Share

76. Teman Baru

Tubuh di atas pasir tidak bergerak, Danurwenda ambil kantong airnya lalu sedikit demi sedikit tuangkan air ke atas bibir yang kering.

Sesaat kemudian bibir itu tampak bergerak. Danurwenda tuangkan lebih banyak air. Dengan tangan kirinya dia menyeka pasir yang menutupi wajah si pemuda.

Ternyata pemuda itu berwajah tampan. Sesaat kemudian mata yang terpejam membuka perlahan-lahan.

"Apakah kau malaikat maut yang datang menjemputku?" Keluar suara parau dan sangat perlahan dari mulut pemuda itu.

Kalau di tempat lain Danurwenda mungkin akan tertawa bergelak mendengar kata-kata itu. Dia tuangkan lebih banyak air lalu mendudukkan si pemuda di tanah dan menahan punggungnya dengan lutut agar tidak rebah.

"Aku bukan malaikat maut. Justeru aku ingin bertanya mengapa kau enak-enakan tidur di gurun pasir ini?"

Mata si pemuda membuka lebar. Mulutnya menyeringai.

"Sialan!" ujarnya, "Siapa yang enak-enakan tidur. Terlambat kau muncul di
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status