Share

DONOR DARAH

Setengah berlari Anas menuju keparkiran dengan membawa surat keterangan, tidak enak jika para bapak-bapak menunggunya terlalu lama.

'' Assalamualaikum pak, maaf lama ya?ini saya langsug membawa suratnya supaya kita bisa langsung menuju ke PMI pak.

'' Waalaikumsalam mas, ah tidak kami telpon tadi juga baru sampai! ya sudah ayo kita segera ke PMI untuk donor, takut antri dan kesorean juga nanti.

Mereka pun dengan segera menuju ke kantor PMI untuk melakukan donor darah, tanpa antri terlebih dahulu karena sudah mendapat telepon terlebih dahulu dari rumah sakit mereka langsung di persilahkan untuk masuk kedalam.

'' Bu ini kami dari rumah sakit Chindekia akan donor darah untuk bapak bayu dan ini suratnya.

'' Bapak bayu ya pak? iya ini kami barusan mendapat telepon dari rumah sakit bahwa akan ada pendonor untuk bapak bayu,! segera mungkin kami diminta untuk melayani terlebih dahulu karena ini genting. Baik Bapak-bapak silahkan masuk ruangan akan kami cek terlebih dahulu kecocokan dan tekanan darahnya.

'' alhamdulillah bapak, semuanya cocok untuk melakukan donor darah! hanya untuk bapak erwin tekanan darahnya sedikit tinggi ya?tidak apa-apa mungkin karena habis perjalanan jauh juga ya pak? sekarang silahkan bapak - bapak semua istrirahat nanti akan saya beri makanan dan minuman serta obat penurun tekanan darahnya. saya akan melayani para pendonor lainnya terlebih dahulu sambil menunggu tekanan darahnya turun dan bapak juga sudah rileks. saya permisi dulu ya pak untuk mengambil semuanya.

'' Baik terimakasih bu!

'' ini pak makanan dan minumannya serta obat untuk bapak erwin! jangan lupa diminum ya pak, jangan di telan dan taruh di bawah lidah supaya cepat turun tekanannya! sayangkan jika tidak turun-turun juga sudah jauh-jauh hasilnya zonk!

'' tapi bu? kok seperti obat untuk orang mau melahirkan ya bu? ucap pak erwin senyum malu-malu.

'' Betul pak! tapi tidak apa-apa ini obat khusus untuk keadaan urgent seperti ini. jangan lupa ditaruh di bawah lidah ya pak jangan di telan!

'' Baik terimakasih bu! ucap mereka serempak.

'' Win! kamu takut ya! ucap pak edo menggoda.

'' Eh mana ada takut! ya tidak lah! ucap pak erwin malu.

Dalam hati memang ada rasa takut, karena ini pertama kalinya pak erwin akan melakukan donor darah lain halnya dengan pak edo dan aris ini sudah ketiga kalinya mereka melakukan donor darah untuk pak bayu. dan entah sampai kapan mereka akan melakukan donor untuknya.

'' Hayooo ngaku saja win! kamu pasti takutkan? ucap pak edo dan aris bersamaan.

'' Sebenarnya saya tidak takut ris, nas! Saya hanya ada phobia jarum suntik! ucap pak erwin malu- malu.

'' Astaga! phobia? hahahahaa pak edo dan pak aris tidak bisa menahan tawanya.

'' Iya! Saya phobia jarum suntik sejak kecil.

'' Terus? Bagimana pak! saya tidak mau ambil resiko jika bapak ada phobia seperti ini. Sudah bapak tidak usah donor juga tidak masalah. kenapa bapak tidak menolak permintaan p[akde tadi? Ucapku penuh khawatir.

'' Nah kamu win! makin bikin anas pusing saja kamu ini, sudah tenang saja ! tidak akan sakit rasanya itu sperti di gigit semut win! nanti ketika mau disuntik kamu tutup mata kamu jangan di lihat jarumnya ya! ucap pak edo memberi semangat.

'' Tidak apa-apa nas, saya siap! lagian siapa yang bisa menolak permintaan pakdemu itu. Sudah tenang! saya siap nas. Ucap pak erwin penuh semangat.

'' Bagaimana bapak-bapak? apakah sudah cukup istirahatnya? sudah siap untuk kita cek kembali?

'' Siap bu! hanya pak erwin ini ternyata ada phobia jarum suntik.

'' Benar begitu pak erwin? tidak apa-apa nanti pelan-pelan saja ya. sekarang mari kita cek kembali tekanan darahnya untuk memastikan jika sudah sesuai kita akan langsung melakukan donor ya pak!

Merekapun mengikuti petugas PMI untuk masuk ke dalam ruangan, menunggu kurang lebih dua jam donor darahpun selesai, melihat pak erwin yang sedikit pucat lain dengan pak edo dan pak aris yang terlihat biasa saja pun kami langsung menuju kerumah makan untuk memulihkan kembali tenaganya. segera aku memesankan 4 porsi sate kambing 4 esteh dan tidak lupa susu beruang juga.

****

Setelah selesai makan dan beristirahat sebentar kami langsung menuju ke rumah sakit, sebenarnya jarak PMI dengan Rumah Sakit tidak jauh jika di tempuh dengan berjalan kaki tapi harus melewati taman kota, lain jika di tempuh dengan naik motor, Harus muter dahulu mencari jalan yang searus tidak bisa melawan arus.

Tut...Tut...Tut...

" Assalamualaikum mas! Terdengar suara Nay dari seberang sana.

" Waalaikumsalam Nay! Ya Allah Nay! Kemana saja kamu! Dimana sekarang! Di telphone gak di angkat-angkat! Mas cemas tau gak! Mas takut kamu pulang tanpa pamit!.

" Ya ampun mas! Ini nanya apa lagi sensus penduduk! Banyak amat!. Iya maaf, Ini lagi di taman depan Rumah Sakit, Nay juga tau mas bolak-balik ke PMI. Nay sengaja supaya mas konsentrasi tanpa Nay supaya cepat beres urusannya!

" Sudah cepat kesini! Mas lagi di koridor Rumah sakit!.

Sekitar 15 menit, dengan berjalan kaki dari taman ke Rumah sakit Nay sampai di koridor.

"Bagaimana mas? Beres? Sudah selesai kan donornya? Mas sudah makan?.

" Tuh kamu tu kebiasaan! Tadi siapa yang bilang mas kayak petugas sensus? Sekarang kamu sendiri tanya gak ada titik komanya! Iya mas sudah makan, Tadi makan bareng sama Bapak-bapak. Dan Alhamdulillah beres sudah ada tiga kantong darah, mudah - mudahan cukup!. Selanjutnya tinggal menunggu transfusi darah, cek lagi Hb nya kalau cukup bisa langsung operasi.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status