Saat ini Nic dan Andrea sedang berada diperjalanan pulang, suasana malam yang dingin dan sepi menemani mereka di dalam keheningan. Tidak ada yang berbicara diantara mereka sejak awal memasuki mobil, dua-duanya sibuk tenggelam dalam pikirannya masing-masing.
Andrea terus memandangi suasana malam yang terlihat sangat menenangkan baginya, jalanan yang sepi, toko-toko yang tutup, dan beberapa orang yang masih berada diluar dengan kesibukannya masing-masing. Andrea menyukai suasana kota pada malam hari terlihat tenang dan memiliki getaran yang berbeda, Andrea kemudian melirik ke arah jam pada dashboard mobil.
Waktu sudah menunjukkan pukul jam 12 malam, Andrea tersenyum tipis lalu melirik Nic yang sedang fokus menyetir. Late night drive bersama pria, ini adalah pertama kalinya bagi Andrea dan ia selalu ingin merasakan ini. Mengelilingi kota dengan kendaraan pada malam hari, walaupun tahu mereka hanya sedang berada di dalam perjalanan pulang dari kantor polisi tapi
Saat ini Andrea tengah berada di dalam kamar Nic, sendirian. Kamarnya cukup luas, semua barang-barangnya tertata rapi dan dominan berwarna hitam dan putih. Tidak terlalu banyak barang disini sepertinya Nic menerapkan konsep minimalis atau memang dia orang yang tidak membutuhkan banyak barang, karena itu kamar ini terlihat lega. Tidak banyak juga yang dapat dilihat oleh Andrea ya selain karena Nic melarang dirinya untuk menyentuh barang-barangnya, tidak ada hal yang menarik di kamar ini. Andrea pun memutuskan untuk membersihkan diri di kamar mandi dalam kamar Nic, sebelum beristirahat ia memutuskan untuk berendam air panas untuk melemaskan otot-ototnya yang tegang. Karena Andrea tidak membawa baju ganti dan bajunya sudah penuh dnegan keringat ia pun memutuskan untuk mengenakan bathrobe sebagai baju tidurnya. Toh besok ia bisa meminjam baju ibu Nic untuk dipakai. * Nic membuka kamar tidurnya yang terlihat masih gelap bertanda bahwa orang yang men
“Apa yang kau pikirkan mengatakan hal itu tanpa memberi tahuku terlebih dulu? Lihat sekarang semuanya jadi seperti ini, aku belum sepenuhnya siap kau tahu!” cerocos Andrea begitu mereka berada di sebuah ruangan berdua, Andrea tidak terima bahwa Nic memutuskan pernikahan secara sepihak tanpa membicarakan kepadanya terlebih dulu. “lebih cepat lebih baik, untuk sekarang ikuti saja rencana mereka,” kata Nic cepat, ia sudah malas untuk berargumen dengan Andrea. “Ah sepertinya aku akan gila sebentar lagi.” Andrea memijat pelipisnya, nafasnya berderu cepat. Ia benar-benar muak dengan sikap Nic yang sangat arogan dan egois seperti ini. Nic yang merasa pembicaraannya sudah selesai langsung beranjak pergi, namun dengan cepat Andrea menahan pundak Nic dan membalikkan tubuhnya dengan satu tangan membuat Nic tersentak. “Ini pernikahan! P-E-R-N-I-K-A-H-A-N,” Andrea mengeja perkataannya dengan penuh penekanan. “Kenapa kau selalu menganggap sepele ini hah?” N
“Selamat siang Pak Nic,” sapa Veronica setelah ia mengetuk pintu ruangan kerja Nic dan membukanya, Veronica mengecek terlebih dahulu apa yang sedang dilakukan bosnya itu sebelum ia berbicara. Nic yang sedang mengecek beberapa berkas mengalihkan pandangannya kepada Veronica. “Iya ada apa?” tanya Nic seraya membenarkan letak kacamata bacanya. “Itu ada …,” perkataan Veronica tergantung. Nic menaikkan sebelah alisnya menunggu Veronica melanjutkan perkataannya. “Ada Pak Lu—” belum selesai Veronica berbicara, tiba-tiba seseorang menyingkirkan tubuhnya secara paksa membuat tubuhnya terhuyung ke samping, untung saja Veronica bisa menyeimbangkan tubuhnya agar tidak terjatuh. Veronica mengumpat dalam hati dan melirik kesal kepada orang itu. “Halo darling!” Seorang pria berambut hitam legam, dengan wajah yang cukup cantik, lengkap dengan tuxedo hitam miliknya muncul memaksa masuk ke dalam ruangan dan menyapa Nic dengan semangat, ia melep
“Nic?!” Andrea meyebut nama Nic dengan lantang begitu ia membuka pintu ruangan Nic dengan paksa, dan melihat calon suaminya sedang asik berpelukan dengan seorang pria. Posisi Nic yang sedang membelakangi pintu membuatnya langsung memutar badannya begitu mendengar namanya disebut, Nic mendapati Andrea sedang berdiri menatapnya shock, Nic mengernyit dengan kehadiran Andrea yang diluar dugaan ia tidak pernah berpikir bahwa Andrea akan datang ke kantornya. Tidak sampai mereka menikah. Penampilan Andrea saat ini pun tampak berantakan seperti sedang dikejar oleh seseorang, Nic bisa menduga bahwa Andrea datang menerobos dan memaksa masuk ke ruangannya melawan para penjaga keamanan. “Nic apa yang kau lakukan? Siapa dia?” tanya Andrea dengan rasa penasaran. “Bukan urusanmu,” jawab Nic tak acuh seraya menutupi wajah Lucas dengan tubuhnya. Kedua alis Andrea bertaut tampak tidak senang dengan jawaban dari Nic, ia pun berjinjit seraya memiringkan badannya
