Home / Romansa / DIKEJAR CINTA 4 MILIYARDER TAMPAN / BAB. 2 Sang Beruang Madu

Share

BAB. 2 Sang Beruang Madu

last update Last Updated: 2025-04-09 15:28:42

Di sebuah gedung perkantoran di daerah Jakarta Selatan,

Sang CEO Abram Jacob Award, sedang berada di ruang meeting bersama para koleganya. Tiba-tiba saja, pria itu merindukan seorang gadis bersama Evanora Griselda Arlyna.

Apalagi sudah dua minggu lebih Jacob tidak bertemu dengan pujaan hatinya itu.

Sang pria lalu melihat jam di ruang meeting, dia pun segera mengirim kode kepada asisten pribadinya, Aris jika Jacob akan segera meninggalkan ruang meeting tersebut.

Sang asisten segera menangkap sinyal ingin melarikan diri oleh sang bos. Aris terlihat menganggukkan kepalanya, pertanda setuju dengan ide gila dari Jacob.

Tanpa ragu lagi, pria tampan itu segera meninggalkan ruang rapat lalu melangkah menuju lift yang akan membawa nya ke basement gedung perkantoran itu.

Jacob, merasa bosan pada tanggung jawab kantornya yang begitu sangat menyita waktunya. Pria itu merasa perlu mengubah rutinitas hari ini yang sungguh melelahkan dengan memberi kejutan untuk Eva.

Sesampainya, di basement, Jacob segera mengenakan kostum badut beruang madu, berwarna coklat yang menyiratkan keceriaan.

Kostum badut itu telah lama dipersiapkan oleh Jacob di bagasi mobilnya. Hati pria itu sungguh sangat senang saat ini. Dia sudah tak sabar untuk memberi surprise spesial untuk Evanora

Setelah selesai memakai kostum itu, Jacob pun segera melajukan mobilnya menuju kampus Eva. Sepanjang perjalanan Jacob menyetel lagu rock dari grup band favoritnya, Green Day, yang berjudul :

'Boulevard Of Broken Dreams'

I walk a lonely road

The only one that I have ever known

Don't know where it goes

But it's home to me, and I walk alone

I walk this empty street

On the Boulevard of Broken Dreams

Where the city sleeps

And I'm the only one, and I walk alone

I walk alone, I walk aloneI walk alone, I walk

My shadow's the only one that walks beside meMy shallow heart's the only thing that's beatingSometimes; I wish someone out there would find me'Til then, I walk alone.

Jacob ikut mendendangkan lagu favoritnya. Lagu itu menggambarkan suasana hatinya yang sejak dulu sangat menyukai Eva. Namun sayangnya perasaan sukanya harus dirinya pendam di dalam hati.

Jacob telah terjebak dalam lingkaran friendzone bersama Eva. Dia tidak mau jika persahabatan mereka akan rusak hanya karena dia mengungkapkan perasaannya yang sesungguhnya kepadanya.

Untuk itu Jacob pun memilih untuk memendam perasaan sukanya kepada Eva. Dia tidak mau semuanya kacau hanya karena perasaannya yang mendalam kepada sang gadis.

Sementara di kampus, setelah penjemputan paksa Leticia oleh Isaac yang ikut dilihat oleh tiga temannya yang lain yaitu Josie, Kiran, dan Eva.

Sekarang malah giliran Eva yang ditinggal sendiri oleh keduanya temannya.

"Eva, Lo tungguin kita di kafetaria kampus dulu, ya?" tutur Josie kepadanya.

"Ih ... kalian mau pada ke mana, sih? Kok malah ninggalin gue sendiri?" protes Eva kepada kedua temannya.

"Kita bukannya sengaja mau ninggalin Lo, Va. Pak dosen pembimbing nyariin kita, ada beberapa revisi untuk skripsi kita. Lo tahu sendiri kan, dosen pembimbing gue sama Josie, sama orangnya." ujar Kiran menjelaskan.

"Iya, Va. Kita cuma sebentar doang kok, ninggalin Lo. Janji deh, nggak pake lama!" celetuk Josie.

Walaupun dia sendiri tidak tahu sampai kapan Pak dosen menahan mereka di ruangannya untuk membicarakan tentang revisi skripsi.

"Ya sudah, deh. Buruan kalian ke sana. Gue nongkrong di kafe saja, sambil membaca buku," seru Eva.

