Beranda / Romansa / DENDAM ISTRI TARUHAN / BAB 5 Lebih dari Selingkuhan

Share

BAB 5 Lebih dari Selingkuhan

Penulis: Dentik
last update Terakhir Diperbarui: 2022-07-21 23:03:22

Detak jantungnya bekerja cepat mendapati dirinya dipandang rendah oleh wanita tak tahu diri itu.

“Surprise!!?” teriak Icha gembira.

“Bagaimana Mbak Dea?! Apa kamu terkejut!” lanjut perempuan itu. Tangan Dea menggengam erat, kepalanya terasa nyut-nyutan.

Dengan dada yang beritme tak teratur, Dea bertanya, “Apa yang ingin kamu bicarakan Icha! CEPAT KATAKAN!”

Icha langsung berdiri dan mendekati Dea, bibirnya tersungging ke atas menunjukkan seberapa besar kemenangan yang telah ia cetak.

“Haa...” Ia menghela nafasnya dengan anggun. Kemenangan ini benar-benar Icha nikmati dengan sangat baik. Setelah bersusah payah menggoda Kevin. Ini adalah waktu yang pas untuk merasakan kebahagiaanya. Dia segera mendekatkan wajahnya dan menatap mata intens Dea. Tak ingin kalah, lawannya pun menatap kedua maniknya dengan tajam.

“Kamu sudah tahu hubunganku dengan Mas Kevin kan?” tanya Icha.

“Ya, lalu?” jawab Dea santai.

“Memang apa hubunganku dengan Mas Kevin?” tanya Icha yang ingin mengoreksi jawaban rinci wanita di depannya.

“Wanita kedua, kamu yang memperkenalkan dirimu seperti itu kan?” jawab Dea diakhiri dengan pertanyaan.

Icha kembali duduk di kursinya. “Duduk dulu Dea!” perintah wanita itu.

Dea enggan mematuhi perintah wanita murahan di depannya. Namun, ia terpaksa menuruti kata-kata perempuan itu karena rasa penasaran terhadap rahasia suaminya.

Seorang pelayan mendatangi mereka berdua seraya menyajikan dua minuman di meja. Kedua perempuan itu tetap saling beradu tatapan tajam, sama-sama mempertahankan harga diri mereka.

“Thanks Mbak,” ujar Icha pada pelayan itu.

“Sama-sama.” Pelayan itu langsung mengundurkan diri meninggalkan kedua pelanggannya.

“Tidak usah bertele-tele, cepat katakan semuanya,” tegas Dea yang mulai jengah pada Icha.

Senyum perempuan itu merekah mendapati ketidaksabaran istri kekasihnya.

“Sabar Dea, aku akan mengatakannya sekarang.”

Dea hanya menatap lurus wajah Icha. Ingin sekali ia mengumpat berkali-kali bahkan menghantam kepala perempuan itu dengan kursi, tapi tak mampu ia lakukan.

Setelah menyedot minuman di depannya, Icha mulai membuka pembicaraan.

“Suamimu telah menyembunyikan kekayaan darimu dan dia akan segera MENCERAIKANMU!!” tegas Icha dengan penuh penekanan.

Jantung Dea berhenti berdetak ketika mendengar penuturan pelakor itu.

“Ketika kalian sudah bercerai, maka kamu akan menjadi gembel karena Kevin sudah merampas semua kekayaan atas namamu,” lanjut Icha. Napas Dea berderu dengan cepat.

‘Bagaimana bisa Kevin merampas semua kekayaanku. Aku kan menyimpannya pada Levi,’ batin Dea. Ucapan perempuan itu terasa seperti bualan.

Levi yang membantu Kevin menguras kekayaanmu. Jadi kamu akan menjadi wanita gembel di jalanan De,” ucap Icha penuh penekanan. Mata Dea melebar! Tak memberikan waktu untuk Dea berpikir, Icha terus-terusan memborbardir dirinya tanpa henti.

“Kamu tidak tau kan jika Mas Kevin memiliki bisnis cafe?” ejek perempuan itu. Dea tak bergeming mendengar penuturan tersebut.

“Ditambah!!? Cafe itu AKU yang pegang! Hahaha...” tawa Icha pecah.

“Yang paling penting! Aku telah menikah dengan suamimu karena bantuan Nina! Hahahaha...!!!”

