Beranda / Romansa / DALAM DEKAPAN MAFIA / 4. Bertemu Kembali

Share

4. Bertemu Kembali

Penulis: Cherry Blossom
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-19 11:04:55

Chapter 4

Kembali Bertemu

Rhoney Valley, Perancis.

Tiga tahun kemudian.

Cuaca di Rhoney Valley cerah dan hangat, awal musim panas adalah sesuatu yang menggembirakan bagi Luna karena bisa berjemur di bawah terik matahari. Luna memakaikan topi pada putranya yang belum genap berusia tiga tahun.

“Kau tampan sekali,” ucap Luna pada putranya Liam Adams.

“Apa aku setampan ayahku?” tanya Liam.

Mata Liam berwarna emas seperti ayahnya, Luciano Genevece dan Luna tidak menampik jika putranya mirip dengan Luciano Genevece yang pernah ia temui satu kali. Luna sengaja memberi nama putranya Liam Adams, tidak mengambil nama keluarga Genevece maupun keluarganya yang sudah membuangnya.

Tiga tahun ini ia tinggal di perkebunan angur milik kenalan lama keluarga Julie, bekerja di sana mengurus kebun anggur yang sangat luas. Tentunya Luna bukanlah satu-satunya pengurus kebun anggur, ada puluhan orang yang bekerja di kebun anggur itu dan Luna merasa sangat aman tinggal di sana.

Luciano Genevece mungkin sudah melupakannya, sudah tidak tertarik mencarinya lagi dan Luna berbahagia setiap kali memikirkannya.

Di Rhoney Valley ada tiga belas kebun anggur yang terletak di perbukitan dan semuanya tampak indah. Di Rhoney Valley setiap bulan Mei akan ada Festival of Vine dan Wine yang dilaksanakan sebagai bentuk syukur masyarakat setempat setelah mengadakan panen raya.

Ini adalah bulan Mei ketiganya dan Luna merasa sangat bersyukur karena dapat menyaksikan festival of Vine and Wine. Kali ini ia akan mengunjungi ke Carre du Pallais untuk menyaksikan pembuatan wine setelah tahun sebelumnya ia mengunjungi Paul Jaboulet.

“Kalian sudah siap?” tanya wanita separuh baya bernama Aami.

“Kami sudah siap, Aami,” jawab Liam.

Aami adalah wanita berusia lima puluh tahun yang tinggal sendiri, suaminya sudah meninggal sepuluh tahun yang lalu dan mereka tidak memiliki keturunan. Ketika pertama tiba di Rhoney Valley yang merupakan kota kecil, Luna yang tidak begitu paham bahasa Perancis hampir saja bertengkar dengan pemilik apartemen yang terus saja berbicara bahasa Perancis dan Aami datang menolongnya lalu menawarkan tempat tinggal.

Kebetulan Aami memiliki apartemen yang usia bangunannya mungkin sudah ratusan tahun dan harga sewanya juga murah sehingga Luna bersyukur sekali bertemu Aami saat itu.

Namun, bersama berjalannya waktu Aami menawarkan Luna untuk tinggal bersamanya karena kandungan Luna saat itu yang sudah semakin membesar. Luna tidak menolaknya apa lagi Aami selama ini sangat baik padanya hingga ia merasa menemukan keluarga baru. 

Mereka bertiga berjalan menuju halte bus untuk menuju Carre du Pallais, setibanya di sana festival sudah dimulai. Banyak sekali wisatawan asing dan lokal yang ingin menyaksikan produksi wine secara langsung membuat suasana sedikit bising. Entah sejak kapan Luna menyukai kebisingan seperti itu dan di tempat asing itu Luna merasa tetap aman meskipun berada di tengah-tengah kerumunan orang banyak.

“Liam, ingatlah untuk tidak berlarian, oke?” kata Luna kepada putranya.

“Kau pergilah untuk melihat-lihat pembuatan Wine, biar aku yang menjaga Liam," ujar Aami.

“Tapi, Aami.” Luna menatap Aami dengan tatapan memelas.

