CDDB (Cinta di tolak, dukun bertindak)
Namaku, Wira.
Mempunyai postur tinggi tegap dengan kulit putih.Bisa dibilang ganteng dan mengundang para cewek untuk mengantri jadi pacar.Selama berpacaran, aku tidak pernah menemukan seseorang yang membuat nyaman dan benar-benar membuatku jatuh cinta. Semuanya hanya untuk pamer belaka.Aku bisa dengan mudah mengencani cewek-cewek yang ada dikampus ini.Siang ini, ada waktu senggang. karena kuliah hari ini tidak ada dosen.Semilir angin membuat keadaan makin nyaman. Tak sesekali para cewek melihatku dengan wajah sinisnya.Mantan? Ya! Mereka semua adalah mantan yang pernah aku putusin, padahal belum genap seminggu kita berpacaran.Kata Playboy pun sudah menyebar hampir kesetiap sudut kampus.Walau seperti itu, masih saja ada cewek yang ingin menjadi pacarku.Kadang, ada yang cuma buat taruhan sama temannya, maupun sekadar pamer.Sambil surfing sosial media, aku fokus melihat-lihat isi setiap halaman didalamnya yang berisihkan tutorial mendekati cewek agamais. Saking asyiknya, sampai membuatku terkejut ketika di kagetkan."Woy, bengong aja lu. Bagaimana malam ini? Ada acara gak?" tanya seorang teman bernama, Roy."Memang mengapa, Roy?" tanya saya penasaran."Eh lu gak tahu, kalau didesa cempaka ada rumah angker?" jelas Roy sambil menunjukkan foto yang ada di Handphone miliknya."Terus?" tanyaku singkat."Eh, kita uji nyali yu? Buat channel youtube gue.Gue ada tantanganan dari para Bacoters (penggemar channel youtube dia yang bernama Bacot Channel) untuk mencoba uji nyali ditempat tersebut, bagaimana?" tanya Roy dengan menaikan kedua alisnya beberapa kali."Memang, Kamu mau ngasih apa?" tanyaku penasaran."Tenang, nanti saya kenalin kamu sama dukun yang paling hebat dikampungku." ucap Roy sambil merangkul pundakku."Dukun? Buat apaan ...?" tanyaku sambil mencoba melepaskan tangannya dari pundak."Gue tahu Loe sebenarnya suka sama Aisyah, dia kan? Dan Gue tahu kalau Loe gak berani ngedeketin Dia. apalagi, sahabat dia adalah mantan yang cuma Loe pacarin selama tiga hari." jelasnya sambil tertawa."Terus, apa hubungannya sama Dukun?" tanyaku penasaran."Pelet!" ucap Roy sambil membisikan kata itu ke telingaku."Gila kamu Roy! Masa tampang seganteng ini harus pakai gituan?" teriakku sambil meletakkan tangan kedagu seraya berpose keren.Kemudian, Roy dengan menaikkan kedua bahu, menekuk tangannya dan menengadahkan keatas."Terus ... Dari SMP sampe sekarang apa Elu bisa dapetin hatinya? Yaelah ... Dari dahulu kan Dia agamais banget. Bahkan, tidak pernah pacaran sama sekali. apalagi kalau tahu Elu itu playboy, pasti tak mau!" cletut Roy dengan nada sumbang.Memang, dari SMP aku sudah beberapa kali mencoba mendekati Aisyah. Jangankan ngobrol, ngelirik saja dia tidak."Baiklah, nanti malam Kita kesana!" ujarku menyanggupinya."Oke Masbro, nanti gue jemput kerumah Loe .... Jangan lupa pake pampers, takutnya Loe ngompol!" ucapnya sambil tertawa dan melangkahkan kaki meninggalkanku."Ah, sialan Kamu!" teriakku melirik ke Roy yang tengah berjalan menjauh.Angin berhembus, dinginnya mulai menyelimuti tubuhku yang tengah menunggu diluar rumah.Jam sudah menunjukkan pukul 23 malam dan aku berdiri diluar rumah seorang diri menunggu kedatangan, Roy."Ini anak ke mana si? Katanya lagi OTW, tetapi dari tadi belum sampai juga." gumamku."Tit .. Tit ...." Terdengar suara