Home / Fantasi / DARAH SEPASANG / CDDB I versi Wira, part 2

Share

CDDB I versi Wira, part 2

Author: Rama Atmaja
last update Huling Na-update: 2021-08-24 23:52:11

"Mendingan kamu ada yang nyolek, aku lihat pocong." Ucapku sambil menunjuk kearah ayunan, dan ternyata....... Tak ada apa pun di angsana.

"Yaelah.. halu kali loe." Ucap Roy yang tidak percaya dengan apa yang aku lihat barusan.

"Eh beneran Roy, sum..." Belum sempat aku menjelaskan, Roy memotong pembicaraan.

"Udah. Ah..., ayo kita masuk."

Kita berjalan masuk kerumah tersebut..

Memang bisa dibilang rumahnya lumayan besar, berlantai dua. Dan halaman yang ada didepan pun begitu luas.

Sampai mobil yang kita parkirkan didekat gerbang seakan tidak terlihat.

Beberapa jaring laba-laba menghias... memenuhi sudut setiap ruangan. Kursi dan meja yang tak tetatah terlihat amat berantakan. Dan juga bau wewangian yang menyengat dihidung seakan mengikuti ke mana kita pergi.

"Roy, dari tadi saya mencium aroma wewangian seperti aroma bunga tujuh rupa." Ucapku sambil mengendus-enduskan hidung.

"Eh halu, udah deh.... Loe gak lihat apa yang loe pegang? Itu plastik didalamnya ada bunga tujuh rupa!" Roy menjelaskan sambil mendorong kening saya menggunakan jari telunjuknya.

"Oh iya, ya hehee." balasku sambil tersenyum kecil.

Tak berselang lama..... terasa ada angin lembut yang meniup tengkuk. makin menambah aroma mistis didalam rumah angker ini.

Saya pun mencoba berbalik untuk memastikan, angin apa yang bertiup kencang ditengkup saya.

"Huf... Huf... Huf...."

"Apaan si ni anak, gak lucu tahu...." keluhku dengan nada marah ke Roy, karena dari tadi dialah yang meniup-niup tengkukku.

"Hehee habis loe mendramastisir banget si." Roy pun berucap dibarengi dengan senyuman kecil.

Kita terus menelusuri ruangan dari ruangan, akhirnya kita kembali keruangan didekat pintu masuk dan terdengar Roy yang sesekali menyapa Bacoters.

"Woy, kam...t. mau taruh di mana ni sesaji, nampan dan jaelangkungnya?" Bentakku yang tengah kesal.

"Yaelah, taruh saja di bawah lukisan nenek tua itu." Roy menyuruh saya sambil menunjuk kearah lukisan yang ada didepan kita.

Aku mencoba melangkakhkan kaki mendekati lukisan tersebut. Baru beberapa langkah kaki aku langsung terhenti. Kaki yang biasanya ringan, seakan berat untuk melangkah.

"Udah Roy, jangan lagi-lagi kamu ngerjain?" Ucapku seraya menoleh kebelakang.

Awalnya saya kira Roy mengikutiku dari belakang, tetapi ternyata dia hanya diam ditempat sambil menatap kesemua penjuru arah.

"Eh, tunggu apalagi? Malah berhenti disitu." Ucap Roy.

"Ini Roy, kaki saya tidak bisa digerakan." Teriak ku menjelaskan, sambil mencoba gerakkan kaki kedepan.

"Eh halu, udahlah loe jangan nakutin gue. Orang tidak ada apa-apa di kaki llllllooooooo" belum sempat Roy bicara, rupanya dia melihat ada sesuatu dikakiku.

"Eh Roy mengapamengapa dengan mukamu itu. Gak lucu tahu." Ucapku dengan kesal karena sedari tadi saya dikerjain sama dia.

"Ta... Ta... Ta..." Ucap Roy dengan terbata-bata.

"Tata dado?" aku mencoba menjawab.

"Bukan. Ta... Ta... Ta..." Ucap Roy yang masih terbata-bata.

"Tari.... Cut Tari?" Jawabku dengan tersenyum dan menunjuk kearah dia.

