Share

BAB 114 TIDAK BERGERAK

Penulis: sugi ria
last update Terakhir Diperbarui: 2025-08-28 19:50:49

"Kalian siapa?"

Livi bertanya, lumayan panik ketika dia mendapati pengemudi Maybach di sebelahnya bukanlah Arch. Ceroboh sekali dia. Livi langsung naik ke mobil yang berhenti di depannya tanpa melihat siapa pengendaranya.

"Bukan siapa-siapa. Hanya saya perlu bantuan Nona."

"Kalian mau culik saya?" Livi menyimpulkan dengan cepat.

"Hanya jika Nona menolak bekerja sama," sahut pria bermasker di depannya.

"Lihat dulu apa urusannya," balas Livi coba mengulur waktu.

Tangan secara alami bergerak mencari botol air di ranselnya. Di dalam sana ada ponsel. Livi cukup cerdas untuk menghubungi Arch. Lalu menutup kembali tasnya setelah mengambil botol air minum. Panggilan tetap terhubung.

"Nona pandai sekali. Bisa bujuk tuan muda kami untuk kembali."

"Siapa tuan mudamu. Saya gak kenal."

Livi tampak berpikir. Tuan muda? Memangnya siapa tuan muda yang ada di sekitarnya. Arch bukannya tuan muda, dia dedengkotnya DL Grup, tidak perlu dibujuk-bujuk.

"Tuan Irfan Harindaya."

Uhuk! Livi tersedak. Irfan Ha
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • DALAM JERATAN OBSESI PENGUASA TAMPAN   BAB 137 IDE LIVI

    "Menurut Mbak bagaimana?"Farah bertanya pada Livi yang tampak melamun waktu mengaduk kopinya. Sisa hari dia habiskan di kantor suaminya. Livi sudah minta izin pada Kai dan pria itu tidak masalah.Livi sudah berhasil mendapatkan kontrak dengan DL Grup, anggap saja sebagai reward untuk perempuan itu. Kai tinggal menjawab kalau Livi tinggal sebab masih ada hal yang perlu diurus.Meski Siska mencebik tidak percaya di belakang punggung sang atasan."Aneh," komen Livi meluncur."Memang," Farah mendukung pendapat Livi."Tapi kita bisa apa jika dokter bilang begitu.""Dia sampai di-anu gak sih, Mbak?" Farah kepo sebab Satria cerita cuma sepotong."Kata Arch sih sampai, makanya dia terpukul, trauma sampai stres lalu begitulah. Arch bilang waktu dia sama Satria datang dia naked, enggak pakai baju."Farah mengangguk sambil berpikir."Makanya jaga diri yang bener. Kalau belum jadi suami jangan mau digrepe-grepe. Nanti kebablasan."Farah menggaruk kepalanya. Pasalnya dia dan Satria beberapa kali

  • DALAM JERATAN OBSESI PENGUASA TAMPAN   BAB 136 TRIAD CHEN

    "Jangan mendekat! Arch! Tolong aku! Mereka mau nyakitin aku! Tolong!"Bella menjerit histeris. Wanita itu terus memanggil nama Arch, tidak mau didekati oleh siapapun. Bahkan Listi, perawat yang selama ini merawatnya. Orang yang paling dekat dengannya ditolak, didorong hingga terjatuh ketika coba mendekat.Satria berdiri dengan jarak sepuluh langkah. Melipat tangan di dada sambil memandang tajam ke arah Bella. Di mana perempuan itu mendekap dirinya sendiri, disertai tatapan ketakutan ke sekelilingnya."Mbak, tidak ada yang akan menyakiti Mbak di sini. Di sini aman, mereka sudah tidak ada lagi," Listi terus membujuk."Apa keadaannya buruk belakangan ini?""Tidak, Pak. Keadaannya sangat stabil. Makanya Dokter Ralph kasih izin kita balik. Dokter juga sudah mensugesti kalau Mbak Bella tidak boleh tergantung lagi sama Pak Arch. Beneran Pak, kemarin dia nurut banget."Satria ganti meletakkan tangan di pinggangnya. "Pemeriksaan medis terakhir?""Sudah banyak perubahan. Di sana Mbak Bella tida

