/ Romansa / DENDAM LUKA LAMA / 54. Semalam Saja 2

공유

54. Semalam Saja 2

last update 최신 업데이트: 2025-08-02 14:33:20

Erlangga menghampiri Rendy yang duduk di sofa lobby hotel. Memeriksa paper bag yang dibawa sahabatnya. "Bajunya Vania sudah lengkap, Ren?"

"Sudah. Aku tadi ngajak adikku untuk membelinya di toko dekat rumah. Tapi, Bro. Bagaimana kamu bisa bersama Vania?" Rendy tentu saja heran. Apalagi melihat baju bosnya yang basah.

"Lusa saja aku cerita," jawab Erlangga.

"Baiklah, aku pulang dulu. Pesenku, mumpung ada kesempatan bicarakan baik-baik hubungan kalian. Aku tahu ini rumit, tapi lebih rumit lagi jika kamu melepaskan istri yang kamu cintai. Permasalahan kalian nggak mudah, tapi bukan berarti nggak ada jalan keluar. Yang pasti, jangan ngambil keputusan yang akan membuatmu menyesal suatu hari nanti."

"Oke. Aku naik dulu."

Rendy mengangguk. Dia baru pergi setelah Erlangga masuk lift.

Sesampainya di kamar, Erlangga mengambil baju untuknya dan memberikan goodie bag pada Vania yang tengah memperhatikan layar ponselnya. "Kamu ganti baju duluan. Yang memilih baju untukmu bukan Rendy, tapi adik per
이 책을 계속 무료로 읽어보세요.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요
잠긴 챕터
댓글 (4)
goodnovel comment avatar
Bunda Ernii
gk gitu juga Van.. klo kamu yg minta maaf atas nama papamu gk akan bikin masalah selesai.. Bu Ambar & Alina pasti nganggep bapakmu lepas tangan.. mending jujur dan saling ketemu biar plong..
goodnovel comment avatar
Ayu Cla
nyeseeeek....
goodnovel comment avatar
Yanyan
pak Setya ..tanpa sadar aibmu terkuak oleh anakmu sendiri... hukuman Alloh itu nyata ...
댓글 모두 보기

최신 챕터

  • DENDAM LUKA LAMA    55. Semalam Saja 3

    Vania menghapus air mata yang terus merambat di pipinya. "Aku akan mencari kesempatan, bicara dengan papaku. Aku akan memintanya untuk memohon maaf pada Mbak Alina dan Bu Endah. Juga padamu." Vania memandang Erlangga dengan linangan air mata."Aku sudah bertekad. Setelah bicara denganmu aku akan jujur pada Mama dan Mbak Alina. Tentang siapa kamu dan hubungan kita," ujar Erlangga."Ya, jujur saja kalau aku anak seorang bajingan. Dokter yang dianggap teman oleh Mbak Alin, ternyata anak seorang lelaki yang membuat hidupnya hancur. Tapi jangan pernah ceritakan tentang hubungan kita. Mari kita berpisah baik-baik, tanpa mereka tahu kalau kita sudah menikah.""Aku akan mengatakannya, karena aku tak ingin berpisah denganmu," jawab Erlangga pasti.Vania tersenyum miris. "Kamu belum puas membalas dendam, Mas?"Mereka saling pandang."Apa aku juga perlu hamil, kehilangan calon anak, terpuruk, dan aku tak bisa meraih mimpiku sebagai seorang dokter, baru kamu anggap dendam ini impas?"Erlangga men

  • DENDAM LUKA LAMA    54. Semalam Saja 2

    Erlangga menghampiri Rendy yang duduk di sofa lobby hotel. Memeriksa paper bag yang dibawa sahabatnya. "Bajunya Vania sudah lengkap, Ren?""Sudah. Aku tadi ngajak adikku untuk membelinya di toko dekat rumah. Tapi, Bro. Bagaimana kamu bisa bersama Vania?" Rendy tentu saja heran. Apalagi melihat baju bosnya yang basah."Lusa saja aku cerita," jawab Erlangga."Baiklah, aku pulang dulu. Pesenku, mumpung ada kesempatan bicarakan baik-baik hubungan kalian. Aku tahu ini rumit, tapi lebih rumit lagi jika kamu melepaskan istri yang kamu cintai. Permasalahan kalian nggak mudah, tapi bukan berarti nggak ada jalan keluar. Yang pasti, jangan ngambil keputusan yang akan membuatmu menyesal suatu hari nanti.""Oke. Aku naik dulu."Rendy mengangguk. Dia baru pergi setelah Erlangga masuk lift.Sesampainya di kamar, Erlangga mengambil baju untuknya dan memberikan goodie bag pada Vania yang tengah memperhatikan layar ponselnya. "Kamu ganti baju duluan. Yang memilih baju untukmu bukan Rendy, tapi adik per

