Share

Banteng Besar

last update Huling Na-update: 2025-09-03 21:55:06

Hana mencoba menguasai tubuhnya. Dia harus bisa melepaskan ikatan di tangan. Meski terdengar sangat mustahil, Hana tetap mencoba.

“Ini benar-benar nggak bisa dilepaskan! Bagaimana ini?” dengan kondisi tangan terikat Hana bersusah payah menguasai tubuhnya agar tenang.

Keringat di tubuhnya mengalir dengan deras, ini pertama kalinya Hana diperlakukan seperti ini.

Meski Bima tidak pernah memberikan perhatian layaknya suami-istri, tetapi dalam rumah Bima, Hana tetap mendapatkan haknya sebagai istri.

Ya, meskipun hal tersebut adalah hak menikmati makanan juga tidur dengan bebas lalu kartu hitam belanja unlimited yang tidak pernah sama sekali dia belanjakan.

Hana tidak pernah boros. Karena dia merasa hidup dibesarkan dalam panti asuhan sudah membuatnya tahu artinya kesulitan hidup.

Baginya cukup dengan makan dan menjadi istri yang baik saja untuk sang suami.

Hana selalu menanti jika saja suatu hari suaminya berubah dan meliriknya sebagai istri yang baik.

Namun, sampai hari inipun yang digadang-gadangkan mendapatkan hal yang bahagia pada ulang tahun pernikahan mereka semua sirna seperti terguyur air matanya.

“Kau benar-benar cari mati …,” Hana terkejut saat suara bariton itu mendekat.

Tepatnya, dia juga dikejutkan oleh sosok laki-laki itu.

Dia baru saja keluar kamar mandi dan menyadari gelagat Hana yang sedang berusaha melepaskan ikatan belakang tangannya.

“Apa ini? Kenapa tubuhnya ringan sekali.”

Gerutu Math saat mengangkat tubuh Hana secara refleks karena gadis itu tak mengindahkan ucapannya.

Hana terus menggeleng dan berontak kembali.

Tubuhnya seperti banteng besar, ah tidak Hana tidak bisa membayangkan tubuh itu, bahkan dengan tubuh suaminya, Bima, tubuh besarnya masih kalah jauh.

“Umm ummm!” Hana mencoba berontak dan menghindari semua usaha Math yang akan menghimpit tubuhnya.

“Sudah aku bilang, aku akan mencicipimu. Lebih baik kamu menurut dan segala urusan kita akan segera selesai. Aku juga akan bersikap baik ketika kamu menurut!” Math mencengkram kedua tangan Hana di ranjangnya.

Menghimpit kedua tangannya dengan keras di ranjang. Hana menggeleng dan berusaha mendorong tubuh besar Math.

Air matanya tak terasa mengalir kembali.

Math tanpa sadar terpengaruh dengan sikap Hana itu.

Dia bukan tipikal laki-laki yang mudah kasihan pada siapapun apalagi seorang wanita yang dianggapnya hanya sebagai ganti baju.

“Apa lagi triknya ini? Dia bersikap layaknya gadis polos dan sok suci. Apa benar dia belum berpengalaman atau dia sedang berusaha menjebakku untuk kasihan dengannya? Tidak. Tidak. Aku tidak akan tertipu oleh sikap dan wajah polosnya seperti ini.” Math benar-benar terusik.

Meski tatapan mengintimidasi Hana dari ujung rambut hingga kaki. Math menyadari, merasa sikap Hana berbeda dengan para wanita yang sering ditiduri.

Biasanya jika aksi Math sudah seperti itu, para wanita yang siap dicicipi akan lebih panas dan bersikap menjadi liar.

Namun kali ini berbeda, Ini malah sebaliknya, terus menolak. Math benar-benar tidak melihat sikap wanita murahan.

Jadi, Math hanya bisa berspekulasi tentang gadis itu. Dia sedikit ragu karena tatapan sendu gadis itu seperti penuh dengan kesedihan.

“Kau sungguh membuatku tidak bernafsu! Apa ini? Kau sedang berpura-pura di hadapanku?” Suara bariton Math masih mengintimidasinya.

“Umm umm umm!” Hana hanya bisa mengeluarkan suara seperti itu dan terus menggeleng.

