Share

8.Kedatangan Rully

Pagi hari pun tiba, Harnum yang masih terikat di belakang rumah tua itu terlihat sangat pucat. Tangannya masih terikat dan punggungnya sudah berlumuran darah kering.

Bu Mira yang saat itu sedang membersihkan halaman rumah bagian belakang, seketika berhenti ketika melihat keadaan Harnum yang sangat mengenaskan. Dia ingin sekali membantu, tetapi dia takut jika Albern akan memarahinya bahkan menghukumnya.

Sementara Pak Toni, dia sedang membawa gunting rumput, dia akan membersihkan rumput-rumput yang ada di sekitaran belakang rumah tersebut. Pak Toni pun merasa sangat iba ketika melihat keadaan Harnum yang sangat memprihatinkan itu. Dia pun ingin membantu Harnum, tetapi dia tidak berani karena takut Albern akan menghukumnya.

"Bu, kasihan sekali 'Non Harnum, semalaman dia diikat di sini. Dan lihatlah keadaannya sangat mengenaskan sekali. Bagaimana ini, Bu? Jika kita menolongnya, nanti kita yang akan dihukum oleh Tuan Al," ucap pak Toni.

"Entahlah, Pak, aku juga bingung. Aku kasihan melihat 'Non Harnum, apalagi dia itu baru saja melahirkan dan secara caesar pula, kasihan dia," balas Bu Mira.

"Lalu, apa yang harus kita lakukan?" tanya Pak Toni.

Albern yang baru saja bangun dari tidur itu melihat sepasang suami istri yang sedang berbincang-bincang. Dia tahu bahwa yang mereka bicarakan adalah Harnum. Lalu, Albern menghampiri Harnum yang sudah tidak berdaya.

"Lebih baik kalian mengerjakan yang lain saja, jangan berada di tempat ini!" titahAlbern.

"Baik, Tuan," jawab Bu Mira dan Pak Toni secara bersamaan.

Lalu, sepasang suami istri itu pun berlalu pergi meninggalkan belakang rumah. Albern menghampiri Harnum, ia memegang dagu Harnum dan mengangkatnya sehingga kini wajah Harnum mendongak ke atas.

Albern yang pada saat itu sedang memegang segelas air minum, langsung menyiramkannya ke wajah Harnum. Harnum terkejut dan langsung terbangun. Matanya yang sayu beradu tatap dengan mata elang Albern.

"Aku di mana?" tanya Harnum dengan suara lirih.

Harnum masih belum sepenuhnya sadar bahwa dia masih berada di tempat yang tadi malam. Harnum merasa bahwa dia sudah bersama suami dan anaknya di surga.

"Mas Reno," gumamnya.

Emosi Albern langsung memuncak saat mendengar Harnum kembali menyebut nama Reno. Dia menggenggam gelas tersebut hingga pecah sehingga tangannya terluka. Albern meremukkan pecahan gelas itu dengan wajah yang sudah memerah.

"Lagi dan lagi kau memanggil nama laki-laki biadab dan keparat itu! Laki-laki itu sudah berada di neraka sekarang! Lalu, mengapa kau masih selalu saja menyebut namanya, hah? Kau selalu membuat amarahku memuncak! Dasar wanita jalang tidak tahu diri!" Albern menjambak rambut Harnum hingga wajahnya mendongak.

Harnum sudah Kehilangan kata-kata karena suaranya pun sudah hilang. Ketika Albern sedang menyiksa Harnum, tiba-tiba suara Rully mengejutkannya. Rully yang menyaksikan itu menatap iba pada Harnum. Dia masih mengingat bahwa Harnum adalah wanita yang dulu suaminya dibunuh oleh sang King Mafia. Lalu, Rully berjalan mendekati Harnum.

"King Al, tanganmu terluka, kau harus diobati," ucap Rully dengan penuh perhatian.

Itulah yang Albern sukai dari Rully. Karena sekecil apapun luka maupun masalah yang sedang ia rasakan atau hadapi, Rully selalu peduli dan selalu memperhatikannya.

"Tidak mengapa, Rully, Ini hanya luka kecil saja. Ada apa kau kemari pagi-pagi buta seperti ini?" kata Albern dengan ketus.

"Ada yang ingin aku bicarakan denganmu, King, dan itu tidak bisa dibicarakan melalui telepon. Kita harus berbicara secara empat mata," papar Rully.

Rully tengah berbicara pada Albern, tetapi matanya tidak luput dari Harnum. Albern memperhatikan itu dan dia tahu bahwa anak buahnya tersebut sedari tadi memperhatikan wajah Harnum.

"Jaga pandanganmu itu, Rully! Apa kau ingin bola matamu itu aku keluarkan dari tempatnya!" hardik Albern dengan sarkas.

Rully meneguk ludahnya dengan kasar. Dia sangat tahu sepak terjang sang King Mafia yang tidak pernah main-main dengan ucapannya.

"Maafkan aku, King, aku tidak sengaja," sahut Rully.

