Semua Bab DIA YANG BELUM TERJAMAH, AKU PEMENANGNYA!: Bab 1 - Bab 9
9 Bab
Pandangan yang tak biasa
Jam menunjukan pukul 13.00, Chan melangkah sangat cepat dan tergesa-gesa, hari itu adalah hari pertama laki-laki itu memasuki sekolah barunya di kota yang mana dahulu adalah kota kelahirannya."Permisi," ucap laki-laki itu dengan nafas yang terengah-engah."Silahkan masuk," jawab kepala sekolah.Dasi yang terpasang rapi di dada laki-laki itu seketika diminta untuk dilepaskan,  "Aneh sekali, biasanya memakai dasi diwajibkan di setiap sekolah," ucap Chan didalam hati."Kamu udah sholat? kalau belum kita ke masjid dulu, sholat udah mulai," ujar kepala sekolah. Sembari menuju masjid, kepala sekolah menerangkan aturan dan kebiasaan yang ada disekolah dan menunjukan kelas yang akan di tempati Chan. Sekolah baru ini mempunyai dua shif jam pelajaran dikarenakan ruangan yang
Baca selengkapnya
Dia Lulusan Pesantren, Nafsuku Bangsat!
Pukul 21.45, jari-jari yang sibuk membuat dan menghapus kembali pesan, raut wajah bingung, kaki yang di goyang-goyangkan melambangkan bingungnya pria itu untuk memulai obrolan dengan Shaly.   "Apakah kamu ada ide?" tanya pria yang kebingungan itu kepada Lily.   "Mulai saja!, besok aku bantu dengan berbicara langsung pada Shaly," jawab Lily.   Akhirnya dengan memberanikan diri pria itu memulai percakapan, malangnya tidak ada tanggapan sama sekali oleh Shaly.   Hari ke hari, pesan demi pesan dikirimkan tetapi hasilpun tetap sama tidak ada tanggapan. Dengan kesal pria itu langsung menghubungi Lily.   "Apakah kamu benar-benar membantu?" isi pesan yang dikirimka
Baca selengkapnya
Alasan Cinta, Menghalalkan Segalanya.
Sore itu, dia yang kesal diiringi kekecewaan menunggu pria itu di Cafetaria tempat dimana mereka mengawali kisahhnya itu.Tak lama kemudian pria itu datang dengan wajah yang penuh dengan rasa bersalah, hanya bisa diam dan tak berani melihat ke arah mata Lily.Lily yang juga hanya diam membuat situasi saat itu menjadi hening."Aku tau kamu sayang, kamu cinta tapi ini bukan caranya!" Ucap Lily yang memulai dahulu."Aku kan sudah bilang, kamu sabar aja nanti kamu bakal dapat semuanya kok kalau kita sudah halal," sambung wanita itu.Chan yang hanya diam tak berkutik disaat wanita itu berbicara mengeluarkan air mata, menjelaskan bahwasannya wanita itu sangat mencitai pria itu akan tetapi belum bisa melakukan atau menerima perbuatan pria itu."Maafkan aku, aku menyesal," ucap pria itu.Lagi dan lagi kata maaf yang hanya keluar dari mulut pria itu.Lily bergegas mengusap air matanya dan berusaha menormalkan situasi dan mulai memesan m
Baca selengkapnya
Maaf adalah Tameng Nafsu Liarnya.
Besok adalah hari dimana kegiatan setiap tahun yang rutin di selenggarakan di sekolah itu, perkemahan jum'at, sabtu dan minggu adalah ajang mempererat silaturahmi antar murid, guru dan alumni, setiap murid tak diwajibkan ikut akan tetapi yang tak ikut rasanya akan merugi karna inilah momen untuk mengenang masa-masa SMA. "Chan, kamu ikut kan besok?"tanya Alif sembari mengemasi barangnya dan bersiap pulang. "Iya dong, pacar aku kan ikut, rugi dong kalau ga ikut, lagian inilah masa-masa indah di SMA kata orang-orang itu kan,"jawab pria itu dengan semangat. "Iya pacar mu ikut tapi asal kamu tau aja, besok kita diacak lo sama sekolah untuk pemilihan bus transportasinya, jadi kamu ga bisa dekat dengan pacarmu," balas Alif lagi. "Masa sih? ah gaseru!" balas pria itu dengan kecewanya. "Semoga aja kalian bisa satu bus ya!" potong Ella dari belakang. Seperti biasanya pria itu sepulang sekolah langsung menuju ketempat Lily kekasihnya itu. Mereka
Baca selengkapnya
Malam yang Panjang, Cukup! Ini Sudah Keterlaluan!!
