author-banner
Flower Lidia
Flower Lidia
Author

Novels by Flower Lidia

DIJODOHKAN MAMA

DIJODOHKAN MAMA

Ziva, seorang dokter muda yang selalu tampil glamor dan penuh gaya, maniak kebersihan dan disiplin, bahkan debu 1 inci saja langsung jadi sasaran tangan seribu Ziva. Namun segalanya berubah kacau saat dia dijodohkan dengan Reza, pria tampan tapi super santai, pecinta tidur siang, dan punya kucing galak bernama Binggo. Hidup glamor yang ia bayangkan berubah jadi petualangan absurd penuh cucian menumpuk, piring kotor, remote TV yang selalu rebutan, dan tisu berserakan. Alih-alih cinta yang menggelora, pernikahan mereka penuh drama kocak, pertengkaran receh, dan kejutan-kejutan lucu yang bikin mereka mempertanyakan: "Ini beneran kehidupan pernikahan?!" Di antara gaya hidup bertabrakan, dua karakter yang bertolak belakang itu justru perlahan mulai memahami makna cinta yang nyata—bukan yang didandani bunga dan lilin, tapi yang dibungkus kompromi dan kejujuran.
Read
Chapter: Bab 56
Ziva masuk ke lobi hotel berbintang lima dengan gaun elegan sederhana. Rambutnya dibiarkan tergerai, wajahnya tenang meski jantungnya berdegup kencang. Bianca hanya mengawalnya dari jauh, berpura-pura sebagai tamu lain.Di lounge, ia melihat seorang pria duduk sendirian di sofa kulit hitam. Penampilannya rapi, jas abu-abu mahal menempel sempurna di tubuh atletisnya. Aura berwibawa terpancar jelas, membuat orang-orang otomatis memberi ruang.Adrian Mahendra.Ziva menarik napas panjang, lalu melangkah mendekat. “Permisi, Tuan Adrian?”Pria itu menoleh, matanya tajam tapi sekaligus penuh rasa ingin tahu. “Kita kenal?”“Belum,” jawab Ziva sambil duduk di seberang tanpa menunggu undangan. “Tapi saya tahu Anda mantan Alisya.”Adrian terdiam, lalu menyeringai tipis. “Langsung to the point, ya. Jarang ada wanita berani membuka percakapan seperti itu. Jadi… siapa kamu sebenarnya?”Ziva menatapnya lurus, tak bergeming. “Seseorang yang juga ingin membuka kedok Alisya.”"Baik silahkan duduk" Ziva
Last Updated: 2025-09-19
Chapter: Bab 55
Jarum jam menunjuk pukul sebelas lewat. Apartemen senyap, hanya lampu ruang tamu yang menyala. Ziva membuka pintu dengan hati-hati, berharap Reza sudah tidur. Namun langkahnya langsung membeku.Reza duduk di sofa, masih terjaga, dengan tatapan tajam yang tidak lepas darinya sejak pintu terbuka.“Baru pulang lagi?” suaranya rendah, datar, tapi sarat emosi.Ziva melepas heels dan meletakkan tasnya. “Aku ada urusan,” jawabnya singkat.Reza bangkit, mendekat dengan langkah mantap. “Urusan apa, Zi? Jangan bilang kerja. Aku tahu kapan kamu pulang karena pasien, dan kapan kamu keluar untuk sesuatu yang kamu sembunyikan dariku. Kamu kira aku nggak sadar?”Ziva menghela napas keras, matanya berkilat. “Kamu nuduh aku sekarang? Jadi menurutmu aku pulang malam karena apa? Karena main-main? Karena ada orang lain?”Reza mendekat, suaranya meninggi. “Aku nggak bilang gitu! Tapi sikapmu bikin aku mikir yang macam-macam. Kamu selalu rahasiain sesuatu. Aku ini suamimu, Zi, tapi kamu perlakukan aku sepe
Last Updated: 2025-09-18
Chapter: Bab 54
Pagi itu terasa berbeda. Reza dengan santai mengantarkan Ziva ke rumah sakit. Di sepanjang jalan, ia sempat menggoda kecil, membuat Ziva tersenyum tanpa sadar.“Kalau tiap hari aku yang nganterin, pasienmu bisa iri,” canda Reza sambil melirik istrinya.Ziva menahan tawa, memilih menjawab dengan nada dingin, “Fokus nyetir saja, Reza.”Namun hatinya sedikit bergetar melihat sikap Reza yang lebih perhatian akhir-akhir ini.Setibanya di rumah sakit, Ziva langsung larut dalam pekerjaannya. Jadwal padat, pasien menunggu, dan panggilan operasi darurat membuat waktu berjalan begitu cepat. Ia bahkan hampir lupa kalau pagi tadi Reza sempat membuatnya tersenyum.Menjelang siang, seorang perawat mengetuk pintu ruangannya. “Dokter Ziva, ada seseorang ingin bertemu Anda. Dia menunggu di ruang tunggu khusus.”Ziva mengerutkan kening. “Pasien?”“Tidak, Dok. Katanya ini masalah pribadi.”Dengan langkah tegas, Ziva menuju ruang tunggu. Ia sama sekali tidak menduga siapa yang menunggunya. Namun begitu p
