"Ini bukannya mantan pacar Mas Bayu?" batin Kinara.
Mata Kinara terbelalak seketika, ketika mengingat wajah mantan pacar suaminya."Kamu kenal?" tanya Arka.Arka sedikit penasaran melihat ekspresi wajah Kinara saat ini, ia sudah lama mempertegas gambar dalam layar itu, namun ia tak kunjung bicara hingga saat ini."Itu mantan pacar Mas Bayu," ucap pelan Kinara, ia seakan tidak percaya dengan semua ini, ia beberapa kali pernah bertemu dengannya, dan menurutnya Intan adalah orang yang baik, bagaimana mungkin Intan adalah selingkuhan suaminya?"Apa kamu tidak salah?" lanjutnya, dia takut Arka salah mengenali orang, mungkin saja selingkuhan Bayu itu hanya sedikit mirip dengannya."Astaga Kinara! apa aku pernah salah ketika mencari informasi seseorang?"Arka tidak percaya jika Kinara meragukan kemampuannya.Kinara terdiam sejenak, ia mulai berfikir, Arka memang tak pernah salah ketika mencari informasi tentang seseorang, mungkin Intan ini memang benar berselingkuh dengan suaminya."Ya, berarti cinta lama mereka kini bersemi kembali," ujar Kinara sembari tersenyum kecut."Lalu, apa yang akan kamu lakukan selanjutnya?" tanya Arka, Arka menyadari ada raut wajah kebencian dari Kinara, ia sangat mengenal Kinara, Kinara akan membuat orang-orang yang menyakitinya membayar semua perbuatannya."Aku akan membuat mereka menderita satu per satu," cecar Kinara.Kinara sedikit ragu dengan tekadnya, ia menyadari bahwa dirinya tidak akan bisa berbuat apa pun seperti harapannya, pada siapa dia akan meminta bantuan, sedangkan dirinya kini hanya tinggal seorang diri, tanpa orangtua atau pun saudara."Baiklah, aku akan membantumu melakukannya," ujar Arka datar, dia terus menatap layar laptopnya, tidak mempedulikan tatapan kaget dari Kinara.Kinara tertegun dengan ucapan Arka, dia bersedia membantu Kinara tanpa harus memintanya.Ada sedikit perasaan sedih ketika melihat kenyataan bahwa suaminya telah berselingkuh, bercampur sedikit rasa bahagia, ternyata masih ada orang yang peduli dengannya di dunia ini."Apa yang akan kita lakukan selanjutnya?" lanjut Arka."Aku akan memikirkannya, setelah itu aku akan menghubungimu, aku harap jika kamu memiliki waktu senggang, kamu bersedia membantuku."Kinara sedikit ragu dengan ucapan Arka, tidak mungkin Arka akan membantunya saat ia sedang bekerja, terlebih lagi, kini ia tidak memiliki hubungan spesial apapun dengannya selain sebagai teman."Aku akan selalu ada ketika kamu membutuhkanku."Tanpa sadar Arka mengusap lembut puncak kepala Kinara, yang membuat Kinara terperanjat kaget."Maaf," ucap Arka.Arka segera menarik kembali tangannya dari kepala Kinara, ia semakin merasa mati kutu di hadapan Kinara, bisa-bisanya dia melakukan kebiasaan saat mereka pacaran dulu."Ah, tidak apa-apa."Kinara tak kalah canggungnya dari Arka, Kinara merasa tidak ada yang berubah sama sekali dari Arka sejak perpisahan mereka lima tahun lalu, Arka masih menjadi sosok yang sangat memperhatian pada Kinara.Lima tahun yang lalu, Arka yang mendapatkan biaya siswa di luar negeri harus meninggalkan Kinara untuk mengejar mimpinya, Arka melakukan itu semua bukan tanpa alasan, selain untuk mengangkat derajat keluarganya, ia juga ingin membahagiakan Kinara, mengingat dirinya yang tidak terlahir dari keluarga yang berada, ia tidak ingin Kinara hidup kekurangan setelah mereka menikah nanti, ia ingin menjadi orang yang sukses sebelum meminang Kinara ke pelaminan.Namun takdir berkata lain, tiga tahun kemudian, Arka kembali dari luar negeri untuk menemui Kinara, namun alih-alih bertemu pujaan hatinya, ia malah menjumpai pesta pernikahan di rumah Kinara, ia melihat Kinara yang tangah memakai baju pengantin bersanding dengan seorang pria yang tidak di kenalnya, ternyata ibu