Kabar mengenai pernikahan Andrea dan Nic menyebar cepat diseluruh Birmingham, saat ini seluruh masyarakat telah mengetahuinya. Entah bagaimana bisa kabar tersebut dengan cepat tersebar seperti gossip panas perselingkuhan artis yang biasa Andrea baca disosial media. Malam kabar itu tercium, keesokan paginya berita itu sudah menjadi hideline panas yang menjadi pembicaraan banyak orang. Seperti itulah kabar pernikahan Andrea terjadi. Untuk pertama kalinya nama Andrea masuk ke dalam berita, lambe turah dan juga acara gossip ditelevisi yang biasa ibunya tonton setiap pagi. Nama Andrea dikenal begitu cepat sebagai anak dari pengusaha tekstil di Birmingham. Andrea bahkan menjadi nomor 1 dipencarian manapun, semua tampak penasaran dan ingin tahu seperti apa calon isteri dari Nicholas Aldrich Horison anak dari Duke of Birmingham. “Berita panas hari ini, dikabarkan anak kedua dari Duke of Birmingham, Nicholas Aldrich Horison akan menikah dengan seorang gadis bernama Andrea
“Minggir kalian jelek, aku mau masuk kelas!!” Klik. Sasha telah memutar rekaman video tersebut untuk kesekian kalinya. Membuat Andrea merasa geli sendiri dengan suaranya yang terdengar cempreng dan patah akibat berteriak. Entah siapa yang merekam video tersebut, tapi hal itu berhasil membuat video tentang dirinya yang tengah marah tersebar cepat dan sudah dilihat lebih dari seratus ribu penonton. Andrea mengacak-acak rambutnya sebal. Berita tadi pagi belum juga reda tapi dirinya sudah membuat masalah lagi dengan adanya video tersebut. Andrea menghela nafas frustasi semakin malu akan dirinya sendiri. “Aku harus bagaimana ini?” tanya Andrea lesu pada Sasha. Sasha melirik ke arah sahabatnya itu, ia tidak tahu harus kasihan atau merasa lucu karena kejadian hari ini. Saat video itu terjadi Sasha sedang tidak ada jadwal di pagi hari, karena itu Sasha tidak ada disana untuk menemani Andrea. Sasha sama kagetnya, tidak bahkan lebih kaget meli
Saat Nic sampai menjemput di lokasi yang dikirim Andrea. Gadis itu masih belum siap dan membuat Nic harus menunggu di dalam mobil sampai sepuluh menit lamanya. Nic terus melirik arloji ditangannya, sebentar lagi pesta akan dimulai dan masih belum ada tanda-tanda dari Andrea akan selesai. Nic melihat toko yang berada diseberangnya, dengan rasa kesal ia pun turun dari mobil, dan berjalan cepat memasuki toko tempat Andrea berada. “Selamat dat—” Sapaan pegawai toko langsung terhenti begitu tahu siapa yang memasuki toko. Mereka segera menundukkan kepalanya sopan begitu melihat Nic, kembali menyapanya seraya menawarkan bantuan. Nic mengabaikannya ia berjalan melewati pegawai yang menyapanya seolah tidak melihat mereka dan segera mencari Andrea masuk ke dalam. “Andrea mau sampai kapan kau disini? Kita sudah hampir telat!” kata Nic dengan tidak sabar begitu melihat Andrea. Beberapa pegawai yang berada tidak jauh dari Andrea langsung terperanjat meliha
Diane memberikan tatapan menyeledik pada Andrea, melihatnya dari atas sampai bawah dan kembali lagi ke atas dengan ekspresi yang sulit diartikan. Tapi Andrea tahu tatapan judge yang diberikan olehnya terlihat sangat jelas. Diane semakin mendekat ke arah Andrea, dan Andrea semakin memutus jarak mereka ia tidak mau dekat-dekat dengan anjing yang berada dipelukannya. “Namanya siapa?” tanya Diane mencondongkan wajahnya. Dengan wajah sedikit risih, Andrea menjawab, “Andrea.” Diane menautkan alisnya saat melihat Andrea berusaha menjauhinya. “Kau kenapa? Kau takut dengan dia?” tanpa bersalah Diane malah menyodorkan anjing miliknya ke hadapan Andrea. Andrea tersentak dengan gerakan Diane membuat Andrea melihat anjingnya berada tepat di depan wajahnya membuat tubuhnya terhuyung kebelakang dan berteriak kaget. Pekikan Andrea membuat orang-orang refleks melihat ke arahnya. Beruntung tangan Nic masih berada dipinggangnya, jadi Nic menahan tubuh Andrea aga