Home / Romansa / DALAM DEKAPAN MAFIA / 5. Kembali ke Sisilia

Share

5. Kembali ke Sisilia

last update Huling Na-update: 2025-03-20 12:43:35

Chapter 5

Kembali ke Sisilia

Habislah sudah, batin Luna saat mendapati siapa pria di depannya. Ia berusaha tenang dan berdehem pelan. "Liam, minta maaf pada Uncle."

"Papa... Papa...," ucap Liam.

Luna putus asa karena Liam menempel pada kaki Luke seperti gurita kecil yang menempelkan tentakelnya pada sebatang kayu.

Luke mengulurkan kedua tangannya, matanya yang berwarna kuning emas menatap Liam dengan penuh kasih sayang. Tiga tahun ia mencari wanita yang mngandung putranya ke mana-mana, seluruh Sisilia telah ia cari tanpa terlewatkan satu jengkal pun tanah di sana hingga seluruh daratan Italia, bahkan semua pulau-pulau kecil di sekitar Italia dan kini ia menemukan wanita itu di Perancis, di sebuah lembah penghasil anggur terbaik. Benar-benar tidak disangka.

Luke mengangkat Liam dan membopongnya. "Jadi, namamu Liam?" tanyanya dengan suara sedikit parau, hampir tenggelam dalam kebahagiaan yang tidak pernah dibayangkan.

Liam mengangguk dan melingkarkan lengannya di leher Luke. "Papa!"

Luke tersenyum pada putranya lalu didekapnya Liam dengan penuh kasih sayang. "Ya, Sayang."

Luna menghela napas berat, ia tidak berani mengambil Liam dari tangan Luke. Hanya berdiri sambil memandangi Luke dan Liam dengan tubuh gemetaran.

"Sayang...."

Suara itu membuat Luna menoleh pada Aami, tetapi ia tidak mampu menyuarakan apa-apa hanya tatapan matanya menyiratkan keresahan yang sangat dalam.

"Liam, Sayang.... Jadilah anak baik, oke?" kata Aami seraya mendekati Liam dan mengulurkan tangannya. "Tuan, maafkan cucuku."

"Papa!" rengek Liam sambil menyurukkan kepalanya di leher Luke.

"Batalkan semua acara kita hari ini, kita kembali ke Sisilia," kata Luke dengan tegas.

Matt menatap Luna dan Aami bergantian. "Bagaimana dengan mereka?"

"Apa kau bodoh?" kata Luke dengan suara sangat tenang. "Bawa mereka."

Tamatlah sudah usahanya selama ini, Luna hampir terjatuh ke tanah yang dipijaknya jika Aami tidak segera menangkapnya dan ia tidak sanggup membuka mulut sedikit pun karena menyadari kekuatannya tidak akan sanggup untuk melawan mafia kejam berhati dingin.

Apalagi menyaksikan Liam yang begitu patuh dan manja kepada Luke membuat Luna makin tidak berdaya. Di dalam pesawat pribadi yang membawa mereka menuju Sisilia, Liam dan Luke duduk berdampingan dan mengobrol lalu Liam tertidur dalam dekapan Luke seolah-olah tempat itu adalah tempat yang paling damai.

Setelah penerbangan dua jam dua puluh menit, Luna telah kembali ke Sisilia, di mansion milik mafia yang paling berbahaya di kotanya. Luna dengan langkah goyah Mengikuti Luke yang berjalan memasuki mansion yang tiga tahun lalu ditinggalkannya, sementara Liam masih tertidur dalam dekapan Luke seperti seekor bayi koala dan Aami tidak bersuara berjalan di sampingnya. Hanya suara sepatu yang menginjak lantai yang terdengar memecah kesunyian.

"Matt, cari beberapa orang pengasuh dan instruksikan kepala pelayan untuk menyiapkan kamar untuk mereka," kata Luke kepada Matt.

Matt mengangguk lalu pergi, Luna mengikuti langkah Luke menuju lantai atas melewati sebuah lift yang khusus dan mereka tiba di sebuah ruangan besar bernuansa gelap dan itu adalah kamar Luke.

"Untuk sementara Liam akan tidur bersamaku sebelum kamarnya siap," kata Luke.

