Share

Monster Mengerikan

last update Terakhir Diperbarui: 2025-09-03 21:49:18

"ARGGHHH!!" Seketika buluk kuduk Hana berdiri hebat. Mendengar jeritan yang menyakitkan. Bagaimana bisa dia bertemu dengan monster mengerikan, kejam dan tak punya hati seperti itu.

Bagaimana Hana bisa tertimpa kesialan yang tak terduga seperti ini.

Lolos dari ular betina, juga suami yang tidak pernah memperdulikan, sekarang dia malah dihadapkan dengan monster tak berperasaan.

Tubuh Hana di lempar oleh dua pengawal yang terus menyeretnya dan menuruti tuannya agar memasukkan Hana ke dalam mobil.

Lalu, orang itu mendapatkan tas Hana yang dibawa oleh anak buahnya.

Hana menciut diujung mobil dan tak berani mendekat, meski matanya terus tertuju pada tas yang dibuka oleh orang itu. Dia tidak punya nyali saat laki-laki itu mengeluarkan dompet milik Hana dan melihat kartu Identitasnya.

"Hana Hastari? Siapa kau? Kenapa kau lancang dan berani sekali menabrakku. Kau benar-benar sudah bosan hidup?"

Orang tadi mencengkram rahang gadis itu dan menekannya dengan kekuatan penuh.

"Jawab? Kenapa kau diam saja? Apa kau mata-mata yang dibayar keluarga Zian, hah?"

Hana menggeleng pelan, dia benar-benar tidak mengerti dengan semua yang dikatakan oleh orang itu.

"Jangan bohong. Kau pasti disuruh keluarga Zian kan? Kau disuruh mereka untuk pura-pura menabrakku? Lalu, kau akan menunjukkan wajah polosmu yang seperti ini hanya untuk menggodaku. Cih. Hebat sekali Zian family itu. Berani sekali mereka main-main denganku. Meremehkanku, sama halnya dengan cari mati!" tuding lelaki itu semakin sarkas.

Bagaimana Hana akan memberikan pembelaan jika mulutnya dibungkam dan tangannya diikat.

Dia hanya bisa terus menggeleng untuk meyakinkan lelaki itu kalau semua tuduhannya salah.

Hana tidak mengerti dengan arah pembicaraan dan tuduhannya. Dia memang benar-benar tidak sengaja menabrak karena sedang mengejar suaminya Bima yang sedang bersama dengan Zhifa.

"Oke, kita buktikan saja. Kau pikir aku akan takut dan terjebak oleh rencana keluarga Zian.”

“Karena mereka sudah mengirimkan dirimu. Jadi, aku tidak akan menyia-nyiakannya. Aku penasaran, bagaimana rasanya wanita polos seperti dirimu jika sedang di ranjang," seringainya penuh dengan kemarahan dan menghempaskan rahang Hana dengan kasar.

Suara pintu kemudi ditutup dan masuklah laki-laki yang bernama Radon itu sambil memegang kemudi.

"Kembali ke mansion, Radon. Aku akan mencicipi wanita kiriman dari Zian. Dia pikir, aku akan terjebak dengan wanita polos seperti ini.”

“Cukup hebat, aku tidak menyangka kalau dia akan mengirimkan wanita polos seperti ini," celetuk lelaki yang terus memindai Hana dengan tatapan seolah ingin menelannya hidup-hidup.

Mata Hana mendelik, ucapannya tadi. Dia memang tidak mengerti.

Tapi, dari tatapan laki-laki kejam itu, Hana tahu, dirinya sedang dalam bahaya.

“Sudah tidak seksi, pakaiannya biasa. Tapi, wajah polosnya cukup menggodaku. Aku penasaran dengan teriakannya nanti. Aku yakin, dia pasti bertekuk lutut oleh keperkasaanku.” gumam lelaki kejam tadi.

Jantung Hana semakin memburu dengan hebat. Dia tidak tahu bagaimana bisa meloloskan diri dari monster jahat itu.

“Mas, huhuhu, Mas Bima, tolong aku, Mas, kamu ada dimana, Mas? Aku takut….”

Hana bisa berteriak dan terus menangis dalam hati.

Dia berharap, siang bolong ini hanya sebuah mimpi. Bukan seperti yang sekarang sedang dia rasakan.

Hana tidak tahu kemana mobil itu membawanya.

Ini adalah kali pertama dia bepergian tanpa izin dari pengurus rumah Bima.