"Ya, sudah, lebih baik kita masuk ke dalam saja jika kau ingin membicarakan sesuatu." Albern berjalan terlebih dahulu.

Sementara Rully, dia sangat berat untuk beranjak dari tempat tersebut. Ingin rasanya dia membuka ikatan tangan Harnum, tetapi dia tidak berani melakukannya karena dia takut jika dia akan dihukum oleh sang King Mafia.

Albern yang dari tadi sudah berjalan, seketika menghentikan langkahnya karena dia merasa bahwa Rully tidak mengikutinya. Lalu, Albern melihat ke arah belakang. Dan dia melihat jika Rully sedang menatap Harnum dan Harnum pun membalas tatapan Rully.

Entah mengapa, emosi Albern semakin memuncak. Tiba-tiba Albern kembali berjalan mendekati Harnum dan Rully, lalu ia melepaskan ikatan Harnum.

"Masuk ke gudang dan tunggu aku! Aku akan menemuimu sebentar lagi. Dan Ingat, jangan sampai kau melakukan hal-hal yang tidak aku sukai, mengerti?!" usir Albern dengan tegas.

Harnum hanya menganggukkan kepala saja. Dengan tertatih-tatih ia berjalan melewati tubuh Rully dan Albern. Namun, dia kehilangan keseimbangan tubuhnya dan hampir saja terjatuh.

Rully yang berada di tempat itu seketika langsung memegang tubuh Harnum. Tangannya memegang punggung Harnum yang dipenuhi oleh darah. Albern kembali merasa emosi melihatnya.

"Rully! Apakah tanganmu itu ingin aku remukkan?!" berang Albern.

Seketika, Rully melepaskan pegangan tangannya dari tubuh Harnum sehingga membuat Harnum kehilangan keseimbangan dan terjatuh di tanah. Harnum sudah tidak memiliki tenaga lagi dan matanya pun terpejam. Hingga akhirnya, ia tidak sadarkan diri.

"King, wanita ini pingsan. Bagaimana ini?" tutur Rully dengan penuh kekhawatiran.

"Kau pergilah duluan ke paviliun! Nanti aku menyusul!" titah Albern.

Tanpa berpikir panjang lagi, Albern langsung membopong tubuh Harnum dan dibawanya masuk ke dalam rumah tua tersebut. Albern membawa tubuh Harnum ke gudang, di mana kamar Harnum berada. Lalu, dia menyuruh Bu Mira untuk membersihkan tubuh Harnum.

"Dasar wanita sialan, selalu menyusahkanku saja!" umpat Albern.

***

Sementara itu, di mansion milik Albern yang berada di kota Jakarta. Terlihat Monica yang sedang berada di sana. Dan seperti biasanya, dia selalu sok berkuasa di rumah keluarga besar milik Albern tersebut. Monica yang selalu mengatur di mansion itu.

"Hey, kalian! Kalian tentu tahu, kan bahwa aku ini adalah calon Nyonya di rumah ini? Jadi, kalian harus menurutiku! Sekarang, aku sedang ingin makan masakan western. Jadi, aku ingin kalian membuatkannya untukku!" cetus Monica dengan begitu angkuhnya.

Semua para pelayan yang berada di mansion tersebut mematuhi perintah Monica. Karena mereka mempercayai bahwa dia memang benar adalah calon istri dari sang bos, yaitu Albern.

Monica pada saat itu langsung berjalan menuju ke kolam renang yang berada di lantai tiga. Lalu, dia berenang di sana. Monica tidak menyadari bahwa semua tingkah lakunya itu dipantau oleh Albern.

Albern sudah memasang CCTV tersembunyi yang sangat kecil sehingga tidak diketahui oleh Monica. CCTV itu terhubung di ponsel miliknya. Sehingga Albern mengetahui semua aktivitas Monica di mansionnya.

"Monica, kau tidak pernah bosan untuk mengganggu hidupku. Sebenarnya apa maumu? Aku selalu menolakmu beribu kali, tetapi mengapa kau selalu memaksaku?"

"Aku tidak suka pemaksaan. Mengapa kau tidak mendekati laki-laki lain saja? Aku tidak pernah mencintaimu dan aku belum pernah mencintai ataupun merasakan jatuh cinta terhadap wanita," monolog Albern.

Albern terus saja menatap ponselnya yang sedang menampakkan aktivitas Monica.

"Aku membenci wanita karena semuanya sama. Semuanya pengkhianat. Aku tidak menyukainya dan juga aku mengingat kematian Kakakku terjadi karena pengkhianatan sehingga aku bertambah membenci yang namanya ikatan cinta. Tidak ada kata cinta dalam hidupku. Tidak ada ikatan cinta dalam hidupku. Hidupku ini adalah hidup yang bebas!" Albern kembali bermonolog.

Tiba-tiba, mata Albern melihat ke arah luar dan ia melihat Harnum yang sedang membersihkan halaman belakang. Albern memperhatikannya dari paviliun.

"Harnum, nyawamu ada di tanganku! Nyawamu ada di dalam genggamanku!"

TO BE CONTINUED

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status