Beranda / Romansa / DIKEJAR CINTA 4 MILIYARDER TAMPAN / BAB. 1 Menculik Paksa Leticia

Share

DIKEJAR CINTA 4 MILIYARDER TAMPAN
DIKEJAR CINTA 4 MILIYARDER TAMPAN
Penulis: Zemira Fortunatus

BAB. 1 Menculik Paksa Leticia

last update Terakhir Diperbarui: 2025-04-09 15:28:01

Di sebuah kampus ternama di Kota Jakarta,

Isaac, sang pengusaha muda sukses, sedang berdiri di tengah keramaian kampus Leticia, matanya terus mencari-cari keberadaannya. Dia sudah merencanakan hari ini dengan baik. Pria itu ingin mengajak gadis pujaan hatinya untuk berjalan-jalan dan menghabiskan waktu bersama.

Isaac bahkan menunda meeting penting di kantornya demi hanya untuk bertemu dengan leticia.

Isaac menyusuri kampus itu seraya berkata dalam hati,

"Hari ini adalah kesempatan sempurna untuk mengajak Leticia bersamaku. Aku harus membuatnya setuju!"

Setelah lama berkeliling,

Leticia akhirnya muncul dari kejauhan. Gadis itu sedang bersama sekelompok teman perempuannya.

Dari kejauhan, dia dapat melihat Isaac yang sedang melambaikan tangan ke arahnya.

"Duh ... ada Isaac! Ngapain sih dia ke sini?" Ternyata Leticia kurang suka dengan kedatangan pria itu di kampusnya.

"Ya, tentu saja. Kak Isaac ingin bertemu denganmu, Cia!" celutuk Josie, sang sahabat yang juga merupakan adik bungsu dari Isaac.

"Cie-cie, ada yang lagi PDKT, nih!" Evanora ikut menggoda Leticia.

"Mending Lo temui Kak Isaac, deh. Siapa tahu ada yang penting." Kiran yang juga sahabat dari leticia ikut angkat bicara.

"Ih ... nggak mau! Kan kita ada janji nonton bareng, Guys! Masa ditunda lagi? Kita tinggal menghitung hari lho berada di kampus ini? Bulan depan kita sudah wisuda, setelah itu pasti kita akan sangat sibuk untuk mencari pekerjaan atau sekedar magang di perusahaan milik keluarga kita." Leticia mencoba mencari alasan untuk menghindar dari Isaac Connor Award, Si pria pemaksa.

Isaac semakin mendekati kumpulan gadis-gadis itu. Dia pun menyapa mereka

"Hai, semuanya! Halo ... Leticia. Ada waktu sebentar untuk kita berdua jalan-jalan siang ini?"

Tanpa basa-basi, pria itu langsung mengajak wanita kesayangannya untuk pergi bersamanya. Sorot matanya sangat tajam mampu menusuk sampai ke tulang-tulang Leticia, dan itu membuatnya sangat takut.

"Idih ... apa-apaan sih, Isaac! Melihatku seperti itu? Bikin takut saja, deh!" gumam Leticia dalam hati.

"Hai, Kak Isaac." sapa Eva, Josie, dan Kiran.

"Aku ada perlu sebentar dengan Leticia," seru Isaac kepada mereka.

"Oh ... silakan, Kak!" sahut ketiga gadis itu serentak.

Mereka pun mulai meninggalkan Leticia di taman itu bersama Isaac.

Menyadari teman-temannya yang mulai pergi menjauh darinya, Leticia pun mulai angkat bicara,

"Guys! Kalian mau ke mana?"

"Cia, kami menunggumu di perpustakaan. Selesaikan dulu urusanmu dengan Kak Isaac," seru Evanora kepada sahabatnya.

"Kak Isaac! Awas saja jika Kakak membuat Cia menangis! Ntar aku laporin Daddy!" seru Josie, menakut-nakuti sang kakak.

Isaac bukannya menjawab, pria itu malah menatap tajam ke arah Josie. Setelah para gadis itu menjauh, giliran Cia yang ditatap Isaac dengan sangat tajam.

Leticia Topaz Hez, bukan kali ini saja mendapati jika Isaac menatapnya dengan tajam seperti sekarang. Akan tetapi pria itu sejak dulu suka sekali menatap Leticia sangat dalam, yang membuat sang gadis sedikit takut kepadanya.