Angin lembut menyentuh dedaunan tua hingga gugur dan berserakkan di lapangan, suasana yang mulai tenang disaat semua peserta sudah berada di dalam tendanya masing-masing karna tak tahan dinginnya malam itu. Jam menunjukkan pukul 23.12 wib para guru dan panitia menghimbau seluruh siswa-siswi peserta untuk tidak ada lagi yang berkeliaran di luar tenda dan segera beristirahat untuk kegiatan besok pagi.   Chan dan wanita itu masih berada di tempat duduk yang ada di lapangan menikmati malam itu dan tak menghiraukan dinginnya udara. Hingga teguran dari panitia yang berjaga pada malam itu agar mereka memasuki tenda masing-masing. Tetapi teguran itu tak membuat mereka kembali ke tenda karena pasangan kekasih itu belum puas menikmati malam yang nyaman disertai udara dingin malam itu, untuk mengelabui panitia mereka berpura-pura menuju tenda masing-masing tetapi kembali bertemu di halaman belakang loka
Baca selengkapnya
Diatas awan, Aku menyayangimu
Deras hujan yang menghantam bumi perkemahan disertai angin kencang membuat tenda peserta porak poranda, panitia dan peserta tak satupun yang tertidur dan saling membantu memperbaiki tenda yang hampir saja roboh. Ditengah kepanikan Alif memanfaatkan situasi ini untuk keluar lokasi perkemahan dan menelusuri area pedesaan ditemani Syarif teman satu Ekskulnya untuk mencari Chan yang tak kunjung kembali. "Apalagi sekarang yang dilakukan anak itu hingga dia tak kunjung kembali!" Ucap Alif didalam hati.Syarif yang tak banyak tanya hanya menemani Alif tanpa tau tujuan mengelilingi desa. Disituasi seperti ini tak mungkin rasanya anak itu masih berkeliaran di sekitar desa ini, itulah yang ada di fikiran Alif setelah berjalan tak jaub dari lokasi perkemahan hingga ia memutuskan untuk kembali ke are
Baca selengkapnya
Air terjun keramat, Telaga pengharapan dan Ajup yang nekat!
Kabut awan indah menyelimuti pegunungan yang diapik tiga danau biru yang belum tersentuh tangan-tangan serakah. Dedaunan saling menyapa, angin membawa pesan kepada para insan yang bergantung hidup dari kehijauan dan kesuburan, ke elokan alam itu membuat Chan tak henti-henti memandang dan terus merasakan indahnya ciptaan Sang kuasa.Tangan yang di balut kepercayaan, pundak disandarkan dengan impian, mata yang ditatap penuh harapan begitulah Sang wanita memuja prianya. Kaki mulai melangkahkan pengharapan baru, memilih memaafkan dan mengikhlaskan, tangan yang diseret membawa pria itu kembali melanjutkan perjalanan  dengan genggaman wanita penuh maaf itu. Di balik senyum yang mulai tergambar ia berjanji tidak akan melakukan hal konyol dan menyakiti hati wanita itu, memperhatikan wanita itu berjalan didepannya dengan satu tangan yang terus menggen
Baca selengkapnya
Teriakan histeris, kerasukan di malam terakhir
Merah merona senja menghiasi sore di pedesaan dingin yang dikelilingi danau dan di tengahi oleh gunung. Gerombolan burung mudik hilir terbang menuju tempat persembunyiannya sebelum merah merona itu di telan gelapnya malam, tetapi tidak dengan raut wajah cemas dan pucat kata yang terbata-bata menjelaskan dia siapa dan tujuannya apa hingga mendirikan camp di luar area perkemahan. Mereka adalah sekelompok pemuda yang sedang melakukan patroli dan penjagaan di area perkemahan sesuai dengan mandat kepala desa yang dimintai oleh panitia perkemahan. Untuk berjaga-jaga dan rasanya tak mungkin menyuruhnya untuk pulang adalah dengan mendaftarkannya sebagai peserta tambahan dan lokasi campnya di pindahkan ke dalam area perkemahan sek
Baca selengkapnya
Sorot Mata Panjang, Membingungkan
Dering telfon terus berbunyi tak satupun di hiraukan, tubuh lelah wajah lesu harusnya tergambar oleh kegiatan melelahkan itu akan tetapi tidak, raut wajah tegang, sorot mata tajam entah ekspresi takut atau tidak puas. Hallo.. sapa pria itu setelah sekian lama membiarkan telepon berbunyi.Ternyata itu Alif yang ingin mengambil barang yang ia titipkan pada tas Chan. Harusnya kepanikan itu tak terjadi, tetapi wanita malang itu kembali mengingat liarnya nafsu di malam panjang dan tak bisa di kendalikan. Situasinya tiba-tiba berubah, perlakuannya pada pria itu tak mengenakkan, hingga pulang pun harus beda bus, akan tetapi Sang pria hanya bisa memahami isi hati si wanita dan menerimanya. Ia tak ingin masalah ini terus berlanjut dan bia
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status