"Sudah aku duga...."
"Apa?"Syena terkejut mendengar ucapan yang keluar dari mulut Kazumi."Sudah Tuan duga? Maksudnya, apa ya?" tanyanya meminta penjelasan."Ya, aku sudah menduganya kalau kamu memang tidak perawan lagi.""Bagaimana Tuan bisa menduga?""Gadis yang masih perawan tidak mungkin santai membiarkan pakaiannya terbuka seperti itu di depan pria, dan kau terlihat santai sekali, jadi memang benar, kau sudah tidak perawan lagi!"Syena langsung meneliti pakaiannya sendiri setelah mendengar apa yang diucapkan oleh Kazumi.Gadis itu baru sadar dengan kondisi pakaiannya yang terbuka karena ulah pria yang membelinya dari sang germo.Membuat perasaan Syena jadi sesak dan ia tidak bisa membantah untuk apa yang diucapkan oleh Kazumi padanya.Jika Syena membantah bahwa apa yang disimpulkan oleh pria berpakaian formal itu salah, tentu saja kebohongannya tadi terbongkar dan Syena tidak mau itu terjadi.Akhirnya, perempuan itu tidak melakukan bantahan, selain membenarkan pakaiannya kembali dengan terburu-buru."Sudah tidak perawan, apa yang bisa aku dapatkan dari perempuan yang sudah menjadi sampah?"Suara Kazumi terdengar membuat lamunan Syena buyar seketika.Telapak tangannya mencengkram kuat kedua pahanya karena entah kenapa ia tidak suka dengan kata tidak perawan lagi itu didengarnya.Setengah mati aku menjaga diri agar tetap perawan, seenaknya orang asing ini mengatakan hal itu berulang kali, andai saja aku enggak berhutang budi padanya, aku benar-benar ingin pergi saja darinya!Hati Syena bicara, dan ia berpikir keras untuk mencari kalimat yang tepat agar bisa menanggapi perkataan Kazumi tadi."Saya bisa membersihkan apa saja, Tuan?""Membersihkan cairan cinta dari milik pria dengan mulutmu?"Ucapan kotor pria berpakaian formal itu membuat Syena semakin kuat mencengkram kedua pahanya sendiri. Berusaha untuk tidak terpancing karena ia merasa, itu adalah resikonya karena sudah berbohong.Ketika orang yang menerima kebohongan itu yakin dengan kebohongan yang ia buat, kenapa ia merasa kesal?Pria ini berbeda dengan pria pertama yang membeliku, yang tadi begitu mendengar aku enggak perawan lagi, tetap aja nafsu mau garap, kalau pria ini enggak, dia kayaknya menjunjung tinggi perempuan yang masih perawan, baguslah, kebohongan yang aku buat kayaknya tepat, dia enggak mungkin macam-macam sama aku meskipun dia udah beli aku dari germo sialan itu!Syena berkata seperti itu di dalam hati, sambil terus berusaha untuk mengatasi perasaan kesalnya karena ucapan kotor yang keluar dari mulut Kazumi tadi."Bukan seperti itu, Tuan. Begini, Tuan, kan sudah beli saya dari germo tadi, nah, jadi sudah kewajiban saya untuk melayani Tuan-""Aku tidak suka disentuh perempuan murahan seperti kamu!"Kazumi memotong penjelasan Syena dan dari ucapannya Syena jadi sadar, Kazumi semakin salah paham.Salah paham dengan kata-kata Syena yang mengira kata melayani tadi itu adalah melayani nafsu Kazumi dan menyadari hal itu, Syena mengutuk dirinya sendiri berulang kali karena tidak hati-hati memilih kalimat."Bukan, bukan seperti itu, Tuan! Saya tidak berpikir sejauh itu, saya juga tahu, Tuan pria terhormat tidak mungkin suka dengan wanita yang dibeli dengan uang, maksud saya adalah, saya bisa menjadi pelayan di rumah