Home / Romansa / DATE ME PLEASE! / Artikel dan pengunduran diri

Share

Artikel dan pengunduran diri

Author: Beeblaze
last update Last Updated: 2025-06-25 11:22:49

Suasana sore di apartemenku seakan berhenti. hanya suara jarum jam berdetak lambat dan pendingin udara yang menggeram ringan di sudut ruangan aku masih bersila di atas kasur dengan laptop menyala di pangkuanku mataku terpaku pada email yang baru saja masuk judulnya 'tugas ujian final anda' dari ashwood & reins corp.

Jantungku berdetak kencang, dan untuk sesaat aku merasa seperti karakter di film-film Netflix—bedanya, aku masih pakai piyama dengan gambar alpukat dan rambut kusut berantakan.

Kubuka email itu dengan jari gemetar.

Dear Celine Nathalia,

Setelah mempertimbangkan hasil interview anda, kami memutuskan untuk memberikan anda kesempatan untuk masuk ke tahap akhir rekrutmen sebagai junior editor staff.

Tugas anda adalah:

1. Membuat satu artikel pendek berteman olahraga ringan dengan pendekatan lifestyle.

2. Mengedit satu artikel yang kami lampirkan (harap perhatikan EYD, Tone bahasa, dan alur)

Deadline: tiga hari sejak email ini dikirim

Kami menantikan perspektif segar Anda.

Salam,

Maxwell D. Landon

Chief Editor, Ashwood & Reins Corp

“AaaaAAaaaaaaaAAAaa!”

Jeritanku menggema ke seluruh unit apartemen kecilku.

Aku menutup laptopku lalu membanting diri ke ranjang. Tanganku menutup wajah, lalu segera kuusap. Aku tidak bisa hanya terbaring dan menjerit kegirangan. Aku harus bertindak. Harus profesional.

Langkah pertama?

Benar, resign.

Aku melirik meja tempat printer tuaku berdiri, lalu dengan niat setengah nekat, aku membuka dokumen baru dan mulai mengetik surat pengunduran diri. Aku mengetik dengan mantap, sambil sesekali menyeka air mata haru. Rasanya seperti momen dramatis difilm saja.

Saat kertas keluar dari printer, aku menatapnya seperti baru saja menemukan sesuatu benda langka.

Esok hari, aku membawa surat itu dalam tas selempang kecil. Kali ini aku tidak mengenakan dress mencolok. Cukup atasan putih, jeans, dan jaket denim. Tapi tetap pakai lip gloss warna peach. Karena hari ini...adalah hari perpisahanku dengan hidupku yang kelam.

Tokoh baju itu seperti biasa—bau dari kayu ruangan itu, dan Sam dibalik meja kasir dengan mug bertuliskan "Don't talk to me before 10 AM".

Aku mendekatinya dan mengulurkan kertas itu.

Dia menatap kertas itu lalu membacanya dengan cepat, dia mengangkat alisnya, "ini....surat resign?" Tanyanya dengan suara datar.

Aku mengangguk. "Yap. Aku diterima ditempat lain."

"Wah, tokoh buku sebelah?" Candanya.

Aku mendengus pelan, "tidak, Majalah. Ashwood & reins corp."

Matanya membesar. "Serius?! Itu perusahaan besar dan terkenal, bukan?"

Aku mengangguk sombong, "aku akan jadi penulis dan junior editor staff."

Dia menatapku lama, lalu menyipitkan mata. "Kau menyuap mereka, ya?"

Aku melempar karet gelang ke arahnya, "ini karena bakatku!" Lalu aku menatapnya dengan wajah serius. "Sam, terimakasih atas segalanya. Termasuk....saat kau tidak memotong gajiku waktu aku menjatuhkan tumpukan baju dan merobek beberapa koran bacaanmu."

Dia mendesah dan berdiri, lalu menatapku agak tulus—untuk pertama kalinya.

"Celine, kau memang...bukan pegawai terbaik, bahkan agak sedikit buruk tetapi kau membuat tempat ini menjadi sedikit tidak membosankan."

