KONTAK YANG SELALU ADA DI DAFTAR BLOKIR SUAMIKU
#DAFTAR_BLOKIR
Part 6
Dari beberapa foto yang aku lihat di akunnya terlihat jelas bahwa ia adalah orang mampu dalam hal materi.
Namun, ia yang memang tak kekurangan materi, aku yakin ia kekurangan kasih sayang. Dari yang aku lihat, umur suaminya jauh dibandingkan dengan dia. Bahkan lebih pantas jika di sebut sebagai om atau bahkan anak dan ayah.
Aku tak berhenti mencari akun pria tersebut agar aku bisa mencari celah untuk memberitahukan bahwa istrinya tak seperti yang ia duga selama ini.
Pencarianku berbuah manis, tak membutuhkan waktu lama aku menemukan akun dari suami Deby. Aku scroll terus akun bernama Nazriel tersebut hingga mataku membulat ketika melihat foto Mas Indra tengah makan malam bersama dengan suami Deby.
Bukan hanya Mas Indra tetapi, beberapa karyawan yang bekerja di kantor yang sama. Siapa sebenarnya suami Deby ini?
Atau, jangan-jangan beliau adalah pemilik perusahaan tempat Mas Indra berkerja. Pikiranku semakin tak menentu, apalagi aku merasa tak pernah menghadiri pesta untuk acara di kantor Mas Indra.
Mataku tak berhenti mencari tahu siapa seorang pria bernama Nazriel tersebut.
"Assalamualaikum," aku tersentak saat mendengar suara khas Mas Indra dari balik pintu.
Ibu dan aku saling pandang dan ibu membiarkan aku membuka pintu.
"Waalaikumsalam," jawabku sembari membuka pintu.
"Aku bawakan makanan buat Ibu sama kamu, aku takut kamu belum makan," ucapnya nampak khawatir.
Aah, pintar sekali ia menyembunyikan gundiknya dariku. Dengan senyum manis dan perhatian yang tak berkurang. Namun, Allah maha adil terlah membuka mataku atas semua yang ia perbuat di belakangku.
"Aku sudah makan Mas," dustaku.
Tak terasa, waktu sudah menunjukan pukul dua siang, padahal aku bahkan belum melaksanakan salat Zuhur.
"Aku salat dulu," pamitku sembari berjalan ke arah mushola kecil di dalam rumah ibuku.
Mas Indra hanya mengangguk lalu duduk di sebelah ibu seraya mengeluarkan ponsel dari saku celananya.
Entahlah, mungkin ia akan segera menghubungi Deby. Atau mungkin ia ingin sayang-sayangan dengan kekasihnya itu. Perasaanku semakin kacau karena pikiranku sendiri.
Usai salat Zuhur, Mas Indra masih terlihat sibuk dengan gawai di tangannya. Bibirnya sesekali tersenyum setelah membaca sebuah pesan yang ada di dalam kontak tersebut.
Apakah Mas Indra sudah tahu jika nomor Deby aku ganti? apa dia juga sudah tahu jika aku sudah mengetahui semuanya?
"Eeehm!" sentakku membuat Mas Indra terkejut.
"Eh, kamu udah selesai, kita pulang yuk!" ajaknya.
"Aku ingin menginap disini Mas," jawabku singkat.
Mas Indra nampak kecewa saat aku mengatakan hal tersebut, tapi mana bisa aku tahu jika ia tengah benar-benar kecewa atau tidak.
"Mas besok ada meeting pagi," ucapnya seolah menolak untuk ikut menginap di rumah orangtuaku.
Aku tersenyum sinis, "Yaudah, Mas pulang aja," usirku.
Akupun segera masuk ke dalam kamar tanpa memberikan ia senyuman. Entah mengapa, Mas Wahyu justru tak menahan langkahku. Apa ia memang bahagia bisa sendiri dirumah?
Deru mesin mobil Mas Indra pun terdengar menjauh dari pekarangan rumah ibu. Aku memutuskan untuk segera mengikutinya, tak ingin jika Mas Indra sampai membawa Deby ke rumah kami dan melakukan hal terlarang disana.
Ditengah perjalanan aku membuat akun baru dan mengirimkan pesan pada Nazriel, suami Deby.
[Benarkah ini istrimu?]
Tak berapa lama, pesanku terbaca dan langsung dibalas oleh pemilik akun.
[Iya, benar, anda siapa?]
Balasnya dengan nada sopan, aku pikir pria ini mungkin pria baik-baik.
