Share

Bab 32

Author: Flower Lidia
last update Last Updated: 2025-08-23 20:01:17

Tiba-tiba, salah satu teman lain iseng nyeletuk, “Eh, kalau Ciara sekarang kerja apa? Dari tadi belum cerita, lho.”

Seketika meja itu agak hening. Semua mata otomatis melirik ke arah Ciara yang sedang sibuk mengaduk minumannya. Senyumnya kaku, tapi jelas terlihat kalau ia tidak nyaman jadi pusat perhatian.

Sambil tertawa kecil tapi terdengar menyombongkan diri. “Sekarang aku udah jadi Manager di perusahaan besar. Lumayanlah, tiap bulan gajinya bisa dipakai buat liburan ke luar negeri. Namanya juga usaha keras, kan?”

Beberapa orang mengangguk, meski ada yang saling lirik-lirikan.

“Wah, hebat Ciara. Cepet banget karirnya naik,” ucap salah satu teman dengan nada setengah tak percaya.

Ciara tersenyum puas lalu menambahkan.

Bianca langsung menimpali, masih dengan senyum yang terkesan polos, “Wih, keren banget, Ciara. Manager di umur segini? Cepet banget naiknya. Kalau boleh tahu, nama perusahaannya apa?"

"Firnander Group"

"Bukannya Firnander Group perusahaan terbesar di Indonesia ya?"

"He
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • DIJODOHKAN MAMA   Bab 35

    Pintu apartemen berderit pelan saat Ziva mendorongnya dengan bahu. Harumnya rumah sakit masih menempel di tubuhnya—campuran antiseptik, kopi dingin, dan sedikit kelelahan.“Reza…” panggilnya lirih.Tidak ada jawaban. Yang terdengar hanya suara detik jam di dinding, terdengar begitu menyebalkan.Ziva menghela napas panjang, melempar tas kerjanya ke sofa. “Tiga jam aku nunggu kamu di rumah sakit, Za. Tiga jam! Ternyata kamu bahkan nggak di sini juga.”Ia melirik meja makan. Kosong. Lantai? Ada jejak bungkus snack, tapi Reza-nya nihil. Bahkan sandal sebelah yang biasanya berserakan juga hilang.Ziva mendengkus. “Wah, luar biasa. Bapak Reza berhasil menghilang dari muka bumi. Mungkin beliau diculik alien. Atau jadi ketua RT di dimensi lain.”Meski berusaha bercanda, ada sesak yang menempel di dada. Ia meraih ponselnya, mencoba menelepon lagi. Hasilnya sama: nomor tidak aktif.“Ya ampun, Za. Kamu ke mana sih?” bisiknya.Karena capek, Ziva langsung menjatuhkan diri ke sofa, menatap langit-l

  • DIJODOHKAN MAMA   Bab 34

    Jam dinding ruang dokter menunjukkan pukul 10.30 pagi. Seharusnya Ziva sudah menyelesaikan tiga pasien dan melanjutkan jadwal visite ke bangsal. Namun tangannya terasa kaku, pena yang biasa menari di atas kertas rekam medis justru berhenti di tengah kalimat. “Dok, saya harus ganti obat ini atau tetap yang sama?” tanya suster Lala dengan suara hati-hati. Ziva terlonjak kecil. “Oh… iya, tetap yang sama. Tulis dosisnya dua kali sehari,” jawabnya cepat, lalu menutup map pasien. Padahal, tadi ia sendiri yang menulis catatan untuk mengubah dosis obat. Suster itu saling pandang dengan rekannya. Biasanya Dokter Ziva dikenal tegas, detail, jarang salah. Hari ini wajahnya terlihat lelah dan pikirannya jelas tidak berada di ruangan itu. Ziva melangkah ke bangsal dengan jas putih berkibar. Namun di sepanjang lorong, pikirannya kembali terseret ke pesan aneh yang masuk semalam: 'Apa kamu tahu di mana dia berada ketika kamu sibuk di rumah sakit? Atau kamu hanya percaya begitu saja…?' Apa maks

