Share

Bukti perselingkuhan dari pria misterius

"Sayang, aku kangen," rengek Intan, sembari memainkan rambut ikal milik Bayu.

Bayu yang sedang bekerja di kejutkan dengan kedatangan Intan yang secara tiba-tiba memasuki ruangannya, tanpa basa-basi Intan segera memeluk sang pujaan hati yang telah di rindukannya.

"Aduh Sayang, kangen-kangenannya jangan di sini, kalau orang kantor pada lihat bagaimana?" Bayu panik ketika mendapati perlakuan Intan padanya, sementara pintu ruangan masih terbuka lebar.

"Tck!" decak kesal Intan sembari melepaskan pelukannya, berjalan perlahan menuju pintu dan menguncinya.

"Beres! nggak akan ada yang lihat," ucapnya penuh keyakinan, Bayu hanya menyeringai kecil melihat tatapan nakal kekasih gelapnya.

Pertempuran mereka pun di mulai, mereka saling menikmati sentuhan-sentuhan dari lawannya, desahan-desahan terus terlontar dari mulut keduanya, tak mempedulikan terdengar atau tidaknya suara mereka dari luar, tubuh keduanya di penuhi peluh yang terus mengucur akibat adegan panas yang mereka lakukan.

Namun mereka tak sadar, ada seseorang yang tengah mengawasi mereka dari balik cctv, seseorang itu hanya menyeringai melihat Bayu dan Intan yang sedang memadu kasih dari layar laptopnya.

"Apakah kamu sudah memberikan foto itu pada Kinara?" tanya seorang pria misterius kepada bawahannya.

"Sudah, tapi saya tidak berani untuk memberikannya secara langsung, jadi saya menaruh foto itu di dalam saku kemeja dan menyuruhnya untuk mencucinya," ucap Risa pada atasannya, entah apa alasan si atasan menyuruhnya untuk melakukan hal ini, ia hanya akan melakukan pekerjaan yang di perintah atasannya tanpa banyak bertanya.

"Apa sebenarnya yang di sukai Kinara dari Bajingan ini?" gumam sang atasan sembari terus melihat kelakuan suami Kinara dari layar laptopnya.

Risa tak berani berkata tentang apa pun, ia hanya duduk diam, memperhatikan sang atasan yang sedang seru-serunya menonton film porno dari laptopnya.

"Apa ada lagi yang harus saya kerjakan Pak?"

Risa memberanikan diri untuk bersuara, tidak mungkin ia terus duduk di depan pria yang tengah asyik dengan urusannya sendiri, sementara dia di abaikan.

"Kamu tunggu sebentar, saya ingin kamu memberikan sesuatu pada Kinara."

Sang atasan merekam semua kelakuan bejat suami Kinara dalam sebuah flashdisk, ia memberikan flashdisk itu kepada Risa untuk di berikan pada Kinara, ia ingin Kinara tahu, seberapa bejatnya Bayu.

"Baik, saya akan memberikan ini pada Kinara saat mengambil pakaian saya malam ini."

Risa mengambil flashdisk dari tangan atasannya, ia benar-benar tidak mengerti maksud dari atasannya, untuk apa si atasan melakukan semua ini? dia buang-buang waktu hanya untuk mengurusi kehidupan rumah tangga orang lain.

"Kalau begitu saya permisi Pak."

Risa tak ingin ambil pusing dengan urusan pribadi bosnya, yang penting Risa mendapat bonus besar untuk pekerjaan ini.

Risa berlalu pergi meninggalkan sang atasan yang tidak berpaling sedikit pun dari layar laptopnya.

"Sampah cocoknya memang sama tempat sampah, sama-sama tidak berguna."

Sang atasan terus bergumam sendiri, melihat kelakuan sepasang sejoli yang tengah memadu kasih, membuatnya semakin muak dengan pria bernama Bayu itu, sebenarnya apa hubungan atasan Risa dan Kinara? semua itu masih menjadi tanda tanya.

***

Malam pun telah tiba, terdengar suara deru mobil dari samping rumah Kinara.

"Akhirnya yang di tunggu-tunggu telah tiba," batin Kinara, ia meletakkan Nathan, sang anak yang baru saja tertidur di gendongannya menuju kamar tidur, ia berencana pergi ke rumah Risa untuk mengantar pakaian yang telah dicucinya dan bertanya perihal foto itu.

Risa yang baru saja turun dari mobil di kejutkan dengan kedatangan Kinara yang sedang menenteng beberapa plastik hitam besar di tangannya.

"Eh, Mbak Kinara, sudah selesai Mbak?" tanya Risa sekedar berbasa basi, walau sebenarnya ia tahu maksud kedatangan Kinara ke rumahnya untuk apa.

"Iya Mbak Risa, saya boleh tanya tentang sesuatu?" tanya Kinara sedikit sungkan kepada Risa, bagaimana pun mereka tidak seakrab itu, Kinara baru bertemu dengannya tadi pagi, bagaimana mungkin dia langsung to the point menanyakan perihal foto suaminya bersama seorang wanita.

