Episode 10 _Akhir dari awal yang baru_
Part 1
"Tidaaak ...!" teriakku sambil menahan tubuh Kak Izzie yang hendak terjatuh.
"Keysi .... Ya, carilah Keysi!" pinta Kakak sambil mengenakan handphone dan kunci motor dari balik saku celananya.
Aku mengambil apa yang Kaka berikan. Sambil memandang iba, aku tak tega meninggalkan Kakak. Tapi, Kakak bersikeras menyuruhku agar cepat-cepat meninggalkan rumah dan mencari perempuan bernama Keysi.
Sebenarnya, aku tahu kalau harus mencari gadis kecil yang terlihat dalam titik balik Sasi Ayudisa.
Tapi, apa Kakak mengenal anak tersebut?"cepat! Jangan pedulikan Aku." teriak Kak Izzie sambil mendorong tubuhku yang hampir kena sabit sama perempuan psikopat berekor.

Episode 10 _Akhir dari awal yang baru_Part 2."Kakak mau kemana?" tanyaku melepaskan pegangan tangan dan menatapnya penuh selidik."Aku mau ke Perumahan Anggrek Jingga." jelas Keysi menatapku, seakan melihat sesuatu yang berbeda."Kenapa, Kak?" tanyaku bingung."Gak apa-apa." jawabnya singkat."Oh iya Kak, Kak Izzie sedang sekarat. Semoga Kak Izzie masih hidup!" ucapku menceritakan apa yang terjadi pada Kakak lelakiku."Izzie ada dimana?" teriaknya panik."Ada di rumah, Kak!" jelasku mengerutkan dahi kebingungan."Katanya, Izzie pindah rumah? Rumah kalian yang sekarang berada di mana?" tanya Kak Keysi sambil memegang kedua pundakku dan menggoyangkannya."Se-te-lah pe-ru-ma-han ang-grek ji-ng-ga a-da a-rea pe-s
Episode 10 _Akhir dari awal yang baru_Part 3."Maja .... Mana janjimu yang akan mempersembahkan seluruh keluarga?!Karena kegagalanmu, semua warga Anggrek Jingga di bawa sama Nahsadewangsa dan anak buahnya." ucap Pria berkumis yang duduk di samping kiri Pak Atmaja."Tapi kan, Aku sudah mengorbankan Ian, anak ke tiga." balasnya membela diri."Atmaja .... Anakmu yang nomor 3 saja tak cukup! Bukannya Kamu sudah berjanji, kalau akan mengorbankan seluruh keluargamu?Lihat dampak yang terjadi karena Kamu telah gagal." jelas Wanita paruh baya yang duduk berhadapan dengan Pak Atmaja."Biarkan Wa
Episode 11 (Carakan Pinangantèn) Bagian 1Aku kaget, melihat tubuhku di penuhi mahluk astral.Mahluk yang kemungkinan aku pangil di awal membaca buku itu.Tubuhku terasa panas, keringat dingin membasahi sekujur tubuh.Pandanganku ... Memudar.Kaki ini tak mampu lagi menopang berat tubuh, hingga membuatku terjatuh, lalu pingsan.Sebelum pingsan, aku mendengar Kak Keysi dan Kak Izzie berlari mendatangi kamar.Mereka berdua mendengar teriakkan ku.Aku masih sempat mendengar percakapan diantara mereka.Kak Keysi, melarang Kak Izzie masuk dan dia menyelimuti tubuhku.Lalu, Kak Izzie baru masuk dan melihat ku yang mulai hilang kesadaran.Entah bagaimana caranya, tiba-tiba, aku berada di halaman belakang rumah lama.Tapi anehnya, rumah lamaku begitu berbeda.Rumahku pa
Episode 12 (Carakan Pinanganten) Bagian 2Seketika badan ini terjatuh di atas tanah berumput hijau, pandangan mataku melihat seperti ladang rumput hijau, yang lumayan luasDan ada beberapa pohon besar, mengelilingi ladang rumput.Tempat ini belum pernah ku lihat sebelumnya.Mataku menelisik sekitar, tak ada seseorangpun kecuali aku.Langkah kaki ini mencari jalan keluar."Ini dimana ya? Terus, kenapa bajuku berubah seperti ini? Tolong ... tolong .... ! Apa ada orang disini?" teriakku meminta tolong."Hey! Kenapa kamu teriak-teriak, Ajeng?" tanya seorang pria.Pria itu mengenakan pakaian aneh, semacam kostum drama kolosal. Rambutnya panjang terikat, matanya berbinar, bibir tipis merah merekah, serta alis tebal."Apa ini yang namanya, aktor tampan?" tanyaku dal