klakson mobil yang menganggetkan lamunanku.ternyata, Roy sudah datang!Aku pun melangkahkan kaki dan masuk kedalam mobil yang dia bawa."Beh ... Bau apaan ni?" tanyaku sambil menutup daun telinga."Woy, bau tuh yang ditutup tuh mata .... Bukan telinga!" jelas Roy berteriak dengan diiringi tertawa."Ada-ada aja, masa bau yang ditutup mata?" tanyaku menggelengkan kepala dan kita pun sama-sama tertawa."Eh, lama banget si? Kamu dari mana saja?" tanyaku."Gue cari tuh bahan!" jelas Roy sambil menunjukkan kearah belakang."Kamu sudah gila? Ngapain bawa begituan?" bentakku bertanya."Biar lebih mistis!" balas Roy dengan enteng sambil dibarengi dengar tertawa.Rupanya Roy membawa jalangkung dan beberapa sesajian. Tak lupa dupa dan kemenyan yang disimpan di atas nampang, dijok belakang."Yuk turun! Kita sudah sampai. Loe bawa nih barang! Soalnya Gue sibuk pegang Handphone untuk live streaming." jelasnya sok sibuk.Aku menurut dan membawa nampan tersebut dengan tangan kiri, menjepitkan plastik yang berisi sesaji dan dupah ke sela tangan.Terlihat bangunan yang berantakkan.Daun kering berserakan di mana-mana.Hembusan angin terasa makin dingin seolah meniup leher area belakang sehingga membuat suasana kian mencekam."Hei guys ...! Akhirnya Kita sampai ditempat. Kali ini, Gue ditemenin seseorang bernama, Wira. Sehai wira .... Bla bla bla bla ...." ucapnya yang tengah live streaming youtube.Aku melanjutkan berjalan, tak menghiraukan dia yang sedang asyik live streaming dengan bacotannya dan sesekali melihat live chat yang ada.Didepan bangunan rumah tersebut ada sebuah ayunan. Terlihat dengan jelas, ada sosok putih berayun diatasnya.Sosok yang terbungkus kain dan ada beberapa tali yang mengikat dibadannya yang membuatku terdiam sambil sesekali mencolek-colek tubuh Roy."Eh, ni Anak apaan si? Kita tuh lagi live streaming tahu! "jelas Roy dengan nada kesal."Roy ... Roy ... Roy ...." ucapku sambil terus mencoleknya."Maaf guys, ni Anak memang re ...." ucapnya terpotong, kala membaca live chat yang sama dari para Bacoters.Isi Live Chat tersebut seperti ini,"Kak, kakak kan dari tadi sudah terpisah dari teman kakak, memang ada seseorang yang mencolek gitu?"Roy pun memalingkan wajah, melihat kearah belakang. ternyata, tidak ada sesiapa pun di belakang Roy.Sedangkan, aku juga tidak sadar, kalau Roy tidak ada dibelakangku."Eh Roy, Kamu lihat kan? Lihat kan?" tanyaku setengah teriak.Akan tetapi, tidak ada jawaban dari Roy.membuatkua menelan ludah dan mencoba memastikan apa yang sedari tadi aku colek."Bismillah hirohmanirrohim ...." gumamku sambil menoleh kearah belakang.Aku kaget bukan kepalang.melihat itu membuatku terdiam.Ternyata, yang dari tadi aku colek adalah batang pohon yang sekeliling batangnya di ikatkan kain putih."Aduh ... Ternyata cuma batang pohon?!" gumamku sambil mengelus dada."Bruat ...." Suara tubrukan terdengar.Roy ketakutan dan berlari sampai menabrak aku yang tengah hanyut dalam halusinasi pohon ber-kain."Eh Loe, pergi kok gak bilang-bilang?" tanya Roy dengan nada terbata-bata."Kamunya saja bagaimana? Katanya mau masuk ke rumah tersebut? Makanya, Aku jalan duluan. Aku kira, Kamu mengikutiku dari belakang?!" jawabku dengan nada santai."Tadi pas Loe gak ada, badan Gue ada yang nyolek. Gue kira, Elo. tetapi malah gak ada siapa-siapa!" jelasnya."Kamu mending, ada yang nyolek. Aku