“Hah, kau benar-benar membuatku gila!” Math sedikit menarik tubuhnya. Memperhatikan kembali kondisi Hana saat ini. Lalu, dia menyadari ada luka di tangan Hana.

Dia yakin, para pengawalnya tidak akan menyentuh sebelum ada perintah darinya.

Sekilas dia juga menyadari kalau pipi Hana ada sedikit lebam. Seperti habis dipukul.

“Apa aku salah paham padanya?” rutuk Math dalam hati sedikit kacau.

Meskipun dia menganggap ini semua adalah jebakan dari keluarga Zian. Mana mungkin mereka akan memberikan gadis bekas seperti itu. Math menarik tubuhnya perlahan dan melepaskan himpitan tangannya perlahan.

Dia bangkit karena saat ini dia hanya mengenal handuk yang melingkar di pinggang.

“Radon!” teriak Max.

Radon masuk sedikit kebingungan. Dalam hal urusan ranjang, mana mungkin tuannya akan selesai dalam hitungan beberapa menit.

Dia mengamati sekitar dan melihat Hana masih terpuruk di ranjang dengan suara napasnya yang memburu.

Setidaknya saat ini Hana masih bisa bernapas lega. Laki-laki itu melepaskannya.

“Periksa dia sekarang juga! Aku tidak mau ada hal yang terlewat!” cetus Math.

Radon menatap tuannya. Lagi-lagi tuannya melakukan hal yang tidak biasa.

“Ada apa? Apa telingamu tuli? Atau aku perlu mencari penggantimu?!” delik Math.

Dia kembali melemparkan tas milik Hana pada Radon. Karena melihat tas itu tergeletak di lantai saat tadi membawanya.

“Baik, Tuan!” Radon segera membawa tas Hana dan keluar kamar tuannya.

Max kembali berdiri di hadapan Hana. Gadis itu sedang berusaha untuk bangun. Tapi, tetap sulit, karena tangannya masih di ikat.

Math mengabaikan.

Dia malah terlihat menarik sudut bibirnya. Seakan mengejek dan menikmati cara Hana untuk bangun dengan kondisi terikat.

“Umm umm!” delik Hana seakan meminta pertolongan.

Math mendekat. Dia melipat kedua tangannya di dada.

“Apa kau sedang meminta tolong padaku?” ledek Math. Entah kenapa melihat Hana kesusahan ada daya tarik tersendiri untuknya.

Math seakan senang menggoda Hana. Daripada merasa iba. Itu bukan seperti Math pada biasanya. Hanya pengecualian.

Math hanya bersikap seperti itu pada Hana.

“Umm umm!” delik Hana lagi.

“Aku bisa saja menolongmu. Tapi, kau tahu sendiri kan? Semua tidak ada yang gratis!” cetus Math kembali menekankan.

Dia memang sedang bernegosiasi dengan Hana. Sebelum dia tahu yang sebenarnya dari Radon. Dia akan menahannya.

Tapi, setelah apapun informasi yang diketahui, Math pastikan kalau gadis itu berbohong, Math tidak akan ragu mengeksekusinya.

Lebih dari itu, Math hanya ingin berjaga-jaga. Seandainya dia berubah pikiran. Dia punya sesuatu yang bisa menekan gadis itu.

“Umm umm!” Hana masih kembali mendelik dengan suara yang sama.

“Kita buat kesepakatan, bagaimana?” Math mendekatkan wajah, Hana mendelik dan menggeleng kuat.

Dia tidak merasa harus membuat kesepakatan apalagi dia merasa ini hanya salah paham.

“Umm umm!” delik Hana lagi.

“Rupanya kau keras kepala juga,” kata Math. malah menjauh.

“Umm umm!” Hana berusaha mencegah, tapi Math mengabaikan lagi.

“Dasar kurang laki-laki kejam kurang ajar. Sudah tahu dia yang membawaku kesini. Memangnya aku mau seperti ini?” delik Hana, dia sewot sendiri di dalam hati.

“Ada apa? Kenapa tatapanmu seperti itu? Kau pikir itu pantas hah?!” Math merasa gadis itu sedang mengumpatnya.

Bola mata Hana memutar. Energinya terasa terkuras dan lemas. Semakin banyak digerakkan, tubuhnya juga semakin tidak kuat.

Dia tadi belum sempat makan karena pertengkaran juga ucapan suaminya yang tiba-tiba meminta cerai.

