Arka terkekeh, ia ingin menggoda Kinara dengan sedikit candaannya, agar Kinara melupakan masalah rumah tangganya untuk sejenak.
Kinara hanya tertawa sembari menyubit pelan lengan Arka dari balik jas hitamnya."Aduh! sakit."Arka berpura-pura kesakitan dengan cubitan pelan Kinara, mereka pun tertawa renyah dengan itu, akhirnya kecanggungan mereka perlahan menghilang."Sudah-sudah, sini! biar ku tidurkan Nathan di kamarnya."Lagi-lagi Arka menepis tangan Kinara yang akan mengambil Nathan dari gendongannya."Nanti terbangun! di mana kamarnya? biar aku yang menidurkannya," ucap Arka.Kinara meminta Arka untuk mengikutinya, sampai di ruangan berpintu biru yang merupakan kamar milik Nathan.Arka meletakkan Nathan perlahan di atas kasur, diikuti Kinara yang berada di belakang mereka.Deg!Jantung Kinara seperti akan berhenti seketika, Arka tidak mengetahui jika Kinara terus mengikutinya dari belakang, ketika Arka berbalik badan, wajah mereka pun bertemu dalam jarak beberapa centi saja, mereka berdua terdiam sejenak, mengamati wajah lawan mereka yang amat dirindukan untuk waktu yang lama.Tatapan mata yang sendu itu sangat dirindukan keduanya, Kinara mendadak memalingkan wajahnya ketika menyadari wajah Arka yang kian mendekat seakan ingin mencumbunya, Kinara sangat sadar dengan statusnya saat ini, dirinya bukanlah wanita yang baik, Arka pantas mendapatkan wanita yang lebih baik darinya.Arka gelagapan ketika Kinara yang tengah memalingkan wajah, menyadarkannya dari lamunan."Oh, maafkan aku, aku akan pulang sekarang, hubungi aku jika kamu butuh bantuan."Arka bergegas menuju ruang tamu untuk membersihkan barang-barangnya, wajahnya memerah seperti menahan malu, setelah kejadian ini, dia sudah tidak memiliki wajah untuk bertemu dengan Kinara lagi.Kinara terus menatap mobil Arka yang perlahan menghilang dari pandangannya, dia merasa sedikit sungkan jika meminta bantuan Arka lagi, entah apa yang akan ia lakukan selanjutnya, Kinara harus memikirkan rencananya secara matang.Setelah sampai di perusahaan, Arka melihat berkas yang menumpuk di atas meja kerjanya, namun ia tidak bisa berkonsentrasi sama sekali, otaknya kini di penuhi dengan tatapan sendu Kinara yang sangat ia rindukan."Astaga! kapan selesainya pekerjaanku jika terus seperti ini," gerutunya.Arka merasa frustasi dengan pikirannya sendiri.***Malam pun telah tiba, Bayu yang baru saja pulang ke rumah nampak kesulitan membuka pintu rumahnya, dia menelepon Kinara untuk membukakan pintu rumah untuknya, namun Kinara tak kunjung mengangkat telepon dari Bayu."Sayang! pintunya kenapa? kamu kunci atau memang macet?" teriak Bayu dari luar rumah.Kinara sebenarnya tahu jika Bayu meneleponnya, namun ia memilih tidak peduli, begitu juga dengan teriakan Bayu, Kinara ingin memberikan pelajaran kepada Bayu, jika Bayu bisa bermain drama, maka Kinara akan lebih hebat darinya.Keesokan harinya, Kinara yang hendak menyapu halaman, membuka pintu rumahnya, ia berpura-pura terkejut melihat Bayu yang terlihat tidur di dalam mobil."Astaga, Mas Bayu kenapa tidur disitu?" ucap Kinara menyadari Bayu yang telah terbangun dari tidurnya."Kenapa tidak membukakanku pintu semalam?"Bayu nampak kesal dengan Kinara, mata Bayu terlihat memerah, di tambah kantung mata yang hampir mirip panda di sekeliling matanya, mungkin semalam dia tidak tidur nyenyak, pikir Kinara."Aku takut ada orang jahat yang masuk rumah saat aku tidur, jadi aku mengunci pintunya, aku pikir Mas tidak pulang kemarin."Kinara terus berdalih seakan cukup puas dengan drama yang tengah ia mainkan.'Ini hanya permulaan Mas, setelah ini kamu akan lebih menderita lagi!'"Sudahlah!"Sepertinya Bayu merasa kesal sekali dengan Kinara, ia meninggalkan Kinara yang masih menatap punggunya sembari menyeringai.Ketika hendak menutup pintu mobil milik Bayu, Kinara mendapati sebuah lipstik yang berada di kursi pengemudi, nampaknya