lihat pocong!" jelasku sambil menunjuk kearah ayunan.Bersambung ... ."Mendingan kamu ada yang nyolek, aku lihat pocong." Ucapku sambil menunjuk kearah ayunan, dan ternyata....... Tak ada apa pundiangsana. "Yaelah.. halu kali loe." Ucap Roy yang tidak percaya dengan apa yang aku lihat barusan. "Eh beneran Roy, sum..." Belum sempat aku menjelaskan, Roy memotong pembicaraan. "Udah. Ah..., ayo kita masuk." Kita berjalan masuk kerumah tersebut..Memang bisa dibilang rumahnya lumayan besar, berlantai dua. Dan halaman yang ada didepan pun begitu luas.Sampai mobil yang kita parkirkan didekat gerbang seakan tidak terlihat. Beberapa jaring laba-laba menghias... memenuhi sudut setiap ruangan. Kursi dan meja yang tak tetatah terlihat amat berantakan. Dan juga bau wewangian yang menyengat dihidung seakan mengikutike manakita pergi. "Roy, dari tadi saya mencium aroma wewangian seperti a
Kita yang berhenti tepat ditengah-tengah tangga.Terdiam...... Kita saling menatap wajah.Terdengar gemericik air seolah ada orang lain selain kita dirumah ini.Akan tetapisuara gemericiknya terasa sangat jelas, bahkan terasa sekali mengalir membasahi sepatu yang ku pakai.Dengan rasa penasaran ku mencoba untuk melihat air apa yang mencoba menggenangi anak tangga yang kita pijak.Seakan rasa penasaran menyelimutiku kala itu.Aku pun berusaha untuk menoleh kebawah, dan ternyata benar..... ada genangan air yang mengalirnya sampai turun dari satu anak tangga ke anak tangga yang lainnya.Aku yang penasaran mencoba menelisik lebih jauh dari mana air itu berasal.Dan..... Aku pun bertanya sama Roy "Eh, Roy. Kamu ngompol?""Eh kam...t ini tuh bukan ompol, ini tuh keringat tahu." Ujar Roy menjelaskan."Tapikeringat kok bau pesing
"Hoooammmm..... Udah yuk, kita ke kantin saja. Ngopi-ngopi yok." Ajak Roy dan aku pun mengiakannya... "Ayolah...daripadadi sinikita diliatin sama orang lain".Kita pun berangkat menuju kantin.Sesampainyadiangsana.., kita memesan 2 gelas kopi hitam.Kita pun meminum kopi dibarengi dengan menyalakan sebatang rokok."Fuh..... Jadi kapan kamu mau ajak aku kesana?" Tanyaku ke Roy, Roy pun menjawab "E...... Kapan-kapan ya. Loe sudah dikasih alamat,tetapitidak mau kesana sendiri. Malam ini jadwal gue kencan sama Dina"."Kalau kamu gak ngasih tahu aku pun gak bakalan tahu kalau kamu berbuat seperti itu. Pantas saja muka kaya parutan kelapa kayak kamu punya cewek banyak." Ujarku. Roy hanya menjawab dengan tertawa kecil "hihii"Tak terasa api dari rokok yang kita
"MaafMbah, kami tidak mengerti dengan apa yang Mbah ucapkan." Ujar Roy dan Si Mbah menjawab dengan nada yang lantang "Jadi kalian tidak tahu kalau kalian diikutin sama makhluk sebanyak ini?""Kami bener gak tahu Mbah." Jawab RoyAku dan Roy mencoba melihat kearah belakang, kearah beberapa tempat yang ditunjuk oleh Mbah Jambrong.Akantetapikami tidak melihat apa pundiangsana.Mbah Jambrong pun menyuruh kita untuk masuk sambil berucap "Ya sudah.. Roy, kamu dan teman kamu masukdahulu. Kemudian ceritakan,mengapakalian bisa diikutin sama makhluk-makhluk tersebut."Sesampainya didalam aku melihat sekeliling. Rumah seperti rumah biasa pada umumnya.Akantetapirumah ini terlihat amat sempit