Aku terkekeh mendengar perkataannya, entah kenapa mataku memanas. Aku buru-buru melambaikan tangan dan berjalan keluar sebelum air mataku tumpah.

Langkahku berat karena perasaan yang masih campur aduk, antara senang, dan sedikit kehilangan.

Selama ini aku selalu mengeluh tentang aku yang bekerja ditokoh baju—tentang Sam yang galak, pelanggan yang menyebalkan, bahkan tentang sarang laba-laba yang selalu ada dipojok ruangan walaupun sudah dibersihkan berkali-kali. Tapi kini, saat akhirnya aku keluar dari sana, ada bagian kecil dari hatiku yang....hilang. seolah tubuhku belum siap melepas kebiasaan itu.

Sepanjang perjalanan ke apartemen, aku melewati gang kecil yang biasa kulalui. Di sana, seorang pria tua sedang menjual pretzel panas. Aroma kayu manis dan mentega menggodaku, tapi aku menahan diri. Kali ini, aku harus benar-benar hemat. Lagi pula, aku punya misi lebih besar hidup baru, pekerjaan baru.

Sesampainya diapartemen, aku membuka pintu pelan. Kamar mungilku terasa hangat.

Aku berdiri sejenak, menatap seluruh ruangan tempat aku tinggal lima tahun terakhir. Dindingnya putih pucat dengan satu rak yang hampir roboh, meja kerja penuh dengan lipstik, pena warna-warni, dan sticky note berisi mimpi-mimpi yang kutulis saat insomnia.

'beli sepatu channel'

'sepatu keluaran terbaru tahun ini'

'pacaran dengan pria tinggi, tampan, dan kaya'

Aku tersenyum kecil sambil melepas sepatu. Kutarik napas dalam dan melempar tubuh ke atas kasur.

"Aku resmi resign," bisikku pada diri sendiri.

Laptopku masih menyala di meja. Tergoda, aku bangkit, menarik kursi, dan duduk sambil membuka email. Jari-jariku mengetuk pelan trackpad, dan layar menampilkan pesan masuk terbaru dari Ashwood & Reins Corp.

Kutatap lama-lama.

"Ini dia," gumamku.

Aku mulai menyusun strategi, membuat artikel olahraga. Jujur saja, aku lebih paham perbedaan satin dan organza daripada tenis dan badminton. Tapi tugas adalah tugas.

Setelah bergumul dengan pemikiran ku sendiri, aku memutuskan menulis artikel berjudul “Yoga di Balkon, Olahraga Ringan untuk Wanita Sibuk".

Aku memadukan gaya penulisan ringan dengan fakta-fakta kecil soal manfaat peregangan sambil menyoroti gaya hidup urban. Tak lupa menyisipkan candaan:

“Tak perlu pakai matras mahal. Tikar anyaman warisan nenek juga bisa kok asal tidak licin dan tidak berdebu".

Setelah satu jam yang terasa seperti lima, aku akhirnya menyelesaikan artikelku. Kulempar tubuhku ke sandaran kursi, memejamkan mata dengan perasaan campur aduk antara puas dan panik.

Tapi... belum selesai.

Aku masih harus mengedit artikel yang mereka kirim—artikel tentang marathon dan pentingnya peregangan. Jujur, membaca kata marathon saja sudah membuat kakiku lelah.

Namun aku tahu, jika ingin menjadi bagian dari tim ini, aku harus bisa meyakinkan dan membuat mereka terkesan.

Kubuka file tersebut, dan seperti yang kuduga—panjang, penuh istilah teknis, dan sedikit... membosankan. Aku mulai menandai bagian-bagian yang terlalu bertele-tele, mengganti kata-kata agar terdengar lebih ringan dan mengalir. Kubuang kalimat pasif, kupangkas paragraf yang berputar-putar, dan menyisipkan transisi yang lebih halus.

Beberapa jam kemudian, dengan mata mengantuk dan perut keroncongan, aku menyimpan kedua file Artikel Yoga Balkon dan Artikel Marathon - Edited Version.

Kualihkan pandangan ke jam dinding. ternyata Sudah hampir pukul 5 sore.