Last Updated: 2025-09-17
Chapter: Bab 53
Ketika pintu ruang kerja Bianca tertutup rapat, hanya ada suara jam dinding yang berdetak pelan. Di meja, flashdisk kecil berwarna hitam tergeletak—tampak sepele, tapi isinya cukup untuk mengguncang nama besar Alisya. Ziva menyender di kursi, menyilangkan kaki dengan tenang. Tatapannya menusuk, bibirnya tersenyum tipis penuh kemenangan.“Akhirnya,” ucap Ziva pelan, suaranya seperti racun manis. “Bukti yang selama ini kita cari, sudah dalam genggaman.”Nadine menunduk, jari-jarinya gemetar memegang mug kopi. “Kamu yakin ini cukup?” tanyanya.Ziva menoleh, alisnya terangkat anggun. “Lebih dari cukup. Bukti ini bukan hanya merusak citra Alisya, tapi juga mengikat orang-orang di sekitarnya.”Bianca bersandar dengan tangan menyilang. “Dan aku tahu tepat siapa yang harus jadi pintu masuk kita.”Ziva menatap Bianca penuh minat. “Siapa?”“Stefia,” jawab Bianca mantap. “Asisten kesayangan Alisya. Selalu ikut ke mana pun dia pergi. Kalau kita bisa menundukkan Stefia, maka setiap langkah Alisya
Last Updated: 2025-09-16
Chapter: Bab 52
Acara masih berlangsung dengan penuh formalitas, namun hati Nadine terasa bergemuruh. Ia tersenyum pada para tamu, menyapa dengan sopan, tapi dalam dadanya ada bara yang mendidih. Begitu ada celah, ia melangkah cepat meninggalkan ruangan. Tumit sepatunya beradu dengan lantai marmer, suaranya nyaring menandakan langkah penuh emosi. Ia menuju kamar mandi wanita. Ziva yang sejak tadi sembunyi, melihat arah langkah itu. Tanpa pikir panjang, ia melirik Bianca yang baru saja mendekat. “Kita ikuti dia,” bisiknya. Bianca mengangguk singkat. Mereka berdua berjalan pelan, menjaga jarak agar tidak ketahuan, hingga berhenti tepat di depan pintu kamar mandi yang sedikit terbuka. Di dalam, suara Nadine terdengar pecah. “Sial!” Sebuah botol kecil yang entah apa jatuh ke wastafel. Suaranya bergema. “Kenapa dia harus datang sekarang? Kenapa aku harus terus dipermalukan di depan semua orang?” Nadine menatap pantulan dirinya di cermin, wajahnya memerah, matanya berkilat marah. Senyum anggun yang t
Last Updated: 2025-09-15
Chapter: Bab 51
Hari itu datang lebih cepat dari yang Ziva bayangkan. Event amal yang dikelola Nadine digelar di sebuah ballroom hotel bintang lima di pusat kota. Undangan berkelas hadir dengan gaun elegan dan setelan jas yang rapi, suasana glamor memenuhi ruangan. Lampu kristal berkilauan, alunan musik lembut mengisi udara, dan pelayan lalu lalang membawa minuman.Ziva berdiri sejenak di pintu masuk, menarik napas dalam. Gaun hitam sederhana yang ia kenakan membuatnya tampak anggun tanpa berlebihan. Ia sengaja memilih penampilan yang elegan tapi tidak mencolok—cukup untuk menarik perhatian, tapi tidak mengundang rasa curiga.“Fokus, Ziv,” gumamnya pada diri sendiri. “Kamu datang bukan untuk pesta, tapi untuk misi.”Di sudut ruangan, Bianca sudah hadir lebih dulu, menyamar sebagai tamu. Ia memberi isyarat samar dengan gelas anggur di tangannya. Tatapan matanya berkata jelas: target ada di sana.Ziva mengikutinya, dan pandangannya akhirnya menemukan sosok Nadine. Wanita itu terlihat anggun dengan gaun
Last Updated: 2025-09-14
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status