Home / Rumah Tangga / DALAM DEKAP LUKA / BAB 47 - SEBUAH PENANTIAN

Share

BAB 47 - SEBUAH PENANTIAN

Author: Sally Diandra
last update Huling Na-update: 2025-11-16 13:52:11
“Kepalamu sakit? Aku nggak peduli!” Ghaidan memotong cepat, suaranya dipenuhi amarah yang membara. “Bagaimana kamu bisa di sini? Ini bukan kamar di apartemen kita, ‘kan? Lalu kenapa kita…. kenapa kita telanjang? Apa yang terjadi semalam, Hyra?!” bentaknya kasar.

Hyra sudah menduga kalau Ghaidan pasti akan bereaksi seperti ini, dia sudah siap. Apa pun yang akan dikatakan oleh sang suami, tidak akan mengecilkan hatinya. Dokter muda itu sudah bertekad, dia hanya berharap penyatuan mereka semalam yang dilakukan berulang kali hingga tengah malam bisa membuahkan hasil yang maksimal.

Semalam Ghaidan memang tampak begitu perkasa dan buas menyentuh tubuhnya, mungkin efek dari obat perangsang yang dimasukkan Lukman semalam dalam minumannya, membuat laki-laki itu tahan hingga beberapa jam. Hyra pun sangat menikmatinya.

Laki-laki itu menunjuk ke sekeliling mereka, ke seprai yang kusut, ke lantai tempat jas mahal, kemeja dan celananya yang teronggok, berserakan begitu saja bertumpuk dengan
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • DALAM DEKAP LUKA    BAB 50 - PROVOKATOR

    Kembali ke kantornya di Sumitra Tower, nasihat Profesor Zamar masih bergema di benaknya, membenturkan logika teknis Ghaidan dengan tuntutan emosional yang terasa menakutkan. “Berikan kepercayaan ke Hyra.” Ghaidan termenung seraya berfikir, “Kalau Hyra aman secara fisik, bisakah aku mempercayainya secara emosional?” Ghaidan duduk, memaksakan diri untuk bekerja, tetapi benaknya kembali pada ketenangan Hyra yang mencurigakan di rumah sakit. Kepercayaan berarti melepas kendali yang artinya membiarkan dirinya dihancurkan, sama seperti ibunya yang telah menghancurkan masa kecilnya. Bukankah Hyra menikahinya karena motif transaksional murni? Hanya karena uang? “Kalau kamu menghukumnya sebelum dia berbuat salah, kamu menghukum dirimu sendiri.” Kata-kata Profesor Zamar bagaikan kutukan yang mendesak Ghaidan untuk berani. Namun, naluri bertahan hidupnya menolak risiko tersebut. Ditekannya tombol interkom. “Panggil Daniel masuk,” perintah Ghaidan, suaranya kering dan tajam. Beber

  • DALAM DEKAP LUKA    BAB 49 - GHAIDAN RESAH

    “Menarik, Arga. Sangat menarik,” desis Onella, menikmati kilauan strategis di mata Arga. Mereka bertemu di salah satu sudut cafe.“Jadi, kontrak pernikahan mereka didasarkan pada kewajiban ahli waris dan pelunasan hutang. Kalau kita bisa merusak proses ini, kita nggak hanya melukai Ghaidan, tapi kita juga menghancurkan pondasi keberadaannya, yaitu kewajiban ahli waris dan kepastian emosional yang mulai dia bangun. Katakan padaku, Arga, bagaimana kita bisa memastikan Ghaidan berhenti melihat Hyra sebagai 'obat' bagi traumanya?”Arga menyeringai, pandangan matanya menunjukkan perpaduan antara dendam dan kerinduan yang salah kaprah terhadap Hyra. “Ada banyak cara. Yang pertama, dan yang paling mudah, adalah memastikan Ghaidan nggak akan percaya padanya, nggak akan mau lagi melanjutkan program ahli waris. Ghaidan sangat paranoid. Jika kita menanamkan bibit kecurigaan bahwa Hyra, jauh di lubuk hatinya, sedang menunggu saat yang tepat untuk memutus kontrak atau mencari kebebasan sejati, Gh