Tuan!"Syena mencoba untuk meluruskan kesalahpahaman di benak Kazumi. Dan upaya Syena berhasil.Karena, Kazumi langsung menatapnya dengan sorot mata tidak sejijik tadi ke arahnya."Pelayan yang bekerja di rumah ku sudah cukup banyak, jika menambah satu lagi, akan menjadi sebuah tindakan pemborosan SDM, begini saja, kembalikan uang yang aku keluarkan tadi untukmu, lalu pergilah!""Eh!"Syena sangat terkejut dengan apa yang diucapkan oleh Kazumi."Ya, sekarang kau sudah terbebas dari germo itu, kan? Aku sudah membelimu darinya, kau tinggal ganti uangnya saja, aku tidak mau berurusan lagi denganmu!""Maaf, Tuan. Bagaimana kalau ternyata saya masih perawan?""Apa?"Telapak tangan Syena mencengkram kedua pahanya kembali ketika lagi-lagi sebuah kalimat harus ia ucapkan padahal itu sangat memuakkan dilontarkannya."Ya, bagaimana kalau ternyata saya masih perawan, apakah Tuan tetap akan membuang saya?"Syena memberanikan diri untuk mendongakkan kepalanya dan menentang tatapan mata tajam Kazumi.Kazumi tersenyum sinis mendengar apa yang diucapkan oleh Syena."Kau sangat ingin menyentuhku, ya? Meskipun kau masih virgin sekalipun, aku tidak berminat padamu, paham?""Oh, tapi Tuan, saya, saya sangat butuh tempat di sisi Tuan, karena saya punya ayah tiri yang jahat, saya tidak punya tempat kembali, jika saya kembali maka ayah tiri saya pasti akan menjual saya lagi pada germo seperti tadi, saya tidak mau!""Aku sudah bilang, aku tidak mau terlibat urusan dengan kamu!""Tapi, saya tidak punya uang sebanyak itu untuk mengganti uang yang Tuan berikan pada germo tadi untuk saya!""CK! Kau ini! Aku sekarang sedang pusing kau lagi menambah pusing kepalaku!""Saya bisa membuat kepala Tuan tidak pusing dengan pijitan saya!"Sambil bicara seperti itu, Syena menggunakan kedua telapak tangannya untuk memperagakan cara memijit di hadapan Kazumi."Aku pusing itu karena kamu, jadi solusinya adalah kau yang pergi, paham tidak?"BRUKK!!Kazumi terkejut karena tiba-tiba saja, Syena langsung menjatuhkan diri di hadapannya membuat posisi bersimpuh."Tolonglah, Tuan. Saya benar-benar hanya butuh tempat sedikit yang aman, saya tidak punya tempat kembali, tolong izinkan saya menggunakan tenaga saya untuk membayar hutang saya pada Tuan karena sudah membeli saya tadi dari germo itu, saya akan bekerja dengan baik untuk Tuan!"Dengan suara yang terdengar memelas, Syena bicara demikian pada Kazumi dan itu membuat Kazumi menghela napas berat.Ditatapnya lagi Syena yang masih bersimpuh di hadapannya."Tentang perempuan yang aku sebutkan tadi ciri-cirinya, bisakah kau memberi kesaksian padaku jika aku sudah mendapatkan hasil dari penyelidikan?""Apakah Tuan akan menampung saya jika saya bersedia melakukan?""Tentu saja!""Saya bisa, Tuan!""Baiklah. Ingat kata-katamu ini, aku tidak mau kau ingkar janji!"Syena yang gembira karena akhirnya Kazumi mau menampungnya segera memeluk salah satu kaki Kazumi sambil mengucapkan banyak terima kasih pada pria tersebut.Namun, dengan jijik, Kazumi mengibaskan kakinya, seolah-olah, Syena adalah kuman yang sangat harus dihindari olehnya!"Aku peringatkan sekali lagi, kalau kau memang ingin ikut denganku agar bisa membayar hutang, kau tidak boleh sembarangan menyentuh aku, jika kau menyentuh tanpa