Kuketik email balasan, menyisipkan file, menambahkan kalimat sopan dan... klik.

Sent.

Seketika tubuhku lemas, seperti habis latihan pilates—padahal aku hanya duduk saja dari tadi. Aku menjatuhkan kepalaku kemeja dan tertawa kecil. " aku benar-benar melakukannya." bisiku pada diri sendiri

Di luar jendela, hujan mulai turun pelan, membasahi balkon mungilku, Dan untuk pertama kalinya, aku merasa... mungkin hidupku mulai tertata. Meski tagihan apartemen masih menumpuk, setidaknya mulai beberapa hari kedepan aku tidak harus berdebat dengan beberapa pelanggan yang selalu komplain dan aku tidak harus pusing menghadapi Sam lagi.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • DATE ME PLEASE!   Mr.morris & kecerobohan

    Langit sudah mulai bewarna oren saat aku baru saja keluar dari kantor, rambutku kini sudah sangat berantakan, sudah tidak bisa terhitung beberapa kali aku menyingkirkan anak rambut yang menghalangi mata dan membuat mataku perih, hari ini sungguh sangat melelahkan. Aku berjalan menuju halte bus tempat biasa aku duduk untuk menunggu bus lewat. Harum dari kue yang dipanggang tercium hingga kehidungku, rasanya perutku meronta ingin diisi. memang saat dikantor aku hanya makan sedikit karena tugasku yang menumpuk. Aku memilih duduk dihalte dari pada berdiri seperti kebanyakan orang yang menunggu bus datang. disebelahku, duduk pria kantoran berkemeja putih yang tengah membaca sebuah Koran yang sudah kuning dibagian ujungnya, aku rasa itu bekas tumpahan teh atau kopinya, dan disebelah kananku berdiri seorang perempuan yang mengenakan pakaian serba hitam seperti anak rock, kutatap anak itu dari atas sampai bawah hingga dia ikut menatapku balik lalu melotot kearahku, dengan cepat kualihkan pa

  • DATE ME PLEASE!   Kambuhnya shopaholic celine

    Akhir pekan datang dengan cepat, hari ini aku sudah ada janji dengan Maddie untuk pergi jalan-jalan dan menemaninya berbelanja. sekarang aku sedang bersiap-siap sambil menatap rambutku saat sebuah bunyi ketukan pintu menghentikan aktivitasku. dengan langkah cepat aku berjalan menuju pintu apartmentku, ku intip sedikit dari lubang kecil yang ada ditengah-tengah Pintuku, ternyata itu Maddie. Maddie berdiri dengan ponselnya, dia mengenakan baju kaos putih dengan gambar beruang, dan celana jeans hitam, ditambah jaket kulit hitam berbulu dibagian kera nya membuat dia tampak terlihat modis. Ku buka dengan cepat pintu apartemenku, "cepat sekali kau datang, aku bahkan masih merapikan rambutku." ucapku sambil menyuruhnya masuk Maddie melepas jaket kulitnya dan menaruhnya disofa dekat tempat tidurku, "apa boleh buat, didekat rumahku sedang ada perbaikan jalan, jadi aku memutuskan untuk cepat datang kesini agar tidak terlalu lama mendengar kebisingan itu." aku terkekeh dan menggeleng kecil,

  • DATE ME PLEASE!   Rapat

    Seminggu setelah hari yang melelahkan dan penuh tekanan bersama Jessica akhirnya aku terbebas, rutinitas ku mulai stabil sekarang. Aku mulai terbiasa dengan pola kerja yang cepat, tenggat waktu, dan kolaborasi antar tim yang penuh dengan tantangan. Hari ini, aku sedang duduk diruang rapat utama perusahaan, mengikuti rapat mingguan bersama para kepala tim, dan beberapa staff dari berbagai divisi. Ruangan dengan desain modern dengan dominasi warna putih Abu-abu itu dipenuhi cahaya oleh lampu langit-langit yang menyala terang. Dimeja panjang yang mengkilap, didepanku terdapat max bersama salah satu kepala tim divisi lain, disampingku ada Maddie yang tengah sibuk mencatat sesuatu, dan terdapat beberapa karyawan tim lain juga disana. Dan diujung ruangan, ada Josh yang berdiri didepan proyektor membahas strategi pemasaran untuk edisi majalah terbaru kami. Josh mengenakan jas bewarna hitam dengan kemeja putih yang disetrika rapi, dia tampak sangat profesional. kuakui dia tampan sangat tamp