  • DALAM DEKAP LUKA    BAB 48 - KEMENANGAN KECIL

    Ghaidan keluar dari klinik Dr. Chen di Singapura dengan perasaan kesal karena dia baru saja kalah dalam sebuah negosiasi bisnis yang seharusnya dimenangkannya. Wajahnya yang keras, kontras dengan raut lega yang tidak bisa disembunyikan oleh Hyra yang berjalan di sampingnya. Dr. Chen, dengan profesionalismenya yang dingin dan terukur khas kota ini, telah menyarankan penundaan. Secara klinis, jika terjadi penyatuan di masa subur maka mereka harus menunggu satu siklus penuh untuk memastikan kehamilan alami, karena ini adalah langkah yang logis dan kurang invasif daripada segera memulai stimulasi hormon IVF.Setibanya di penthouse mereka di kawasan East Coast, suasana hening yang dingin pun menyambut. Apartemen mewah yang didominasi oleh kaca dan pemandangan langsung ke Selat Singapura itu adalah cerminan sempurna dari Ghaidan Ravindra yang minimalis, modern, dan steril, didominasi oleh warna monokromatik yang menolak kehangatan. Jendela-jendela setinggi langit-langit membingkai panora

  • DALAM DEKAP LUKA    BAB 47 - SEBUAH PENANTIAN

    “Kepalamu sakit? Aku nggak peduli!” Ghaidan memotong cepat, suaranya dipenuhi amarah yang membara. “Bagaimana kamu bisa di sini? Ini bukan kamar di apartemen kita, ‘kan? Lalu kenapa kita…. kenapa kita telanjang? Apa yang terjadi semalam, Hyra?!” bentaknya kasar. Hyra sudah menduga kalau Ghaidan pasti akan bereaksi seperti ini, dia sudah siap. Apa pun yang akan dikatakan oleh sang suami, tidak akan mengecilkan hatinya. Dokter muda itu sudah bertekad, dia hanya berharap penyatuan mereka semalam yang dilakukan berulang kali hingga tengah malam bisa membuahkan hasil yang maksimal. Semalam Ghaidan memang tampak begitu perkasa dan buas menyentuh tubuhnya, mungkin efek dari obat perangsang yang dimasukkan Lukman semalam dalam minumannya, membuat laki-laki itu tahan hingga beberapa jam. Hyra pun sangat menikmatinya. Laki-laki itu menunjuk ke sekeliling mereka, ke seprai yang kusut, ke lantai tempat jas mahal, kemeja dan celananya yang teronggok, berserakan begitu saja bertumpuk dengan

  • DALAM DEKAP LUKA    BAB 46 - SENTUHAN KEDUA

    Pukul setengah sebelas malam, ponsel Hyra bergetar. Lukman hanya mengirimkan foto Ghaidan sedang berada di dalam bar bareng koleganya. Tidak ada kata-kata. Hyra bergegas meninggalkan apartemennya, memanggil taksi, dan tiba di Four Seasons Hotel beberapa menit kemudian, lalu mulai check in di hotel tersebut. Hyra lalu memotret kartu kamar yang menunjukkan nomer kamar yang dia pesan dan dikirimkan ke Lukman saat memasuki kamar tersebut. Hyra lalu memasuki kamar yang telah dipesannya, Hyra duduk di tepi tempat tidur, jantungnya berdebar sangat kencang. Rencana ini sangat berisiko, karena kalau gagal, Ghaidan pasti akan memiliki alasan sempurna untuk menekannya di kontrak yang mereka buat dan menghancurkannya.Malam itu, Hyra mengganti bajunya dengan jubah kimono tipis selutut di atas lingerie satin hitam yang baru dia beli di Orchid tadi, sengaja disiapkan untuk malam ini. Tas kecil yang berisi baju gantinya dan baju Ghaidan tampak teronggok di atas sofa. Disemprotkannya parfum ke bel

  • DALAM DEKAP LUKA    BAB 45 - PROGRAM BAYI TABUNG

    “Kamu mempercepat program bayi tabung ini bukan hanya karena ingin memastikan program ini berhasil, Mas,” ucap Hyra, melangkah maju agar Ghaidan bisa melihat ketegasan di matanya. “Kamu mempercepat program ini karena kamu ingin lari dari apa yang baru saja terjadi. Kamu tidak hanya lari dari bayangan Widiyana atau Adriana Wibisana, Mas. Tapi kamu juga lari dari aku.” Ghaidan mendekat, langkahnya tenang. Namun, mematikan. Aura dinginnya memenuhi ruangan tersebut. “Aku lari dari kelemahan, Hyra dan kamu adalah pengingat konstan bahwa di luar kontrak ini, ada potensi pengkhianatan yang jauh lebih besar. Kita sudah sepakat kalau semua ini adalah transaksi. Aku butuh ahli waris, bukan kehangatan wanita yang memanipulasi.” Laki-laki tampan itu melanjutkan, suaranya kini berbisik tajam, hanya ditujukan ke Hyra. “Dengar, Hyra. Jangan pernah berpikir kalau kamu bisa meruntuhkan tembok yang sudah aku bangun selama dua puluh tahun. Tembok itu sudah berdiri kokoh dari dulu karena aku tahu keint

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status