Mata Dea melotot mendengar perkataan Icha. Ini sangat mengejutkan untuknya, lidahnya terasa kelu.

Ia tak mampu mengeluarkan sepatah katapun setiap Icha mengejeknya.

Hanya wajah tegang dengan berlinang air mata yang mampu ia lakukan.

‘Dia telah menikah dengan Kevin? Dibantu Nina kakak iparku sendiri!’ pikirnya penuh tanda tanya.

‘Bagaimana bisa semua orang mengkhianatiku seperti ini? Bahkan keluarga terdekatku sendiri?’ Dea sangat shock mendengar ucapan Icha.

Pcass!!! Tanpa sadar Dea mengambil es teh di depannya lalu menyiramnya ke Icha.

“AAaaa!” teriak nyaring icha merasakan dinginnya air di wajahnya. Perempuan itu sangat terkejut tiba-tiba mendapat serangan dari istri pertama suaminya.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • DENDAM ISTRI TARUHAN   337 END

    "Perutku sakit banget, Sayang. Seperti kontraksi," jawab Dea dengan suara gemetar.Andre segera memeriksa jam tangannya. "Tapi ini belum waktunya, kan? Masih beberapa minggu lagi!" Namun, melihat ekspresi Dea yang pucat, ia tak berani menunda. "Kita ke rumah sakit sekarang. Tunggu sebentar, aku ambil kunci mobil."Dea mengangguk, meski tubuhnya terus menggeliat karena rasa sakit. Andre kembali dengan mantel dan payung, membantunya bangun dengan hati-hati.Di perjalanan menuju rumah sakit, Dea terus mencengkeram lengan suaminya. Pria itu pun dibuat kalap dengan satu tangan memegang kemudi. "Aduh, Mas sakit banget. Aku nggak kuat," keluhnya.Andre berusaha tetap tenang, meskipun dadanya terasa sesak melihat istrinya kesakitan. "Sayang, bertahan ya. Kita sebentar lagi sampai," katanya sambil mempercepat laju mobil.Setibanya di rumah sakit, para perawat langsung membawa Dea ke ruang bersalin. Andre mendampingi dengan wajah penuh kecemasan. Dokter masuk dan memeriksa kondisi Dea dengan ce

  • DENDAM ISTRI TARUHAN   336

    “Waalaikumsalam,” jawab Icha cepat-cepat sambil membuka pintu. Berdiri di sana, Kevin dengan setelan kerjanya yang rapi, wajahnya tampak lelah, tetapi ada senyum tipis yang terukir.“Kamu baru pulang?” tanya Icha langsung, nada suaranya sedikit tajam meski ia mencoba menahannya. Evan yang masih dalam gendongannya mulai merengek lagi, membuatnya semakin frustasi.Kevin mengangguk sambil melepas sepatu. “Iya, maaf lama. Ada kerjaan tambahan tadi. Stok baju menumpuk dan harus di display. Ditambah, aku juga menambah manekin sesuai idemu. Aku sudah memasang banyak setelan yang kamu atur.” Ia mendekati mereka, mengusap kepala Evan yang langsung melenguh kecil, tetapi tetap rewel.“Aku hampir gila sendiri di rumah, tahu nggak?” keluh Icha sambil membawa Evan ke ruang tamu. Namun, ada kebahagiaan sendiri karena ide yang sempat ia katakan pada Kevin, sekarang telah teralisasikan. Dia yang dulunya suka shopping dan selalu memakai outfit kece, ternyata bisa merembak ke bisnis toko baju yang mere

  • DENDAM ISTRI TARUHAN   335

    Beberapa hari setelah kabar kehamilan itu, Andre dan Dea memutuskan untuk mengundang kedua keluarga mereka untuk makan malam di rumah. Andre telah mengatur semuanya, dari makanan hingga dekorasi sederhana yang akan digunakan untuk menyampaikan kabar gembira tersebut.Dea berdiri di depan cermin, mengenakan gaun longgar yang sengaja dipilih karena ia mulai merasa tak nyaman dengan pakaian yang ketat di perut. Ia menyentuh perutnya yang masih datar dengan perasaan takjub, seolah tak percaya bahwa kehidupan baru tengah tumbuh di dalamnya.“Kamu cantik,” komentar Andre yang muncul dari balik pintu kamar. Ia mendekat, melingkarkan lengannya di pinggang Dea.“Kamu yakin mereka akan senang?” tanya Dea sambil menatap Andre lewat pantulan cermin.Andre tertawa kecil, mencium kening Dea dengan lembut. “Ayah dan Mama pasti akan sangat senang. Apalagi Oma. Dia sudah lama menunggu kabar seperti ini.”Dea mengangguk, meski hatinya tetap berdebar. Ia masih merasa gugup untuk menyampaikan kabar terse