Aami tersenyum kepada Luna. “Seumur hidup aku tinggal di kota kecil ini, Sayang. Aku sudah bosan melihat pembuatan wine. Pergilah, nikmati harimu.”

“Terima kasih, Aami. Aku menyayangimu,” kata Luna dengan riang lalu meninggalkan Aami bersama putranya.

Selama hampir tiga tahun Luna bekerja merawat kebun anggur dan ia tertarik dengan bagaimana proses pembuatan wine meskipun sudah sering ia baca di artikel jika bahan-bahannya hanya jus buah anggur dan ragi. Tetapi, apa hanya itu saja? Tentu saja tidak, bukan?

Dari yang Luna tahu selama bekerja di kebun anggur, ada banyak jenis anggur dengan kualitas yang berbeda-beda yang akan menghasilkan jenis wine yang berbeda kualitasnya pula belum lagi proses pembuatan wine yang memakan waktu tidak sebentar dan memerlukan kesabaran.

Luna mendekati seorang pria yang sedang dikerumuni banyak orang, di depan meja yang dialasi taplak meja berwarna putih itu tersusun beberapa jenis wine dan gelas. Sepertinya pria itu akan memberi tahu cara mengetahui kadar alkohol pada wine, meskipun tahun lalu Luna sudah melihatnya, tetapi melihat sekali lagi bukan masalah. Pertunjukan masih menarik di mata Luna.

Luna masih ingat bagaimana mengetahui bentuk wine, pertama-tama adalah melihat bentuk wine di atas taplak meja putih, memiringkan gelasnya empat puluh lima derajat lalu periksa bagian tengah anggur untuk melihat kepadatannya, dan bagian pinggir anggur untuk memeriksa ronanya. Konon warna bisa memberitahu apakah anggur itu masih muda atau sudah berumur.

Kemudian putar gelasnya, semakin cepat anggur itu mengendap maka semakin sedikit kadar alkoholnya dan jika semakin lamban mengendap maka kadar alkoholnya semakin tinggi.

***

Luke membuka kaca mobilnya dan memandangi jejeran tanaman anggur sepanjang jalan di Rhoney Valley atau lembah Rhoney. Ia datang ke sana untuk memenuhi undangan salah satu rekan bisnisnya yang merupakan salah satu pemilik pabrik wine ternama di Perancis dan bisnis mereka sudah terjalin sudah cukup lama.

Di bulan Mei, di kota kecil yang terletak di lembah itu ada festival of Vine and Wine. Beberapa pemilik pabrik anggur biasnya mengadakan jamuan pesta untuk mencicipi produksi anggur mereka. Luke dulu pernah datang ke acara mencicipi anggur, tetapi sudah sangat lama. Mungkin tujuh atau delapan tahun yang lalu.

“Terakhir ke sini kau menakuti Felix Garent,” ucap Matt yang sedang mengemudikan mobil.

Saat itu Luke mengemukakan keinginannya untuk menjadikan dirinya satu-satunya pembeli produksi anggur dari pabrik anggur Felix Garent dan pria itu tentunya tidak bersedia karena merek dagang anggur mereka sudah cukup ternama, mustahil memutus hubungan kerja sama dengan pembeli lain yang tentunya tidak sedikit.

Keluarga Genevece adalah satu mafia dari Sisilia yang paling ditakuti, jaringan mereka tidak hanya meliputi daerah Sisilia, tetapi hampir seluruh Italia. Bahkan di luar negeri seperti Perancis, Jerman, Inggris, hingga ke benua Amerika.

Siapa pun tidak ingin berurusan dengan keluarga Genevece, apalagi jika menyangkut masalah uang atau daerah kekuasaan, bahkan mafia kuat sekalipun berpikir untuk berurusan dengan klan Genevece.

Matt menginjak rem mobilnya, mengumpat karena banyaknya orang di acara festival yang memenuhi jalan hingga kesusahan untuk lewat.

“Figlio di puttana!” maki Matt lagi. “Sepertinya kita harus berjalan kaki, Bos,” kata Matt kepada Luke.