"Leticia, bagaimana dengan ajakanku? ayo kita berangkat sekarang!" Isaac dengan ciri khasnya yang suka memaksakan kehendak mulai melancarkan aksinya.

Lalu dengan halus Leticia mencoba untuk menolak ajakan sang pria. Dia pun segera berkata,

"Oh, hai Isaac! Maaf, aku sebenarnya sudah punya rencana dengan teman-temanku hari ini. Lain kali saja ya, aku pergi bersamamu."

Isaac merasa kecewa dengan penolakan dari Leticia kepadanya. Pasalnya ini bukanlah kali pertama gadis itu menolak ajakannya. Tapi kejadian ini telah berulang kali terjadi, Leticia selalu menolak ajakannya. Namun lagi-lagi Isaac mencoba menahan emosinya.

"Cih! Terus saja begitu! Kamu selalu memberi alasan teman- temanmu! Terus waktu buatku, kapan?" seru Issac sengit.

"Hah? Memangnya Lo siapa? Kok malah ngatur-ngatur gue begitu?" Leticia seperti nya mulai tersulut emosinya melihat tingkah pria pemaksa yang ada di depannya saat ini.

"Ha-ha-ha! Leticia Topaz Hez, kamu jangan lupa aku ini adalah satu-satunya yang akan menjadi pendamping hidupmu kelak!" ucap Issac penuh ketegasan.

"Percaya diri banget, Lo? Siapa yang mengatakan itu? Apa Lo mau dihajar sama Kak Fritz?" ancam Leticia kepada nya.

"Ha-ha-ha! Kamu lucu Leticia!"

"Apa? Gue lucu? Dari segi mana Lo menganggap gue, lucu? Memangnya gue badut? Jangan mengada-ngada Lo, Isaac!"

"Yaiyalah, kamu itu lucu! Kamu tahu sendiri kan jika Fritz adalah sahabatku. Tentu saja dia akan mendukungku menjadi saudara iparnya.

"Duh! Kok aku jadi lupa sih jika Kak Fritz berteman baik dengan pria pemaksa ini! Aku pakai alasan apa lagi sekarang? gusarnya dalam hati.

" Ahah! Aku ingat sesuatu!" ujar Leticia senang dari dalam hatinya.

"Jangan senang dulu Lo, Issac! Papa Rahez tidak pernah menyukai Lo!" ujar Leticia tajam.

"Leticia, Sayangku. Kamu juga jangan pernah lupa, Mama Zemi selalu berada di pihak ku!" Senyuman penuh kelicikan tergambar jelas di sudut bibir Issac saat ini.

Omongan pria itu, sontak membuat Leticia terdiam dan tak dapat berkata-kata lagi. Menyadari Leticia menjadi tak bersuara membuat Issac angkat bicara dengan wajah serius. Dia lalu meraih tangan gadis itu dan menggenggamnya dengan erat, seraya berkata,

"Leticia Topaz Hez, sejauh mana kamu akan berlari dariku, aku pasti akan menemukan mu. Di mana pun kamu bersembunyi, aku juga akan mendapatkan dirimu. Karena mata, tubuh, jiwa, dan ragaku hanya tertuju kepadamu. Jadi jangan pernah berpikir untuk lepas dari pandanganku!" tegas Isaac kepada gadis itu.

"Ih ... jangan mimpi Lo!" seru Leticia sambil melepas genggaman tangan Isaac dari tangannya.

Gadis itu pun mulai meninggalkan pria itu dan hendak menuju ke perpustakaan, untuk menyusul teman-temannya yang lain.

"Leticia ... tunggu! Kamu mau ke mana?" sergah Isaac.

"Lo nggak ada urusan gue mau ke mana!" teriak sang gadis. Lalu terus saja berjalan tanpa menggubris Isaac sedikitpun.

Mendengarkan kalimat ketus dari gadis itu membuat Isaac menjadi tersulut emosinya. Pria itu terlihat mengepalkan tangannya,

"Leticia! Berani-beraninya kamu bermain-main denganku?" ujarnya penuh amarah.

Setelah berkata seperti itu, Isaac segera melangkah mendekati Leticia. Tanpa basa-basi, pria itu mengangkat tubuh sang gadis seperti seseorang yang sedang mengangkut sekarung beras di pundaknya.

Leticia seketika kaget saat mengetahui jika tubuhnya sejenak seperti sedang melayang di udara. Lalu berakhir di pundak seorang pria.