Diluar dugaan Math, gadis itu malah menghentakkan kakinya di ranjang dan membolak balikkan tubuhnya. Sebenarnya, Hana kesal dan meminta dibukakan ikatan.

Alhasil, bukannya membuat terkesan atau Math mengerti keinginannya. Math mendekat masih dengan kedua tangannya didada.

“Kau sedang menggodaku?” Hana hampir tidak percaya dengan ucapannya buru-buru menggeleng kuat dan melotot.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • DICERAI SUAMI DINIKAHI BOS KEJAM   Dua Iblis Kejam Mencintaiku

    “Huhuhu, akhirnya kamu bangun juga, aku benar-benar takut sekali, huhuhu!” Lilian langsung memeluknya pelan.“Sudah, sudah, jangan menangis lagi. Aku sudah gak apa-apa,” Lilian segera mengangkat tubuhnya agar tidak membuat Hana sesak.“Tolong bantu, aku!” Hana meminta ranjangnya dinaikkan, dia tidak ingin terus tiduran.Pintu dibuka, Bruno masuk membawa laporan hasil operasi dan seorang suster membawakan obat dan makanan. Suster memeriksa infus lalu keluar setelah Bruno menyuruhnya.Lilian memberikan jarak, dia mundur dan Radon baru saja kembali dengan satu paperbag makanan untuknya.“Kau ini benar-benar luar biasa. Untungnya masih bisa terselamatkan. Lain kali jangan main benda tajam lagi. Lebih baik kau mainkan saja benda tumpul mereka!” Bruno sedang memberitahukan kondisinya juga mengejek dua laki-laki itu. Mereka tidak banyak suara setelah dibuat ultimatum oleh Bruno jangan berisik.Mereka benar-benar menurut.“Mana ada aku main it–,” seketika wajah Hana memerah ketika dia memaham

  • DICERAI SUAMI DINIKAHI BOS KEJAM   Kesempatan Baru

    “Tidaaak, sayanggg!!!” Math dan Zian berlari kearah Hana, wanita itu sudah terkapar di tanah, tubuhnya bersimbah darah.“Habisi wanita itu!” perintah Math dan Zian, Lilian terkejut dan berlari memeluk tubuh Hana yang banjir darah. Kemudian suara peluru tiba-tiba berbunyi, pe-lu-ru-peluru tersebut langsung membuat Zhifa terkapar tidak jauh dari tubuh Hana. Tangannya masih memegang pisau berlumuran darah.Bima membeku. Pertunjukan barusan terjadi di depan matanya. Hana sempat melihatnya, tapi tubuhnya semakin melemas karena kehilangan banyak darah. Matanya perlahan tertutup.“Jangan biarkan dia lolos juga, Radon, Bob!” perintah keduanya, sudah pasti tujuan selanjutnya adalah Bima.“Aghhh!” Bima terkejut karena tiba-tiba tubuhnya dihajar oleh Radon dan Bob dari depan juga belakang, “ag aku tidak bersalah. Dia, bukan disuruh olehku!” suara Bima penuh getaran, dia sudah melihat Zhifa meregang nyawa akibat pe-lu-ru-peluru tadi tidak mungkin dia membayangkan kalau pe-lu-ru-peluru itu juga be

  • DICERAI SUAMI DINIKAHI BOS KEJAM   Persaingan Cinta

    Lilian hampir saja tersedak mendengar ucapan Hana. Dia tidak mengira kalau temannya akan berbicara sebar-bar itu.“Aku lapar! Berhenti saja disitu,” Hana merasa lapar lagi karena dia hanya ingin benar-benar bebas makan tanpa pengawasan dua laki-laki itu.Mereka menghentikan taksi di depan restoran cepat saji.“Aku tunggu disini saja, aku gak bawa uang. Ponselku juga tertinggal di kamar Math!” kata Hana menunjukkan sederet gigi putih. Meminta Lilian yang membeli dan dia memilih menunggu di bangku area taman dekat restoran siap saji tersebut.“Hmm, tunggu saja disana, aku gak akan lama!” Hanya mengangguk dan mereka berpisah. Hana berjalan kearah taman dan Lilian ke restoran siap saji.“Akhirnya aku bisa bernapas sebentar,” kata Hana.Dia tahu, Math dan Zian memantau tidak jauh-jauh. Mobil-mobil mereka mengawasi diseberang jalan.“Kau yakin tidak perlu kesana?” Zian berdiri bersebelahan dengan Math, sama-sama melipat kedua tangannya. Setelah pertemuan di ranjang tadi, hubungan mereka sep

