Share

BAB 113 BEKERJA SAMA

Author: sugi ria
last update Last Updated: 2025-08-27 19:39:51

"Nah gitu dong, kan enak urusannya," kata adik Tina dari seberang sana.

Tina menghela napas, urusan uang selesai. Meski dia harus menerima kalau harga dirinya akan makin buruk di depan Irfan. Tapi tidak masalah, sejak dulu citranya sudah jelek.

Tidak perlu sok jaim, tidak ada gunanya. Ponsel di tangan Tina bergetar, dia buru-buru meraihnya. Satu pesan yang seketika meruntuhkan harapannya.

"Maaf sudah penuh."

Hanya itu tapi hal tersebut mampu mematahkan semangat hidup Tina yang sudah ditambal sana sini. "Tuhan, aku harus nyari ke mana lagi."

Di tengah kegusaran hatinya. Panggilan dari Livi memaksanya ke mode ceria. "Ya, ada apa?"

"Itu, untuk masalah customer B, dia minta colour ini, tapi pak Adnan bilang di jadwal warnanya yang ini. Yang benar yang mana?"

Tina mengamati laporan di depannya. Lalu dia menghubungi bagian marketing, kroscek. Pesanan yang benar yang mana.

Tak sampai sepuluh menit, masalah selesai. Livi pamit undur diri. Tina tersenyum melepas kepergian Livi. "Gadis yang ba
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • DALAM JERATAN OBSESI PENGUASA TAMPAN   BAB 131 KURANG ASYIK WAKTU DIPELUK

    Suara ketukan di pintu membuat percakapan Kai dan Livi terjeda. Setelah dipersilakan, ada Siska yang masuk sambil membawa proposal yang tadi diminta Livi."Apa itu?" Tanya Kai sambil mengerutkan dahi."Ini proposal untuk DL Grup.""Aku sudah menyuruhmu membuatnya dari seminggu yang lalu. Baru hari ini kamu selesaikan?"Siska menunduk. Dia mencuri pandang ke arah Livi yang santai memainkan ponsel. Sementara Kai memeriksa pekerjaannya. Sudut bibir Siska tertarik, terlihat sekali meremehkan Livi.Perempuan itu langsung berasumsi kalau Livi menemui Kai hanya untuk berduaan. "Dasar murahan," batin Siska culas."Kamu serius mau ajukan ini ke DL Grup?" Kai memandang Siska dari atas map biru yang sedang dia pegang."Tentu saja, proposal saya sangat bagus, detail, juga up to date dengan data pasar saat ini."Kai menghela napas, lalu melirik Livi yang hanya tersenyum samar tanpa mengalihkan pandangannya dari ponsel."Lalu bagaimana dengan ini?" Kai ganti menyodorkan map lain pada Siska. Peremp

  • DALAM JERATAN OBSESI PENGUASA TAMPAN   BAB 130 HARINDAYA GRUP

    Jika di tempat Livi, hari pertama kerja diwarnai dengan tantangan. Maka hal lebih ekstrim terjadi di Harindaya Grup. Sejumlah petinggi perusahaan langsung melayangkan protes, berteriak bahkan sampai mengancam Irfan.Pria yang begitu masuk ke gedung berlantai lima belas itu, langsung mengeluarkan daftar orang yang hari itu juga dia pecat. Beserta bukti kesalahan dan kejahatan yang telah dilakukan."Kamu tidak bisa melakukan ini. Aku ini pamanmu. Dan mereka adalah orang yang berjasa membesarkan nama Harindaya Grup."Mahendra Harindaya, paman Irfan, kakak dari ayah Irfan, berteriak tidak terima di depan sang keponakan yang duduk dengan tenang di kursi yang beberapa waktu lalu adalah milik Mahendra.Di belakangnya ada Melvin Harindaya, putra Mahendra, pria seumuran Irfan yang secara mengejutkan justru naik pangkat jadi wakil Irfan. Sebenarnya Mahendra juga tidak dipecat, hanya dimutasi."Paman pikir juga begitu?""Tentu saja. Kami sudah bersusah payah membesarkan perusahaan ini. Kamu tida

  • DALAM JERATAN OBSESI PENGUASA TAMPAN   BAB 129 SIAPA TAKUT?