Dari wangi parfumnya yang khas. Leticia dapat mengetahui jika Isaac lah pria yang sedang mengangkat tubuhnya saat ini.

"Isaac! Apa yang sedang kamu lakukan? Kenapa kamu menggendong ku seperti ini?" serunya sambil mulai berontak.

Namun pria itu sama sekali tidak melepas sang gadis. Isaac bahkan semakin erat merangkul tubuh Leticia agar tidak terjatuh.

"Isaac! Berhenti! Lepaskan aku!" teriak Leticia lagi.

"Siapapun! Tolong aku!"

Mendengar teriakan Leticia, beberapa pemuda yang ada di kampus itu mulai mendekati Isaac. Sepertinya mereka hendak menolong gadis itu.

Namun satu hardikan dari Issac menghentikan langkah mereka,

"Siapapun yang berani mendekat! Saya pastikan Anda akan babak belur tak berbentuk!"

Setelah berkata begitu, Isaac pun segera memasukkan tubuh Leticia ke dalam mobilnya.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • DIKEJAR CINTA 4 MILIYARDER TAMPAN    BAB. 88 Malam Penuh Cinta Harvey dan Ruby

    Setelah tarian terakhir mereka di bawah cahaya lilin, Harvey dan Ruby duduk di tepi ranjang yang telah dihiasi kelopak mawar merah. Udara malam di vila pribadi itu terasa hangat, dipenuhi aroma vanila dan mawar yang membuai mulai keduanya. Harvey menatap istrinya dengan penuh cinta, menyentuh pipi Ruby dengan lembut. Ruby membalas tatapan itu dengan senyum malu-malu, hatinya berdebar karena momen yang mereka nantikan telah tiba. "Kamu begitu cantik," bisik Harvey, jemarinya mengusap lembut rambut panjang Ruby yang terurai. Ruby menggigit bibirnya, matanya berbinar. "Aku merasa seperti bermimpi," katanya pelan. Harvey tersenyum. "Kalau begitu, biarkan aku membuat mimpimu menjadi nyata." Sang suami perlahan mulai melepas kancing gaun Ruby satu per satu, jari-jarinya bergerak dengan penuh kesabaran, seolah menikmati setiap detik kebersamaan mereka. Ruby merasakan hembusan napas suaminya yang hangat di lehernya, membuatnya merinding dalam debar yang tak terelakkan. "Aku mencinta

  • DIKEJAR CINTA 4 MILIYARDER TAMPAN    BAB. 87 Malam Romantis di Kata Noi Beach

    Malam telah tiba di Kata Noi Beach, menghadirkan suasana yang nyaman untuk menyempurnakan bulan madu Harvey dan Ruby. Langit bertabur bintang, dengan cahaya bulan yang bersinar lembut, menciptakan refleksi keperakan di atas permukaan laut yang tenang. Angin sepoi-sepoi membawa aroma garam laut dan semilir wangi bunga tropis yang tumbuh di sekitar pantai. Sebuah meja makan dihiasi lilin dan kelopak mawar merah, berdiri di atas pasir putih yang lembut. Harvey telah menyiapkan makan malam spesial untuk Ruby, istrinya yang begitu dicintainya. Dia ingin momen ini menjadi kenangan indah bagi mereka berdua, sesuatu yang akan selalu mereka ingat sepanjang hidup. Ruby, yang tampil begitu anggun dalam gaun putih sederhana, tersenyum manis saat melihat suaminya menarik kursi untuknya. Harvey sendiri tampak gagah dengan kemeja putih yang lengan pendeknya sedikit digulung, memberikan kesan santai namun tetap memikat. "Duduklah, Sayang," ucap Harvey dengan penuh perhatian, sambil membantu Ruby d

  • DIKEJAR CINTA 4 MILIYARDER TAMPAN    BAB. 86 Selamat Datang di Phuket, Thailand