  • DENDAM LUKA LAMA    53. Semalam Saja 1

    DENDAM- Semalam SajaErlangga membopong Vania kembali ke mobil. "Van," panggilnya panik sambil menepuk pelan pipinya. Namun Vania tetap diam. Ia membuka pintu belakang dan mengambil jas yang tergantung di sana. Lalu menggunakannya untuk menyelimuti tubuh Vania.Tanpa pikir panjang, Erlangga kembali ke kursi kemudi dan ingin membawa Vania ke rumah sakit yang tidak jauh dari tempat mereka berhenti. Namun banjir yang meluap ke jalan raya menyebabkan mobil-mobil tidak bisa melaju cepat.Saat itu Vania membuka mata. Dan sadar sedang berada di mobil suaminya. Ia teringat tadi saat tiba-tiba tubuhnya terasa lemas dan akhirnya limbung. "Syukurlah kamu sudah sadar. Aku mau membawamu ke rumah sakit." Erlangga bernapas lega. Sebenarnya dia juga kedinginan karena bajunya basah semua. Makanya suhu AC ditambahi."Nggak usah. Antarkan aku pulang saja.""Aku tidak mungkin membiarkanmu dengan keadaan seperti ini sendirian di kosan.""Lalu kamu mau membawaku ke mana? Aku nggak apa-apa. Antarkan aku p

  • DENDAM LUKA LAMA    52. Terungkap 3

    Beberapa saat setelah tangis Vania mulai reda. Ia menarik napas panjang. Berusaha mengontrol gejolak dalam batinnya. Ia sakit mendengar semua ini. Bagaimana kalau mamanya tahu? Suami yang selama ini dianggapnya sangat setia dan baik, ternyata pernah berkhianat dan menghancurkan masa depan wanita lain. Atau sebenarnya sang mama sudah tahu? Untuk jeda yang cukup lama, mereka saling diam. Pikiran mereka ke mana-mana. Khawatir dengan perasaan masing-masing.Lalu Vania memandang Erlangga. "Jadi Mas mendekatiku hanya untuk menghancurkanku. Supaya dendammu bisa terbalas pada papaku. Sekarang kamu puas? Bisa melampiaskan kemarahanmu, Mas? Jadi diriku, kamu jadikan objek untuk membayar kesalahan papa? Sekarang aku punya jawaban kenapa kamu tidak datang di pesta yang di gelar orang tuaku."Erlangga memandang wajah sembab Vania. "Aku memang keterlaluan. Aku kejam. Tapi tolong percayai apa yang aku katakan ini."Pertama kali aku melihatmu di sebuah minimarket. Saat itu kamu tidak melihatku, seb

  • DENDAM LUKA LAMA    51. Terungkap 2

    Erlangga menoleh, menatap wajahnya dari samping. Vania merasakan sorot itu menembus ke jiwanya. Namun sebelum Erlangga sempat membuka suara lagi, ponsel dalam genggaman tangan Vania berdering. Dan deringan itu memecah keheningan. Vania buru-buru melihat layar.Erlangga pun ikut melirik.Dokter Raka. Erlangga membaca jelas nama yang tertera di layar. Tatapan matanya mengunci wajah sang istri.Vania tidak menjawab. Ia menatap layar ponselnya sekilas, lalu menghela napas pelan."Dia siapa?" tanya Erlangga. Tekanan suara dan tatapannya lebih dari sekadar rasa ingin tahu."Teman kerja di rumah sakit.""Teman atau seseorang yang lebih dari itu?" tanya Erlangga penuh selidik.Vania tak menjawab, tapi juga membiarkan pendar ponselnya kembali padam.Erlangga memalingkan wajah sejenak, berusaha mengontrol hati yang mendadak nyeri. "Teman istimewa seperti kata Tara?""Aku nggak tahu harus marah atau justru tertawa. Setelah semua yang terjadi, kamu masih merasa punya hak untuk tahu banyak tentang

  • DENDAM LUKA LAMA    50. Terungkap 1

    DENDAM - Terungkap "Nggak usah, Mas. Terima kasih banyak. Saya bisa pesan taksi saja," tolak Vania sopan."Jangan, Dok. Biar di antar Erlangga saja. Nggak perlu khawatir, dia nggak akan macem-macem." Alina meyakinkan sambil tersenyum. Dia lebih khawatir kalau Vania naik taksi. Bagaimanapun dia yang mengundang, dia juga yang harus bertanggungjawab mengantarkan pulang.Tapi sayangnya sopir sedang keluar disuruh Bu Ambar baru saja.Erlangga yang sudah mengambil kunci mobil, masih menunggu di dekat meja."Baiklah, Mbak. Maaf, saya merepotkan." Vania akhirnya mengiyakan."Nggak, Dok. Saya yang memang harus bertanggungjawab mengantarkan dokter sampai ke kosan lagi. Sayangnya saya sudah nggak bisa nyetir lagi.""Suatu hari nanti pasti bisa lagi, Mbak. Tetap semangat. Penunjang obat yang paling mujarab adalah rasa optimis dan yakin kalau semuanya pasti akan kembali pulih dan membaik. Jangan patah semangat."Alina tersenyum, tapi matanya berembun. Ia mendekat lalu memeluk Vania. "Terima kasi

더보기
좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status