    Seminggu berlalu sejak Livi jatuh di kamar mandi. Juga malam pertama Arch dan Livi yang akhirnya terjadi di kamar Arch sendiri, di The Mirror. Livi pulih sepenuhnya dengan pekerjaan baru menunggu. Kai dipastikan tidak akan menyia-nyiakan kesempatan untuk bisa menarik Livi ke kantor pusat. Pria itu tidak melunak sama sekali saat Livi terus membujuk."Suamimu sudah ACC dan Irfan Harindaya telah kembali ke tempatnya, bawa pimpro kita. Aku harus dapat ganti yang sepadan dong. Ogah rugi aku. Besok pagi kamu harus mulai ngantor. Kerjaan kita banyak."Perkataan Kai lebih pada ultimatum. Dan Livi merasa tidak punya pilihan. Hingga di sinilah dia berada, menghela napas setelah selesai mengenakan setelan semi formal berwarna biru langit. Tampak manis di tubuhnya. Dia yang sudah nyaman dengan celana plisket dan kemeja, terpaksa kembali ke setelan awal. "Gak usah cemberut, sudah cukup cosplay jadi buruh pabrik. Negosiator ya negosiator aja," seloroh Satria yang tersenyum melihat wajah manyun

  • DALAM JERATAN OBSESI PENGUASA TAMPAN   BAB 128 CINDERELLA KW TIGA

    "Ini terlalu pendek, Vi.""Haish! Geser ke tempat lain."Livi dan Tina melakukan video call. Sesuai arahan Irfan, Livi diminta untuk membantu Tina memilih outfit yang akan dia pakai untuk bekerja di Harindaya Grup.Berhubung punggung Livi masih sakit, jadi dia tidak bisa mengantar Tina shopping. Akhirnya dia bantu Tina belanja saja melalui video call. "Kenapa sih tidak pakai celana plisket terus pakai kemeja saja," gerutu Tina yang sibuk mengubek gantungan baju.Berbekal bonus dari Arch, Tina bisa belanja baju. Kalau tidak dia mungkin akan pakai pakaian seadanya saja. Nanti setelah gajian baru dia beli baju."Kalau kamu pede, tidak masalah pakai itu. Cuma mix and match-nya harus tepat. Itu tu plisket. Nyaman dipakai. Sama blus itu, bagus. Coba. Beli dulu beberapa yang warnanya netral, nanti bisa dipadu padankan."Livi terus mengarahkan Tina, kebetulan selera mereka hampir sama. Gadis itu masih betah tengkurap. Dia belum berani telentang lama-lama. Tulang ekornya masih sakit."Apa-apa

  • DALAM JERATAN OBSESI PENGUASA TAMPAN   BAB 127 TIDAK BISA DIKENDALIKAN

    "Jahat!" Hanya satu kata itu yang bisa Anita ucapkan. Setelah Livi dengan suara lirih, nyaris berbisik menceritakan perbuatan Sandra dan Axel padanya."Dan kamu diam saja?" Anita menuntut jawaban."Nek, aku sudah terlalu sedih tiap kali ingat hal ini. Aku tidak tahu akan jadi apa masa depanku nanti."Pandangan Livi memburam waktu melihat ke arah Arch. Pria tampan yang look-nya kian sempurna dengan kaca mata baca di wajahnya.Livi berkaca-kaca. Ingin sekali menangis, dan terjadi. "Sudah, sudah. Kamu masih muda. Tubuhmu sehat, kamu gadis beruntung. Walau tidak mudah, nenek yakin kamu akan memilikinya nanti."Kalimat Anita terjeda ketika suara Arch masuk ke rungu Livi. "Dia kenapa, Nek?" Ekspresi panik terlihat nyata di wajah Arch.Anita diam, tidak tahu harus menjawab apa. Dia tahu Livi ingin menyimpan sendiri lukanya."Sakit," rintih Livi."Obatnya kan baru diminum. Tunggu sebentar, nanti akan bereaksi. Atau dikompres saja, bisa kan Nek?""Oh, bisa. Bisa. Nenek ambilkan." Anita berder

  • DALAM JERATAN OBSESI PENGUASA TAMPAN   BAB 126 CIDERA

    Livi sudah bisa membayangkan bagaimana nyeri yang akan dia tanggung, jika menghantam kursi besi itu. Axel sesaat terkejut menyadari apa yang bakal terjadi.Namun semua itu batal berlaku ketika Arch dengan sigap menahan pinggang Livi. Menariknya di waktu yang tepat. Hingga benturan terelakkan."Are you okay?" Suara dalam dan berat Al terdengar lembut, tapi tatapannya menyiratkan ancaman begitu besar untuk Axel, dan Sandra yang langsung mundur panik.Livi cukup terkejut sekaligus lega melihat kedatangan Arch. Tangannya reflek menyentuh dada sang suami. Satu situasi yang membuat hati Axel panas."Sakit," kata Livi tidak bohong. Nyut-nyutan punggungnya, dia benar-benar ingin rebahan."Oke, kita pulang." Putus Arch segera. Ingin dia menangani Sandra tapi keadaan Livi membuatnya agak cemas. Sang dokter telah memberitahunya, kondisi Livi memang baik-baik saja. Namun wanita itu saat ini menanggung nyeri luar biasa.Livi mengangguk manut. Lagi pula dia muak melihat Axel dan Sandra di depannya

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status