Share

Bab 6. Harus Berpenampilan Pantas

Si kaki tangan, terdiam sejenak saat mempertimbangkan apa yang harus dikatakan untuk menjawab pertanyaan Sang Tuan. 

"Aku tidak yakin Tuan," jawab si kaki tangan jujur. Teori akan berbeda dengan saat praktek, itu yang selama ini diyakini. Jadi, kemampuan Alula atau Anna Lee belumlah cukup untuk membalas dendam walaupun dengan kebencian yang membakar jiwa. 

Jayden, mengangguk. Ia suka dengan orang yang jujur daripada berkata manis, makanya pemuda yang ada dalam satu ruangan dengannya mampu menjadi kaki tangan terpercaya. 

"Saat Anna tiba, bawa dia ke hadapanku!" perintah Jayden Lee. 

"Baik Tuan."

****

Setelah perintah Jayden, semua bergerak sesuai arahannya, termasuk Alula. Ah, tidak! Anna Lee. Dia kini terlihat seperti anak hilang di bandara internasional Negara Z. 

"Anna, ayo masuk!"

Amy sang pengawal, menyadarkan Anna dari cengkeraman ketakutan. Ya, berada di tengah keramaian seperti ini membuatnya panik setengah mati. Cara menenangkan diri yang dipelajari selama tiga tahun belakang ini, sama sekali tidak berguna. Tidak berguna, sama sekali. 

Mengencangkan jaket yang dikenakan, Anna pun mengangguk dan melangkah mengikuti Amy ke ruang tunggu. 

Duduk di salah satu kursi tunggu, Anna langsung mengenakan headset. Mendengarkan musik, mampu mengalihkan perhatiannya dan membuat sedikit merasa tenang. Hanya sedikit. 

Detik demi detik, terasa begitu menyiksa.  Menunggu di tengah keramaian seperti ini, amatlah menyiksa. Dikalahkan oleh rasa takut, akhirnya Anna merogoh obat penenang dari dalam tas ransel  dan menelan dua butir. Karena begitu sering menelan butiran obat ini, membuat Anna tidak perlu minuman lagi. 

"Kau tahu bukan, itu tidak baik dan Tuan tidak akan senang!" tegur Amy, sang pengawal sambil menatap sinis ke arah botol plastik obat penenang yang ada di genggaman Anna. 

Anna memejamkan mata dan menyandarkan kepala di dinding kaca yang begitu dingin. Ia sudah terbiasa mendengar omelan Amy dan kali ini, Anna akan mengabaikannya seperti biasa. 

Menunggu satu jam, barulah ada panggilan agar mereka menaiki pesawat. Jayden Lee sengaja memilih penerbangan komersial daripada menggunakan jet pribadi. Ia sengaja ingin menempatkan Anna di tengah keramaian untuk mengetahui 

reaksinya. Semua akan dilaporkan oleh Amy secara langsung kepadanya nanti. 

Masuk ke dalam pesawat, Anna langsung terlelap. Ia hanya berharap agar pesawat segera mendarat dan dapat bertemu dengan sang penolong, Jayden Lee. 

***

Delapan jam penerbangan, akhirnya membawa Anna kembali kepada Jayden Lee. 

Di bandara, sudah ada sekelompok pengawal wanita yang berseragam formal datang menjemput mereka. 

Salah seorang pengawal berbisik kepada Amy. 

"Kamu harus bersiap. Tuan Jayden sedang menunggu," ujar Amy kepada Anna. 

Anna, mengangguk. Kepalanya begitu sakit, efek samping dari pil penenang yang ia minum tadi. Wajahnya pucat pasi dan jelas terlihat kesakitan. Namun, tidak ada yang peduli. 

Bentley Flying Spur berwarna hitam, terparkir tepat di depan pintu utama bandara. Seorang pengawal wanita membukakan pintu penumpang untuk Anna dan mempersilakannya masuk. 

Mobil mewah anti peluru, bukan kendaraan yang dapat dimiliki oleh sembarangan orang. Selama di Negara Z, Anna juga mempelajari tentang otomotif. Ia suka semua hal yang canggih dan mahal. 

Anna masuk bersama Amy yang terus mengekorinya. Di belakang, beberapa mobil dengan bodi tangguh yang ditumpangi para pengawal mengikuti. 

Menatap keluar jendela, Anna mencoba menikmati indahnya lampu jalan walau sulit. Seperti biasa, ia tidak banyak berbicara atau bertanya sebab semua hal sudah diatur untuknya. 

Perjalanan sekitar satu jam, membawa Anna ke pusat kota. Tepatnya, di salah satu pusat perbelanjaan elit dan ternama. 

"Ayo Nona kita buru-buru," ujar Amy, meminta Anna mengikutinya untuk turun dari mobil. 

Patuh seperti biasa, Anna turun dan melangkah masuk ke dalam pusat perbelanjaan. Amy dan beberapa pengawal wanita, mengiringi Anna. Mereka melangkah ke butik mewah yang ada di tengah-tengah lobi pusat perbelanjaan elit tersebut. 

"Selamat malam Nona Anna Lee, silakan ikut saya."

Seorang pegawai butik menyapa dan meminta Anna mengikutinya. 

Anna ragu dan menatap ke arah Amy. 

"Ikut dia. Kamu harus berpenampilan pantas saat bertemu dengan Tuan Jayden," ujar Amy, yang paham dengan tatapan Anna. 

Anna, mengangguk dan mengikuti pegawai butik ke sisi lain ruangan luas dan megah itu. 

"Silakan duduk, Nona."

Si pegawai toko menarik kursi mewah yang berseberangan dengan kaca raksasa, mempersilakan Anna untuk duduk. 

Anna duduk dan beberapa pegawai butik yang merangkap salon, menghampiri serta mulai melakukan tugas mereka. 

Rambut panjang tebal dan hitam milik Anna yang biasa selalu dikuncir, digerai dan ditata ikal. 

Wajah cantik dirias dengan gaya natural. Walau natural, tapi mampu menonjolkan kemolekan wajah itu. Mata indah Anna, terlihat semakin besar dan hidup. Hidung mungil terlihat semakin mancung serta bibir mungil, merah merekah berkesan seksi. Kontur wajah terpahat indah, semakin menyempurnakan kecantikan Anna atau Alula Yan. 

"Mari ikuti saya ke ruang ganti," ajak salah seorang pegawai, membuyarkan lamunan Anna yang terpana saat menatap pantulan wajahnya di cermin. 

Berjalan ke arah ruang ganti, di sana sudah tergantung sehelai gaun malam indah berwarna hitam. Serta ada sepasang sepatu Stiletto yang serasi dengan gaun tersebut. 

Anna melangkah masuk ke ruang ganti dan melepaskan pakaian kasual miliknya. Mengambil gaun hitam yang berbahan lembut dan menatap bingung untuk beberapa saat. Ya, bagaimana cara mengenakan gaun ini? batin Anna. 

Mencoba beberapa kali, akhirnya Anna menyerah dan meminta bantuan salah seorang pegawai. 

"Nona harus melepaskan bra dan celana dalam. Lalu, kenakan celana dalam ini," ujar si pegawai yang masuk ke ruang ganti bersama Anna, sambil menunjuk ke arah celana dalam hitam g string yang telah disediakan. 

"A-Apa?" tanya Anna. 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status