Kinara yang sedang sakit parah menyuruh Kinara untuk segera menikah dengan pilihan sang ibu sebagai permintaan terakhirnya, setelah tiga bulan, ibu Kinara meninggal dunia.Arka terus mencoba menghubungi Kinara untuk meminta penjelasan, dulu Kinara berjanji untuk menunggunya, namun kenapa ia harus menerima kenyataan pahit seperti ini?Arka meretas kamera hp milik Kinara, ia hanya ingin mengetahui, kenapa Kinara terus memblokir nomornya ketika Arka menghubunginya? Kinara yang tengah menangis terlihat dari layar hp milik Arka, ada rasa penyesalan dari raut wajah Kinara.Arka yang awalnya salah paham dengan Kinara yang di kira mengkhianatinya, perlahan menemukan kebenaran bahwa Kinara hanya terpaksa menikah atas permintaan terakhir ibunya.Hal itu membuat tekad Arka semakin kuat untuk merebut kembali pujaan hatinya."Kamu kerja di mana sekarang?"Kinara mencoba sedikit berbasa-basi untuk memecahkan kecanggungan di antara mereka."Ah, aku menjadi supir pribadi, aku punya banyak waktu senggang, jadi jangan sungkan-sungkan kalau ingin meminta bantuanku."Arka berbohong pada Kinara, ia masih belum siap mengakui bahwa sebenarnya dia adalah pemilik perusahaan ternama di kota ini.Kinara sedikit meragukan pengakuan Arka, ia tidak yakin dengan pekerjaan Arka sebagai supir pribadi, dengan tampilannya saat ini, ia lebih mirip dengan seorang CEO pemilik perusahaan."Hwaaaaa..."Tiba-tiba mereka di kejutkan dengan tangisan Nathan, tanpa sebab yang jelas, Nathan yang sedang bermain mendadak menangis kejer.Kinara bergegas menggendong Nathan, mengayun-ayunkannya perlahan agar Nathan menghentikan tangisannya, namun tangisan Nathan tak kunjung berhenti, tangisan Nathan semakin keras, membuat Kinara sedikit kualahan."Sini biar ku gendong, kamu buatkan susu atau apa, mungkin dia lapar."Arka dengan sigap mengambil alih Nathan dari gendongan Kinara, Arka nampak mengayun-ayunkan badannya perlahan agar Nathan menghentikan tangisannya, sedangkan Kinara bergegas menuju dapur untuk membuatkan Nathan sebotol susu.Ketika berada di dapur, suara tangisan Nathan tiba-tiba terdengar sunyi, Kinara yang merasa penasaran memutuskan untuk mengintip dari celah pintu dapur, terlihat Nathan yang telah tertidur di gendongan Arka, sembari Arka yang masih mengayun-aynkan tubuhnya perlahan, sambil sesekali Arka mengusap lembut kepala Nathan yang tengah bersandar di pundaknya.Kinara bergegas membawa sebotol susu kepada Nathan yang tengah tertidur, Arka menepis tangan Kinara yang akan mengambil alih Nathan dari gendongannya sembari meletakkan telunjuknya di ujung bibir, ia menyuruh Kinara untuk diam sejenak."Tidurnya belum pulas, biarkan sebentar lagi," ucap Arka sedikit berbisik pada Kinara, Kinara yang mengerti maksud Arka pun hanya menganggukkan kepalanya.Kinara melihat pemandangan yang cukup berbeda, terlihat Nathan yang begitu nyaman tidur di pelukan Arka, membuat Kinara sedikit berimajinasi, seandainya Arka adalah ayah dari Nathan, mungkin hidupnya akan sedikit lebih bahagia dari yang di alaminya sekarang."Apa kamu tidak lelah?" tanya Kinara pada Arka, mengingat tubuh sang anak cukup berat menurutnya."Tidak, menggendongmu saja aku kuat, mau coba?"Arka terkekeh, ia ingin menggoda Kinara dengan sedikit candaannya, agar Kinara melupakan masalah rumah tangganya untuk sejenak.Kinara hanya tertawa sembari menyubit pelan lengan Arka dari balik jas hitamnya."Aduh! sakit."Arka berpura-pura kesakitan dengan cubitan pelan Kinara, mereka pun tertawa renyah dengan itu, akhirnya kecanggungan mereka perlahan menghilang."Sudah-sudah, sini! biar ku tidurkan Nathan di kamarnya."Lagi-lagi Arka menepis tangan Kinara yang akan mengambil Nathan dari gendongannya."Nanti terbangun! di mana kamarnya? biar aku yang menidurkannya," ucap Arka.Kinara meminta Arka untuk mengikutinya, sampai di ruangan berpintu biru yang merupakan kamar milik Nathan.Arka meletakkan Nathan perlahan di atas kasur, diikuti Kinara yang berada di belakang mereka.Deg!Jantung Kinara seperti akan berhenti seketika, Arka tidak mengetahui jika Kinara terus mengikutinya dari belakang, ketika Arka berbalik badan, wajah mereka pun bertemu dalam jarak beberapa centi saja, merek
