Share

Siang Pertama

Tiga hari setelah hari pernikahan kami, Mas Ichsan memboyongku ke rumahnya. Sementara acara ater manten dan ngunduh mantu baru akan dilaksanakan bulan depan. Mengingat, banyak saudara Mas Ichsan yang tinggal di luar Jawa sehingga perlu persiapan lebih lama untuk mengadakan sebuah pesta. Dia memang bukan keturunan Jawa asli, ada darah Melayu yang ia warisi dari Mama.

Deru mesin kendaraan terhenti setelah memasuki halaman sebuah rumah modern minimalis berpagar putih dengan cat luar berwarna ungu. Dia menoleh ke arahku yang sedang sibuk mengamati bangunan di hadapan.

"Jangan bengong, Rin, dah sampai. Mau turun atau kita balik lagi ke rumah kamu?" godanya dengan satu elusan di kepala.

Aku tak menjawab, namun menuruti perintahnya. Langkahku terhenti saat menyadari keberadaan beberapa pot bunga krisan dan lavender tertata rapi di pojok teras. Cantik sekali.

Mas Ichsan merangkul dan membawaku ke depan pintu.

"Rumah kamu," lirihnya seraya memasukkan anak k

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status