"Aku tidak yakin dia akan tidur tanpaku," ujar Luna.

Luke membaringkan Liam di atas tempat tidur berukuran besar yang dilapisi kain sprei berwarna abu-abu gelap lalu Luke menatap Luna dengan tatapan dingin.

"Kali ini aku tidak akan menahanmu," kata Luke dengan nada yang sangat dingin.

Mudah sekali pria di depannya mengatakan hal itu, batin Luna jengkel. "Aku bisa membesarkannya dengan baik. Kami tidak memerlukanmu," kata Luna dengan tenang.

Luke tersenyum sinis. "Kau pikir aku tidak peduli pada darah dagingku?"

"Aku tidak peduli denganmu, kumohon lepaskan kami. Kami tidak akan mengganggumu," kata Luna mencoba bernegosiasi meskipun ia tahu hampir mustahil.

Luke menatap Luna, matanya sedikit menyipit. Wanita muda di depannya saat di Rhoney Valley empat jam yang lalu saat bertemu dengannya jelas ketakutan sampai gemetaran dan sekarang berani-beraninya ingin bernegosiasi dengannya bahkan berani mengatakan tidak peduli padanya. Berani sekali!

Tiga tahun yang lalu wanita muda itu juga berani melarikan diri darinya membawa kabur darah dagingnya, kali ini jangan harap wanita itu lepas dari cengkeramannya meskipun ia bisa saja membiarkan wanita yang melahirkan putranya pergi tentu saja dengan catatan Liam tetap di tangannya. Tetapi, membiarkan Liam tumbuh tanpa sosok seorang ibu adalah kesalahan dan ia tidak ingin mengulangi kesalahan yang dilakukan ayahnya.

Luke tidak pernah tahu siapa ibunya, ayahnya selalu mengalihkan pembicaraan setiap kali Luke bertanya di mana ibunya hingga Luke memutuskan untuk tidak lagi bertanya perihal ibunya meskipun jauh di dalam benaknya ia sangat merindukan sosok ibu. Ia tidak ingin putranya merasakan kepahitan yang pernah ia rasakan.

"Kau bebas melakukan apa saja di rumah ini, tetapi kau tidak bisa keluar sesuka hati tanpa pengawalan. Ingat siapa dirimu, kau adalah ibu dari putraku," kata Luke tegas dan tatapan matanya mengintimidasi. "Dan... wanita tua itu, dia juga tidak bisa pergi dari sini."

"Kau tidak bisa menahan Aami begitu saja!" kata Luna dengan tegas. "Aami tidak ada urusan denganmu."

Luke memasukkan tangannya ke dalam kantong celananya dan bibirnya tersenyum miring. "Semua orang yang tahu keberadaan putraku, dia tidak bisa lagi hidup bebas."

Luna tidak mengerti mengapa Luke berbuat demikian. "Aku tidak mengerti."

Luke tidak ingin menjelaskan apa pun pada Luna. Jadi, ia berkata, "Nikmati hidupmu sebagai ibu dari anakmu. Kau tidak akan kekurangan dan masalah Aami, dia Juga harus menyesuaikan diri di sini."

"Tidak," kata Luna dengan tegas, "kau boleh menahan kami di sini, tetapi Aami tidak ada kaitannya dengan kami. Ia sudah banyak menolongku di Rhoney Valley, kau tidak seharusnya mempersulitnya."

Inilah yang membuat Luke tidak pernah ingin memiliki anak ataupun wanita di sisinya karena akan menjadi kelemahannya dan sekarang hal yang paling dihindarinya terjadi. Jika musuhnya tahu bahwa dirinya memiliki anak, maka keamanan anaknya menjadi hal yang sangat riskan. Begitu juga dengan wanita yang melahirkan anaknya.

"Kau dan Aami, tinggallah di sini dengan baik dan kau, jangan pernah berpikir bisa membawa Liam pergi dari sini karena kau tidak akan bisa membawanya," kata Luke seraya melangkah.

