Share

Bab 4 - Kemenangan Derrel

Seorang wanita dengan pakaian terbuka menuju tengah jalan antara motor ivanka dengan Derrel. Membawa bendera berwarna putih lalu berteriak.

"Satu!"

"Dua!"

"Tiga! mulai."  Setelah aba-aba terakhir motor Ivanka dan Derrel melaju dengan kencang di iringi dengan sorakan.

Derrel dan Ivanka saling menyalip untuk memimpin hingga menit terakhir Derrel segera menambah laju kecepatanya meninggalkan Ivanka di belakang.

"Yesss. My Baby Derrel." Pekik Melody melihat Derrel sampai pada garis finish lalu berlari kearah Derrel.

"Yuhuuuu! Derrel My Bro." Teriak Surya. Derrel membuka helmnya. Ivanka menggeram kesal menghampiri Derrel.

"Jangan seneng dulu lo bisa menang, tunggu pembalasan gw Derrel pembawa sial." Ancam Ivanka kepada Derrel lalu mengalihkan pandangnya kepada Melody.

"Dan, lo cantik. sampai ketemu lagi." Ivanka lalu meninggalkan arena balapan disusul 4 orang temannya. Lalu mengacungkan jari tengahnya. Devin segera menghampiri Derrel.

"30 juta" Devin mengangkat amplop berwarna coklat yang di yakini berisi uang.

"Derrel, traktir-traktir loh pokoknya." Ujar Tara.yang dibalas Derel dengan anggukan.

"Selamat baby. Aku tahu pasti kamu menang kan udah disemangatin sama aku, dan aku bakal nepatin janji aku. Aku bakal kasih kecupan sini sayang, cupcup." Ucapan melody membuat semua yang ada disana bersiul-siul. 

Derrel hanya memandang Melody dengan wajah datar. Melody menghampiri Derrel sedikit lagi ia akan mengecupnya. namun Derrel malah menoyor kepalanya.

"Jijik." Melody membelakan matanya. sedangkan semua orang tertawa melihat kelakuan pak ketu dan calon ibu negara.

"Duhduh. calon ibu negara kasian, mending kecup akang aja sini." Ujar Wira pura-pura prihatin.

"yee onta. menang banyak lu, bangke." Surya meggeplak kepala Wira.

"hp siapa yg bunyi?" Tanya devin

ketika mendengar bunyi getar hp.

"Mampus gw!" Melody panik begitu mengecek hpnya yang berada didalam tas. Layar hpnya menampilkan adanya panggilan masuk dari "Bunda".

"Siapa?" Tanya Tara.

"Bunda" Tara dan Gladys hampir saja matanya copot karena ikut kaget.

"Gw gak ikutan lo. ya?"

"Gw juga." Melody mencebikan bibirnya mendengar ucapan Gladys dan Tara yang tidak mau ikut disalahkan.

"Gw angkat telepon dulu guys." Melody pergi menjauh dari teman-temanya.

"Halo, bunda sayang. Kenapa telepon melody? Melody ngantuk bunda ganggu melody tidur aja, masa baru ketemu tadi udah kangen sama anak bunda yang cuantik ini. Kalo kangen tinggal ke kamar atuh kan aku ada di kamar." Melody mencoba menjawab dengan suara di serak-serakin, agar terdengar seperti orang bangun tidur dan dengan nada sesantai mungkin padahal hatinya sudah dugemdugem.

"Wong edan, Melody. kamu bilang kamu dimana?" Tanya Lestari.

"Melody ada di kamar, bunda." Jawab Melody menahan nafasnya.

"Ohhh kamu dikamar. Iya? kamu berubah jadi bantal gitu? cepat pulang atau kamu bunda kutuk jadi Bantal beneran. Mau?" Melody meringis mendengar amarah sang bunda. Bayangkan saja, kalian ada di posisi Lestari. Ia mengecek kamar anaknya, memastikan sudah tidur atau belum. Tapi yang ia temukan guling yang di tutupi selimut.

"M-melody keluar sebentar kok, bun."

"Melo-melody b-bentar lagi pulang bunda."

"Pulang sekarang! kamu ini anak gadis. jam segini masih keluyuran." Ujar Lestari dengan nada yang sedikit meninggi.

"Iya bunda. Melody bakal pulang tapi nanti dulu abis makan-makan, soalnya Derrel mau traktir anak-anak makan nanti Melody bawain sate papua deh bund." Melody mencoba bernegosiasi dengan Lestari.