"Sudahlah!"Sepertinya Bayu merasa kesal sekali dengan Kinara, ia meninggalkan Kinara yang masih menatap punggunya sembari menyeringai.Ketika hendak menutup pintu mobil milik Bayu, Kinara mendapati sebuah lipstik yang berada di kursi pengemudi, nampaknya hal itu memang sengaja di tinggalkan oleh si pemilik, untuk memberitahu Kinara secara halus, namun di luar dugaan Kinara tak menggubrisnya sama sekali, mulai sekarang ia tidak akan mempedulikan hal yang menurutnya tidaklah penting.Setelah selesai membersihkan diri, Bayu nampak membuka tudung saji yang terletak di atas meja, tidak nampak apapun setelah Bayu membukanya, lagi-lagi Kinara tidak masak untuknya."Sayang! kamu gak masak lagi?"Bayu menghampiri Kinara yang tengah menyapu halaman rumahnya."Oh, kenapa kamu gak tanya juga kemarin aku sama Nathan makan apa?" jawab santai Kinara.Sebenarnya Kinara memasak makanan dari kemarin, tapi makanan itu memang sengaja ia sembunyikan, ia tahu betul saat ini Bayu memegang uang dalam jumlah
Tak lama, Kinara pulang sembari menenteng beberapa bag pelastik besar berisi bahan-bahan kue.Menurutnya, ia paling ahli dalam hal membuat kue, terlebih lagi, membuat kue juga merupakan hobi untuknya.Ia memulai eksekusinya, Kinara mencampurkan beberapa bahan dalam sebuah baskom dan mulai mengaduk-aduknya, terlihat Nathan yang tengah menemani sang ibu sembari memainkan sendok dan beberapa peralatan dapur.Tak berselang lama, brownis buatan Kinara pun telah matang, Kinara nampak menghias brownis buatannya dengan beberapa whip cream dan potongan ceri, setelah itu dia memposting foto brownisnya di seluruh media sosial yang ia punya.***Arka yang tengah duduk di kursi kerjanya di buat sumringah dengan unggahan sebuah foto dari media sosial milik Kinara, nampak dari layar hpnya, Kinara memposting sebuah foto kue coklat dengan tulisan harga di atasnya."Benar-benar tidak bisa mempromosikan apapun, dasar Kinara!" gerutu Arka.Arka mencoba meretas beberapa situs iklan dan menggungah foto kue
"Iya, itu separuh," jawab Arka."Itu kebanyakan, harga brownis satu loyang cuma tujuh puluh ribu, kalau di kali lima puluh totalnya jadi tiga juta lima ratus, kenapa kamu transfernya lima juta?"Kinara mencoba menjelaskan harga brownis yang di jualnya pada Arka."Yang beli siapa?" tanya Arka."Kamu," jawab Kinara."Ya udah, terserah aku dong mau hargain brownis kamu berapa."Kinara merasa bingung dengan ucapan Arka, bisa-bisanya dia menghargai brownis buatannya seenaknya sendiri, sedangkan Arka sendiri tidak pernah merasakan rasa brownis buatan Kinara."Sudah-sudah, sekarang kamu belanja bahan-bahannya, besok aku ambil jam sembilan pagi."Menyadari Kinara yang terdiam cukup lama dari seberang telepon, membuat Arka cepat-cepat menutup teleponnya, walau sebenarnya ia ingin lebih lama mengobrol dengan Kinara, ia ingin mendukung usaha Kinara walaupun tak secara langsung.***Keesokan harinya, Bayu memperhatikan sekelilingnya, merasa kebingungan dengan Kinara yang tengah membuat banyak kue