  • DATE ME PLEASE!   Lembur 2

    Hari ini adalah hari ketiga aku bekerja di ashwood & reins corp, pagi ini cuacanya sedikit berangin, aku sampai harus memakai mantel panjang dalam perjalanan menuju kantor. Hari ini aku datang lebih awal dari biasanya, bahkan aku hanya memakai blouse coklat susu biasa, rambut yang di cepol seadanya, serta makeup tipis sekali. Saat datang aku telah disambut dengan sapaan riang dari Maddie yang tengah mengaduk kopinya, aku balik menyapanya juga tak lupa menyapa beberapa karyawan lain yang datang. saat aku baru saja duduk dikursi ku, tiba-tiba saja Maddie mendekat dengan secangkir kopi panas ditangannya, "bagaimana kemarin? apa dia menyulitkanmu?" tanyanya cepat aku mendelik geli menatapnya, "kau ini, ini bahkan masih sangat pagi dan kau mau mulai bergosip?" "aku hanya penasaran, kuharap kau tidak mati dalam seminggu bekerja disini hanya karena model yang menyebalkan itu." ucap Maddie membuatku terkekeh pelan kugelengkan kepala mendengarnya, "tenang saja, aku sudah terbiasa be

  • DATE ME PLEASE!   Lembur

    Hari kedua bekerja di ashwood & reins corp. Seharusnya menjadi hari yang lebih tenang dibanding kemarin. pagi itu aku datang lima belas menit lebih awal, mengenakan blouse putih berpita dan celana navy yang telah disetrika rapi. Rambutku kukuncir setengah ke belakang dan riasanku tampak segar. Aku berharap hari ini akan berjalan damai. tetapi begitu aku menaruh tas di meja, Maddie yang sibuk menatap kertas di mejanya menatapku sambil berkata dengan setengah tertawa, "selamat, kau mendapat kehormatan besar hari ini." "hah? kehormatan apa?" tanyaku bingung. Maddie menyerahkan sebuah catatan dari HR, yang sudah dilipat dua. aku membukanya cepat-cepat. dear Ms. Celine permintaan khusus karena asisten pribadi Jessica dalton sedang sakit, dimohon untuk Celine Nathalia membantu mendampingi Jessica selama sesi pemotretan hari ini dan memenuhi kebutuhannya. Mataku membola. "Jessica dalton? model itu? yang di sampul majalah edisi April?" "yup, si supermodel diva, Celine. good luck," uja

  • DATE ME PLEASE!   Hari pertama kerja

    pagi itu tidak terasa seperti pagi yang biasanya. cahaya matahari menyelinap lewat tirai jendela dari apartemenku yang sedikit berdebu, tetapi aku tidak peduli, karena aku masih mengantuk tetapi saat sebuah suara notifikasi berbunyi, aku langsung terbangun. dan saat kubuka laptopku, aku melihat satu email masuk dari ashwood & reins corp. rasanya seperti dunia berhenti berputar selama lima detik. Subject : welcome to ashwood & reins corp Dear Celine Nathalia, kami dengan senang hati menyambut anda di ashwood & Reins corp sebagai junior editor staff. Silahkan datang pada pukul 09.00 dikantor dilantai 12, temui HR dan bersiaplah untuk bergabung bersama kami. -HR Dept Aku memekik seperti anak lima tahun yang baru dapat es krim. setelah berguling-guling sebentar dikasur, aku melompat bangkit dan bersiap. pagi ini aku tidak butuh drama, tidak ada topi bundar yang tersangkut, dan tidak ada tersandung kaki sendiri, aku harus tampil on point. Kupilih blouse lembut warna rose-beige,

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status