  • DALAM JERATAN OBSESI PENGUASA TAMPAN   BAB 135 BELLA ALDAMA

    "Sorry, Arch. Aku baru keluar ruang operasi. Kata anak buahku dia terbang ke sana tiga jam lalu. Sorry, banget. Dia tahu aku awasin. Jadi ambil waktu pas aku operasi besar buat kabur ke sana."Itu pesan dari Ralph, beberapa waktu lalu. Semua jadi kacau. Bahkan Satria yang dia utus dadakan ke bandara sudah mengkonfirmasi kalau pesawat telah landing hampir sejam.Arch dan Kai berderap kembali ke ruangannya di lantai atas."Seserius itu?" Kai bertanya mendengar penjelasan Arch."Aku belum cerita masalah ini ke Livi. Takut dia salah paham. Kamu tahu kalau hubungan kami baru dimulai."Kai sepenuhnya paham dengan kondisi dan pertimbangan Arch. Tapi ... "Arch akan lebih baik kalau kamu jujur padanya. Lebih bagus dia tahu dari kamu. Sepahit apapun itu, seperti apa nanti tanggapan Livi, dia berhak tahu."Arch hanya diam sebagai respon. Tapi dalam hati dia setuju dengan pendapat Kai. Susah payah dia mendapatkan Livi, dia tidak akan melepaskan Livi apapun yang terjadi.Pintu lift terbuka. Denga

  • DALAM JERATAN OBSESI PENGUASA TAMPAN   BAB 134 SIAPA DIA?

    "Sudah Mbak bilang, minggu depan," sahut Tina frustrasi.Dia menerima telepon sembunyi-sembunyi di pojok ruangan. "Enggak ada, pokoknya enggak ada. Pakai itu dulu. Mbak yakin kamu masih punya simpanan."Tina menutup panggilan diiringi dorongan napas kasar. Dia baru mulai bekerja. Bonus dari Arch kemarin sudah dia gunakan untuk membayar uang muka sebuah rumah yang rencananya akan dia pakai untuk ibunya jika berobat nanti.Walau biaya operasi ditanggung asuransi tetap saja dia butuh dana besar di luar biaya perawatan rumah sakit. Dan selama ini adiknya bukannya membantu mencari biaya tapi malah memerasnya.Berdalih hanya dia yang bisa merawat ibunya dan memang iya, adiknya selalu punya alasan minta uang pada Tina."Kau bukannya mantan Irfan yang dibuang empat tahun lalu?"Pertanyaan itu membuat Tina berjingkat kaget. Melvin Harindaya, pria itu mendadak muncul di belakang Tina."Bukan urusanmu!" Tina beranjak dari hadapan Melvin. Tapi langkahnya terhenti kala pria itu menahan tangannya.

  • DALAM JERATAN OBSESI PENGUASA TAMPAN   BAB 133 HABISLAH DIA

    "Demikian presentasi saya, semoga Anda sekalian berkenan hingga sudi bekerja sama dengan perusahaan kami. Jika ada pertanyaan dipersilakan. Terima kasih."Livi menutup presentasi yang dengan sangat baik. Bahkan Nova dan Siska yang turut serta sampai menganga melihat bagaimana piawainya Livi saat berdiri di depan layar monitor. Menjelaskan slide demi slide dari lembar proposal mereka. Ini belum ditambah bagaimana cerdasnya Livi saat menjawab semua pertanyaan yang berkaitan dengan proposal mereka, produk yang akan mereka kembangkan. Rencana branding, marketing juga target pasar ke depannya."Amazing," gumam Nova membuat Siska mendengus kesal. Belum pernah dia bertemu seorang negosiator macam Livi.Cerdas, kompeten juga kompetitif di bidangnya. Bahkan Arch cukup terkejut ketika Kai membawa istrinya sendiri untuk presentasi di depannya. "Kau sengaja?" Bisik Arch pada Kai."Tidak juga. Aku hanya ingin membuatkan panggung debut untuknya di depan seseorang yang mungkin akan membuatnya sedi

  • DALAM JERATAN OBSESI PENGUASA TAMPAN   BAB 132 GOOD LUCK

    Dorongan napas kasar terdengar. Livi baru saja memarkirkan Audi-nya di garasi Red Rose. Lelah sekali di hari pertama bekerja bersama Kai. Banyak yang dia dan Kai urus. Mulai dari sistem produksi yang harus dioptimalkan. Pengawasan gudang yang harus di upgrade. Serta peningkatan marketing dan promosi agar bisnis mereka makin berkembang.Menurut Livi mereka harus mengikuti trend pasar tanpa meninggalkan ciri khas mereka. Dan Kai setuju soal hal ini. Selain itu Livi mengusulkan bagaimana jika mereka juga mulai merancang sendiri produk mereka.Hal ini untuk menonjolkan ciri khas mereka yang tidak dimiliki usaha lain yang sejenis. Sesuatu yang simple tapi unik.Mata Livi masih terpejam ketika ketukan terdengar di kaca mobilnya."Baru pulang?" Arch bertanya sambil membawakan tas Livi.Sementara pemiliknya berjalan gontai memeluk lengan sang suami. Livi mulai berani bertingkah manja pada Arch."Capek sekali. Rasanya lebih parah dari waktu guling-guling di aspal gara-gara Handi.""Tapi seru?

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status