LOGINBAB 90 BALASAN SETIMPALSeorang pelayan barusaja meletakkan dua cangkir teh herbal beraroma lavender di meja marmer hitam. Meja marmer oval itu di kelilingi sofa abu-abu besar setengah lingkaran. Sofa yang sangat nyaman untuk obrolan santai. Evana ikut menyusul duduk di samping kakaknya.Evanka yang semula duduk dengan punggung tegak, segera bergeser mendekat untuk meraih jemari tangan adiknya."Banyak sekali cerita yang ingin aku bagi denganmu." Evanka nampak menghela napas dalam seperti sedang memantapkan hati untuk mulai bercerita."Enam bulan yang lalu suamiku meninggal."Evanka menceritakan suaminya yang merupakan seorang bangsawan kaya raya dari Italia. Pemilik perkebunan anggur dengan rumah pengolahan terkemuka. Evanka juga bercerita telah mengubah nama resminya menjadi Victoria Folonari."Aku mendapatkan warisan yang sangat banyak dari mendiang suamiku. Aku menjadi janda kaya raya."Sebenarnya Evana sudah tidak terlalu heran, karena sejak dulu misi Evanka memang ingin menikah
BAB 89 MENGAMBIL ALIHSuara musik masih mengalun lembut di dalam yacht super mewah empat lantai yang mengapung di atas perairan tenang. Gelak tawa para tamu kaya yang sibuk menampilkan citra glamor, sesekali membahas hobi mahal dan selera wine. Evanka Collins membaur hangat dengan mereka semua. Nama belakang Folonari memberinya predikat tinggi ketika sedang bicara soal wine.Aron Loghan sama sekali tidak boleh lengan. Sejak Evanka muncul memeluk adik perempuannya, Aron tahu bahwa malam ini tidak akan berjalan tenang. Wanita itu adalah ancaman, bukan hanya bagi dirinya, tetapi juga bagi mental Evana.Selama ada Evanka berkeliaran di tengah pesta, Aron terus memberi perintah waspada pada semua anak buahnya.“Pastikan dia tidak bergerak ke mana pun tanpa pengawasan,” bisik Aron pada salah satu bodyguardnya, sambil tetap menatap Evanka yang kini berdiri di samping Livie, istri Henry. Evanka tertawa anggun, memperkenalkan dirinya sebagai kakak perempuan Evana."Kenapa kami baru tahu kau m
BAB 88 KEPOLOSAN EVANAAron Loghan sedang bicara dengan Henry, seketika langsung berhenti membeku di tengah kalimat. Rasanya seperti melihat mimpi buruk yang benar-benar terjadi.Evanka Collins sedang memeluk adiknya seperti saudara perempuan yang saling terkejut karena lama tidak bertemu. Senyumnya manis menawan, tapi tatapannya tajam menantang ke arah Aron Loghan.Entah permainan apa yang kali ini ingin dimainkan oleh Evankan Collins. Yang pasti Aron harus sangat berhati-hati.Wanita licik yang sedang menyimpan senjata rahasia jauh lebih berbahaya daripada racun mematikan.*******Evana Collins dan Evanka Collins akhirnya bertemu di tengah pesta yach super mewah.Evanka merentangkan tangan lebih dulu utuk memeluk adik perempuannya dengan senyum girang. Mereka berpelukan erat. Evana yang polos merasa gembira bertemu kakanya, tapi juga sekaligus takut.Evana takut ketahuan sedang terlibat kontrak pernikahan dengan Aron Loghan. Evana juga takut Aron akan marah jika kakak perempuannya t
BAB 87 EVA DITINGGAL SENDIRIBegitu Aron pergi, udara pagi terasa ikut hening. Eva ikut kehilangan semangat. Aron pergi terburu-buru untuk sebuah pertemuan penting. Entah dengan siapa. Eva ditinggal sendirian.Eva berjalan menghampiri meja sarapan yang terletak di teras taman. Meja bundar dari marmer putih itu tertata rapi dengan menu sarapan yang disiapkan oleh chef profesional.Roti panggang dengan selai aprikot, potongan buah segar, dan secangkir teh herbal hangat beraroma lavender.Kekecewaan karena rencana kunjungan ke dokter yang batal. Membuat Eva tidak memiliki selera makan. Eva sudah berniat kembali ke kamar ketika kemudian menatap pada cangkir porselen di depannya. Mungkin dia bisa minum tehnya.Eva menarik punggung kursi utuk duduk, kemudian meraih sendok kecil untuk mengaduk cangkir teh. Eva duduk seorang diri, mengaduk cangkir teh yang baru dia tambah sedikit gula sambil menatap pemandangan laut biru berkilauan oleh cahaya matahari pagi.Suara dentingan sendok logam bert
BAB 86 WANITA BERACUNPagi masih gelap, di sebuah suite hotel mewah di tengah kota Monte Carlo, Evanka Collins sudah berdiri anggun dengan sosoknya yang penuh jerat mematikan.Rambutnya terurai, gelombang merah keemasan itu jatuh di bahu dengan aura seksi, berkilau bagai helaian api di bawah lampu kristal. Tubuh Evankan hanya terbalut silk robe tipis warna champagne, sama sekali tak mampu menyembunyikan lekuk pinggangnya yang sempurna. Setiap langkahnya tajam gemulai, wanita itu berjalan ke arah meja kaca dengan tatapan penuh ambisi.Sebuah meja kaca panjang penuh dengan deretan perhiasan, parfum, dan peralatan makeup. Gerakannya pelan namun penuh kuasa, seperti seorang ratu yang tengah merencanakan perang.Sejenak, Evanka Collins menatap pantulan dirinya di cermin, matanya menyala dengan tekad."Aron Loghan... aku akan datang untuk wanitamu."Tangan Evankan meraih sebuah botol kecil di sudut meja. Botol kaca bening itu hanya sebesar ibu jari, tapi cairan tak berwarna di dalamnya berk
BAB 85 PENYEMBUHSuara burung camar terdengar samar dari kejauhan, berpadu dengan debur ombak yang menghantam tebing, menciptakan simfoni alami yang menenangkan untuk menyambut pagi hari yang sempurna.Cahaya keemasan menembus tirai tipis, menari lembut di permukaan kulit Eva yang masih terlelap. Udara pagi terasa hangat, bercampur aroma laut yang segar. Aron duduk di tepi ranjang, jemarinya perlahan menyapu rambut Eva. Terus meluncur turun menyentuh pipi istrinya dengan kelembutan yang mengejutkan. Seperti pria itu sedang ingin menebus segala kesalahan."Bangunlah, Sayang... aku menunggumu untuk sarapan di taman," suaranya terdengar pelan, hangat, tanpa nada perintah seperti biasa.Eva membuka kelopak mata perlahan. Pandangan pertamanya menangkap senyum seorang Aron Loghan. Senyum lembut yang jarang ia lihat begitu hidup dan nyata."Di taman?" Eva betanya ragu."Langit sedang cerah, kita harus duduk di luar." Aron sudah siap mengenakan kemeja linen putih yang terlihat sederhana tapi