Hana yakin pengurusnya itu akan mencari dan menghubungi Bima jika sampai malam ini wanita itu tidak pulang ke rumah.

Hana masih terbiasa seperti itu.

Bagaimanapun kondisinya saat ini, Hana masih menganggap kalau dia istri sahnya Bima.

“Bagaimana aku harus melarikan diri? Ini dimana sih? Terus kenapa orang itu menatapku tak berkedip. Memang apa kesalahanku? Nggak, nggak, kamu memang salah Hana, kamu tadi nggak sengaja menabraknya. Dasar Hana bodoh.”

Hana dengan pikirannya yang membuncah. Terus menyalahkan diri. Otaknya berputar mencari cara agar dia bisa membebaskan diri.

Kembali Hana mendengar pintu dibuka dan laki-laki itu turun lebih dulu. Hana menolak keluar. Dia tidak yakin kalau akan selamat jika dia keluar dari mobil itu.

“Keluarlah atau kau ingin anak buahku yang menyeret lagi,” suara bariton dan serak itu memerintah Hana.

Dia berdiri di depan pintu menunggu gadis itu.

Hana tetap diam.

Dia benar-benar tidak menggerakkan tubuhnya dan tidak ingin menuruti perintah laki-laki itu. Kalau memang bisa, dia ingin segera melarikan diri.

“Umm ummm umm!” Hana meronta lagi saat tangannya ditarik dengan tiba-tiba oleh laki laki itu.

Kali ini dia tidak memerintahkan anak buahnya.

Dia sendiri yang secara paksa menarik tangan Hana lalu saat tubuh gadis itu di ambang pintu, laki laki itu menarik Hana ke pundaknya. Hana diangkat seperti karung beras.

“Rodan, jangan biarkan siapapun mengganggu waktuku. Aku akan mencicipi kiriman dari keluarga Zian dahulu,” laki-laki itu sempat menghentikan langkah, berbalik dan memberikan perintah pada orang yang paling dipercayanya.

Hana semakin gelisah. Tubuhnya terus berontak, tapi laki-laki itu mengabaikan.

“Baik Tuan Math. Tapi, maaf, Tuan, apakah anda memerlukan sesuatu?” tawar Radon, dia yakin tuannya pasti akan meminta hal yang aneh-aneh untuk menambah meriah suasana pertempuran di ranjang nanti.

“Untuk yang ini aku rasa tidak perlu dan satu lagi, aku akan membawanya ke kamarku, bukan kamar yang biasa,” jelas Math, Radon memanggilnya seperti itu.

Mata Radon membulat, itu adalah hal langka yang dilakukan tuannya.

Selama ini, dia akan selalu membawa para gadis yang hanya menghangatkan ranjang tuannya ke kamar merah.

“Kau jangan salah paham, aku ingin membersihkan tubuhku. Badanku bau busuk penghianat tadi,” Radon hampir lupa kalau tuannya juga cinta kebersihan. Apalagi dia tadi habis masuk ke ruangan hukuman.

“Baik Tuan Math, katakan saja jika anda memerlukan sesuatu, saya akan berada tidak jauh dari Anda,” Radon berbicara, tapi dia tidak mungkin benar-benar berani ada di dekat kamar tuannya, karena itu sama saja bunuh diri.

Tidak ada sahutan, Math berbalik kembali dan membawa Hana masuk ke kamarnya.

Math tanpa ragu menurunkan Hana di lantai hingga membuat Hana menjerit dalam bungkam. Tangannya saja masih sakit, ditambah ikatan kencang membuatnya menjerit tajam.

“Sshh, ahh, sakit. Tangan, tubuhku sakit banget,” Hana ingin sekali melepaskan ikatan, tapi itu benar-benar sulit.

“Jangan macam-macam, aku hanya ingin membersihkan sebentar tubuhku. Sebaiknya kau patuh agar aku tidak terlalu menyakitimu.” Math mencengkram rahang Hana kembali.

Hana tidak bisa berbuat apa-apa dengan mulutnya yang masih dibekap dan tangannya diikat.

Namun, tatapan mata menyiratkan dan memohon belas kasih.

“Cih, kenapa dia menunjukkan wajah memelas seperti itu. Harusnya aku yang marah. Kau sudah bodoh dan mau saja diperalat keluarga Zian,” Math mengeratkan giginya.

