Share

Diatas awan, Aku menyayangimu

Deras hujan yang menghantam bumi perkemahan disertai angin kencang membuat tenda peserta porak poranda, panitia dan peserta tak satupun yang tertidur dan saling membantu memperbaiki tenda yang hampir saja roboh. Ditengah kepanikan Alif memanfaatkan situasi ini untuk keluar lokasi perkemahan dan menelusuri area pedesaan ditemani Syarif teman satu Ekskulnya untuk mencari Chan yang tak kunjung kembali.

"Apalagi sekarang yang dilakukan anak itu hingga dia tak kunjung kembali!" Ucap Alif didalam hati.

Syarif yang tak banyak tanya hanya menemani Alif tanpa tau tujuan mengelilingi desa.

Disituasi seperti ini tak mungkin rasanya anak itu masih berkeliaran di sekitar desa ini, itulah yang ada di fikiran Alif setelah berjalan tak jaub dari lokasi perkemahan hingga ia memutuskan untuk kembali ke area perkemahan.

Waktu menunjukkan pukul 4.00 pagi suasana gelap gulita hujan deras disertai angin kencang. 

Arus listrik yang mati dikarenakan robohnya tiang listrik utama membuat lokasi pedesaan itu menjadi gelap gulita, tak satupun dari panitia maupun peserta sadar dengan hilangnya sepasang kekasih itu.

"Jangan! Aku mohon," ucap wanita itu mengelakkan diri dari pria yang sudah termakan nafsu buas itu.

Pria itu terus berusaha untuk melakukan aksi bejatnya, wanita yang sudah kelelahan itu hanya bisa pasrah dan menangis.

"Ahh!" Suara yang menandakan akhir dari kebejatan pria itu dan tertidur di samping wanita malang itu.

"Maafkan aku," ucap pria itu dengan penyesalan.

Wanita malang itu hanya bisa diam dan terus menangis, semua sudah terjadi tak ada yang perlu disesali lagi.

Suara langkah orang dari kejauhan terdengar, semakin lama semakin dekat suara itu, pintu terdengar seperti ada yang membuka dan melakukan suatu aktivitas, membuat pria itu terbangun dari tidurnya. Ternyata waktu menunjukkan pukul 05.16 pagi adalah waktu dimulainya aktivitas para petani, pria itu bergegas bangun mengemasi pakaian yang terjemur dan membangunkan wanitanya.

"Stt, diam! Ada orang!" Ucap pria itu kepada wanitanya dengan ketakutan.

Pria itu membimbing wanitanya mencari temoat untuk bersembunyi dan mematikan api unggun agar tak ketahuan oleh petani yang masuk ke Gudang itu.

Mereka sangat ketakutan dan wanita itu kembali meneteskan air mata karena takut ketahuan oleh warga desa, fikiran yang sudah kemana-mana.

Tak lama akhirnya petani itu meninggalkan gudang kecemasan mereka sudah mulai berkurang.

"Kemasi barangmu, pakai bajumu dan bersiap-siaplah kita harus kembali ke tenda sebelum pagi!" Ucap pria itu.

Sementara wanita itu berkemas, Chan mengembalikan kondisi Gudang ke seperti semula, jejak kaki di bersihkan, api unggun dimatikan dan sisa kayu api unggun di buang, seperti tidak dimasuki orang.

Pintu Gudang ditutup pelan sembari mengawasi lokasi sekitar yang sudah mulai terang di waktu subuh itu. Nasib baik masih mengikuti pria itu, tak satupun petani teh yang beraktivitas dikarenakan cuaca yang tak mendukung.

"Ayo buruan!" Ucap pria kepada wanita yang berjalan pelan itu.

"Tidak bisa, aku kesakitan," jawab wanita malang itu.

Tak banyak bicara pria itu langsung menggendong wanita itu, dengan sikap pria itu membuat wanita itu cuma terdiam dan memeluknya. 

"Seperti ada yang kurang?" Saut dari salah seoranf peserta siswi yang berada di tenda Lily.

"Mungkin itu hanya perasaan kamu saja karena situasi yang tak mendukung ini," jawab Sisi yang menyadari maksud pertanyaan itu.

Sepanjang perjalanan wanita itu hanya bisa diam tak berkata, Sang pria juga menyadari hal itu dan juga tak bisa berkata dikarenakan perbuatannya yang tak terkendali itu, ia hanya bisa diam dan terus menyesali dan ia benar-benar ingin menyayangi wanita itu sepanjang hidupnya.

"Sayang, kamu ga apa-apa kan?" Tanya pria itu gugup.

Wanita itu hanya diam dan pria itu terus meminta maaf sepanjang perjalanan menuju area perkemahan.

Langkah demi langkah menghantarkan mereka ke depan gerbang belakang, pria itu mengamati situasi perkemahan untuk dimasuki ganpa diketahui. Alangkah terkejutnya mereka karena semua peserta dan panitia berada diluar tenda dan sibuk mengurus dan membenahi lokasi perkemahan yang hancur karna hujan disertai badai tadi.