"Ekhem!"Mereka di kejutkan dengan Kinara yang tengah menghampiri mereka, Kinara berdehem cukup keras untuk memisahkan pertikaian di antara mereka."Ka, tolong bantu bawakan kuenya keluar," ujar Kinara sembari memberikan beberapa kotak kue pada Arka.Arka bergegas membantu Kinara membawakan kue-kue buatannya.Bayu yang tidak di mintai pertolongan pun berinisiatif sendiri untuk membantu Kinara, jujur saja, hatinya kini di penuhi dengan rasa cemburu yang membara, melihat keakraban Kinara dengan Arka.Arka hanya melirik Kinara yang tak menggubris suaminya sama sekali, ia merasa cukup puas dengan itu, kini peluangnya menjadi semakin besar untuk kembali merebut Kinara dari Bayu.Arka merogoh saku jasnya dan mengeluarkan segepok uang dari sana."Ini sisa uang kuenya."Arka memang sengaja memberikan uang sepuluh juta kepada Kinara tepat di hadapan suaminya, ia ingin melihat bagaimana reaksi Bayu saat ini."Arka, ini terlalu banyak."Kinara merasa sungkan untuk menerima uang pemberian Arka, t
Bayu nampak memberikan segepok uang pada Kinara yang tengah membereskan peralatan dapurnya, namun Kinara hanya meliriknya sekilas, tak memberikan respon yang berarti seperti bayangan Bayu."Tidak perlu, aku bisa menghidupi diriku sendiri," ucap Kinara enggan, dengan wajah datarnya, ia hanya meliriknya sekilas, tak ada niatan untuk menatap sang suami yang tengah berdiri di belakangnya."Sudah terima saja! aku bisa menghidupimu, jadi tidak usah jual kue lagi!," perintah Bayu pada Kinara, sembari memaksa tangan Kinara untuk menerima pemberiannya, namun Kinara menolak sembari menyeringai kecil, ternyata Bayu merasa kepanasan melihat Arka yang datang mengambil kuenya, Bayu menarik lagi tangan Kinara, memaksanya untuk menerima uang pemberiannya, dan pergi berlalu.Kinara hanya terdiam menatap tangannya yang tengah memegang segepok uang pemberian Bayu, sementara Bayu meninggalkannya yang masih berada di dapur dengan terus menggerutu.Sudahlah, aku bisa menyimpan uang ini untuk kebutuhan Nath
Baralih ke kantor Arka.Nampak beberapa karyawan berteriak gembira melihat Arka yang tengah membagikan kue brownis buatan calon istrinya itu, setelah membaginya, Arka bergegas menuju ruang kerjanya seraya membawa satu kotak kue yang di belinya dari Kinara, ia nampak sumringah ketika mencicipi kue brownisnya.'ternyata seenak ini kue buatan Kinara' batinnya.'Kira-kira Kinara sekarang sedang apa ya?' Arka tak henti-hentinya bergumam dalam hati.***Kinara yang telah terbangun dari tidurnya merasa terkejut dengan rumah yang tiba-tiba bersih dengan sendirinya, siapa yang telah membersihkan mainan-mainan yang tadinya berserakan memenuhi lantai?"Sayang, aku minta uangnya buat beli rokok dong, uang yang aku kasih ke Kamu tadi."Suara Bayu yang tiba-tiba terdengar di belakang, membuat Kinara berlonjak kaget, ia mengira Bayu akan pulang larut malam seperti biasanya, walaupun di hari minggu sekalipun, dia akan beralasan lembur, hanya untuk bertemu selingkuhannya.'Bener kan dugaanku? habis ng
Drrrtttt.. Drrrtttt..Notifikasi pesan w******p memenuhi hp Kinara, nampak puluhan orang mengiriminya pesan untuk orderan kue, Kinara seketika terkejut, nampak sumringah melihat hal itu, dengan cekatan ia terus membalas chat satu per satu.Hanya terhitung hari ini, Kinara mendapatkan pesanan seratus loyang kue brownis untuk besok, Kinara tidak bisa menutupi raut wajah bahagianya, bagaimana bisa ini terjadi? sedangkan baru kemarin dia mengunggah foto kuenya di media sosial, apa media sosial sekarang memang sangat berpengaruh untuk penjual online sepertinya? tapi Kinara tidak pernah mengetahui sesuatu, sebenarnya semua ini terjadi karena bantuan Arka, jika Arka tidak meretas situs iklan untuk mengiklankan foto kue milik Kinara, Kinara tidak akan mendapatkan pesanan sebanyak ini.Kinara merasa sangat berterimakasih kepada Arka, dengan uang yang di berikan Arka padanya hari ini, ia bisa berbelanja bahan-bahan kue untuk besok, sebagai rasa terimakasihnya, rencananya Kinara juga akan membua