Share

Bab 6 Operasi Meyakinkan

Author: Aira Jiva
last update Last Updated: 2025-10-02 11:45:20

“Lo beneran kenal cowok bra pink itu?!”

Ayla hampir tersedak kopi, kepala nyangkut di keyboard. “APA?! Nina! Jangan mulai gosip gitu di kantor!”

Nina duduk santai, senyum jahil. “Serius, La… lo lagi rame banget. Lo viral di live kemarin, sama cowok itu… semua orang ngomongin kalian.”

Ayla menepuk meja, napas ngos-ngosan. “Gue nggak pacaran sama dia! Itu cuma… live receh. Gue cuma kebetulan muncul aja, jangan bikin heboh!”

“Live receh? La… netizen udah bikin hashtag #BraPinkCouple. Meme, fan edit… gue cuma mau tau, itu beneran cowok lo atau cuma temen doang?” Nina menatap penuh penasaran.

“Bukan cowok gue!” Ayla teriak, pipi panas. “…Gue nggak mau hidup gue jadi bahan ketawaan nasional. Titik!”

HP-nya bergetar lagi. Notifikasi dari Damian muncul. Ayla cepat matiin layar, ngedumel pelan. “Nggak hari ini. Gue nggak bakal liat dia.”

***

Di sisi lain kota, Damian dan Rico lagi brainstorming di cafe. Papan tulis penuh catatan, “Strategi bikin Ayla percaya”, “Rumah = hook utama”, “Chaos chemistry = viral”.

Rico nyeletuk, “Bro, lo nggak bisa pakai cara biasa. Lo harus tunjukin sisi real lo. Dia nggak bakal percaya sama charm atau followers doang.”

Damian nyender di kursi, senyum tipis. “Real side, ya? Bisa. Timing pas, dramatic entrance dikit, chaos optional.”

“Optional? Chaos itu trademark lo, bro,” Rico nyengir. “Step by step… pertama, pendekatan ‘bukan untuk fame’, kedua…”

Damian tatap catatan. “Step 3.. hadiah harus nyata. Step 4… hadiah = rumah impian Ayla. Step 5… nggak ada opsi mundur.”

Rico melotot. “Step 5 kejam banget, bro!”

Damian nyengir tipis. “Perfect chaos. Kalau dia ikut… #BraPinkCouple bakal naik level nyata. Kalau nggak… gue tetap menang.”

Di kantor, Ayla masih ngetik laporan. Kata “rumah” terus nyangkut di pikiran. Teman-teman mulai bisik-bisik soal viral “Bra Pink” di live kemarin.

“…Tolong… jangan sampe hidup gue bener-bener jadi viral terus…” gumamnya sambil menutup laptop pelan.

***

Ayla lagi ngatur dokumen setumpuk di meja, sambil sesekali nge-scroll timeline Sosmed. Semua postingan penuh #BraPinkCouple. Dia garuk-garuk kepala.

“Ya ampun… kenapa hidup gue kayak reality show tanpa bayar tiket masuk?” gumamnya.

Di sisi lain kota, Damian duduk di cafe, laptop terbuka, Rico mondar-mandir.

“Step pertama, kita harus bikin dia sadar ini bukan cuma viral hype,” Damian bilang, sambil geser timeline live kemarin. Meme-meme absurd masih nongol. “Step kedua… bikin rumah itu kelihatan nyata, tangible. Step tiga, gue harus ketemu dia langsung.”

Rico nyengir. “Direct approach? Gue setuju, tapi siapin chaos, Bro. Cewek itu savage, bisa bikin lo malu di depan orang banyak.”

Damian senyum tipis. “Malu itu bonus. Kalau dia bisa kesal, kita dapet chemistry. Kalau dia tetep santai… gue bakal pancing lagi. Nggak ada jalan mundur, Rico.”

Dan di sudut kantor, bisik-bisik teman-temannya masih terdengar. “Lo yakin nggak pacaran sama dia?”

“Eh… tapi liat aja meme #BraPinkCouple kemarin, mereka kelihatan… lucu bareng.”