[Datanglah ke rumah di jalan kembang nomor lima belas, istrimu mungkin akan bermalam disana,]
Entah mengapa, aku memiliki feeling yang kuat jika Mas Indra akan mengajak Deby menginap di rumahku. Bahkan aku berani memberitahukan semua pada suaminya Deby tanpa aku mengetahui kebenarannya.
Mungkinkah semua akan benar-benar terbukti atau justru akan mempermalukan diriku?
[Saya percaya pada Deby, jadi jangan ganggu rumahtangga kami!]
Balasnya singkat. Sepertinya aku akan benar-benar menghadapi Mas Indra seorang diri malam ini.
KONTAK YANG SELALU ADA DI DAFTAR BLOKIR SUAMIKU#DAFTAR_BLOKIRPart 7Aku terus mengikuti mobil Mas Indra, meski tak mampu taksi online ini mengejarnya tapi, aku terus berusaha agar keadilan berpihak padaku.Sampai di halaman rumahku, mobil Mas Indra terparkir rapi. Aku tak langsung masuk, sengaja aku hanya mengintai dari luar kegiatan Mas Indra.Tak berapa lama, seseorang datang. Seorang wanita mengenakan pakaian yang terlihat kurang bahan mengendap-endap masuk ke dalam rumahku.Aku tak bisa melihat wajahnya dengan jelas tapi, dari postur tubuhnya aku yakin jika wanita itu adalah Deby. Selingkuhan Mas Indra.Aku masih tetap bertahan di luar pagar, dekat pohon jambu. Karena tempat inilah yang aman dari penglihatan Mas Indra jika ia keluar tiba-tiba dari rumah."Salma? ngapain?" tegur seorang warga yang tiba-tiba lewat
KONTAK YANG SELALU ADA DI DAFTAR BLOKIR SUAMIKU#DAFTAR_BLOKIRPart 8Aku berjalan menuju ke dapur, hatiku berusaha tetap tenang meskipun remuk redam sudah aku rasakan.Sulit memang, menahan rasa sakit dalam hati karena penghianatan orang yang di cintai. Apalagi aku harus menahan emosiku agar tak pecah dan menjadi bom waktu untuk diriku sendiri."Airnya di rebus dulu aja ya Sayang," teriaknya.Aku tersenyum sinis, melihat Mas Indra terburu-buru mengeluarkan Deby dari dalam kamarnya.Perih rasanya, Mas Indra menyembunyikan wanita di belakangku dan tetap bersikap manis seolah tak pernah ada yang terjadi.Aku sengaja terus memperhatikan gerak gerik mereka berdua dari balik celah pintu dapur. Mereka saling terburu-buru untuk keluar dari ruang tamu.Bahkan, sesekali Deby meruntuk karena rencana m
KONTAK YANG SELALU ADA DI DAFTAR BLOKIR SUAMIKU#DAFTAR_BLOKIRPart 9Aku tetap diam, tak sepatah kata pun aku lontarkan pada suami yang sudah menemaniku selama puluhan tahun itu.Aku bahkan tak mengusir Mas Indra dari kamar. Aku biarkan ia tidur dengan lelap di dalam kamar yang biasa kami gunakan berdua dan aku memilih tidur di kamar Mareta, putriku yang kini tengah berada di pesantren.Hatiku terus saja bergemuruh, ingin rasanya meluapkan emosi pada Mas Indra yang justru tak merasa bersalah sedikitpun. Namun, aku sadar jika ia benar-benar sudah tak menginginkan aku dan percuma membuang tenaga dan emosi untuk pria sepertinya.Aku segera mengambil air wudhu untuk melaksanakan salat taubat sekaligus untuk menenangkan hatiku. Mungkin dengan meluapkan semua rasa duka ku pada Sang Maha Pencipta akan mengurangi sedikit beban dalam hatiku.Bena
KONTAK YANG SELALU ADA DI DAFTAR BLOKIR SUAMIKU#DAFTAR_BLOKIRPart 10"Selamat siang Ibu Salma?" ucap Nazriel saat baru saja tiba di meja tempat aku menunggu.Aku sambut kedatangan mereka berdua dengan senyuman meski hatiku begitu sakit melihat wajah Deby yang seolah tak merasa bersalah sedikitpun."Siang, silahkan," ucapku berusaha tetap tenang.Sesekali aku melirik Deby yang terus bersikap angkuh di depanmu. Firasatku mulai tak enak saat tiba-tiba Deby membuang muka dan justru bergelayut manja di lengan Nazriel."Apapun masalah anda sama suami anda, tolong lain kali jangan libatkan istri saya!"Deg!Ooh, jadi benar firasatku bahwa Nazriel termakan oleh rayuan Deby. It's okay aku tak masalah. Aku lirik kembali wajah Deby sembari menyunggingkan senyum sinis."Anda berpikir saya mensabotase pertemuan mereka?" tegasku.Nazriel nampak mengangguk mantap sembari melepas kaca mata hitam yang sepertinya ber