hal itu memang sengaja di tinggalkan oleh si pemilik, untuk memberitahu Kinara secara halus, namun di luar dugaan Kinara tak menggubrisnya sama sekali, mulai sekarang ia tidak akan mempedulikan hal yang menurutnya tidaklah penting.Setelah selesai membersihkan diri, Bayu nampak membuka tudung saji yang terletak di atas meja, tidak nampak apapun setelah Bayu membukanya, lagi-lagi Kinara tidak masak untuknya."Sayang! kamu gak masak lagi?"Bayu menghampiri Kinara yang tengah menyapu halaman rumahnya."Oh, kenapa kamu gak tanya juga kemarin aku sama Nathan makan apa?" jawab santai Kinara.Sebenarnya Kinara memasak makanan dari kemarin, tapi makanan itu memang sengaja ia sembunyikan, ia tahu betul saat ini Bayu memegang uang dalam jumlah
Tak lama, Kinara pulang sembari menenteng beberapa bag pelastik besar berisi bahan-bahan kue.Menurutnya, ia paling ahli dalam hal membuat kue, terlebih lagi, membuat kue juga merupakan hobi untuknya.Ia memulai eksekusinya, Kinara mencampurkan beberapa bahan dalam sebuah baskom dan mulai mengaduk-aduknya, terlihat Nathan yang tengah menemani sang ibu sembari memainkan sendok dan beberapa peralatan dapur.Tak berselang lama, brownis buatan Kinara pun telah matang, Kinara nampak menghias brownis buatannya dengan beberapa whip cream dan potongan ceri, setelah itu dia memposting foto brownisnya di seluruh media sosial yang ia punya.***Arka yang tengah duduk di kursi kerjanya di buat sumringah dengan unggahan sebuah foto dari media sosial milik Kinara, nampak dari layar hpnya, Kinara memposting sebuah foto kue coklat dengan tulisan harga di atasnya."Benar-benar tidak bisa mempromosikan apapun, dasar Kinara!" gerutu Arka.Arka mencoba meretas beberapa situs iklan dan menggungah foto kue
"Iya, itu separuh," jawab Arka."Itu kebanyakan, harga brownis satu loyang cuma tujuh puluh ribu, kalau di kali lima puluh totalnya jadi tiga juta lima ratus, kenapa kamu transfernya lima juta?"Kinara mencoba menjelaskan harga brownis yang di jualnya pada Arka."Yang beli siapa?" tanya Arka."Kamu," jawab Kinara."Ya udah, terserah aku dong mau hargain brownis kamu berapa."Kinara merasa bingung dengan ucapan Arka, bisa-bisanya dia menghargai brownis buatannya seenaknya sendiri, sedangkan Arka sendiri tidak pernah merasakan rasa brownis buatan Kinara."Sudah-sudah, sekarang kamu belanja bahan-bahannya, besok aku ambil jam sembilan pagi."Menyadari Kinara yang terdiam cukup lama dari seberang telepon, membuat Arka cepat-cepat menutup teleponnya, walau sebenarnya ia ingin lebih lama mengobrol dengan Kinara, ia ingin mendukung usaha Kinara walaupun tak secara langsung.***Keesokan harinya, Bayu memperhatikan sekelilingnya, merasa kebingungan dengan Kinara yang tengah membuat banyak kue
"Ekhem!"Mereka di kejutkan dengan Kinara yang tengah menghampiri mereka, Kinara berdehem cukup keras untuk memisahkan pertikaian di antara mereka."Ka, tolong bantu bawakan kuenya keluar," ujar Kinara sembari memberikan beberapa kotak kue pada Arka.Arka bergegas membantu Kinara membawakan kue-kue buatannya.Bayu yang tidak di mintai pertolongan pun berinisiatif sendiri untuk membantu Kinara, jujur saja, hatinya kini di penuhi dengan rasa cemburu yang membara, melihat keakraban Kinara dengan Arka.Arka hanya melirik Kinara yang tak menggubris suaminya sama sekali, ia merasa cukup puas dengan itu, kini peluangnya menjadi semakin besar untuk kembali merebut Kinara dari Bayu.Arka merogoh saku jasnya dan mengeluarkan segepok uang dari sana."Ini sisa uang kuenya."Arka memang sengaja memberikan uang sepuluh juta kepada Kinara tepat di hadapan suaminya, ia ingin melihat bagaimana reaksi Bayu saat ini."Arka, ini terlalu banyak."Kinara merasa sungkan untuk menerima uang pemberian Arka, t
