Share

Kecanggungan Arka

Penulis: Liya Mardina
last update Terakhir Diperbarui: 2023-06-16 20:03:18

Arka terkekeh, ia ingin menggoda Kinara dengan sedikit candaannya, agar Kinara melupakan masalah rumah tangganya untuk sejenak.

Kinara hanya tertawa sembari menyubit pelan lengan Arka dari balik jas hitamnya.

"Aduh! sakit."

Arka berpura-pura kesakitan dengan cubitan pelan Kinara, mereka pun tertawa renyah dengan itu, akhirnya kecanggungan mereka perlahan menghilang.

"Sudah-sudah, sini! biar ku tidurkan Nathan di kamarnya."

Lagi-lagi Arka menepis tangan Kinara yang akan mengambil Nathan dari gendongannya.

"Nanti terbangun! di mana kamarnya? biar aku yang menidurkannya," ucap Arka.

Kinara meminta Arka untuk mengikutinya, sampai di ruangan berpintu biru yang merupakan kamar milik Nathan.

Arka meletakkan Nathan perlahan di atas kasur, diikuti Kinara yang berada di belakang mereka.

Deg!

Jantung Kinara seperti akan berhenti seketika, Arka tidak mengetahui jika Kinara terus mengikutinya dari belakang, ketika Arka berbalik badan, wajah mereka pun bertemu dalam jarak beberapa centi saja, mereka berdua terdiam sejenak, mengamati wajah lawan mereka yang amat dirindukan untuk waktu yang lama.

Tatapan mata yang sendu itu sangat dirindukan keduanya, Kinara mendadak memalingkan wajahnya ketika menyadari wajah Arka yang kian mendekat seakan ingin mencumbunya, Kinara sangat sadar dengan statusnya saat ini, dirinya bukanlah wanita yang baik, Arka pantas mendapatkan wanita yang lebih baik darinya.

Arka gelagapan ketika Kinara yang tengah memalingkan wajah, menyadarkannya dari lamunan.

"Oh, maafkan aku, aku akan pulang sekarang, hubungi aku jika kamu butuh bantuan."

Arka bergegas menuju ruang tamu untuk membersihkan barang-barangnya, wajahnya memerah seperti menahan malu, setelah kejadian ini, dia sudah tidak memiliki wajah untuk bertemu dengan Kinara lagi.

Kinara terus menatap mobil Arka yang perlahan menghilang dari pandangannya, dia merasa sedikit sungkan jika meminta bantuan Arka lagi, entah apa yang akan ia lakukan selanjutnya, Kinara harus memikirkan rencananya secara matang.

Setelah sampai di perusahaan, Arka melihat berkas yang menumpuk di atas meja kerjanya, namun ia tidak bisa berkonsentrasi sama sekali, otaknya kini di penuhi dengan tatapan sendu Kinara yang sangat ia rindukan.

"Astaga! kapan selesainya pekerjaanku jika terus seperti ini," gerutunya.

Arka merasa frustasi dengan pikirannya sendiri.

***

Malam pun telah tiba, Bayu yang baru saja pulang ke rumah nampak kesulitan membuka pintu rumahnya, dia menelepon Kinara untuk membukakan pintu rumah untuknya, namun Kinara tak kunjung mengangkat telepon dari Bayu.

"Sayang! pintunya kenapa? kamu kunci atau memang macet?" teriak Bayu dari luar rumah.

Kinara sebenarnya tahu jika Bayu meneleponnya, namun ia memilih tidak peduli, begitu juga dengan teriakan Bayu, Kinara ingin memberikan pelajaran kepada Bayu, jika Bayu bisa bermain drama, maka Kinara akan lebih hebat darinya.

Keesokan harinya, Kinara yang hendak menyapu halaman, membuka pintu rumahnya, ia berpura-pura terkejut melihat Bayu yang terlihat tidur di dalam mobil.

"Astaga, Mas Bayu kenapa tidur disitu?" ucap Kinara menyadari Bayu yang telah terbangun dari tidurnya.

"Kenapa tidak membukakanku pintu semalam?"

