Share

BAB 109 LAMPU GANTUNG

Author: sugi ria
last update Last Updated: 2025-08-26 19:59:57

"Bu Tina lagi nyiptain musuh," bisik Livi ketika Kris pilih lari terbirit-birit setelah kembali diberi pelajaran oleh Tina.

"Semoga taekwondo saya pelajari bisa berguna," balas Tina ceria. Gadis itu punya lesung pipi saat tersenyum, cantik sekali.

"Wah, hebat sekali, bisa taekwondo. Ajarin dong, Bu," ujar Livi antusias.

"Jangan panggil Bu. Berasa kek tua banget saya."

Livi terbahak. "Kan posisi Ibu lebih tinggi."

"Alah sama saja. Tinggi itu Pak Kai sama jajaran pemegang saham lain. Kalau saya mah sama aja kuli rendahan," sahut Tina merendah.

"Sama dong kalau begitu."

"Nah karena kita sama panggil nama saja."

Livi menyahut oke. Dua orang itu berpisah jalan, Livi menuju cutting room sementara Tina kembali ke ruangannya.

....

"Dia baru kembali dari luar kota setelah dua tahun pergi."

"Kota mana? Sudah berapa lama dia di kota ini."

"Kota Y, dia kembali enam bulan yang lalu. Lalu kerja di pabrik garmen. Jabatannya lumayan tinggi di sana. Tapi entah kenapa dia mendadak resign lalu masuk ke
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • DALAM JERATAN OBSESI PENGUASA TAMPAN   BAB 110 MANTAN KEKASIH

    Livi menoleh cepat ke arah Arch. Pria itu tetap tenang dengan mata tak beralih dari laptop. Livi termenung, lantas melihat lagi ke atas. Lampu itu, lampu yang sengaja dia pilih untuk apart yang akan dia tinggali bersama Axel setelah menikah.Awalnya Axel setuju, tapi last menit pria itu membatalkan pembelian. Axel bilang dia punya pilihan yang lebih bagus. Livi mengalah saat itu, padahal dia sangat menyukai lampu gantung pilihannya.Belakangan Livi baru tahu kalau Axel tidak jadi beli lampu pilihannya karena barengan sama Sandra yang juga sedang mendekor apart-nya yang baru. Setelah sekian lama ditampung oleh Livi, Sandra akhirnya bisa beli apart baru. Beli atau dibelikan lebih tepatnya. Sakit itu kembali terasa. Axel tidak hanya berselingkuh tapi juga membiayai hidup Sandra dari hasil kerja keras Livi. Livi memang bodoh, semua kontrak yang ia tandatangani pada akhirnya akan jadi milik Axel. Dengan begitu Livi hanya mendapat gaji sama seperti staf lain. Padahal di kantor Axel ada p

  • DALAM JERATAN OBSESI PENGUASA TAMPAN   BAB 109 LAMPU GANTUNG

    "Bu Tina lagi nyiptain musuh," bisik Livi ketika Kris pilih lari terbirit-birit setelah kembali diberi pelajaran oleh Tina."Semoga taekwondo saya pelajari bisa berguna," balas Tina ceria. Gadis itu punya lesung pipi saat tersenyum, cantik sekali."Wah, hebat sekali, bisa taekwondo. Ajarin dong, Bu," ujar Livi antusias."Jangan panggil Bu. Berasa kek tua banget saya."Livi terbahak. "Kan posisi Ibu lebih tinggi.""Alah sama saja. Tinggi itu Pak Kai sama jajaran pemegang saham lain. Kalau saya mah sama aja kuli rendahan," sahut Tina merendah."Sama dong kalau begitu.""Nah karena kita sama panggil nama saja."Livi menyahut oke. Dua orang itu berpisah jalan, Livi menuju cutting room sementara Tina kembali ke ruangannya....."Dia baru kembali dari luar kota setelah dua tahun pergi.""Kota mana? Sudah berapa lama dia di kota ini.""Kota Y, dia kembali enam bulan yang lalu. Lalu kerja di pabrik garmen. Jabatannya lumayan tinggi di sana. Tapi entah kenapa dia mendadak resign lalu masuk ke

  • DALAM JERATAN OBSESI PENGUASA TAMPAN   BAB 108 TIDAK BERUBAH

    Tina mengangkat wajah begitu mendengar bukan suara Kris yang tengah bicara padanya. Melainkan Irfan Harindaya. Tina menegakkan punggung, memandang tajam pada Irfan."Tentu saja untuk bekerja. Mau apalagi.""Jangan bohong kamu!"Irfan nyaris menggebrak meja saat emosi menguasai jiwa. Untungnya Irfan masih bisa menguasai diri di saat terakhir. Dia balik menatap Tina yang mengangkat dagunya tinggi di depannya. Tina benar-benar sedang menantang seorang Irfan."Siapa yang bohong kita tahu kebenarannya. Kenapa? Kamu takut pacarmu tahu siapa kamu."Begitu kata pacar disebut, Irfan mengepalkan tangan. "Dia bukan pacarku. Dan kalaupun dia tahu siapa aku, dia tidak akan tergoda untuk menguras uangku. Sebab kami setara. Tidak seperti dirimu."Wajah Tina menegang sesaat, dan hal itu ditangkap oleh mata tajam Irfan. Sudut bibir pria itu tertarik. Dia suka melihat Tina gentar di depannya."Memangnya kenapa dengan diriku?" Balasan manis datang dari Tina, ini di luar dugaan. Itu artinya Tina mengaku