Ayla cuma geleng pelan. “Ya ampun… hidup gue kayak drama TV beneran…”

***

Ayla baru sampai kosan Sofia, napas ngos-ngosan, tangan masih bawa tas kerjaan. Dia kaget liat semua barangnya udah di luar kamar, rapi tapi berantakan.

“YA AMPUN… APA INI?!” teriaknya, muka merah padam.

Ibu kos muncul, tangan di pinggang. “Ayla, tagihan listrik dan air kita membengkak. Aku nggak bisa tinggal diam lagi. Maaf ya, Kamu harus keluar.”

Sofia nyenggol Ayla, ngerasa bersalah. “La… maaf banget. Gue udah coba negosiasi, tapi beliau keras kepala.”

Ayla jungkir balik marah-marah. “LOH?! Gue cuma numpang! Sekarang gue diusir lagi?! DASAR GILA!”

Di luar kosan, Damian diam-diam liat dari jauh, senyum tipis muncul. Rico sebel di sampingnya, pegang catatan strategi.

“Bro… ini chaos parah,” kata Rico.

“Justru itu,” Damian bisik. “Kalau dia bisa survive drama ini, dia bakal liat sisi gue yang… real. Chaos optional, tapi rumah tetap hook.”

Ayla ngumpet di balik tasnya, masih kesal. Tapi di hatinya… kata “rumah” terus nyangkut.

Sofia pasrah, cuma bisa bilang, “La… maaf banget… gue nggak bisa bantu lebih.”

Damian diam-diam catat reaksi Ayla. “Perfect… step pertama berhasil. Dia kesal, tapi masih mikirin rumah. Step dua? Kita tingkatin engagement tanpa bikin dia kabur.”

HP Ayla lagi bergetar, timeline #BraPinkCouple makin rame. Meme, joke, dan komentar random netizen bikin dia pengen nangis sekaligus ngamuk.

Ayla gigit bibir, napas tersengal. “Ya ampun… hidup gue nggak mungkin seterjun ini tanpa ada kamera.”

Damian cuma tersenyum di balik mobil, siap ngejalanin langkah selanjutnya.

***

Ayla melangkah keluar kosan Sofia, napas masih tersengal. Semua barangnya sudah ditata di luar, ibu kos makin ketat dengan tagihan air dan listrik, bikin dia makin kesal. Setiap langkahnya berat, tapi pikirannya malah nyangkut di satu kata: rumah.

Dia berjalan menuju halte bus, berharap bisa menenangkan diri, nyari udara segar, mikirin cara melupakan Damian dan kekacauan hari ini. Tapi di setiap gang, di setiap lampu merah, matanya nggak bisa lepas dari satu sosok: Damian.

Dari kejauhan, dia duduk di mobil yang parkir agak jauh, mata menatap Ayla tanpa gerak, senyum tipis tetap tersungging. Dia nggak mendekat, cuma mengamati. Setiap langkah Ayla, setiap gerakan frustrasinya, tercatat di pikirannya.

Ayla nggak tahu mau ke mana. Jalan di depannya sepi, tapi hatinya riuh. Dia berbalik, mengubah arah, berharap Damian nggak ikut. Tapi tatapan itu, dari jauh, tetap ada. Diam tapi menekan, seperti bayangan yang nggak bisa dihindari.

Ayla menarik napas panjang, mencoba menenangkan diri, tapi rasa kesal, panik, dan sedikit rasa penasaran bercampur jadi satu. Damian hanya mengamati, menunggu, tidak mendekat, tidak mengintervensi, cukup hadir sebagai bayangan yang membuat langkah Ayla terasa berat, tapi juga bikin jantungnya berdetak lebih cepat.