"Bu...bu...bukan. eh,, ini malah jadi kaya kuis tebak-tebakan. Ta.. tangan......" Ucap Roy dengan nada teriak.

"Oh... Tangan......... Hah?????" Aku kaget, dan mencoba melihat kearah betis.

Dan memang, aku melihat sesuatu.

"iya... Roy..... tangan ya Roy.... Tangan siapa ya Roy.....?" Tanyaku ketakutan.

Roy yang sudah tidak kuat lagi melihat penampakan tangan yang memang cuma ada tangan, tanpa badan dan apa pun.

Sontak dia mencoba untuk lari meninggalkan ku. Dia berlari menuju ke arah pintu keluar yang ada dibelakangnya. Pintu yang tadinya terbuka langsung tertutup dengan sendirinya.

"Bruaaaattttt" Suaranya begitu nyaring terdengar.

Roy mencoba membuka pintu, tetapi seolah ada yang menguncinya dari luar.

Aku yang sedari tadi tak bisa bergerak hanya bisa melihat pemandangan Roy dari jauh.

Wajah Roy pucat ketakutan...

Tak begitu lama.. Terdengar suara Roy menjerit...

"Anjir. kita malah dibilang setingan." Ucapnya sambil menunjukkan live chat di YT dia.

Dia menunjukkan pun, aku tidak tahu. karena jarak kita lumayan agak jauh. Akhirnya aku pun mencoba mendekat dan melihat apa isi chat tersebut.

"Wah, gak bener ni anak. Enak saja bilang kita setingan." Ucapku dengan nada kesal sembari mengelengkan kepala.

"Eh, dari kapan loe bisa jalan?" Tanya Roy dengan heran.

"Entah! Aku juga tidak tahu. Aku respons kesini karena kamu menunjukkan Chat kamu." Jawabku menjelaskan.

Sudah tengah malam begini, kita malah terkunci didalam rumah kosong yang angker. Dan rumahnya pun jauh dari permukiman warga. tidak ada siapa pun yang melewati tampat ini.

Lolong Anjing terdengar kala itu, bulan yang tadinya menampakkan diri seolah enggan untuk menampakkan lagi.

Seakan bersembunyi dibalik pekatnya awan.

Ruangan yang tadinya agak sedikit terang, kini berubah menjadi gelap gulita.

Aku yang memang takut gelap, mencoba meraba sekitar dan wajah Roylah yang jadi sasaran tangan aku waktu itu.

"Eh.., Anjay.... ini muka. Bukan air yang seenaknya saja loe obok-obok." Bentak Roy.

"Eh, ini muka? Kirain papan penggilingan." Balssku sambil tertawa kecil.

"Senter... mana senter?" Tanya Roy.

"Eh, sedari tadi bukannya kita tidak ada yang bawa senter? Itu hape kamu saja dipakai buat penerangan. Soalnya aku lupa tidak bawa hape hihihii" Ucapku menjelaskan.

"Kalau gue jadiin hape gue senter... nanti bagaimana sama live gue?" Ucap Roy.

"Eh kamu tuh bego.. apa bego beneran si? Ya pakai kamera belakanglah!" bentakku menerangkan sembari menempelkan telunjuk ke jidat Roy, membalasnya seperti yang dia lakukan ke aku waktu itu.

Sedari tadi kita hanya saling menatap.

Ketika kamera berpindah mode kekamera belakang, dengan lampu led flash yang dinyalakan.

Kita pun mencoba berbalik arah yang tadi mengarah kearah pintu berniat untuk melanjutkan penelusuran karena memang pintu juga tidak bisa dibuka.

Belum sempat kaki kita melangkah...... Sosok hitam... Tinggi besar, bertaring panjang... Dengan dua tanduk dikepalanya. Badannya dibului bebuluan yang sangat lebat.

Membuat kaki kami bergoyang, merinding ketakutan.

"Wir... Wira.... Ini siapa wir?" Tanya Roy dengan nada bergetar.

"Coba saja kamu tanya, kali saja dia mau ngasih nomor." Jawabku mencoba menjernihkan suasana.

Kita pun kembali saling menatap dan terjadilah pembicaraan yang tidak berguna seperti ini.