Bayu nampak kesal dengan Kinara, mata Bayu terlihat memerah, di tambah kantung mata yang hampir mirip panda di sekeliling matanya, mungkin semalam dia tidak tidur nyenyak, pikir Kinara.

"Aku takut ada orang jahat yang masuk rumah saat aku tidur, jadi aku mengunci pintunya, aku pikir Mas tidak pulang kemarin."

Kinara terus berdalih seakan cukup puas dengan drama yang tengah ia mainkan.

'Ini hanya permulaan Mas, setelah ini kamu akan lebih menderita lagi!'

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Cristiana Tien
sebenarnya Kinara itu pinter gak sich? gak ngerti cara kerja laptop, tp mau meretas.. eh, ternyata lupa caranya..
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Cupang Di Leher Suamiku   Happy ending~

    Tawa itu seketika menghilang, menyisakan kesunyian yang begitu mencekam. Raut wajah panik menyoroti seorang pria yang tengah terdiam, masih duduk di atas tempat tidur pasiennya. Sorot mata tajam itu terasa begitu mengiris, menatap lekat lantai rumah sakit yang berada di bawah tubuhnya."Sayang, ikutlah denganku besok, aku hanya ingin Nathan melihat wajah Ayah kandungnya untuk yang terakhir kali. Tidak ada maksud lain," ucap Kinara. Dirinya berusaha meyakinkan sang Suami yang masih meragukan kesetiaannya.Arka seketika mendongak. Menatap Kinara dengan wajah tak percaya. Mulut itu terasa kaku untuk sesaat, sampai akhirnya memutuskan sesuatu yang tidak dipercayai oleh semua orang. "Baiklah, besok kita pergi ke sana."Saking tidak percayanya, kedua Pengawal dan Risa saling bertukar pandang. Dengan tatapan penuh kebingungan.***Keesokan harinya. Setelah keluar dari rumah sakit. Arka dan Kinara segera berangkat menuju rumah sakit jiwa yang sebelumnya merawat Bayu. Mereka meninggalkan buah

  • Cupang Di Leher Suamiku   Nama yang begitu membekas di hati

    Kinara berharap cemas, ketika mendengar suara langkah kaki beriringan yang semakin mendekati ruangannya. Tubuhnya terasa kaku untuk sekedar berdiri meminta pertolongan. Jahitan di bawah perut masih terasa begitu nyeri hingga menusuk tulang."Mbak Risa, tolong segera panggil Dokter. Arka pingsan," ucapnya dengan suara serak ketika mendapati seorang wanita yang ia kenal baru memasuki ruangan. Nampak seorang wanita cantik yang tengah menggendong anak laki-laki berusia dua tahun. Dua pria bertubuh besar di belakangnya pun ikut panik. Mereka berlari keluar ruangan untuk mencari bantuan dari tenaga medis yang bertugas di sana.Selang beberapa menit, ketiga orang itu kembali dengan seorang Dokter pria yang tengah mengekor di belakang mereka."Tolong bantu baringkan Pasien di tempat tidur, untuk memudahkan saya dalam memeriksa," ujar sang Dokter dengan nada panik.Kedua Pengawal Arka segera membaringkan tubuh atasannya di atas tempat tidur rumah sakit di samping Kinara. Setelahnya mereka berd

  • Cupang Di Leher Suamiku   Titik terang

    Arka membelalak. Risa tidak tahu bagaimana perasaan atasannya saat ini. Dengan kekhawatiran bercampur rasa takut yang amat sangat, bagaimana mungkin dirinya akan pulang meninggalkan sang Istri dan buah hatinya untuk sekedar beristirahat di rumah."Apa ada masalah, Pak?" tanya Risa khawatir saat melihat raut kebingungan dari wajah atasannya."Bisakah kamu menutup mulut? Lebih baik kamu pergi jemput Nathan dan bawa kemari," ucap Arka seraya memegangi kepalanya.Pria tampan dengan kemeja putih yang terlihat lusuh kini melangkah pasti menuju salah satu ruangan rawat di rumah sakit itu.Risa masih membeku di tempat, menatap iba pada punggung lebar sang atasan yang semakin menghilang dari pandangan matanya. Sorot mata penat terlihat begitu jelas dari sana.Wanita yang kini telah mendapatkan kembali kesadarannya, terlentang di atas ranjang rumah sakit dengan membuang muka ketika sang Suami datang menghampiri. Rasa sesak masih terasa memenuhi dada. Setelah pernikahan pertamanya yang kandas ak