Bayu nampak memberikan segepok uang pada Kinara yang tengah membereskan peralatan dapurnya, namun Kinara hanya meliriknya sekilas, tak memberikan respon yang berarti seperti bayangan Bayu."Tidak perlu, aku bisa menghidupi diriku sendiri," ucap Kinara enggan, dengan wajah datarnya, ia hanya meliriknya sekilas, tak ada niatan untuk menatap sang suami yang tengah berdiri di belakangnya."Sudah terima saja! aku bisa menghidupimu, jadi tidak usah jual kue lagi!," perintah Bayu pada Kinara, sembari memaksa tangan Kinara untuk menerima pemberiannya, namun Kinara menolak sembari menyeringai kecil, ternyata Bayu merasa kepanasan melihat Arka yang datang mengambil kuenya, Bayu menarik lagi tangan Kinara, memaksanya untuk menerima uang pemberiannya, dan pergi berlalu.Kinara hanya terdiam menatap tangannya yang tengah memegang segepok uang pemberian Bayu, sementara Bayu meninggalkannya yang masih berada di dapur dengan terus menggerutu.Sudahlah, aku bisa menyimpan uang ini untuk kebutuhan Nath
Baralih ke kantor Arka.Nampak beberapa karyawan berteriak gembira melihat Arka yang tengah membagikan kue brownis buatan calon istrinya itu, setelah membaginya, Arka bergegas menuju ruang kerjanya seraya membawa satu kotak kue yang di belinya dari Kinara, ia nampak sumringah ketika mencicipi kue brownisnya.'ternyata seenak ini kue buatan Kinara' batinnya.'Kira-kira Kinara sekarang sedang apa ya?' Arka tak henti-hentinya bergumam dalam hati.***Kinara yang telah terbangun dari tidurnya merasa terkejut dengan rumah yang tiba-tiba bersih dengan sendirinya, siapa yang telah membersihkan mainan-mainan yang tadinya berserakan memenuhi lantai?"Sayang, aku minta uangnya buat beli rokok dong, uang yang aku kasih ke Kamu tadi."Suara Bayu yang tiba-tiba terdengar di belakang, membuat Kinara berlonjak kaget, ia mengira Bayu akan pulang larut malam seperti biasanya, walaupun di hari minggu sekalipun, dia akan beralasan lembur, hanya untuk bertemu selingkuhannya.'Bener kan dugaanku? habis ng
Drrrtttt.. Drrrtttt..Notifikasi pesan w******p memenuhi hp Kinara, nampak puluhan orang mengiriminya pesan untuk orderan kue, Kinara seketika terkejut, nampak sumringah melihat hal itu, dengan cekatan ia terus membalas chat satu per satu.Hanya terhitung hari ini, Kinara mendapatkan pesanan seratus loyang kue brownis untuk besok, Kinara tidak bisa menutupi raut wajah bahagianya, bagaimana bisa ini terjadi? sedangkan baru kemarin dia mengunggah foto kuenya di media sosial, apa media sosial sekarang memang sangat berpengaruh untuk penjual online sepertinya? tapi Kinara tidak pernah mengetahui sesuatu, sebenarnya semua ini terjadi karena bantuan Arka, jika Arka tidak meretas situs iklan untuk mengiklankan foto kue milik Kinara, Kinara tidak akan mendapatkan pesanan sebanyak ini.Kinara merasa sangat berterimakasih kepada Arka, dengan uang yang di berikan Arka padanya hari ini, ia bisa berbelanja bahan-bahan kue untuk besok, sebagai rasa terimakasihnya, rencananya Kinara juga akan membua
Suara deru mobil yang berhenti di depan rumah, berhasil mengejutkan Kinara yang tengah sibuk di dapur, ia bergegas melihat tamu yang tengah datang ke rumahnya, nampak seorang pria tampan berperawakan tinggi turun dari dalam mobil berwarna putih."Assalamualaikum."Terdengar ucapan salam di barengi dengan beberapa kali ketukan dari luar pintu rumah Kinara."Waalaikumsallam," sahut Kinara, ia bergegas keluar dari rumah untuk menemui Arka yang sedang menunggunya di depan pintu."Masuk Ka!" lanjut Kinara.Ketika memasuki rumah, Arka melihat Nathan yang tengah bermain sendirian di ruang tamu."Maaf ya Ka, rumahnya berantakan, aku belum sempat membersihkan rumah." Kinara merasa sungkan dengan tamunya, menurutnya rumahnya kini memang terlihat seperti kapal pecah, mengingat Nathan yang selalu kembali membuat mainannya berserakan, walaupun telah berulang kali di bersihkan."Gak masalah," ucap Arka seraya duduk di samping Nathan yang tengah bermain dengan mobil mainannya.Menyadari hal itu, Kin