"Gendeng! Sate adanya dari madura sama padang. gini nih kalo ga pernah buka buku. cepat pulang! Makan bisa dirumah memang bunda kurang kasih kamu makan? Pulang sekarang juga. Kalo gak, bunda gak bukain pintu dan uang jajan kamu bunda potong." Lestari memberi ancaman kepada Melody. Melody membelakan matanya.

"Bunda tega sama Melody. Melody janji! abis makan Melody langsung pulang." Bujuk Melody.

"PULANG!"

"Iya-iya, Melody pulangm" Melody menghentakan kakinya kesal. Negosiasinya dengan Lestari gagal lalu menghampiri teman-temanya.

"Ayo guys, kita balik." Ajak Melody.

"Yah. kok balik sekarang? kan mau makan-makan." Ujar tara.

"Besok kan juga gw traktir. Udah,ayo balik. gw di telpon bunda suruh balik." Ujar Melody.

"Anak bunda" Ledek Yogi.

"Bodo. daripada lo anak moa" Sarkas Melody dan membuat semuanya tertawa terbahak-bahak.

"Astaga. kamu ini berdoa banget."

"Berdosa!"

"Lo aja deh balik sendiri, gw males. pengen makan-makan dulu." Tolak Tara.

"Tadi aja diajak kesinigak mau. giliran disini gak mau pulang." Ujar Melody sebal.

"Masa gw balik sendiri. naik apa coba? kan kesini pake mobil lo"

"Mending lo minta anterin balik sama Derrel." Usul Gladys.

Derrel melayangkan tatapan tajam kearah Gladys. Tara setuju dengan ide Gladys yang mengusulkan Melody minta diantar sama Derrel.

"Nah bener. lo balik sama derrel aja."

Melody menghadap Derrel.

"Baby, anterin aku pulang. ya?"

"Ga!"

"Ayoo, anterin aku pulang. Jangan jahat sama calon pacar sendiri."

"Ga."

"Ayoo, anterin balik nanti aku dikunciin sama bunda. uang jajan aku dipotong, kamu gak kasian beb sama aku." Melody membujuk Derrel.

"Ga"

"Udh rel. lo anterin melody balik aja dulu, kasian anak orang." Wira ikut membujuk Derrel.

"ga!" Tolak Derrel dengan tegas

"Beby tega banget sama aku."

"Gw anterin balik." Melody menimang Tawaran Devin lalu mengangguk menerima.

"baby, aku pulang dulu. ya? sama devin. jangan cemburu loh, aku gak ada apa-apa sama devin, byee. sampai ketemu besok."

"put, gw pinjem helm lo dulu."

"Sip, pake aja." Devin menyodorkan helm milik Putri ke Melody.

"Naik"

"Baby, aku pulang dulu. ya? jangan nakal gak ada aku, jangan deket-deket cewek lain." Antisipasi Melody begitu melihat banyak sekali wanita-wanita kurang belaian sedang menatap Derrel dengan lapar. sementara Derrel hanya diam tidak menanggapi ucapan Melody.

"Byee. Duluan ya." Melody lalu naik ke motor Devin. Setelahnya motor Devin meninggalkan arena balap menuju rumah Melody.

"Pegangan. Dy?" Melody memeluk Devin.

Tidak terasa motor Devin telah sampai di depan gerbang rumah Melody.

"Lo kalo mau mati, sendiri aja jangan ngajak-ngajak gw. gila! jantungan gw." Melody memukul bahu Devin. Devin terkekeh.

"Aw. iya sorry."

"Gak mau lagi gw dibonceng sama lo." Melody melepaskan helmnya lalu memberikan ke Devin

"Makasih, ya. udah nganterin, lo mau mampir dulu?"

"Enggak usah. Gw langsung aja, udah sana masuk ntar diomelin bunda lo. langsung istirahat, salam buat bunda" Melody mengangguk. Ya begitulah, tidak ada yang tahu kedekatan antara Devin dan Melody. Devin Lalu menyalakan mesin motornya.

"Sekali lagi, makasih."

"Gw balik." Devin pergi meninggalkan rumah Melody.

"Dah devin. hati-hati lo jangan ngebut-ngebut." Melody masuk kedalam rumah dengan mengendap-endap. Bernafas lega ketika sampai dikamarnya. merebahkan dirinya di kasur tanpa mengganti bajunya Melody terlelap. Tanpa memikirkan kejadian yang akan menimpa dirinya esok.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
AZIZ PDC
gak ada yang seru
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status