"Silahkan."

Risa tau apa yang akan di tanyakan Kinara padanya, meski tak ada hubungan apa pun dengannya, namun Risa cukup geram melihat kelakuan Bayu terhadap Kinara istrinya.

Kinara menaruh beberapa plastik hitam di teras rumah Risa dan kembali merogoh saku daster miliknya, Kinara mengambil foto yang ia dapatkan dari saku baju Risa saat akan mencuci tadi pagi.

"Mbak Risa dapat foto ini dari mana?"

Kinara meyodorkan foto agar di lihat oleh Risa, Kinara masih sedikit merasa sungkan, terlebih orang yang berada dalam foto itu adalah suaminya.

Risa menghela nafas panjang, ia tau betul apa yang di rasakan hati Kinara saat ini, mengingat dia juga merupakan seorang istri.

"Masuk dulu Mbak, akan saya jelaskan di dalam, takutnya kalau bicara di luar akan di dengar orang lain."

Risa takut Kinara akan merasa malu jika hal itu sampai terdengar di telinga orang lain, terlebih lingkungan mereka yang termasuk padat penduduk.

Kinara mengangguk pelan menyetujui maksud Risa, sebenarnya tak perlu terdengar di telinga orang lain, mengetahui Risa yang lebih tau sesuatu darinya saja sudah membuatnya malu setengah mati.

Risa menyuruh Kinara untuk duduk di sofa ruang tamu miliknya, tak ada siapapun di rumah Risa, mengingat suami Risa yang selalu pulang larut malam.

"Mbak Kinara mau minum apa?, akan saya buatkan."

Risa tak ingin Kinara di kagetkan dengan video yang telah di rekam atasannya dalam flashdisk yang akan di tunjukkannya pada Kinara malam ini.

"Jangan Mbak, tidak perlu repot-repot."

Kinara tidak ingin merepotkan pemilik rumah atas kedatangannya, ia hanya ingin tahu dengan jelas, sebenarnya siapa wanita yang ada dalam foto tersebut dan dari mana Risa mendapatkan foto itu.

"Ya sudah, Mbak Kinara tunggu sebentar ya, saya mau ambil laptop saya di mobil."

Mendengar ucapan Risa, Kinara hanya menganguk pelan.

Risa kembali dengan menenteng sebuah tas kerja berwarna hitam miliknya, perlahan ia mengeluarkan laptop dan sebuah flashdisk dari dalam tasnya.

Kinara memperhatikan Risa dengan penuh tanda tanya dalam pikirannya, ia datang ke sini untuk menanyakan perihal foto, lalu untuk apa Risa mengeluarkan laptop dan flashdisk dari dalam tasnya?

Kinara terus memperhatikan Risa yang tengah mengutak atik laptopnya, entah apa yang sedang ia lakukan, Kinara adalah wanita bodoh yang tak paham dengan cara kerja laptop.

"Mbak Kinara, janji setelah melihat ini jangan kaget ya."

Kinara melihat wajah Risa yang nampak sedikit gusar.

Risa menghadapkan laptopnya pada Kinara, agar terlihat lebih jelas.

Kinara terkejut bukan main, melihat sang suami yang tengah bermain api di belakangnya, tubuh Kinara bergetar hebat sebab menahan amarah, air matanya tak sadar telah mengalir deras dari pelupuk mata.

Risa yang menyadari akan hal itu dengan sigap memeluk Kinara dari samping, menepuk pelan bahu Kinara untuk sekedar menguatkannya, Risa yakin Kinara bisa melewati semua ini, ia bisa melihat Kinara adalah sosok yang kuat, terbukti ia bisa menjalani rumah tangganya hingga saat ini.

"Hiks.. Hiks.."

Risa dengan sigap menutup layar laptop ketika menyadari tangisan Kinara yang semakin menjadi-jadi.

"Saya benar-benar minta maaf sama Mbak Kinara, karna saya Mbak Kinara jadi seperti ini."

Risa merasa sangat bersalah, ia tau ini yang akan terjadi, namun jika ia tidak menuruti perintah dari atasannya, mungkin saja ia sudah di pecat.

"Tidak Mbak Risa, justru saya sangat berterimakasih atas semua ini, saya jadi tau wajah asli dari Suami saya."

Kinara dengan cepat menghapus air mata yang terus mengalir di pipinya, menurutnya, Risa adalah perantara tuhan untuk memberitahunya tentang kelakuan bejat suaminya, tidak tahu dengan apa caranya berterimakasih, Kinara benar-benar bersyukur atas pertemuannya dengan Risa.

"Sebenarnya, seseorang menyuruh saya untuk melakukan ini."

Kinara terdiam sejenak mendengar ucapan Risa, Kinara belum sepenuhnya mengerti dengan maksud ucapan Risa.

"Seseorang? Siapa dia? Kenapa dia menyuruhmu melakukannya?"

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status