Share

POV AYAH

Nafasnya masih memburu terlihat dari dadanya yang naik turun menahan emosi.

Perlahan ku dekati dan ku peluk mas Anas, Air mata yang semula kutahan kini tak bisa di bendung lagi. Kamipun berpelukan melepas sesak didada.

"Mas,! Bagaimana nasib ku kedepan,! Bagaimana nasibku jika harus menjadi satu dengan orang tuamu sedangkan mereka tidak suka denganku,?Tanyaku kemudian.

" Jangan fikirkan itu dulu ya sayang,! kita fikirkan setelah Ayah pulang,! Sekarang kita fikirkan dimana kita mencari pendonor darah untuk Ayah dengan golongan darah A, sedangkan di PMI setok kosong,! Kamu harus tenang, jangan banyak fikiran mas akan selalu mendampingimu,!".

" Baiklah,! Sekarang mas siap-siap dan segera kembali kesana.Jangan biarkan ibu semakin marah padaku karena mas terlalu lama disini,! Berikan kunci kamar dan segeralah meluncur,! Tunaikan baktimu sebagai anak mas,!" Ucapku memberi semangat.

" Terus kamu bagaimana,! tidak,! Kamu harus ikut dengan mas,! Jika ibu menolak kamu bisa menunggu di luar,!"

" Tapi mas,! Biarkan aku pulang saja,! Mungkin sementara waktu selama mas di Rumah Sakit aku akan pulang kerumah ayah ibuku, jika pulang kerumah aku takut di marah kak Rasya lagi,! Boleh ya mas! Ucapku memohon.

" Tidak,! Kamu harus pulang dengan mas,! Apa kata ayah ibumu jika kamu pulang sendirian,! Tidak akan tenang juga fikiran mas kalau seperti ini. Sudah Ayo bersiap-siaplah bersihkan tempat tidur dan segera kita cekout dari sini sekalian beli sarapan,! Kamu pasti lapar kan dari semalam belum makan.

Setelah membereskan tempat tidur kamipun langsung menutup pintu lalu memberikan kunci kepada resepsionis hotel.

"Ayo mas, Buruan! nanti keburu ibu tambah marah lo. Rengekku kepada mas Anas meminta agar dia segera mempercepat langkahnya.

" Sabar nay, mas cari dulu kunci motor nya,! mas lupa dimana meletakkannya,!".

" Ya Allah Mas,! kamu letakkan dimana kuncinya, bisa - bisanya hal genting begini kamu lupa kunci motor.

Dengan terburu -buru mas Anas mencari kunci motor, akhirnya ketemu juga. Kami langsung saja menuju ke rumah sakit umum Chindekia Abadi. Setelah memarkirkan motor, kami langsung segera menuju ruang inap Ayah.

Tok...tok...tok...!

Assalamualaikum....

Waalaikumsalam,! Jawab ibu dari dalam.

" Loh Anas,! Kok masih ikut sih si Nay,! Bikin repot saja, kan sudah ibu bilang biar Nay pulang! Kamu tetap di sini! kalau seperti ini bisa-bisa kamu tidak fokus sama Ayahmu!

" Sudah bu! sudah jadi keputusan Anas bahwa Nay akan tetap berada disini,! Terima atau tidak terima Nay akan tetap ada disini,! Nay kesini dengan tujuan baik jadi anas akan menjaganya dengan baik juga! Jawab mas Anas dengan kerasnya.

Hatiku berdebar - debar saat mendengar mereka beradu argument hanya karena aku, ada rasa tidak suka mendengar keributan ini, ada rasa senang ternyata suamiku masih membelaku di depan ibunya.

"Emmmm,! Mas, bu,! Nay tunggu di luar saja ya,? Nay laper belum sarapan,! Mas disini saja urus semuanya, Nanti kalau sudah beres baru hubungi Nay ya,!" Ucapku menengahi keributan ini.

" Mungkin sebaiknya begitu Nay,! kamu tunggu di luar saja ya , nanti mas telpon kalau sudah beres".