"Bener juga Wir. tetapi.... Apa kamu pernah pasang togel?" Tanya Roy dengan santai seolah dia sudah tidak takut lagi dengan sosok tersebut.

"Belum pernah Roy, tetapi kalau nanti kita dapat nomor, kita minta Angka buat pasang nomor yang kita dapet. Nanti kita bagi dua deh.. bagaimana?" Jawabku sembari balik bertanya.

"Oke." Jawab Roy dengan singkat.

Sembari menoleh... Roy pun berucap "Oh ya bener, yu kita min......" Belum selesai dengan apa yang ingin dia katakan, sosok tersebut sudah menghilang.

"Yaelah.. belum juga ngasih nomor, dia sudah menghilang duluan." Balasku kecewa.

"Woy keluar loe, jangan menghilang gitu." Kata Roy mengharap makhluk tersebut muncul kembali.

Tidak begitu lama....

"Dug.. dug.. dug.. dug... Hi...hi... hihiiiii" terdengar suara yang berasal dari lantai dua.

Roy tidak lagi fokus sama hapenya. kini dia lebih memfokuskan diri dan mengajak saya untuk melihat ada apa dilantai dua. Dia sampai lupa kalau dia masih LIVE.

Dengan langkah yang terbata-bata, kita pun mencoba berjalan menelusuri anak tangga.

"Eh gila, ini anak tangga gede-gede amat ya. Gi mana sama bapak tangga?" Ucap Roy mencoba meredam suasa.

Karena apa yang dia ucapakan barusan. Akhirnya kita pun tertawa

"Hahahahaha hahahahahah hihihi hahahaha haha hihi haaaaa."

Ditengah tawa kita. Kita juga mendengar ada suara perempuan yang ikut tertawa.

Seketika itu, kita pun terdiam dan mencoba menelisik suara barusan.

"Roy, tadi kamu denger gak?" Tanyaku.

"Iya Wir. Saya juga dengar" jawab Roy.

Bersambung ... .

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • DARAH SEPASANG   End of DARAH SEPASANG

    Alhamdulillah, puji syukur kepada tuhan, karena akhirnya bagian pertama dari seri DARAH SEPASANG berakhir.Namun ada beberapa cerita yang menggantung, karena nantinya semua karakter akan di pertemukan di bagian akhir dari cerita DARAH SEPASANG.Bagian 2 nanti, masih akan memperkenalkan beberapa karakter lagi, dan dilanjutkan ke karakter terakhir yang akan menutup cerita DARAH SEPASANG.Tetapi sebelum itu, Rama kasih satu episode DARAH SEPASANG 2, dengan judul BELLIN.Selamat membaca ....DARAH SEPASANG BAGIAN 2CURSE OF BELLIN (Vanessa Season 2)Prologue:Vanessa pingsan, setelah tubuhnya di tindih oleh Vinesa.Vinesa bangkit dan Vanessa berdiri, dengan senyuman mengerikan.Astral Vanessa di bawa oleh Andini, kaki tangan Cempaka Juah.Dia harus membayar perjanjian yang telah di buat sebelumnya.Sedangkan tubuh Vanessa sekarang, di kuasai oleh sosok jahat bernama, Bellin.Kenapa Bellin begi

  • DARAH SEPASANG   Episode spesial (CROSSOVER)

    LOVE STORY XKEYSI, GADIS PSIKOPATPenulis: Erlita & Rama AtmajaPrologue:Metha,gadis tomboy dia punya watak dan berkepribadian egois!! Ingin menang sendiri apa bila dia belum merasa puas denggan tindakan yang dia lakukan,,masalah kecil akan berakibat lebih besar untuk siapapun yang coba coba ,mencari masalah dengan nya ,,metha pun anak klas 3 SMA d SMA DWI YAKSA,, umurnya 18 tahun dia cantik namun licik tapi dari kepribadian buruknya dia bisa luluh karna seorang laki" yang baru di kenalnya namanya REZA.Keysi gadis pintar dan bertemam buku. Dia membunuh seseorang dengan trik khusus. Setiap yang dia bunuh tidak ada, seperti kecelakaan.Dia pintar berhitung dan menyusun rencana.