  • DALAM JERATAN OBSESI PENGUASA TAMPAN   BBAB 107 PIMPINAN BARU

    Hari Livi tidak dimulai dengan baik. Dia mendapati kejutan luar biasa dari Stacy di pertengahan waktu. Dia sempat menangis, histeris bahkan sakit hati sekali.Namun siapa sangka jika endingny tidak seburuk yang Livi sangka. Kemunculan tiga saudaranya mampu memupus kesedihan di hati Livi. Ditambah obrolan absurd dari si maknae biang rusuh membuat suasana hati Livi membaik lebih cepat.Serta rencana pulang akhir bulan yang langsung disetujui Arch, kian menghempas kejadian buruk mengenai Stacy tadi.Hingga ketika mereka berpisah jalan, Livi bisa tersenyum lebar sambil melambaikan tangan. "Suruh Mama masak rendang," pinta Livi."Idih, siapa Mbak nyuruh Mama masak rendang.""Nakajima Kenzie!""Kabur, Ar!"Ken dan Arion ngibrit masuk mobil. Disusul Lio yang hanya mengangguk sambil lalu. Dia mengambil alih kemudi, menghidupkan mesinnya. Lantas melaju meninggalkan Livi dan Arch yang juga menuju mobil mereka.Mood Livi yang sudah membaik, membuat Arch menggulung senyum sebelum membawa kendaraa

  • DALAM JERATAN OBSESI PENGUASA TAMPAN   BAB 106 PELIT EKSPRESI

    Dalam sekejap, meja tempat Livi duduk penuh sesak. Dia diapit tubuh bongsor Ken dan Arion. Sementara Lio duduk anteng di sebelah Arch."Kalian ngapain sih nyusul ke mari?" Semprot Livi kesal."Idih, siapa juga yang ngekorin Mbak. Kita cuma kebetulan jalan di sekitar sini. Kebetulan, Mbak. Dengar gak?" Balas Ken tak kalah sewot. Walau begitu tangannya gesit menyendok kwetiaw milik Livi yang baru setengah jalan di makan."Punyaku, Ken. Pesen sendiri sana."Ken berhenti berulah, giliran Arion yang maju. Dua pemuda itu benar-benar membuat Livi tambah pusing."Mau makan, pesan saja," tawaran Arch bak angin segar untuk dua anak muda yang memang sedang doyan makan, sekaligus doyan ngegym."Emang boleh?" Tanya Ken dengan wajah berbinar.Arch mengangguk, lalu menoleh pada Lio. "Mau makan apa? Kamu kurusan. Baru juga mulai sudah keok begini."Lio merengut. Tapi dia tidak marah, sebaliknya dia ikut pesan makanan. Tak berapa lama meja mereka penuh dengan makanan yang kesemuanya dibayar oleh Arch

  • DALAM JERATAN OBSESI PENGUASA TAMPAN   BAB 105 LAGI KENCAN

    "Makan dulu?'Livi mengusap air matanya, lalu mengangguk. Tapi setelahnya menggeleng."Maksudnya gimana coba?" Arch mengerutkan dahi melihat kelakuan istrinya.Mereka masih ada di depan gedung DL Grup. Belum beranjak meski malam kian larut. Hampir setengah jam Livi bersandar di bahu Arch sambil sesenggukan menangisi pertemanannya yang berakhir tragis. Setengah jam itu Arch cuma diam, cosplay jadi tembok mendengar segala keluh kesah, makian, cacian, umpatan juga semua unek-unek yang mengisi kepala Livi soal Stacy."Apa utangnya perlu aku tagih juga?" Tanya Livi di akhir tangisnya.Gadis itu mulai tenang tatkala air mata berhenti mengalir."Ngapain ditagih, kayak orang kurang duit aja. Berapa kamu minta aku kasih.""Sombong!"Arch tergelak melihat ekspresi Livi mulai kembali ke setelan semula. "Lagian ya aku kasih tahu, utang yang gak dibayar itu bisa ngurangin timbangan dosa kamu. Dosamu kan banyak tu, kamu kan banyak bantahnya waktu pacaran sama Sesel.""Idih, jangan diungkit ngapa!"

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status