Share

31. Rencana Patih Waradhana

“Sakuntala, ayo kita pergi!” seru Arya kepada pendampingnya yang mulai bangkit. Meski belum dapat bernapas dengan lega, Sakuntala memaksakan diri untuk naik ke Aswabrama dibantu ketuanya itu.

Sambara masih terus meronta dan meraung merasakan panas yang luar biasa di dada kirinya. Ia coba menyibak anak panah yang merupakan sumber dari api. Namun dadanya masih terus terbakar meski anak panah sudah ia singkirkan. Kini justru telapak tangan kanannya ikut terbakar.

Arya segera menyentak tali kekang Aswabrama setelah yakin Sakuntala sudah naik di belakangnya. Ia abaikan raungan Sambara yang menyayat hati. Kali ini pemuda itu tak memiliki rasa iba sama sekali. Amarah masih menguasainya, meski tak sebesar saat membakar arena latih panah beberapa waktu lalu.

“Aku heran bagaimana panah api seukuran itu mampu membakar dan meledakkan arena latih panah, Ketua!” ucap Sakuntala saat dirasa napasnya sudah kembali normal.

“Aku juga tak tahu. Hanya saja amarahku tak lebih besar dari pada hari itu.”
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status