    Setelah melewati jalanan yang berkelok di sepanjang pesisir pantai, akhirnya mobil berhenti di sebuah gerbang kayu besar yang dijaga oleh dua staf resor berpakaian khas Thailand. Begitu gerbang terbuka, terlihatlah sebuah vila eksklusif pribadi yang menakjubkan.Bangunan vila bergaya modern dengan sentuhan tropis, dikelilingi oleh taman hijau yang tertata rapi. Yang paling mengagumkan adalah hamparan laut biru yang terbentang luas tepat di depan vila, dengan pantai pribadi yang hanya bisa diakses oleh mereka.Ruby tercengang. Sembari berkata,"Oh, Harvey, ini luar biasa!"Harvey tersenyum puas melihat reaksi Ruby."Aku tahu kamu akan menyukainya. Ayo, kita lihat bagian dalamnya!"Seorang butler pribadi yang sudah disiapkan oleh resor menyambut mereka dengan ramah.Butler menyambut kedatangan keduanya dengan ramah,"Selamat datang, Tuan dan Nyonya. Kami telah menyiapkan semuanya untuk Anda. Silakan masuk."Saat mereka melangkah ke dalam vila, Ruby langsung jatuh cinta dengan interiorny

  • DIKEJAR CINTA 4 MILIYARDER TAMPAN    BAB. 85 Perjalanan Bulan Madu Harvey dan Ruby Dimulai

    Malam telah larut ketika resepsi pernikahan Ruby Brett dan Harvey Tiano akhirnya usai. Para tamu undangan sudah mulai meninggalkan ballroom hotel bintang lima di Jakarta itu, sementara para staf sibuk merapikan dekorasi yang sebelumnya begitu megah.Di sebuah ruangan khusus di hotel, Ruby dan Harvey sedang berganti pakaian. Ruby yang sebelumnya mengenakan gaun pengantin putih berkilauan, kini beralih ke dress mini berwarna krem yang elegan, dipadukan dengan sepatu hak rendah yang nyaman. Rambutnya yang tadinya ditata dengan sempurna kini dibiarkan tergerai alami. Harvey, yang sebelumnya memakai setelan tuxedo resmi, kini tampil lebih santai dengan kemeja putih dan blazer biru tua, dipadukan dengan celana chino krem.Saat Ruby merapikan rambutnya di depan cermin, Harvey menghampirinya dari belakang dan melingkarkan tangannya di pinggang istrinya itu.Harvey tersenyum, lalu berkata,"Rasanya aneh ya, sekarang aku bisa memanggilmu, Istriku."Ruby membalas senyuman suaminya, matanya berte

  • DIKEJAR CINTA 4 MILIYARDER TAMPAN    BAB. 84 Sepenggal kisah Harvey dan Ruby

    Sabtu yang cerah ini menjadi saksi bersatunya dua keluarga besar, Brett dan Tiano, dalam sebuah pernikahan yang megah. Ballroom hotel bintang lima di Jakarta Pusat telah disulap menjadi tempat yang begitu indah, dengan dekorasi serba putih dan emas. Lampu kristal berkilauan di langit-langit, sementara rangkaian bunga mawar dan lily menghiasi setiap sudut ruangan. Para tamu undangan yang datang tampak anggun dalam balutan gaun dan setelan terbaik mereka. Di depan altar yang dihiasi bunga putih, Ruby Brett berdiri dengan anggun dalam gaun pengantin off-shoulder berwarna putih dengan ekor panjang yang menjuntai indah. Wajahnya yang cantik tampak berseri, mencerminkan kebahagiaan yang memenuhi hatinya. Di sampingnya, Harvey Tiano, dengan setelan tuxedo hitam yang elegan, menatap Ruby penuh cinta. Pastor yang memimpin upacara pernikahan itu membuka dengan doa, lalu mempersilakan kedua mempelai untuk mengucapkan janji suci mereka. "Saudara-saudari sekalian, kita berkumpul di sini untuk m

  • DIKEJAR CINTA 4 MILIYARDER TAMPAN    BAB. 83 Akhir Bulan Madu Issac dan Leticia

    Keesokan harinya,Pagi itu, matahari bersinar lembut di langit Estonia, menciptakan kehangatan yang nyaman bagi pasangan yang sedang berbulan madu. Di dalam kamar hotel mereka di Saaremaa, Isaac membuka mata dan langsung menemukan Leticia masih terlelap dalam pelukannya. Dia tersenyum, lalu mengecup lembut kening istrinya."Sayang, bangun, hari ini kita punya petualangan baru," bisiknya lembut.Leticia menggerakkan tubuhnya pelan, lalu membuka matanya dan tersenyum melihat Isaac. "Mmm… aku masih ingin bermalas-malasan di tempat tidur bersamamu," gumamnya manja.Isaac terkekeh. "He-he-he. Kalau begitu, bagaimana kalau kita berangkat agak siang? Kita bisa sarapan dulu di kamar, santai sejenak, baru berangkat ke Haapsalu."Leticia mengangguk setuju, lalu meregangkan tubuhnya sebelum duduk di atas ranjang. "Itu ide yang bagus. Aku penasaran seperti apa Haapsalu."Setelah bersiap dan sarapan bersama, mereka pun berangkat dengan mobil sewaan menuju kota kecil Haapsalu. Perjalanan dari Saa