Di halte itu, Ayla berdiri sendiri, bingung, tapi Damian tetap dari jauh, tak bergerak.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Pura Pura Pacaran dengan Selebriti 90 Hari   Bab 80 Papan Nama Nyata 

    Satu tahun berlalu sejak Damian Lee berlutut di panggung Grand Finale. Hari ini, udara musim gugur terasa sejuk, dan Ayla Morgan, yang kini sudah menjadi Nyonya Ayla Lee, terbangun bukan oleh alarm studio atau dering telepon darurat, melainkan oleh aroma kopi dan roti panggang dari lantai bawah.Mereka tidak lagi tinggal di apartemen mewah Damian. Mereka tinggal di rumah yang mereka bangun bersama: sebuah duplex modern yang dinamai "T.S." (Terusan Senja). Rumah ini terletak di lingkungan perbukitan yang tenang, jauh dari hiruk pikuk media, dengan banyak jendela kaca yang menyambut matahari pagi.Ayla ters

  • Pura Pura Pacaran dengan Selebriti 90 Hari   Bab 79 Babak Baru dan Closure

    Beberapa bulan telah berlalu sejak Grand Finale Couple 90 Days. Sekarang, udara Jakarta sudah selesai musim kemarau, membawa harapan dan aroma bunga yang segar. Ayla dan Damian tidak lagi tinggal di apartemen mewah Damian yang dikepung media. Berkat bonus kemenangan dan reward mereka, mereka sedang dalam proses membangun rumah impian Ayla di pinggiran kota yang lebih tenang.Ayla, yang kini resmi bertitel CEO perusahaan event organizer kecil bernama 'The TS Events' (singkatan dari Terusan Senja), berdiri di lahan kosong tempat calon rumah mereka. Ia mengenakan helm

  • Pura Pura Pacaran dengan Selebriti 90 Hari   Bab 78 Gema Kemenangan dan Realitas Baru

    Alarm di apartemen Damian berbunyi, bukan dari jam weker, melainkan dari dering telepon Ayla yang tak henti-henti. Matahari Minggu pagi sudah terbit, tetapi di luar jendela apartemen penthouse itu, suasana terasa seperti pusat gempa.Ayla menggeliat, merasakan lengan Damian yang melingkar erat di pinggangnya. Mereka terbangun sebagai pasangan tunangan yang nyata untuk pertama kalinya. Tadi malam, setelah gemuruh studio mereda, mereka kembali ke apartemen ini, bukan lagi sebagai partner kasus, melainkan sebagai sepasang kekasih yang baru bertunangan, bebas dari kontrak, dan kaya raya."Pagi, tunanganku," bisik Damian, mencium rambut Ayla. Suaranya terdengar serak dan sangat lega.

  • Pura Pura Pacaran dengan Selebriti 90 Hari   Bab 77 The Grand Finale

    Di ruang tunggu yang dingin, di balik panggung Grand Finale, udara terasa tipis karena ketegangan. Ayla dan Damian, yang kini bukan lagi aktor, merasakan beban emosi yang nyata. Mereka sama-sama mengenakan mic yang merekam setiap bisikan mereka."Gue nggak tahu kenapa Bu Lena harus bikin ini se-dramatis ini," bisik Ayla, memutar cincin keychain T.S. di jarinya."Karena kita yang paling dramatis, La," balas Damian, merapikan gaun emerald green Ayla. "Kita adalah plot twist

  • Pura Pura Pacaran dengan Selebriti 90 Hari   Bab 76 Ujian Final dan Keraguan

    Minggu ke-12, minggu terakhir Couple 90 Days, terasa seperti berada di dalam pressure cooker. Safe house yang awalnya tempat sembunyi, kini terasa seperti sangkar berlapis kamera. Hanya tersisa dua pasangan: Ayla Morgan dan Damian Lee versus Leo dan Maya.Host Risa membuka sesi Minggu ke-12 dengan senyum bengis."Selamat datang di Minggu Grand Finale! Kalian berdua adalah yang terkuat, yang tersisa setelah drama fake dating dan konspi

  • Pura Pura Pacaran dengan Selebriti 90 Hari   Bab 75 Cinta Sejati di Bawah Lampu Sorot 

    Studio Couple 90 Days terasa segar sekaligus tegang. Papan nama baru sudah terpasang, mencerminkan reality show yang kini diposisikan sebagai "Cinta Setelah Konspirasi." Host baru yang energik, Risa, membuka siaran langsung Minggu ke-11 dengan senyum yang dipaksakan."Selamat siang, pemirsa! Minggu ini terasa berbeda! Setelah plot twist yang menggemparkan, kita memasuki babak baru: Minggu Keterbukaan dan Komitmen! Di sofa tersisa dua pasangan: Leo dan Maya, yang dikenal sweet dan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status