Luna tahu itu, ia tidak akan bisa melompati tembok lagi dan membawa Liam meninggalkan mansion ini, tetapi hidup bersama mafia terdengar menakutkan. Ia ingin panjang umur dan hidup tenteram. Ia tidak ingin melihat peperangan antar klan seperti yang sering ia dengar di Sisilia.

Tiba-tiba Luke berhenti di depan pintu dan menoleh. "Apa kau tidak penasaran dengan kisah ibumu?"

Luna terkejut mendengar pertanyaan Luke. "Ibuku sudah meninggal."

"Dan kau tidak penasaran kenapa ibumu meninggal?" tanya Luke.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Mga Comments (1)
goodnovel comment avatar
Fifi Tasya
Weh luke menyelidiki Luna sudah sejauh itu ya... hehehehe
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • DALAM DEKAPAN MAFIA   20. Hasil Autopsi

    Chapter 20Hasil Autopsi Setelah sarapan Luna pergi berlatih memanah, seperti hari-hari sebelumnya. Hanya yang membedakan kali ini tidak lagi berambisi mengenai targetnya dengan cepat, ia berusaha menekan emosinya seperti kata Luke dan hasilnya masih sama seperti kemarin, belum mengenai bagian merah papan tengah target. Luna menghela napasnya beberapa kali, mengakui jika mengelola emosi bukan hal yang mudah dan dapat dipelajrai dalam waktu sehari apalagi mengingat seluruh kepahitannya selama ini. Tetapi, dalam hidup ini manusia mana yang tidak memiliki kepahitan sendiri? Bukankah dalam hidup ini setiap insan memiliki kesulitan masing-masing?Luna berusaha menepis semua gejolak di hatinya, tetapi bukannya gejolak yang dirasakannya menjauh justru terasa seperti beban besar bergelung di dasar hatinya. Terasa sangat berat dan membuat jantungnya seperti membengkak.Jika seperti ini seribu tahun pun sepertinya latihannya hanya akan menjadi percuma, batin Luna masam.Luna merasakan kekesal

  • DALAM DEKAPAN MAFIA   19. Kagum

    Chapter 19 Kagum Luna memandangi tubuh tua ringkih yang menjauh dari pandangannya dikawal oleh dua pengawalnya, tangannya memegangi kotak makanan sementara jantungnya terasa sangat sakit bagaikan tertusuk ribuan duri. Dulu saat kekek dan neneknya dari pihak ibunya masih hidup, Beata tidak berani bersikap keterlaluan padanya. Beata bersikap baik meskipun di belakang keluarga ibunya, Beata sama sekali tidak tulus dan setelah keluarga Cavarallo tiada dan hanya menyisakan dirinya, sifat asli Beata tidak pernah lagi ditutupi. Apa pun yang dilakukan Luna tidak pernah benar di mata Beata, kecerdasannya dianggap ancaman bagi Audrey, dan kehadirannya di rumah itu seolah hanya bayangan. Air mata Luna tergelincir mengingat seluruh kepahitannya dan duduk di kursi sembari memangku kotak makanan yang diberikan kakeknya. Kakeknya selalu menyayanginya, tetapi kakeknya dulu tidak bisa berbuat banyak, hanya bisa melindungi Luna dengan caranya. Bahkan kedatangan kakeknya bukan untuk membujuknya

  • DALAM DEKAPAN MAFIA   18. Nona Muda Keluarga Valerianus

    Chapter 18Nona Muda Keluarga Valerianus Audrey memperbaiki posisi gaunnya untuk menyempurnakannya, hidupnya sekarang sedang tidak baik-baik saja, kehilangan tempat tinggal yang seumur hidup ditempati benar-benar menjadi momok yang paling menakutkan. Ayahnya sudah beberapa kali berusaha menemui Luna, tetapi kakaknya itu tidak bersedia menemui ayahnya bahkan ayahnya sudah menunggu di gerbang mansion berjam-jam yang didapat hanya pengusiran tanpa hasil. Selama ini Audrey dikenal sebagai seorang Nona Muda keluarga kaya yang hidupnya nyaris sempurna, memiliki orang tua yang harmonis, berlatar pendidikan bagus, dan memiliki karier yang bergerak naik dengan pasti. Pengikut di media sosialnya bahkan menjadi yang terbanyak di Sisilia hingga Audrey dapat bergaul dengan orang-orang yang bekerja di dunia hiburan di Italia dengan sangat mudah karena memiliki pengaruh yang cukup kuat, tetapi kehadiran Luna sekarang membuatnya merasa tidak aman. Keluarganya memiliki tempat tinggal yang lain, t