Episode 13 (Carakan Pinanganten) Bagian 3Saat mengedipkan mata, aku berada di tempat lain, tempat yang belum pernah kudatangi.Kepalaku seperti agak pusing, namun, masih bisa untuk berdiri, karena penasaran akan hasrat dalam hati, untuk mencari tahu ini dimana.Ada sebuah gapura terbuat dari sebuah batu bata yang entah dari apa menyambungkan.Beberapa saat berjalan melewati gapura tersebut, mataku melihat beberapa orang, entah apa yang mereka bicarakan. Namun, ada satu kata yang membuatku tahu, kalau sekarang aku berada di mana, yaitu di daerah Nahsadewangsa."Berarti, ini daerah Ian disekap," gumamku lirih.Aku memberanikan diri mendekati orang-orang yang sedang berjalan. "Maaf, permisi pak, numpang tanya.""Iya, mau nanya apa?" tanya salah satu dari mereka."Apa benar, sini daerahnya Nahsadewangsa?" tanyaku.Orang-orang itu kemudian saling bertatap muka, lalu menatapku penuh keanehan. Dua o
Episode 14 (Waranggani)Kalau di alam manusia, pasti wajahku tertepa angin.Sedangkan dialam ini, tak ada angin sedikit pun.Matahari pun, tak ada.Setiap waktu dan setiap jam, hari-hari seperti senja."Yadwakarna! Boleh ceritakan tentang Ajeng?" tanyaku penasaran."Diajeng Ratna Sari ...? Hm ... baiklah!" jawabnya.***Ratna Sari, atau yang di panggil Ajeng dari kata Diajeng adalah seorang Putri dari kerajaan Mahyang Guana. Dia juga, kekasih dari pangeran Abiseka.Suatu hari, Ratna Sari menyamar sebagai rakyat jelata selama, 3 hari.Dalam penyamarannya, dia menjadi anak seorang kusir kuda yang sejatinya, penggawa kerajaan.Pada hari ketiga, atau hari terakhir dalam penyamarannya ....Ratna Sari pergi ke sungai, untuk mencuci pakaian.Dia terpesona dengan m
Episode 1 (Cinta anak Indigo)"Andi, Kamu jahat! Beraninya menduakan-Ku. Padahal, Aku sayang sama Kamu!" gumamku terisak sambil memukul-mukul kasur."Kila, jangan sedih! Andi, akan-Ku kasih pelajaran?" ucap sosok yang mengelus rambutku, disaat aku tengkurap sambil menenggelamkan wajah ke bantal."Kasih mati saja! Aku tak mau melihatnya." tegasku berucap sembari menangis.Andi, adalah pacarku yang berani menyakiti hati ini.Sedangkan sosok yang aku panggil Biyung, dia sudah aku anggap sebagai Ibuku.Aku anak yatim piatu, yang tinggal bersama Mbok Tini (Nenek). Mbok Tini adalah penjual nasi kuning di perumahan Anggrek Merah, tempat tinggal kita.Namaku Kila Ambarsari, anak remaja kelas 11c di SMA Anggrek.Aku duduk di bangku paling belakang, karena teman-teman mengucilkanku dan banyak yang mengatakan kalau aku gadis aneh.Aku juga ingin menjadi gadis pad
Episode 2 (Tumbal Darah)Begal tersebut baru sempat membuka ikat pinggangku.Aku merontah, agar tak bisa melepaskan celana."Biadab! Orang seperti kalian tak pantas untuk hidup!" teriakku sambil mengerang penuh amarah.Mereka tertawa.Orang yang menduduki kaki dan hampir membuka celana, langsung melihat kearahku.Dia kaget, kala melihat Biyung menampakkan diri."Ha-hantu ...." teriak orang tersebut melepaskan tangannya yang hampir membuka resleting celana.Dia langsung berdiri dan berlari meninggalkan temannya yang masih memelukku dari belakang."Sial, si Edho malah lari." cletuk si jaket hitam.Aku merasakan, tubuhnya mulai bergetar dan melepaskan tangan kanannya sambil mengelus tengkuk.Dia berpaling kebelakang dengan perlahan.Nampak sosok perempuan berkulit pucat dengan pakaian bak kerajaan menatapnya begitu tajam.Dia langsung melepaskan tubuhku. Membuatku terbenam di tu