Matt meminggirkan mobil dengan susah payah, bahkan beberapa kali menekan klaksonnya disertai umpatan kasar. Setelah mobil terparkir, Luke keluar dari mobil. Pria itu berdiri sejenak sambil mengamati keadaan sekitar lalu mengambil rokoknya dan baru saja hendak menyulut rokoknya seorang anak kecil memeluk kakinya.

“Papa...,” kata anak kecil itu.

*Figlio di puttana= Your mother fucker

Bersambung....

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Fifi Tasya
walah, ketemu lagi ini... hahahaha
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • DALAM DEKAPAN MAFIA   20. Hasil Autopsi

    Chapter 20Hasil Autopsi Setelah sarapan Luna pergi berlatih memanah, seperti hari-hari sebelumnya. Hanya yang membedakan kali ini tidak lagi berambisi mengenai targetnya dengan cepat, ia berusaha menekan emosinya seperti kata Luke dan hasilnya masih sama seperti kemarin, belum mengenai bagian merah papan tengah target. Luna menghela napasnya beberapa kali, mengakui jika mengelola emosi bukan hal yang mudah dan dapat dipelajrai dalam waktu sehari apalagi mengingat seluruh kepahitannya selama ini. Tetapi, dalam hidup ini manusia mana yang tidak memiliki kepahitan sendiri? Bukankah dalam hidup ini setiap insan memiliki kesulitan masing-masing?Luna berusaha menepis semua gejolak di hatinya, tetapi bukannya gejolak yang dirasakannya menjauh justru terasa seperti beban besar bergelung di dasar hatinya. Terasa sangat berat dan membuat jantungnya seperti membengkak.Jika seperti ini seribu tahun pun sepertinya latihannya hanya akan menjadi percuma, batin Luna masam.Luna merasakan kekesal

  • DALAM DEKAPAN MAFIA   19. Kagum

    Chapter 19 Kagum Luna memandangi tubuh tua ringkih yang menjauh dari pandangannya dikawal oleh dua pengawalnya, tangannya memegangi kotak makanan sementara jantungnya terasa sangat sakit bagaikan tertusuk ribuan duri. Dulu saat kekek dan neneknya dari pihak ibunya masih hidup, Beata tidak berani bersikap keterlaluan padanya. Beata bersikap baik meskipun di belakang keluarga ibunya, Beata sama sekali tidak tulus dan setelah keluarga Cavarallo tiada dan hanya menyisakan dirinya, sifat asli Beata tidak pernah lagi ditutupi. Apa pun yang dilakukan Luna tidak pernah benar di mata Beata, kecerdasannya dianggap ancaman bagi Audrey, dan kehadirannya di rumah itu seolah hanya bayangan. Air mata Luna tergelincir mengingat seluruh kepahitannya dan duduk di kursi sembari memangku kotak makanan yang diberikan kakeknya. Kakeknya selalu menyayanginya, tetapi kakeknya dulu tidak bisa berbuat banyak, hanya bisa melindungi Luna dengan caranya. Bahkan kedatangan kakeknya bukan untuk membujuknya

  • DALAM DEKAPAN MAFIA   18. Nona Muda Keluarga Valerianus

    Chapter 18Nona Muda Keluarga Valerianus Audrey memperbaiki posisi gaunnya untuk menyempurnakannya, hidupnya sekarang sedang tidak baik-baik saja, kehilangan tempat tinggal yang seumur hidup ditempati benar-benar menjadi momok yang paling menakutkan. Ayahnya sudah beberapa kali berusaha menemui Luna, tetapi kakaknya itu tidak bersedia menemui ayahnya bahkan ayahnya sudah menunggu di gerbang mansion berjam-jam yang didapat hanya pengusiran tanpa hasil. Selama ini Audrey dikenal sebagai seorang Nona Muda keluarga kaya yang hidupnya nyaris sempurna, memiliki orang tua yang harmonis, berlatar pendidikan bagus, dan memiliki karier yang bergerak naik dengan pasti. Pengikut di media sosialnya bahkan menjadi yang terbanyak di Sisilia hingga Audrey dapat bergaul dengan orang-orang yang bekerja di dunia hiburan di Italia dengan sangat mudah karena memiliki pengaruh yang cukup kuat, tetapi kehadiran Luna sekarang membuatnya merasa tidak aman. Keluarganya memiliki tempat tinggal yang lain, t