izin dariku, aku akan memberlakukan denda padamu!"Suara Kazumi terdengar meninggi saat mengucapkan kata-kata itu pada Syena."Baik, Tuan. Saya paham, maaf saya tadi hanya terlalu gembira."Sambil bicara demikian, Syena mundur perlahan.Saat itulah, Syena melihat ada cincin di jari manis pria tersebut dan pikiran Syena langsung terbentur pada ciri-ciri perempuan yang dicari Kazumi tadi."Maaf, Tuan, boleh saya bertanya, apakah perempuan yang Tuan cari itu adalah istri, Tuan?"Awalnya, Syena tidak berani membalas ciuman yang diberikan oleh Kazaya. Namun beberapa saat kemudian, rasa ragu Syena akhirnya musnah. Ia membalas ciuman yang diberikan oleh Kazaya padanya dengan penuh perasaan pula hingga akhirnya keduanya sama-sama tenggelam dalam perasaan mereka satu sama lain dan ketika perasaan itu ingin mendorong mereka melakukan hal yang lebih dari sekedar ciuman, buru-buru Syena dan Kazaya saling menarik diri dengan napas mereka yang memburu.Kazaya mengusap wajahnya yang terasa panas dan ia yakin sekarang ini wajahnya merah begitu juga dengan Syena. "Jadi, apa sekarang kita jadian?" tanya Syena dengan suara perlahan khawatir apa yang dialaminya tadi adalah sebuah mimpi atau hanya sebuah canda Kazaya saja karena pemuda itu biasanya juga sering melakukan sesuatu yang tidak dipikirkan dahulu."Asalkan kamu mau menunggu dulu sebelum akhirnya aku bisa melamar kamu, untuk sekarang aku masih harus menyelesaikan kekacauan yang sedang terjadi."Mendengar Kazaya meru
"Gue suka sama lu, Syena tapi gue tau, itu terlambat, dan-""Kenapa menyukaiku? Dan kenapa kamu baru mengatakan sekarang?" potong Syena hingga membuat Kazaya tidak bisa bicara untuk sejenak karena tidak tahu apa yang akan ia katakan untuk menjawab pertanyaan perempuan tersebut."Gue kagak tau kenapa gue suka sama lu, tapi mungkin karena lu begitu peduli sama keluarga gue, gue jadi merasa lu itu menganggap penting keluarga gue."Akhirnya, Kazaya menjawab pertanyaan Syena tapi Syena tidak puas dengan jawaban itu. Hingga ia melontarkan pertanyaan yang serupa tentang mengapa Kazaya baru mengatakan hal itu sekarang. "Karena gue benci, Kazumi bilang gue pecundang dan gue kagak suka dikatakan seorang pecundang karena ucapan itu membuat gue kagak berguna.""Jadi, Kazumi yang membuat kamu berpikir kayak sekarang?""Si bodoh itu kagak pernah jatuh cinta tapi dia lebih peka dari gue.""Sebenarnya, aku tahu kamu juga suka sama aku waktu kamu mencium aku di hutan itu."Wajah Kazaya berubah ketika
"Zaya. Enggak ada yang salah dengan pikiran kamu itu. Cari uang dengan mengandalkan bakat itu lumrah, yang enggak boleh dilakukan itu adalah, apapun akan dilakukan demi uang, pikiran kamu waktu dulu itu kan, karena kamu sulit mendapatkan uang, yang penting sekarang kamu udah sadar kalau seni itu juga penting."Dengan bijak, Syena menanggapi apa yang diucapkan oleh Kazaya agar pria itu tidak berlarut-larut dalam keterpurukannya.Kazaya diam tidak menanggapi apa yang diucapkan oleh Syena, hingga situasi di antara mereka senyap untuk beberapa saat.Dan kemudian...."Sampai sekarang, Alex aja kagak bisa melacak keberadaan Kazumi, padahal dia sangat andal melakukan pelacakan, semua sistem informasi yang diberikan oleh Alex pada Kazumi kayaknya kedeteksi, jadi keberadaan Kazumi kagak bisa diketahui di mana, yang jadi masalah, kalo bokap gue nanya dia di mana gue harus bilang apa? Gue benar-benar pusing sekarang.""Jujur aja.""Apa?"Kazaya seolah tidak percaya dengan apa yang diucapkan oleh