****

POV Ayah

"Selamat siang,! Bagimana ibu, apakah sudah dapat pendonor darahnya?Karena stok di PMI kita kosong untuk golongan darah A, Sedangkan Bapak membutuhkan sekitar 5 kantong transfusi darah akibat luka yang ada di kakinya dan sudah banyak komplikasi termasuk anemia juga. Jadi Kami berharap Bapak dan ibu sudah mendapatkan pendonornya,! Karena kami minta segera ya pak,! Ucap dokter umum yang menangani Ayah selama di Rumah Sakit.

"Emmm...! Sebenarnya kami belum dapat dok,! Tapi saudara saya sedang mencari pendonornya di kampung, semoga segera mendapatkan pendonornya,! Nanti jika sudah dapat langsung ke PMI kan dok?".

" Betul bapak,! Kami tunggu kabar baiknya segera ya pak,! Karena Bapaknya menderita Anemia berat dan tidak bisa operasi jika pasien mengalami anemia berat, bisa membahayakan nyawa pasien pak!.

"Baik,! Kami permisi dulu Bapak Ibu,! Masih ada pasien lain, Kami tunggu segera ya pak darahnya! Kata sang dokter.

" Baik dok,! Terima kasih".

Setelah Dokter cantik itu keluar, dengan segera aku mengambil gawai yang ada di saku celana, dengan cepat aku mencari nomor dan menekan layar panggilan yang ada di handphone.

Tut...Tut...Tut....

" Hallo,! Gimana Nas,? Ada apa,! Ada kabar apa,! Ayahmu baik-baik saja kan?," Begitu banyak pertanyaan kakak dari Ayahku ini.

" Hallo pakde,! Alhamdulillah Ayah baik pakde, cuma kami belum mendapatkan pendonornya,! Dan kata dokter Ayah tidak bisa di operasi jika Hb Ayah rendah, bisa membahayakan nyawanya,! Bagaimana pakde? Apa sudah dapat pendonor yang cocok untuk Ayah,?

"Alhamdulillah kabar baik Nas,! pakde sudah mendapatkan pendonornya! mereka akan segera berangkat siang ini juga,! Nanti segala keperluan seluruhnya di sana kamu yang urus ya Nas, untuk amplop biar jadi urusan pakde, Ada 3 orang yang berangkat,! Mudah-mudahan 3 orang cukup.

" Alhamdulillah, Terimakasih pakde! Semoga lancar semuanya! Iya nanti di sini Anas yang urus. Titip rumah pakde, Soalnya Nay sedang ada disini.

" Iya Nas! Semoga lancar semuanya! Terus kabarin pakde tentang perkembangan Ayahmu! pakde tidak akan tenang kalau belum ada kabar.

Ya Allah. Terima kasih untuk kemudahanmu, Terimakasih!Mudah - mudahan lancar semuanya. Aamiin! Doa ku dalam hati. Tapi dimana Nay, Sambil terus berjalan melihat kanan kiri koridor Rumah Sakit masih belum ketemu juga dengan Nay. Ya Allah dimana kamu Nay?

Kring... Kring.. Kring...

" Hallo! Mas Anas! Emmm ini kami mas! Pak Edo, Pak Erwin, dan Pak Aris yang akan mendonorkan darah untuk Pak Bayu! Kami sudah sampai di halaman parkir samping ini mas, Bagaimana ya?Kita harus kemana?.

" Eh iya pak! Maaf! Sudah di parkiran ya? Sebentar saya keluar dulu! Setelah itu kita langsung menuju ke PMI! Tunggu sebentar ya pak!.

" Baik mas! Kami tunggu!"

Tut..Tut..Tut..

Sambungan Telephone terputus. Dengan setengah berlari Anas menuju ruang pendaftaran untuk mengambil surat keterangan Transfusi darah.

" Maaf sus! Saya mau mengambil surat keterangan Transfusi darah nya Bapak Bayu!"

" Bapak Bayu ya pak! Ini pak suratnya! Sudah datang ya pak pendonornya? Jangan lupa langsung ke PMI ya pak supaya cepat di proses".

" Baik sus, Terima kasih!"

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status