  • DALAM DEKAPAN MAFIA   17. Bukan Nona Muda

    Chapter 17 Bukan Nona Muda Selain menawarkan tubuhnya, memangnya apa yang bisa Luna tawarkan? Juga bukankah Luke yang membuat perjanjian akan membantunya dengan imbalan tidur dengannya? Luna mengangguk, sementara Luke tersenyum miring lalu mengukurkan busur panahnya kepada Luna. “Untuk yang satu ini aku memberikan syarat berbeda,” katanya lalu tangannya memberikan kode pada Luna agar mendekat. Dengan patuh Luna mendekat ke arah Luke, pria itu mengambil satu anak panah kemudian memegang bahu Luna. “Buka kedua kakimu,” titah Luke. Luna mengejawantahkan perintah Luke, dibukanya kakinya. Luke memasang anak panah di busur lalu membimbing Luna mengangkat busur panah. “Memanah baik untuk melatih fokus dan konsentrasi, juga meningkatkan koordinasi tangan dan mata,” kata Luke di dekap telinga Luna. Embusan napas Luke yang menyapu kulitnya terasa hangat, tetapi membuat bulu kuduk Luna justru berdiri. Aroma dari cologne yang digunakan pria itu segar, cocok dikenakan di pagi

  • DALAM DEKAPAN MAFIA   16. Tiga Transaksi

    Chapter 16Tiga TransaksiCarlo San Lorenzo mematikan panggilan telepon, sorot mata pria berambut putih itu tidak mampu menyembunyikan bara amarah. Memberi 300.000 Euro pada Luciano Genevece seperti memberikan 10% keuntungannya, tetapi jika tidak melakukan ia bisa kehilangan lebih banyak karena harus menyuap petugas kepolisian dan berisiko kapalnya tertangkap oleh polisi yang berpatroli di laut. Jika bukan karena putra pertamanya terlibat perkelahian di dermaga kemarin, hal ini tidak perlu terjadi. “Kau harus segera mengambil keputusan,” kata Diego San Lorenzo, putra keduanya. Menurunkan dua puluh orang penyelam andal untuk membawa barang-barangnya turun dari kapal tetap tidak menolongnya, penyelam hanya bisa membantu memindahkannya. Tidak bisa membawa ke daratan, sementara menyimpan barang-barang di dasar laut sangat tidak aman.Carlo menghela napas jengkel lalu bangkit dari tempat duduknya. “Siapkan koper.” Lalu Carlo melangkah menuju brangkas penyimpanan uang yang berukuran besa

  • DALAM DEKAPAN MAFIA   15. Pernikahan Antar Klan

    Chapter 15Pernikahan Antar KlanAudrey keluar dari kamarnya, ia sudah menunggu saat di mana Luna datang lagi—mungkin bersama Luke. Wanita itu berpura-pura terburu-buru menuruni tangga hanya dengan mengenakan pakaian tidur tipis yang ia sembunyikan di balik jubahnya.Sayangnya ketika tiba di lantai bawah ia hanya mendapati beberapa orang pria dan tidak ada Luke di sana. Kekecewaan merayapinya. Pemandangan di rumahnya sungguh menakutkan, dua orang pria berperawakan tinggi memegangi bahu ibunya yang berlutut sementara seorang pria menampar ibunya berkali-kali setiap ibunya berusaha membuka suara. Audrey tidak ingin merasakan apa yang dirasakan ibunya, ia ngeri membayangkan pipinya yang mulus dan proporsional disentuh oleh pria tinggi itu. Luna yang datang kali ini benar-benar tidak seperti Luna kemarin malam. Kemarin malam kakaknya terlihat lemah seperti dulu, jika Luke tidak datang menyelamatkan sudah pasti kakaknya itu sudah dibuat babak belur oleh ibunya. Wajah ibunya bengkak, ram

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status