"Ah, enggak! Aku enggak mikir kayak gitu! Aku cuma ingin kamu lebih melakukan persiapan aja kalau ternyata kamu benar-benar hamil, kan?" kata Moa buru-buru menjelaskan.Wajah Rachel seketika suram mendengar apa yang diucapkan oleh Moa, hingga Moa mengira Rachel jadi seperti itu karena dirinya."Rachel, apa aku salah bicara?" tanya Moa dengan nada suara yang terdengar sangat hati-hati."Enggak. Enggak ada yang salah. Aku hanya berpikir bagaimana bisa aku mengatakan pada Kazumi bahwa dia ternyata tetap sehat meskipun pernah meminum obat anti kesuburan itu di masalalu? Dia aja enggak bisa dihubungi, rasanya menyedihkan."Mendengar apa yang diucapkan oleh Rachel, Syena mengusap punggung perempuan itu untuk sekedar menenangkan perasaan Rachel yang pasti terguncang karena kabar Kazumi yang bergabung dengan organisasi mafia tersebut."Yang penting itu kesehatan kamu dan bayimu dulu, kalau kamu sudah yakin kamu itu hamil, kamu bisa menjaga bayi ini dengan baik, masalah Kazumi, Kazaya pasti ak
Rachel terlihat salah tingkah mendengar pertanyaan yang diucapkan oleh Moa, hingga Moa tertawa kecil melihat ekspresi mantan istri pertama Kazumi tersebut. "Aku bercanda. Kau tidak perlu ambil hati, sejujurnya aku memang masih merasa cinta sama Kazumi, tapi aku tahu diri, Kazumi tidak pernah suka padaku, jadi aku tidak akan memikirkannya lagi, hanya saja kurasa itu perlu proses, jadi untuk sekarang aku ya masih memikirkan dia, maaf."Moa bicara dengan wajah yang terlihat sangat serius."Kazumi bukan milik siapapun lagi, jadi enggak ada yang bisa melarang siapapun untuk memikirkannya."Rachel menanggapi perkataan Moa, tapi Moa bisa melihat, itu hanya sesuatu yang sekedar diucapkan oleh Rachel saja. Ia bisa melihat, Rachel terlihat cemburu mendengar apa yang diucapkannya tadi hingga Moa sangat yakin, perempuan itu pasti masih sangat mencintai Kazumi."Rachel. Kazumi itu mencintai kamu, jadi kurasa kamu harus memperjuangkan perasaan kamu itu kalau memang kamu masih mencintai dia."Moa b
Jemari tangan Rachel yang sedang merangkai bunga terhenti seketika mendengar apa yang diucapkan oleh Radit. Radit merasa puas melihat perubahan yang terjadi pada wajah Rachel hingga laki-laki itu melangkah semakin mendekati posisi Rachel berada. "Kamu tidak tahu?" tanyanya setelah ia berada tepat di hadapan Rachel."Kamu ke sini hanya ingin membahas itu? Masih enggak suka juga kamu sama dia?" tanya Rachel beruntun."Rachel, aku peduli sama kamu, aku cuma enggak mau kamu kenapa-kenapa," kata Radit penuh dengan perasaan khawatir yang ia perlihatkan lewat sorot matanya."Aku dan Kazumi sudah bercerai, Radit. Urusan dia bukan urusanku lagi, jadi tolong pergi saja, jangan ganggu aku lagi!" pinta Rachel tanpa memberikan kesempatan pada pria itu untuk lebih banyak bicara lantaran ia sejak dulu memang sudah muak dengan pria tersebut.Namun, tidak bisa dipungkiri, apa yang dikatakan oleh Radit cukup membuat ia jadi kepikiran juga. Kazumi bergabung dengan organisasi mafia? Sepertinya tidak