  • DALAM DEKAPAN MAFIA   17. Bukan Nona Muda

    Chapter 17 Bukan Nona Muda Selain menawarkan tubuhnya, memangnya apa yang bisa Luna tawarkan? Juga bukankah Luke yang membuat perjanjian akan membantunya dengan imbalan tidur dengannya? Luna mengangguk, sementara Luke tersenyum miring lalu mengukurkan busur panahnya kepada Luna. “Untuk yang satu ini aku memberikan syarat berbeda,” katanya lalu tangannya memberikan kode pada Luna agar mendekat. Dengan patuh Luna mendekat ke arah Luke, pria itu mengambil satu anak panah kemudian memegang bahu Luna. “Buka kedua kakimu,” titah Luke. Luna mengejawantahkan perintah Luke, dibukanya kakinya. Luke memasang anak panah di busur lalu membimbing Luna mengangkat busur panah. “Memanah baik untuk melatih fokus dan konsentrasi, juga meningkatkan koordinasi tangan dan mata,” kata Luke di dekap telinga Luna. Embusan napas Luke yang menyapu kulitnya terasa hangat, tetapi membuat bulu kuduk Luna justru berdiri. Aroma dari cologne yang digunakan pria itu segar, cocok dikenakan di pagi

  • DALAM DEKAPAN MAFIA   16. Tiga Transaksi

    Chapter 16Tiga TransaksiCarlo San Lorenzo mematikan panggilan telepon, sorot mata pria berambut putih itu tidak mampu menyembunyikan bara amarah. Memberi 300.000 Euro pada Luciano Genevece seperti memberikan 10% keuntungannya, tetapi jika tidak melakukan ia bisa kehilangan lebih banyak karena harus menyuap petugas kepolisian dan berisiko kapalnya tertangkap oleh polisi yang berpatroli di laut. Jika bukan karena putra pertamanya terlibat perkelahian di dermaga kemarin, hal ini tidak perlu terjadi. “Kau harus segera mengambil keputusan,” kata Diego San Lorenzo, putra keduanya. Menurunkan dua puluh orang penyelam andal untuk membawa barang-barangnya turun dari kapal tetap tidak menolongnya, penyelam hanya bisa membantu memindahkannya. Tidak bisa membawa ke daratan, sementara menyimpan barang-barang di dasar laut sangat tidak aman.Carlo menghela napas jengkel lalu bangkit dari tempat duduknya. “Siapkan koper.” Lalu Carlo melangkah menuju brangkas penyimpanan uang yang berukuran besa

  • DALAM DEKAPAN MAFIA   15. Pernikahan Antar Klan

    Chapter 15Pernikahan Antar KlanAudrey keluar dari kamarnya, ia sudah menunggu saat di mana Luna datang lagi—mungkin bersama Luke. Wanita itu berpura-pura terburu-buru menuruni tangga hanya dengan mengenakan pakaian tidur tipis yang ia sembunyikan di balik jubahnya.Sayangnya ketika tiba di lantai bawah ia hanya mendapati beberapa orang pria dan tidak ada Luke di sana. Kekecewaan merayapinya. Pemandangan di rumahnya sungguh menakutkan, dua orang pria berperawakan tinggi memegangi bahu ibunya yang berlutut sementara seorang pria menampar ibunya berkali-kali setiap ibunya berusaha membuka suara. Audrey tidak ingin merasakan apa yang dirasakan ibunya, ia ngeri membayangkan pipinya yang mulus dan proporsional disentuh oleh pria tinggi itu. Luna yang datang kali ini benar-benar tidak seperti Luna kemarin malam. Kemarin malam kakaknya terlihat lemah seperti dulu, jika Luke tidak datang menyelamatkan sudah pasti kakaknya itu sudah dibuat babak belur oleh ibunya. Wajah ibunya bengkak, ram

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status