  • DARAH SEPASANG   VANESSA part 10

    Episode 10 (Jasmani dan Rohani)Tubuhku berasa dingin, degup jantung berdetak begitu kencang.Anehnya, peluhku bercucuran dengan sangat hebat dan pikiranku tiba-tiba tak karuan.Aku merasa seperti ada suatu hal yang akan menimpaku!Sambil mengelap wajah, aku berjalan mendekati lemari pakaian.Aku membuka lemari dan mengambil tas. Lalu, aku letakkan di atas ranjang sambil membuka resletingnya.Aku mengambil uang dan aku masukan satu persatu di dalam tas. Lantas pergi dari rumah menggunakan mobil pribadi berwarna merah yang tersimpan di garasi.Berarti, total mobil yang aku punya sekarang ada 4.Mobil berwarna putih, di pakai sama sopir dan pembantu pergi ke pasar untuk belanja.Mobil sporty berwarna biru gelap di pakai Rangga.Satunya lagi, mobil hitam yang aku curi dari Om-om.Aku melaju dengan kecepatan tinggi, men

  • DARAH SEPASANG   VANESSA part 9

    Episode 9 (Kawan jadi lawan)"Lyli, apa yang Kau lakukan?!Aku marah dan mencengkeram tangannya.Hm, percuma saja. Apa yang dia coba lakukan, takkan mempan terhadapku." Hik-hik-hik .... Andra ....""Aku tak tahu Ly. Tiba-tiba saja ada disini!""Bedebah. Kenapa Kau membunuh anakku?""Anakmu? Sejak kapan Kau punya anak? Bukannya, Kau tak punya suami selain makhluk yang ada didekatmu?""Tak usah tahu! Aku tak menyangka, sahabat baikku tega melakukan hal sekeji ini!""Ly, aku minta maaf. Sumpah, Aku tak mengerti dan kenapa, Aku bisa ada disini?!""Tutup mulut kotormu! Mungkin, untuk sekarang, Aku tak bisa membalaskan kematian Andra. Tapi, suatu saat, Kau akan menyesal!"Aku kab

  • DARAH SEPASANG   VANESSA part 8

    Episode 8 (Kabut misteri)Beberapa bulan telah berlalu.Saat ini, aku merebahkan badan di atas ranjang.Aku teringat masa lalu, saat masih SMP.Seingatku ... Waktu itu, aku sekolah seperti anak pada umumnya.tetapi, mengapa ada kenangan masa lalu yang berbeda?!Aku teringat, Rangga adalah orang pertama yang menjamahi tubuhku di malam setelah kita menikah.tetapi, aku juga mengingat, kalau pernah diperkosa dan melakukan hubungan badan dari SMP.Aku ingat, ketika bermain bersama Lyli waktu SMP.Lyli, adalah sahabatku dari kecil.Kita sering menghabiskan waktu bersama. Bercanda ria, suka dan senang kita lalui bersama.mengapa mengingat masa laluku bersama Lyli bisa begitu jelas?!Sedangkan masa lalu yang lain, aku susah untuk mengingatnya!Disisi lain, aku teringat bersekolah ditempa

  • DARAH SEPASANG   VANESSA part 7

    Episode 7 (Kebaya hitam)Tanpa pikir panjang, Kuncoro menyerangku.Aku menghindari setiap serangannya.Walau dapat menghindar, aku merasakan hawa panas dari tangan Kuncoro.Bau gosong tercium dari pakaian yang aku kenakan.Padahal, tak ada satu pukulan pun yang mengenaiku."Tunggu! Kenapa, aroma kain yang terbakar keluar dari pakaianku?""Baru tahu? Aku pengguna Aji Brajamusti. Walau, tak berhasil mengenaimu. Hawa panas dari tangankulah yang sedikit demi sedikit akan membakar habis pakaianmu!Aku harus cepat menghentikannya. Kalau tidak, pakaianku bisa habis dia bakar.Apa yang harus aku lakukan untuk melawannya?Kuncoro menyerangku dan kali ini, aku memegang tangannya.Aku tak merasakan kalau tanganku terbakar. Hanya hawa panas dari tangannya saja yang aku rasakan.Tangan

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status