Share

BAB 4 Dinginnya Pagi

Dea tersenyum dan langsung memasukkan sesendok nasi ke dalam mulutnya. Meskipun sempat ragu jika ada racun dalam makanan ini, tapi melihat suaminya yang lahap mengunyah nasi goreng itu membuatnya percaya.

“Bagaimana?” tanya Kevin penasaran. Dea memberikan seutas senyum pada lelaki itu.

“Enak,” jawabnya.

“Benarkan! Mas memang jago kalau masak nasi goreng,” ujar Kevin yang terlihat sangat bangga pada dirinya sendiri. Dea hanya tersenyum melihat suaminya yang penuh semangat.

“Besok masakin lagi ya Mas,” pinta Dea.

“Siap Sayang, Mas akan masakin kamu lagi,” jawab Kevin yang melanjutkan sarapannya.

Ketika mereka selesai sarapan dan bersiap diri untuk berangkat kerja. Kevin tak memberikan salam hangat sedikitpun. Sebelumnya lelaki itu akan mencium keningnya beberapa kali sebagai penyemangat. Namun, beberapa minggu ini rutinitas tersebut telah menghilang.

“Mas!” panggil Dea. Lelaki itu sontak menoleh ke sumber suara. Dea bergegas menutup pintu rumah tanpa menguncinya.

“Ada apa?” tanya Kevin dingin. Sikapnya kembali seperti semula.

Dea tersenyum lalu mengatakan, “morning kiss!”

Suaminya hanya menghela napas pelan lalu mencium keningnya cepat. Sorot mata lelaki itu nampak biasa saja, terasa sangat dingin tak ada kehangatan sedikitpun di  sana.

“Cium pipi dulu Sayang,” manja Dea. Kevin langsung mendekatkan wajahnya, dengan kilat perempuan itu menciumnya.

“Semangat ya!” lontar Dea.

“Kamu juga. Aku berangkat dulu. Assalamualaikum.” Kevin langsung melajukan sepeda motornya meninggalkan rumah.

"Waalaikumsalam."

Dea menatap kepergian lelaki itu dengan wajah datar. Tanpa pikir panjang dia juga berangkat ke sekolah memakai sepeda motor miliknya. Menjalani hari kerja seperti biasanya, dan semua berjalan lancar.

***

Ketika langit berubah menjadi jingga. Dea mengendarai sepeda motornya menuju rumah makan LESTARI, tempat janjiannya dengan wanita kedua Kevin. Perempuan itu mengatakan akan membongkar kebejatan yang dilakukan suaminya. Entah pengkhianatan apa yang dilakukan pria itu sampai-sampai selingkuhannya turun tangan untuk memberitahu Dea.

“Kira-kira apa yang akan disampaikan perempuan itu?” guman Dea.

Menelaah keberanian dari perempuan itu, membuat Dea berpikir jika pelakor itu memiliki tujuan sendiri. Tak tau apa tujuan  dari wanita itu, tapi ia sangat penasaran dengan rahasia yang akan diberitahukan padanya.

Membutuhkan waktu 10 menit untuk sampai ke tempat janjian, Dea tak ingin tergesa-gesa untuk menikmati perjalanannya. Ketika sampai, Dea langsung memarkirkan sepeda motornya dengan rapi.

Kakinya melangkah ke dalam rumah makan dengan was-was. Dipindainya seluruh ruangan yang terlihat sepi, hanya ada segelintir orang yang sedang bercengkrama. Di sudut matanya terlihat sosok perempuan yang melambaikan tangga padanya.

“Mbak Dea!” panggil wanita itu dengan senyum semringah dengan polos.

Wajah Dea sontak menjadi kaku melihatnya, alisnya berkerut. Wanita yang ada di depannya adalah selingkuhan suaminya yang sukses membuat Dea kesakitan setiap hari menghadapi kehidupan rumah tangganya. Dan yang paling mengejutkan dia adalah Icha, wanita yang dikenalkan Kevin sebagai sepupunya. Ia memang belum sempat bertanya pada mertuanya, karena pertemuan itu masih tergolong baru, tepatnya satu bulan lalu.

Dea melangkahkan kakinya dengan gesit ke meja tempat wanita itu berada.

“Apa-apaan kamu!” ketus Dea yang kesal melihat perempuan itu. Ada banyak hal menyakitkan yang disebabkan oleh wanita ini. Dadanya naik-turun tanpa henti karena emosi yang membuncah.

Melihat ekspresi marah di wajah Dea, membuat Icha senyum penuh kemenangan. Rencananya sukses membuat hancur rumah tangga Kevin dan Dea. Kini dialah pemenangnya!

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status