Dia sebenarnya tidak memiliki kesabaran seperti ini, tapi entah kenapa saat melihat sorot mata Hana yang bening seolah ada sesuatu yang disiratkan.

“Baiklah, aku tidak akan lama. Siapkan diri dan bersikap baik. Aku rasa hanya wajahmu saja yang polos, keluarga Zian itu memang benar-benar bisa mencari gadis sepertimu,” ejek Math, dia sepertinya sangat membenci keluarga Zian.

Laki-laki bertubuh besar itu berdiri dan menghampiri lemari baju.

“Mas Bima, kamu dimana Mas, tolong aku, Mas, aku takut,” Hana hanya bisa menangis kembali dalam bekapan. Air matanya yang kering sekarang basah kembali.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • DICERAI SUAMI DINIKAHI BOS KEJAM   Dua Iblis Kejam Mencintaiku

    “Huhuhu, akhirnya kamu bangun juga, aku benar-benar takut sekali, huhuhu!” Lilian langsung memeluknya pelan.“Sudah, sudah, jangan menangis lagi. Aku sudah gak apa-apa,” Lilian segera mengangkat tubuhnya agar tidak membuat Hana sesak.“Tolong bantu, aku!” Hana meminta ranjangnya dinaikkan, dia tidak ingin terus tiduran.Pintu dibuka, Bruno masuk membawa laporan hasil operasi dan seorang suster membawakan obat dan makanan. Suster memeriksa infus lalu keluar setelah Bruno menyuruhnya.Lilian memberikan jarak, dia mundur dan Radon baru saja kembali dengan satu paperbag makanan untuknya.“Kau ini benar-benar luar biasa. Untungnya masih bisa terselamatkan. Lain kali jangan main benda tajam lagi. Lebih baik kau mainkan saja benda tumpul mereka!” Bruno sedang memberitahukan kondisinya juga mengejek dua laki-laki itu. Mereka tidak banyak suara setelah dibuat ultimatum oleh Bruno jangan berisik.Mereka benar-benar menurut.“Mana ada aku main it–,” seketika wajah Hana memerah ketika dia memaham

  • DICERAI SUAMI DINIKAHI BOS KEJAM   Kesempatan Baru

    “Tidaaak, sayanggg!!!” Math dan Zian berlari kearah Hana, wanita itu sudah terkapar di tanah, tubuhnya bersimbah darah.“Habisi wanita itu!” perintah Math dan Zian, Lilian terkejut dan berlari memeluk tubuh Hana yang banjir darah. Kemudian suara peluru tiba-tiba berbunyi, pe-lu-ru-peluru tersebut langsung membuat Zhifa terkapar tidak jauh dari tubuh Hana. Tangannya masih memegang pisau berlumuran darah.Bima membeku. Pertunjukan barusan terjadi di depan matanya. Hana sempat melihatnya, tapi tubuhnya semakin melemas karena kehilangan banyak darah. Matanya perlahan tertutup.“Jangan biarkan dia lolos juga, Radon, Bob!” perintah keduanya, sudah pasti tujuan selanjutnya adalah Bima.“Aghhh!” Bima terkejut karena tiba-tiba tubuhnya dihajar oleh Radon dan Bob dari depan juga belakang, “ag aku tidak bersalah. Dia, bukan disuruh olehku!” suara Bima penuh getaran, dia sudah melihat Zhifa meregang nyawa akibat pe-lu-ru-peluru tadi tidak mungkin dia membayangkan kalau pe-lu-ru-peluru itu juga be

  • DICERAI SUAMI DINIKAHI BOS KEJAM   Persaingan Cinta

    Lilian hampir saja tersedak mendengar ucapan Hana. Dia tidak mengira kalau temannya akan berbicara sebar-bar itu.“Aku lapar! Berhenti saja disitu,” Hana merasa lapar lagi karena dia hanya ingin benar-benar bebas makan tanpa pengawasan dua laki-laki itu.Mereka menghentikan taksi di depan restoran cepat saji.“Aku tunggu disini saja, aku gak bawa uang. Ponselku juga tertinggal di kamar Math!” kata Hana menunjukkan sederet gigi putih. Meminta Lilian yang membeli dan dia memilih menunggu di bangku area taman dekat restoran siap saji tersebut.“Hmm, tunggu saja disana, aku gak akan lama!” Hanya mengangguk dan mereka berpisah. Hana berjalan kearah taman dan Lilian ke restoran siap saji.“Akhirnya aku bisa bernapas sebentar,” kata Hana.Dia tahu, Math dan Zian memantau tidak jauh-jauh. Mobil-mobil mereka mengawasi diseberang jalan.“Kau yakin tidak perlu kesana?” Zian berdiri bersebelahan dengan Math, sama-sama melipat kedua tangannya. Setelah pertemuan di ranjang tadi, hubungan mereka sep

