Share

Nathan yang merasa nyaman pada Arka

"Ini bukannya mantan pacar Mas Bayu?" batin Kinara.

Mata Kinara terbelalak seketika, ketika mengingat wajah mantan pacar suaminya.

"Kamu kenal?" tanya Arka.

Arka sedikit penasaran melihat ekspresi wajah Kinara saat ini, ia sudah lama mempertegas gambar dalam layar itu, namun ia tak kunjung bicara hingga saat ini.

"Itu mantan pacar Mas Bayu," ucap pelan Kinara, ia seakan tidak percaya dengan semua ini, ia beberapa kali pernah bertemu dengannya, dan menurutnya Intan adalah orang yang baik, bagaimana mungkin Intan adalah selingkuhan suaminya?

"Apa kamu tidak salah?" lanjutnya, dia takut Arka salah mengenali orang, mungkin saja selingkuhan Bayu itu hanya sedikit mirip dengannya.

"Astaga Kinara! apa aku pernah salah ketika mencari informasi seseorang?"

Arka tidak percaya jika Kinara meragukan kemampuannya.

Kinara terdiam sejenak, ia mulai berfikir, Arka memang tak pernah salah ketika mencari informasi tentang seseorang, mungkin Intan ini memang benar berselingkuh dengan suaminya.

"Ya, berarti cinta lama mereka kini bersemi kembali," ujar Kinara sembari tersenyum kecut.

"Lalu, apa yang akan kamu lakukan selanjutnya?" tanya Arka, Arka menyadari ada raut wajah kebencian dari Kinara, ia sangat mengenal Kinara, Kinara akan membuat orang-orang yang menyakitinya membayar semua perbuatannya.

"Aku akan membuat mereka menderita satu per satu," cecar Kinara.

Kinara sedikit ragu dengan tekadnya, ia menyadari bahwa dirinya tidak akan bisa berbuat apa pun seperti harapannya, pada siapa dia akan meminta bantuan, sedangkan dirinya kini hanya tinggal seorang diri, tanpa orangtua atau pun saudara.

"Baiklah, aku akan membantumu melakukannya," ujar Arka datar, dia terus menatap layar laptopnya, tidak mempedulikan tatapan kaget dari Kinara.

Kinara tertegun dengan ucapan Arka, dia bersedia membantu Kinara tanpa harus memintanya.

Ada sedikit perasaan sedih ketika melihat kenyataan bahwa suaminya telah berselingkuh, bercampur sedikit rasa bahagia, ternyata masih ada orang yang peduli dengannya di dunia ini.

"Apa yang akan kita lakukan selanjutnya?" lanjut Arka.

"Aku akan memikirkannya, setelah itu aku akan menghubungimu, aku harap jika kamu memiliki waktu senggang, kamu bersedia membantuku."

Kinara sedikit ragu dengan ucapan Arka, tidak mungkin Arka akan membantunya saat ia sedang bekerja, terlebih lagi, kini ia tidak memiliki hubungan spesial apapun dengannya selain sebagai teman.

"Aku akan selalu ada ketika kamu membutuhkanku."

Tanpa sadar Arka mengusap lembut puncak kepala Kinara, yang membuat Kinara terperanjat kaget.

"Maaf," ucap Arka.

Arka segera menarik kembali tangannya dari kepala Kinara, ia semakin merasa mati kutu di hadapan Kinara, bisa-bisanya dia melakukan kebiasaan saat mereka pacaran dulu.

"Ah, tidak apa-apa."

Kinara tak kalah canggungnya dari Arka, Kinara merasa tidak ada yang berubah sama sekali dari Arka sejak perpisahan mereka lima tahun lalu, Arka masih menjadi sosok yang sangat memperhatian pada Kinara.

Lima tahun yang lalu, Arka yang mendapatkan biaya siswa di luar negeri harus meninggalkan Kinara untuk mengejar mimpinya, Arka melakukan itu semua bukan tanpa alasan, selain untuk mengangkat derajat keluarganya, ia juga ingin membahagiakan Kinara, mengingat dirinya yang tidak terlahir dari keluarga yang berada, ia tidak ingin Kinara hidup kekurangan setelah mereka menikah nanti, ia ingin menjadi orang yang sukses sebelum meminang Kinara ke pelaminan.

