER? Gue sebenernya udah level PANIK: SCANDAL EDITION!” Hanna teriak dramatis. “Komentar netizen makin absurd, sponsor DM produser, kalo kita nggak cepet bertindak, minggu ini bakal… ZONK!”Ayla narik napas, mencoba menenangkan diri sendiri. “Oke, fokus. Step pertama, filter komentar toxic, highlight sisi positif Damian, dan backup konten confession. Semua sia
“Lo udah liat trending pagi ini?”Suara Hanna pecah dari speaker telepon, nadanya kayak alarm kebakaran. Ayla baru sempat naruh gelas kopi di meja, tapi jantungnya udah loncat setengah mati.“Trending?” Ayla bertanya, masih setengah ngantuk.“#DamianLeeScandal, #ConfessionTape, #ClaraAndDamian, sama… yang paling nyengat… #RafaelTruth,” Hanna ngejelasin cepat, kayak takut Ayla nggak ngerti kalo dia nggak cepet. “CCTV itu bocor, dan video lama Damian sama Clara… viral lagi. Sponsor mulai panik, bro. Ini bisa ngerusak episode minggu ini.”Perut Ayla langsung dingin. “Ini… dari mana asalnya?”“CCTV, katanya diambil waktu Damian trainee dulu, di kantor lama. Video itu dulu cuma internal, tapi sekarang netizen kayak lagi rebutan jurusan gosip,” jelas Hanna. “Dan Clara… muncul di talkshow tadi. Bilangnya… ambigu banget. Kebenaran gak selalu hitam putih.”Ayla menelan ludah, jantungnya berdetak lebih cepat. “Ambigu gitu maksudnya gimana?”Hanna cuma ketawa kecil, tapi terdengar sarat amarah.
“Lo kenapa sih, pagi-pagi diem kayak abis dapet tagihan listrik lima juta?”Suara Ayla nyamber dari dapur, sambil ngaduk kopi sachet pakai sendok logam yang udah bengkok di ujungnya.Damian nggak langsung jawab.Dia duduk di meja makan, tatapannya kosong ke arah roti panggang yang udah dingin. Tangannya mainin pinggiran piring kayak lagi nahan sesuatu di tenggorokan.“Enggak apa-apa,” katanya akhirnya.Datar. Tapi ada jeda yang aneh, kayak kalimat itu lagi nyari tempat buat jatuh.Ayla ngelirik. “Enggak apa-apa lo tuh biasanya artinya lagi ada apa-apa. Jadi apa kali ini? Capek? Atau capek sama gue?”
“Mau ke mana lo?” suara Damian berat tapi setengah serak baru bangun, keluar dari sofa sambil nenteng gelas kopi. Rambutnya masih acak-acakan, hoodie abu-abu, dan mata setengah merem.Ayla keluar dari kamar dengan semangat yang nggak masuk akal buat orang yang belum sarapan. Topi anyam, totebag kain, sandal gunung… vibes-nya kayak mau piknik ke tengah desa.Dia nyeletuk santai, “Ke sawah.”“Ke… sawah?” Damian ngulang dengan nada disbelief, kayak baru denger kata itu pertama kali dalam hidup. “Lo serius?”Ayla cengengesan, “Iya. Healing, bro. Sawah, angin, cemilan, sama tanah yang asli, bukan rumput sintetis di rooftop lo itu.”Damian nyender ke tembok, masih belum bisa move on dari kalimat itu. “La, gue artis. Kalo gue jatuh ke lumpur terus fans liat, karier gue bisa tamat.”Ayla malah ngakak. “Yaudah, lo di rumah aja. Gue nggak maksa.”&ld
“Lo masih cemburu ya?” Damian nyeletuk sambil mencondong ke Ayla, satu alis terangkat nakal. Mata tipisnya menatap Ayla, dan pipinya langsung panas seperti listrik kecil yang nyetrum dari bahu sampai ujung kepala.Ayla cuma bisa nyengir, tangannya secara nggak sengaja nyenggol tangan Damian saat dia mengambil tas. “iiishh apaan sih.. nggak!”Damian senyum tipis, matanya masih nyantol ke Ayla. “Ngaku aja deh lo…”Ayla menelan ludah, matanya memandang ke luar rooftop. Angin sore berhembus pelan, membawa aroma kopi dan kue panggang dari café kecil itu. “Jangan kelamaan mandang gue Damian, bikin gue tambah salah tingkah deh.”Dia nggak bisa bohong, setiap sentuhan kecil Damian, tiap senyum tipisnya, bikin hatinya panas tapi nyaman sekaligus. Dia masih nggak bisa lupa… sedikit cemburu… pas Damian sementara dipinjam sama Maya minggu lalu di Switch Challenge.Damian
“Siap… atau siap… hati-hati copot jantung duluan?” Damian nyeletuk sambil mencondong ke Ayla, senyum tipisnya bikin pipi Ayla panas seketika. Ayla cuma bisa nyengir malu, tangan masih nyenggol tangan Damian secara nggak sengaja. “Gila… Damian. Gue baru mau panik, eh lo malah bikin tambah deg degan!” “Eh, itu tujuan gue, La,” jawabnya sambil nyengir nakal. “Kalo lo deg-degan, berarti chemistry kita masih hidup. Masih ada sinyal rahasia, kan?” Ayla menelan ludah, napasnya mulai nggak beraturan. “Sinyal… signal rahasia kita?!” “Ya… senyum tipis, bahu nyaris nempel, kode pandang… lo tau lah. Jangan sampe ilang pas switch challenge nanti,” Damian bisik, mata nyantol ke matanya. Di depan mereka, Clara Jung berdiri dengan senyum tipis tapi penuh arti. Suaranya terdengar jelas di seluruh studio. “Pasangan Couple 90 Days, minggu ke-7 ini akan menguji kalian lebih dari sebelumnya. Tantangan kali ini adalah… Switch Challenge. Kalian akan sementara bertukar partner untuk beberapa mini game, t