Namaku Aisyah, aku sekolah disalah satu SMP ternama disebuah kota.Sedari SD, aku selalu diganggu sama cowok-cowok yang ingin kenal, maupun ingin menjadikanku pacarnya.Tapi aku terlahir dari keluarga yang taat, dan larangan bagi keluarga kami berpacaran.Biasanya kalau sudah menginjak usia. Maka melalui Ta'aruf dan perjodohan, keluargaku akan dinikahkan.Aku Anak pertama dari 3 bersaudara, dan kita semuanya perempuan.Usiaku dengan adikku selisih 2 tahun. Sedangkan dari penengah ke bungsu jaraknya lumayan jauh, selisih 5 tahun.Sebenarnya asalku bukan dari sini, tapi dari kota yang bertempatkan dijawa barat.Kendala kerjaan Ayahlah yang akhirnya membuat kami pindah, supaya dia tidak perlu jauh-jauh keluar kota.Karna prestasi dari Ayah yang bagus dikerjaannya, hingga kami ditempatkan diperumahan orang-orang mewah.Hari ini... Hari pertama aku
Kita pun berlari menuju kearah Santi, dia yang tengah berguling dan berteriak.Sementara itu anak lelaki berkemurun dibelakangnya dan mencoba untuk memegangi dia."Lepaskan.... Lepaskan... Aaahhhhh.... Lepaskan..." Teriak Santi.Pak Anto mendekat, dan mencoba berintraksi.... Pak Anto pun bertanya "Maaf Mbah... Mbah siapa dan mengapa masuk ke salah satu muridku?"Tapi santi terus-terusan menggeliat, walau kaki dan tangannya sudah dipegang dengan sangat kencang.Santi pun berteriak sambil mengucapkan sesuatu "Mbah... Mbah... Mbah... Apaan si Pak? Santo, Arya, dan Beni lepasin. Lagi ngapain si kalian?!"Pak Anto pun tersenyum dan melepaskan pegangannya, "Oh.. kamu gak kesurupan? Ku kira kesurupan,""Siapa juga yang kesurupan, tadi pas ada angin kencang, ada bara api yang tertiup masuk ke kaosku. Kalau gak percaya ni lihat," Santi menjelaskan dan membuka kaosnya."Tuh kan, merah!" Ucap Santi
Kita ketakutan melihat bayangan tersebut. Ada yg berpelukan, ada pula yang mencoba memejamkan mata.Tapi ada juga yang masih terus menatap penasaran... Sosok apa yang sebenarnya mereka lihat.Dan.....Ternyata sosok tersebut....Adalah sosok pantulan bayangan dari Roy yang keluar dari pepohonan.Rupanya tidak ada yang tahu kalau Roy waktu itu pergi kearah pepohonan untuk biang air kecil.Bayangan yang tadinya kecil karna Roy memang jauh dan semakin membesar kala Roy mendekat kearah api unggun."Huuuuuhhhhhhhhh......" Riuh ramai suara bersorak. Mereka menyoraki Roy kala itu.Aku dan Indah hanya menggeleng-gelengkan kepala, karna anak ini selalu saja bikin ulah."Ting ting ting ting....."Terdengar suara Bu Atin memukul lonceng. Dan Bu Atin setengah berteriak berkata "Ayo anak-anak, sudah malam. Waktunya masuk ketenda kalian".Kita bergegas masuk kedalam tenda kemah k
"Baik anak-anak.. apa sudah kumpul semua?" Tanya Bu Atin."Roy, Bu belum bangun." Ucap Jaka."Selain Roy sudah bangun semua kan? Kalau sudah, buat para cewek ayo ambil peralatan mandi kalian. Kita mandi lebih awal dari pada cowok." Terang Bu Atin."Napa gak bareng aja si Bu?" Ucap Jaka dan didukung sama anak-anak yang lainnya "iya benar..." "Ehm" "betul bu!""Jakaaaaa........" Ujar Bu Atin sambil memelototkan mata ke Jaka, "Udah yu!jangan didengerin. Ayo cepat... Cepat...."Anak cewek sudah berkumpul semua sambil membawa alat untuk mandi, seperti sabun, shampo, handuk dan lain sebagainya.Aku dan semua anak cewek bergegas pergi kesungai."Eh... Eh... Jaka, kamu mau kemana?" Ucap Pak Anto yang melihat Jaka memgendap-endap."Mau kencing Pak." Jawab Jaka."Alah.... Alasan saja kamu! Udah kamu duduk!""Hahahahaha" sontak semua anak cowok pun tertawa mendengar percaka