  • DICERAI SUAMI DINIKAHI BOS KEJAM   Shio Anjing

    Hana memilih acak, satu kaos dan celana. Math sudah memenuhi lemari dengan model yang dipilihnya serta ukuran milik Hana. Dibandingkan dengan Bima, perhatian Math jauh lebih nyata. “Rupanya dia sangat memperhatikanku, dia ga pernah bertanya berapa ukuran dan model yang kusukai, tapi pilihannya aku benar-benar menyukainya,” batin Hana berbisik, dia tersenyum puas dengan yang dilihatnya.Hana menghindari dulu pemakaian gaun. Kapok jika tiba-tiba mereka langsung menyerbunya. Lebih baik memilih model lain.Dia ingat ponselnya yang belum diisi daya. Dan menaruhnya di tempat pengisian daya khusus, dia hanya meletakkan ponselnya di lempeng tanpa kabel yang merepotkan.“Sayang!” Math mendekatinya.“Diamlah jangan berisik!” sembari menyalakan ponsel, hitungan beberapa detik ponselnya menyala, beberapa notifikasi panggilan tidak terjawab masuk beserta pesan langsung terlihat di layar.Math sudah mengerutkan kening tidak sukanya. Zian pun perlahan-lahan mendekat dan melirik. Melihat Hana sedan

  • DICERAI SUAMI DINIKAHI BOS KEJAM   Berbagi Istri

    “Ssstt!” kata Math, dia malah membuka bajunya dan merogoh saku kantongnya, menunjukkan kain milik Hana yang tadi disita olehnya. Itu memang disembunyikan oleh Math.Math hanya ingin menyampaikan kalau yang sedang terjadi bukan kesalahannya. Semua yang terjadi sekarang adalah kecerobohan dirinya. Jadi, dia lebih memilih berbagi istri dengan rival terberatnya daripada dia harus ditinggalkan.“Biarkan dia mengurus yang disana, kami akan bergantian, jadi aku harap kau bisa menyiapkan tenagamu,” ucap Math, Hana membulatkan mata, sebelum dia sempat protes, “Ahhh hmmm shh!” Zian sudah menyerang di bawahnya lagi, lalu Zian menyembulkan kepalanya, “seharusnya kau ambil keputusan itu sejak tadi. Benar-benar menyebalkan, aku sampai harus menunggu lama,” dengus Zian. Dia sekarang terang-terangan tidak peduli karena Math juga sudah melepaskan seluruh yang dipakainya.Math naik ke ranjangnya, menarik tubuh Hana dari belakang hingga Zian lebih leluasa melakukan aksinya di bawah sana.“Ma–Matty ahh a

  • DICERAI SUAMI DINIKAHI BOS KEJAM   Seperti Di Labirin

    Math tidak menjawab, dia langsung duduk. Hana berbalik dan, “Agh!” dia terkejut karena tepat sekali Zian ada dibelakangnya.Math menoleh, “Kau!” deliknya.“Bukan salahku, dia yang merobek bajuku tadi,” kata Zian, lagi-lagi menunjukkan sikap yang kasihan.“Matty!” Hana greget sendiri, padahal dia berniat menyuruhnya pergi setelah makan, “emm, kita ganti baju dulu,” kata Hana merasa tidak enak, dia tidak ingin melihat Zian berkeliaran seperti itu. Radon spontan menutup mata Lilian.“Sayang!” protes Math.“Diam, kamu benar-benar gak bisa dipercaya. Kalau seperti ini, aku lebih baik pergi saja!” Hana jadi mengancam, dia ingin masalah cepat selesai, tapi ini sepertinya berada di labirin yang terus berputar-putar.“Ng–nggak sayang, jangan seperti itu. Maafkan aku, sayang! Math langsung bergerak saat Hana membantu memapah Zian ke kamar mereka. Selama dipegang Hana, suhu tangannya saja sudah membuatnya menelan air liur. Zian benar-benar lapar dan haus. Dia ingin sekali menerkam Hana kalau sa

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status