"Aku ada ide, kamu mulai berjalan kedalam duluan dengan raut biasa saja dan langsung menuju ke toilet. Percayalah situasi ini ga akan satupun orang yang menyadarimu," ucap pria  kepada wanita yang khawatir itu.

Wanita itu khawatir karena takut ketahuan telah keluar dari area perkemahan tanpa izin bersama dengan seorang pria, Chan terus membuatnya agar merasa tak cemas dan segera melakukan ide nya itu agar tak ketahuan karena terlalu lama diluar area.

"Woi bangs*t kemana aja kamu!" tanya Alif yang geram dengan kelakuan pria itu.

"Aku minta maaf dan terimakasih telah melindungiku agar tak ketahuan" jawab pria itu dengan wajah leganya karena mereka telah berhasil memasuki area perkemahan tanpa di ketahuan.

"Bantu sini!" saut Alif sembari mendirikan tenda.

Dengan senang hati pria itu membantu dan bersikap seperti tak terjadi apa-apa.

Matahari mulai terbit, cerahnya pagi itu telah menampakkan semangat baru hari itu, tapi tidak dengan para peserta yang ter duduk di depan tenda dengan pakaian basah kuyup dan wajah lelah yang tergambar.

Alif terus bertanya kepada pria itu tentang apa saja yang dilakukan pria itu di luar area perkemahan bersama wanitanya, dan pria itu hanya menjawab bahwasannya mereka harus mencari tempat berlindung dari hujan dan kembali ke area perkemahan setelah hujan mulai reda sebelum pagi datang.

"Para peserta silahkan berkumpul di lapangan, sarapan untuk pagi ini telah datang!" ucap panitia perkemahan dengan pengeras suara di tangannya.

Para peserta berjalan dan berkumpul di lapangan, Chan yang khawatir dengan wanitanya itu terus mencari dan memperhatikan setiap peserta yang datang ke lapangan tempat berkumpul. Tak lama terlihat wanita itu ditemani Sisi dengan wajah murung dan berjalan pelan.

"Hmmm, kamu sakit ya? Maafin aku ya udah bawa kamu keluar hingga basah kuyup dan kedinginan," ucap murung pria itu kepada wanitanya itu.

"Kedinginan bukanlah masalah!" jawab ketus wanita itu.

"Maaf kan aku," balas pria itu dengan penuh penyesalan.

Maaf demi maaf di lontarkan pria itu, akan tetapi tidak ada tanggapan dari maaf itu.

Sarapan telah dibagikan, para peserta dengan lahap menikmati makanan yang berada di depan.

"Setelah sarapan ini, para peserta silahkan untuk beristirahat sejenak, dua jam lagi kita akan melaksanakan kegitan kita hari ini yaitu hiking menelusuri kebun teh dan desa-desa di sekitar area perkemahan ini," ucap panitia seksi acara.

"Huh, malam yang melelahkan ya! dari semalaman nungguin kamu dan kebingungan jika panitia menanyai kamu dan aku harus jawab apa? ditambah hujan dan angin yang merobohkan tenda, air yang masuk kedalam tenda, haduh!" celotehan Alif kepada pria itu.

"Iya maaf-maaf," jawab pria itu sembari merangkul Alif.

Jam menunjukkan pukul 09.15 wib, semua peserta telah berbaris menurut regu tenda yang telah dibagi. Dimulai dari regu peserta siswi dan siswa yang di selang selingi untuk memulai perjalanan hiking dimana regu Chan lebih dahulu memulai dan regu wanitanya itu mendapat giliran terakhir.

Pria itu terus melihat kebelakang dan terus meng khawatirkan wanitanya itu, sedangkan wanita itu  tidak pernah sekalipun membalas tatapannya  semenjak kejadian itu.

Suasana yang cerah sedikit dingin disertai angin lembut menghiasi perjalanan hiking  para peserta perkemahan, tak sedikit peserta yang iseng dan mencabuti dedaunan teh sembari berjalan, berswafoto dan kegiatan mengabadikan momen perjalanan lainnya dilakukan oleh peserta.

Perjalanan yang mengelilingi kaki gunung hingga ke pinggang gunung, sesampai di pinggang gunung pemandangan yang menakjubkan yang sudah lama tak ditemui pria itu membuatnya berhenti dan menikmati awan-awan yang menyelimutinya langsung, suasana jalan berkabut diatas awan membuat pandangan hanya berjarak paling jauh 100 meter. Pria itu menghirup nafas panjang mengingat penyesalan yang telah ia lakukan dan terus terfikir tentang wanitanya itu  tak lama ada tangan yang menyentuh dan menggenggam tangan pria itu.

Sontak pria itu kaget dan langsung menoleh kebelakang.

Ia adalah wanita itu, wanita yang membuatnya penuh rasa penyesalan yang kemudian memeluk tangan pria itu.

Lepas sudah hati si pria, senang kembali mengisi hati penuh sesal tadi, wanitanya telah kembali, ia telah menampakkan senyum indah.

"Aku sangat sayang kamu!" jangan pernah tinggalkan aku, kita akan bersama.

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Yara
ni namanya sasha apa lily thorr?
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status