  • DICERAI SUAMI DINIKAHI BOS KEJAM   Shio Anjing

    Hana memilih acak, satu kaos dan celana. Math sudah memenuhi lemari dengan model yang dipilihnya serta ukuran milik Hana. Dibandingkan dengan Bima, perhatian Math jauh lebih nyata. “Rupanya dia sangat memperhatikanku, dia ga pernah bertanya berapa ukuran dan model yang kusukai, tapi pilihannya aku benar-benar menyukainya,” batin Hana berbisik, dia tersenyum puas dengan yang dilihatnya.Hana menghindari dulu pemakaian gaun. Kapok jika tiba-tiba mereka langsung menyerbunya. Lebih baik memilih model lain.Dia ingat ponselnya yang belum diisi daya. Dan menaruhnya di tempat pengisian daya khusus, dia hanya meletakkan ponselnya di lempeng tanpa kabel yang merepotkan.“Sayang!” Math mendekatinya.“Diamlah jangan berisik!” sembari menyalakan ponsel, hitungan beberapa detik ponselnya menyala, beberapa notifikasi panggilan tidak terjawab masuk beserta pesan langsung terlihat di layar.Math sudah mengerutkan kening tidak sukanya. Zian pun perlahan-lahan mendekat dan melirik. Melihat Hana sedan

  • DICERAI SUAMI DINIKAHI BOS KEJAM   Berbagi Istri

    “Ssstt!” kata Math, dia malah membuka bajunya dan merogoh saku kantongnya, menunjukkan kain milik Hana yang tadi disita olehnya. Itu memang disembunyikan oleh Math.Math hanya ingin menyampaikan kalau yang sedang terjadi bukan kesalahannya. Semua yang terjadi sekarang adalah kecerobohan dirinya. Jadi, dia lebih memilih berbagi istri dengan rival terberatnya daripada dia harus ditinggalkan.“Biarkan dia mengurus yang disana, kami akan bergantian, jadi aku harap kau bisa menyiapkan tenagamu,” ucap Math, Hana membulatkan mata, sebelum dia sempat protes, “Ahhh hmmm shh!” Zian sudah menyerang di bawahnya lagi, lalu Zian menyembulkan kepalanya, “seharusnya kau ambil keputusan itu sejak tadi. Benar-benar menyebalkan, aku sampai harus menunggu lama,” dengus Zian. Dia sekarang terang-terangan tidak peduli karena Math juga sudah melepaskan seluruh yang dipakainya.Math naik ke ranjangnya, menarik tubuh Hana dari belakang hingga Zian lebih leluasa melakukan aksinya di bawah sana.“Ma–Matty ahh a

  • DICERAI SUAMI DINIKAHI BOS KEJAM   Seperti Di Labirin

    Math tidak menjawab, dia langsung duduk. Hana berbalik dan, “Agh!” dia terkejut karena tepat sekali Zian ada dibelakangnya.Math menoleh, “Kau!” deliknya.“Bukan salahku, dia yang merobek bajuku tadi,” kata Zian, lagi-lagi menunjukkan sikap yang kasihan.“Matty!” Hana greget sendiri, padahal dia berniat menyuruhnya pergi setelah makan, “emm, kita ganti baju dulu,” kata Hana merasa tidak enak, dia tidak ingin melihat Zian berkeliaran seperti itu. Radon spontan menutup mata Lilian.“Sayang!” protes Math.“Diam, kamu benar-benar gak bisa dipercaya. Kalau seperti ini, aku lebih baik pergi saja!” Hana jadi mengancam, dia ingin masalah cepat selesai, tapi ini sepertinya berada di labirin yang terus berputar-putar.“Ng–nggak sayang, jangan seperti itu. Maafkan aku, sayang! Math langsung bergerak saat Hana membantu memapah Zian ke kamar mereka. Selama dipegang Hana, suhu tangannya saja sudah membuatnya menelan air liur. Zian benar-benar lapar dan haus. Dia ingin sekali menerkam Hana kalau sa

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status