  • DIKEJAR CINTA 4 MILIYARDER TAMPAN    BAB. 82 Romantisme di Saaremaa Island

    Pagi yang cerah menyambut Kota Tallinn dengan sinar mentari yang lembut. Cahaya keemasan masuk melalui celah tirai kamar hotel, menyinari wajah Leticia yang masih terlelap di pelukan sang suami. Perlahan, Isaac membuka matanya dan tersenyum melihat istrinya yang tidur dengan begitu damai. Dia menatap wajah Leticia sejenak sebelum mengecup keningnya lembut. "Sayang, sudah pagi," bisiknya. Leticia mengerjapkan matanya perlahan, lalu tersenyum begitu melihat suaminya. "Pagi sudah tiba?" tanyanya dengan suara serak khas orang yang baru bangun tidur. "Ya, dan aku punya rencana seru untuk kita hari ini," ujar Isaac sambil mengusap pipi Leticia dengan ibu jarinya. Leticia mengangkat alis, tertarik. "Rencana apa?" Isaac tersenyum penuh misteri. "Aku akan mengajakmu ke tempat yang sangat indah dan tenang yaitu di Saaremaa Island." Leticia langsung bangun dari tidurnya dengan mata berbinar. "Pulau terbesar di Estonia itu?" Isaac mengangguk. "Benar. Di sana kita bisa menikmati pant

  • DIKEJAR CINTA 4 MILIYARDER TAMPAN    BAB. 81 Kemesraan Yang Sungguh Manis

    Setelah seharian menjelajahi keindahan alam dan sejarah Estonia, Isaac dan Leticia akhirnya kembali ke hotel mewah mereka di pusat kota Tallinn. Malam di luar terasa sejuk, dengan cahaya lampu kota yang berpendar indah di kejauhan.Begitu memasuki kamar, Leticia melepaskan jaketnya dan meregangkan tubuh dengan lega. "Hari ini sungguh luar biasa. Aku masih bisa merasakan semilir angin di Lahemaa dan keanggunan kastil itu," ucapnya sambil tersenyum ke arah suaminya.Isaac berjalan ke minibar, menuangkan segelas anggur merah untuk mereka berdua. "Aku setuju. Dan yang lebih menyenangkan adalah aku bisa menghabiskan semuanya bersamamu."Leticia menerima gelas anggur yang diberikan Isaac, lalu duduk di tepi tempat tidur sambil menyesapnya perlahan. Matanya menatap suaminya dengan penuh arti. "Aku merasa kita harus mengakhiri hari ini dengan sesuatu yang lebih istimewa."Isaac mengangkat sebelah alisnya, mendekat ke arah Leticia. "Kamu punya sesuatu dalam pikiran?"Leticia tersenyum miste

  • DIKEJAR CINTA 4 MILIYARDER TAMPAN    BAB. 80 Keseruan Menjelajahi Estonia

    Matahari pagi di Estonia menyelinap masuk melalui celah tirai kamar suite mewah itu, menyapukan cahaya keemasan yang lembut ke seluruh ruangan. Udara di luar begitu dingin, akan tetapi di dalam kamar, kehangatan masih tersisa dari malam penuh gairah yang baru saja mereka lalui.Leticia menggeliat pelan di bawah selimut tebal, tubuhnya terasa nyaman dalam dekapan Isaac yang masih tertidur. Napasnya teratur, seolah-olah masih terbuai dalam mimpi indah. Dia mengangkat kepalanya perlahan, memperhatikan wajah suaminya yang tampak begitu damai. Seulas senyum terbentuk di bibirnya saat Leticia mengingat setiap momen magis yang mereka habiskan bersama semalam.Pelan-pelan, perempuan cantik itu menyentuh pipi Isaac, lalu berbisik lembut."Isaac Sayang, bangun," ucapnya lembut.Isaac mengerang kecil sebelum akhirnya membuka matanya yang kelam, lalu tersenyum melihat istrinya."Pagi, Cintaku," gumamnya serak, suaranya masih berat oleh sisa kantuk. Dia pun menarik Leticia ke dalam pelukannya, me

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status