  • DENDAM ISTRI TARUHAN   334

    Setelah hampir dua minggu menikmati bulan madu yang penuh kenangan di Maldives, Dea dan Andre akhirnya kembali ke rumah mereka yang megah. Malam itu, mereka tiba di bandara dengan suasana hati yang lelah tetapi bahagia.“Welcome home, Pak Andre, Bu Dea,” sapa seorang pelayan ketika mereka melangkah masuk ke dalam rumah. Bagi Dea rumah itu terasa lebih besar dari tempat yang selama ini ia tinggali, tetapi kehangatan dari staf yang menyambut mereka membuat Dea merasa nyaman.“Terima kasih,” jawab Andre singkat. Ia menoleh ke arah Dea, yang terlihat sedikit pucat. “Kamu capek? Mau langsung istirahat?”Dea mengangguk sambil tersenyum kecil. “Sepertinya begitu. Perjalanan panjang tadi bikin aku sedikit mual.”Andre mengernyit, menunjukkan kekhawatirannya. “Kamu yakin cuma capek? Jangan-jangan kamu sakit.”Wanita itu hanya tertawa kecil. “Nggak kok, mungkin hanya masuk angin. Besok juga pasti sembuh.”Andre menghela napas, tapi akhirnya mengangguk. “Kalau gitu, ayo naik. Aku bawakan kopermu

  • DENDAM ISTRI TARUHAN   333

    Tanpa menunggu lagi, sepasang pengantin yang baru saja melakukan malam pertama segera terbang ke luar negeri."Mas, kita mau ke mana?" tanya Dea. Ia sedari tadi hanya mengekori suaminya. Semua keperluan sudah diatur Andre dan staffnya. Jadi, wanita itu tidak tau mereka akan terbang ke mana. Suaminya pun hanya membalasnya dengan senyuman kecil. "Nanti juga tau," ujar lelaki itu sembari menoel hidung Dea.Namun, jawaban atas rasa penasaran wanita itu langsung terjawab ketika jet yang ia tumpangi landing di salah satu bandara yang ada di Maldives. Dea tak menyangka dan tak terpikirkan akan berada di negara ini. Pagi pertama mereka di Maldives dimulai dengan sinar matahari lembut yang menerobos tirai kamar villa di atas laut. Dea membuka mata perlahan, menghirup aroma udara laut yang menyegarkan. Ia merasakan kain lembut selimut yang menyelimuti tubuhnya dan ketenang di sekitarnya.Ketika ia menoleh, Andre sudah duduk di teras luar, hanya memakai kemeja santai berwarna putih dan celana p

  • DENDAM ISTRI TARUHAN   332

    Kevin kehilangan kata-kata. Zahra hanya berdiri di tempatnya, matanya kembali berkaca-kaca, tetapi tidak berani mengeluarkan sepatah kata pun.Icha mengusap air matanya dengan kasar, sambil tetap memeluk Evan. Suaranya gemetar saat ia melanjutkan, “Aku meninggalkan keluargaku demi kamu, Kevin. Aku melawan dan menghadapi dunia sendirian, bahkan saat aku melahirkan anak ini. Apa balasanmu? Kamu bawa perempuan lain masuk ke rumah kita!”“Icha, aku tahu aku salah,” Kevin berkata dengan nada putus asa. “Tapi aku ingin memperbaikinya. Demi Evan. Tolong beri aku kesempatan-”Kata-kata itu seperti palu godam yang menghantam Icha. Tubuhnya terasa lemas, dan ia hanya terpaku. Suaminya hanya memikirkan putra mereka, bukan dirinya. Zahra yang tak sanggup melihat perseteruan mereka, berbalik dan melangkah pergi tanpa berkata apa-apa.Icha menunduk, menatap bayi kecil di pelukannya yang akhirnya berhenti menangis. Ia mengusap lembut kepala Evan sambil berbisik, “Kita pergi dari sini, Nak. Kita tid

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status