KONTAK YANG SELALU ADA DI DAFTAR BLOKIR SUAMIKU#DAFTAR_BLOKIRPart 11"Ibu ..."Mareta berhambur ke arahku, mencium lembut punggung tanganku sebagai tanda hormatnya."Ayah mana?"Sebuah pertanyaan yang sudah aku duga akan menjadi sesuatu yang sulit untuk aku jelaskan. Gadis yang kini sudah duduk di bangku kelas tiga SMP tersebut terus berusaha mencari keberadaan ayahnya.Aku sentuh lembut tangan putriku, "Ayah gak ikut, beliau sedang bekerja," ucapku lemah.Seperti dugaanku, Mareta mulai menangkap gelagat duka dalam hatiku. Gadis itu memang selalu bisa menebak isi hatiku tanpa aku memberitahukannya."Ada apa?" tanya gadis kecil di hadapanku.Aku berusaha terus menahan air mata yang telah menggenang di kelopak mataku. Namun, semua lolos begitu saja ke
KONTAK YANG SELALU ADA DI DAFTAR BLOKIR SUAMIKU#DAFTAR_BLOKIRPart 12Deby terus berusaha memanggil Mas Indra. Namun, Mas Indra justru mengunci diri dalam kamar mandi. Dasar pengecut!"Keluar!" teriak beberapa warga.Deby, berusaha lari dari pintu belakang tapi, aku menggapai tangannya dan menariknya keluar dari rumahku.Pakaian tipis yang masih membungkus tubuhnya membuat semua mata membelalak menyaksikannya."Astaghfirullah!" seru Pak Jaka.Aku lempar tubuh Deby hingga ia tersungkur di lantai. Aku biarkan semua pasang mata menikmati tubuh Deby yang hanya tertutup kain tipis."Mana Pak Indra Bu?" tanya Pak Jaka.Amarah yang sudah tertahan beberapa hari ini akhirnya terlampiaskan. Jika mereka mengira aku hanya bisa diam ya, aku memang bisa diam.Namun, me
KONTAK YANG SELALU ADA DI DAFTAR BLOKIR SUAMIKU#DAFTAR_BLOKIRPart 13Emosi yang sudah mereda terpaksa kembali memuncak, sepertinya ia masih belum paham ia berhadapan dengan siapa.Mungkin Devita juga menyadari bahwa ia adalah perempuan yang bersalah dalam hal ini. Iya terus aja menyalakan aku atas semua yang terjadi.Emosinya membuat aku tak mengerti bukankah seharusnya aku yang marah aku yang kecewa karena aku disini yang menjadi korban atas penghianatan mereka berdua.Aku bangkit dan menatap lekat kedua mata pela*ur di hadapanku. Doakan aku beri ampun sedikitpun kepada wanita mur**an ini."Belum, aku belum puas!" sentakku yang membuat Nazriel dan Mas Indra harus memisahkan kami berdua.Aku berusaha menjambak rambut Deby. Namun, terhalang karena Nazriel dan Mas Indra berusaha mencegah kami berdua.
KONTAK YANG SELALU ADA DI DAFTAR BLOKIR SUAMIKU#DAFTAR_BLOKIRPart 14Mereka segera masuk ke dalam rumah tanpa menunggu aba-aba dariku. Bahkan ia terus berjalan melewati ku yang masih berdiri di depan pintu.Sementara itu Mas Indra pun mengikuti langkah Mareta. Ia berjalan masuk tanpa memperdulikan adanya aku."Apa Ayah datang ke pesantren untuk menjemputmu?" tanyaku pada Mareta.Mereka yang sudah duduk di atas kasur miliknya nya hanya menoleh ke arahku."Fitnah apa yang kamu sampaikan sehingga putriku terlihat membenciku Mas?" cetusku pada Mas Indra di depan putriku.Mesin masih tersenyum sinis ia terlihat sangat puas dengan perlakuan mereka terhadap ku."Mareta malu ...!" lirih putriku.Aku segera menghampirinya dan berusaha menenangkannya. Aku usap lembut jilbab yang putri