Share

HAMPIR KETAHUAN

"Ayah?"

"F-Farhan. Ya Allah, Nak. Ayah kangen."

Farhan membalas pelukan ayahnya. Biar bagaimana pun, Tohir tetap lah ayah kandungnya. Ada rasa rindu yang terselip di rasa sakit hatinya.

"Kenapa Ayah nggak langsung masuk aja?"

"Ayah takut ganggu, Nak."

"Nggak ada yang ganggu, Yah."

"Ya sudah, sekarang Ayah mau pulang dulu karena Nenek lagi sakit."

Farhan mengangguk. Tohir langsung pulang, setelah memastikan tak ada kecurigaan di kedua mata anak sulungnya itu.

Sampai di rumah, Tohir menghela napas panjang. Ia lega seakan baru saja keluar dari medan perang. Dihubunginya seorang rentenir yang bisa membantunya. Karena jika ia masukkan ke pegadaian, maka harus Sarah yang menandatanginya.

"Butuh uang berapa?"

"Seratus juta," jawab Tohir mantap.

"Jangan gila kamu, Hir. Rumah itu kecil, harga jualnya aja mungkin segitu."

"Ya sudah, lima puluh juta," ucap Tohir.

"Empat puluh juta, kalau mau, saya cairkan hari ini uangnya."

Mau tak mau, Tohir pun mengiyakan ucapan rentenir itu. Dari
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status