  • Cupang Di Leher Suamiku   Masa kritis

    Tatapan sendu bercampur dengan kekhawatiran yang terpancar dari wajah lelah itu, membuat Dokter sedikit merasa iba, hingga mengizinkan Arka untuk menemani sang istri yang tengah berjuang antara hidup dan mati ketika berusaha melahirkan buah hati mereka di meja operasi.Dengan pakaian serba hijau dan jaring penutup kepala, Arka berdiri di samping meja operasi. Menatap nanar wajah yang kini tengah terpejam erat. Emosi yang baru saja meledak-ledak mengakibatkan tekanan darah meningkat hingga terjadi eklamsia pada Kinara. Kondisi darurat di mana ibu hamil kehilangan kesadaran hingga mengalami kejang.Memori Arka seketika berputar mundur, mengingat penjelasan sang Dokter mengenai kondisi kesehatan sang Istri yang kini terbaring lemah di meja operasi. Eklamsia bisa membahayakan nyawa ibu dan bayi dalam waktu bersamaan.Arka berlutut menghadap kepala sang Istri, memegangi tangan Kinara yang tengah terlentang dengan erat."Kinara, bangunlah." Satu kalimat itu berulang kali ia ucapkan dengan l

  • Cupang Di Leher Suamiku   Kondisi darurat

    "Tidak! Lepaskan aku! Aku membencimu!" Kinara berteriak kencang seraya memberontak. Ia tidak bisa mengendalikan diri akibat emosi yang membara dalam hati. Rasa nyeri akibat luka lama yang kembali terbuka mengalahkan rasa sakit pada kontraksi pertamanya. Masih terlintas jelas memori otaknya ketika mendapati Arka bermain api di belakang."Aku tidak akan melepaskanmu. Setelah ini aku janji akan menyelesaikan kesalah pahamanmu padaku."Meski kualahan dengan sang Istri yang terus meminta turun dari gendongannya, Arka tidak menyerah, kaki jenjangnya melangkah cepat menuju mobil yang terparkir di halaman perusahaan miliknya. Dengan nafas menderu, ia merasa acuh tak acuh pada beberapa karyawan yang menatapnya terheran-heran.Salah satu sorot mata, nampaknya mampu menerka hal yang begitu membuat sang atasan merasa panik. Hingga ia memutuskan untuk mengekor dengan langkah cepat dari belakang."Pak Arka, apakah Mbak Kinara akan melahirkan?" Terdengar suara panik dari seorang wanita yang dengan c

  • Cupang Di Leher Suamiku   Kontraksi

    Drrttt ... Drrttt ....Suara getaran ponsel menghentikan aktivitas mereka. Arka dengan cepat menyambar ponsel yang tengah bergetar di atas meja kerjanya."Pak, Anda harus cepat pergi ke kantor, ada salah satu Klien yang meminta Anda untuk membahas masalah saham perusahaan secepatnya." Terdengar suara panik dari seorang pria dari seberang telepon.Arka dan Kinara terlihat saling bertukar pandang untuk sesaat."Baiklah, saya akan segera pergi ke sana," jawab Arka dengan perasaan gusar sebelum menutup sambungan telepon."Ada apa, Sayang?""Belakangan ini saham perusahaan tiba-tiba turun secara misterius. Banyak Investor yang meminta penjelasan. Aku harus segera pergi," jelas Arka dengan raut wajah panik. Pria itu dengan cepat bangkit dan menyambar kasar jas hitam yang tergantung di senderan meja kerjanya."Tapi kamu bahkan belum beristirahat semenit pun." Kinara menatap khawatir pada tubuh pria yang terlihat panik di depannya.Arka perlahan mendekatkan tubuhnya. Kedua tangannya memegangi

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status