  • DIJODOHKAN MAMA   Bab 33

    Mesin mobil sport Reza menderu halus saat meninggalkan area restoran. Lampu jalan berderet rapi, menciptakan pantulan samar di kaca jendela. Ziva menempelkan punggungnya ke jok kulit yang empuk, senyum kecil masih belum juga luntur dari wajahnya.Reza melirik sekilas lalu mengangkat alis. “Kamu kelihatan puas banget.”Nada suaranya santai, tapi tatapannya nakal.Ziva cepat-cepat merapikan ekspresi, pura-pura tenang. “Nggak, kok. Aku cuma… menikmati udara malam.”“Udara malam?” Reza terkekeh pelan. “Atau udara kemenangan?”Ziva menoleh cepat, tapi mata Reza sudah fokus lagi ke jalan. “Aku nggak menang apa-apa,” katanya ketus, meski ekor bibirnya tetap terangkat. “Yang jahat itu Ciara, suka nantang-nantang orang. Mana bilang suamiku cuma boongan, lagi.”“Dan ternyata suami boonganmu datang dengan mobil sport mahal.” Reza menyengir tipis. “Kamu lihat sendiri wajahnya barusan. Kaya liat hantu.”Ziva menutup mulut dengan tangan, menahan tawa yang nyaris pecah. “Ih, sumpah itu priceless ban

  • DIJODOHKAN MAMA   Bab 32

    Tiba-tiba, salah satu teman lain iseng nyeletuk, “Eh, kalau Ciara sekarang kerja apa? Dari tadi belum cerita, lho.”Seketika meja itu agak hening. Semua mata otomatis melirik ke arah Ciara yang sedang sibuk mengaduk minumannya. Senyumnya kaku, tapi jelas terlihat kalau ia tidak nyaman jadi pusat perhatian.Sambil tertawa kecil tapi terdengar menyombongkan diri. “Sekarang aku udah jadi Manager di perusahaan besar. Lumayanlah, tiap bulan gajinya bisa dipakai buat liburan ke luar negeri. Namanya juga usaha keras, kan?”Beberapa orang mengangguk, meski ada yang saling lirik-lirikan. “Wah, hebat Ciara. Cepet banget karirnya naik,” ucap salah satu teman dengan nada setengah tak percaya.Ciara tersenyum puas lalu menambahkan.Bianca langsung menimpali, masih dengan senyum yang terkesan polos, “Wih, keren banget, Ciara. Manager di umur segini? Cepet banget naiknya. Kalau boleh tahu, nama perusahaannya apa?""Firnander Group""Bukannya Firnander Group perusahaan terbesar di Indonesia ya?""He

  • DIJODOHKAN MAMA   Bab 31

    Begitu Ziva melangkah masuk ke aula hotel tempat reuni SMA diadakan, suasana seketika berubah. Denting gelas dan tawa obrolan mendadak terhenti, berganti dengan tatapan kagum yang nyaris serempak tertuju padanya.Gaun hitam elegan yang membalut tubuhnya, make up flawless, dan aura glamor yang memang sudah melekat sejak remaja, membuatnya tampak seperti keluar dari majalah fashion. Rambutnya disisir rapi bergelombang, dan sepasang high heelsnya memantulkan sinar lampu kristal di ruangan itu.“Ya ampun, itu… Ziva?” bisik seorang wanita dengan nada terkejut.“Cantik banget. Dari dulu udah tampil glamor, tapi sekarang… tambah classy.” sahut yang lain dengan nada iri bercampur kagum.Beberapa teman lama langsung mendekat, tersenyum lebar seolah ingin menyambut artis papan atas.“Ziva! Oh my God, kamu awet muda banget. Rahasianya apa sih?”“Eh, serius, kulit kamu bisa semulus ini gimana caranya? Skincare apa? Atau rajin ke klinik?”“Kamu tuh dari dulu cantik, tapi makin kesini makin… wah, k

  • DIJODOHKAN MAMA   Bab 30

    Langkah Dio berat saat keluar dari rumah sakit. Dadanya sesak, seolah ada batu besar menekan di dalam. Ucapan Ziva terus berputar di kepalanya.“Maaf, Dio… Aku nggak bisa. Perasaanku bukan untukmu.”Ia menunduk, menatap kosong ke tanah. “Kenapa… selalu bukan aku? Dari dulu sampai sekarang, selalu bukan aku…”Suara hatinya terdengar getir. Dunia seakan mengejeknya.Di parkiran yang mulai sepi, Dio bersandar ke mobilnya. Tangannya menutupi wajah. Matanya panas, bukan karena tangis, tapi karena campuran kecewa, sakit hati, dan amarah.Tiba-tiba, suara sepatu hak tinggi memecah kesunyian. Tok… tok… tok…Dio mendongak. Seorang wanita anggun dalam balutan gaun hitam berdiri tidak jauh darinya. Senyum samar terpampang di bibirnya.“Sepertinya, penolakan itu cukup menyakitkan ya, Dokter Dio”Dio mendengus, matanya menyipit. “Alisya.”Alisya melangkah mendekat perlahan. “Aku sudah bilang sebelumnya, kita bisa bekerja sama. Aku hanya menunggu jawabanmu. Dan sekarang…” ia menatap Dio dengan taja

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status