Namun takdir berkata lain, tiga tahun kemudian, Arka kembali dari luar negeri untuk menemui Kinara, namun alih-alih bertemu pujaan hatinya, ia malah menjumpai pesta pernikahan di rumah Kinara, ia melihat Kinara yang tangah memakai baju pengantin bersanding dengan seorang pria yang tidak di kenalnya, ternyata ibu Kinara yang sedang sakit parah menyuruh Kinara untuk segera menikah dengan pilihan sang ibu sebagai permintaan terakhirnya, setelah tiga bulan, ibu Kinara meninggal dunia.

Arka terus mencoba menghubungi Kinara untuk meminta penjelasan, dulu Kinara berjanji untuk menunggunya, namun kenapa ia harus menerima kenyataan pahit seperti ini?

Arka meretas kamera hp milik Kinara, ia hanya ingin mengetahui, kenapa Kinara terus memblokir nomornya ketika Arka menghubunginya? Kinara yang tengah menangis terlihat dari layar hp milik Arka, ada rasa penyesalan dari raut wajah Kinara.

Arka yang awalnya salah paham dengan Kinara yang di kira mengkhianatinya, perlahan menemukan kebenaran bahwa Kinara hanya terpaksa menikah atas permintaan terakhir ibunya.

Hal itu membuat tekad Arka semakin kuat untuk merebut kembali pujaan hatinya.

"Kamu kerja di mana sekarang?"

Kinara mencoba sedikit berbasa-basi untuk memecahkan kecanggungan di antara mereka.

"Ah, aku menjadi supir pribadi, aku punya banyak waktu senggang, jadi jangan sungkan-sungkan kalau ingin meminta bantuanku."

Arka berbohong pada Kinara, ia masih belum siap mengakui bahwa sebenarnya dia adalah pemilik perusahaan ternama di kota ini.

Kinara sedikit meragukan pengakuan Arka, ia tidak yakin dengan pekerjaan Arka sebagai supir pribadi, dengan tampilannya saat ini, ia lebih mirip dengan seorang CEO pemilik perusahaan.

"Hwaaaaa..."

Tiba-tiba mereka di kejutkan dengan tangisan Nathan, tanpa sebab yang jelas, Nathan yang sedang bermain mendadak menangis kejer.

Kinara bergegas menggendong Nathan, mengayun-ayunkannya perlahan agar Nathan menghentikan tangisannya, namun tangisan Nathan tak kunjung berhenti, tangisan Nathan semakin keras, membuat Kinara sedikit kualahan.

"Sini biar ku gendong, kamu buatkan susu atau apa, mungkin dia lapar."

Arka dengan sigap mengambil alih Nathan dari gendongan Kinara, Arka nampak mengayun-ayunkan badannya perlahan agar Nathan menghentikan tangisannya, sedangkan Kinara bergegas menuju dapur untuk membuatkan Nathan sebotol susu.

Ketika berada di dapur, suara tangisan Nathan tiba-tiba terdengar sunyi, Kinara yang merasa penasaran memutuskan untuk mengintip dari celah pintu dapur, terlihat Nathan yang telah tertidur di gendongan Arka, sembari Arka yang masih mengayun-aynkan tubuhnya perlahan, sambil sesekali Arka mengusap lembut kepala Nathan yang tengah bersandar di pundaknya.

Kinara bergegas membawa sebotol susu kepada Nathan yang tengah tertidur, Arka menepis tangan Kinara yang akan mengambil alih Nathan dari gendongannya sembari meletakkan telunjuknya di ujung bibir, ia menyuruh Kinara untuk diam sejenak.

"Tidurnya belum pulas, biarkan sebentar lagi," ucap Arka sedikit berbisik pada Kinara, Kinara yang mengerti maksud Arka pun hanya menganggukkan kepalanya.

Kinara melihat pemandangan yang cukup berbeda, terlihat Nathan yang begitu nyaman tidur di pelukan Arka, membuat Kinara sedikit berimajinasi, seandainya Arka adalah ayah dari Nathan, mungkin hidupnya akan sedikit lebih bahagia dari yang di alaminya sekarang.

"Apa kamu tidak lelah?" tanya Kinara pada Arka, mengingat tubuh sang anak cukup berat menurutnya.

"Tidak, menggendongmu saja aku kuat, mau coba?" 

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status