Lalu kedua sahabatnya mulai meninggalkan dia sendiri. Sementara Eva berjalan menuju ke arah kafetaria. Sesampai di sana, gadis itu mulai membuka tasnya untuk mengambil sebuah buku yang akan dibaca olehnya.

Entah kenapa tiba-tiba Eva mengingat Jacob, sang sahabat yang selalu ada untuknya. Dia pun berkata dengan penuh harap,

"Seandainya saja Jacob ada di sini. Pasti aku sangat senang!" celetuknya sendiri.

Akan tetapi Eva sangat yakin jika itu tidak akan terjadi. Karena gadis itu tahu bagaimana kesibukan Jacob yang repot mengurus perusahaan yang telah diberikan tanggung jawab kepadanya oleh sang ayah.

Sementara di sudut kafe, ada seseorang yang sedang menatap Eva secara diam-diam. Pria itu bernama Radit. Sejak semester satu sampai sekarang, sang pemuda telah menyukai Eva. Akan tetapi pria itu tidak memiliki keberanian untuk mendekati Eva. Dia hanya mampu menatap gadis itu dari kejauhan dan berharap suatu saat bisa berbicara dengannya.

Maka dari itu, saat mengetahui jika Eva sedang duduk sendirian di kafe, Radit pun mulai mengumpulkan keberaniannya untuk melangkah menuju ke tempat Eva sedang duduk sendirian dan terlihat sedang asyik membaca buku.

Bersamaan dengan itu, Jacob akhirnya sampai di kampus Eva, dia pun segera ke luar dari dalam mobilnya dengan kostum badut beruang madu yang telah lengkap dirinya pakai mulai dari bagian kepalanya sampai ke ujung kaki.

Jacob mulai mengedarkan pandangannya di area kampus. Pemuda itu mulai mencari tahu arah menuju ke kafetaria. Atas informasi dari adiknya, Josie. Jacob akhirnya tahu jika Eva sedang berada di sana.

Dari dalam kostum badut itu, Jacob tersenyum senang saat melihat Eva yang sedang asyik membaca sebuah buku.

Langkah badut beruang itu mulai merangkak diam-diam ke kafe tempat Eva sedang menghabiskan waktu.

Badut beruang itu mulai mendekati Eva dan secara perlahan mengambil tempat di depannya. Suasana kafe terlihat sepi hanya ada beberapa orang yang ada di sana, termasuk Radit. Dia yang tadinya ingin mendekati Eva, tiba-tiba langkahnya menjadi terhenti seketika. Pria itu kalah cepat dengan seseorang yang tiba-tiba duduk di hadapan Eva dengan kostum badut beruang madu.

Eva, yang sebelumnya tenggelam dalam buku yang sedang dibaca oleh nya, mulai mendongakkan kepalanya dan melihat badut beruang itu dengan pandangan penuh kejutan.

"Hai, gadis cantik. Apa kabar?"

tutur Jacob dari dalam kostum badut beruang. Dia sedikit mengubah intonasi suaranya agar tidak dikenali oleh Eva.

Eva sangat terkejut dengan kedatangan badut beruang madu yang tiba-tiba duduk di hadapannya. Dia menjadi ingat kepada sahabatnya Jacob, yang pernah memberinya boneka badut beruang madu yang sangat besar. Boneka beruang madu itu, menjadi teman Eva tidur di kamarnya. Gadis itu sangat menyukai boneka tersebut.

"Oh ... hai juga badut beruang! Siapa kamu?" ucap Eva.

Masih dengan suara yang sedikit berubah Jacob pun berkata,

"Aku adalah sahabat badut yang datang untuk menyemarakkan harimu dan membuatnya lebih cerah."

Eva tersenyum senang, karena dia sangat yakin jika yang memakai kostum badut beruang itu adalah Jacob. Karena hanya Jacob yang memberikan kepadanya semua kenangan tentang beruang madu.

"Tunggu sebentar, kamu Jacob kan? Ayo ngaku, deh!" tukas Eva.

"Ha-ha-ha!" Jacob malah tertawa dibalik kostum badut beruang itu.

Mendengar suara tawa Jacob, Eva bukan main senangnya. Dengan spontan, gadis itu segera memeluk Jacob dengan sangat erat. Mengisyaratkan kerinduannya kepada sang sahabat.

"Jacob! I Miss you so much! Kamu sibuk banget! Sampai-sampai melupakan ku sebagai sahabatmu!" tutur Eva sambil terus memeluk Jacob.

Entah kenapa Eva sangat nyaman berada di dalam pelukan Jacob saat ini.

Sementara sang pria yang sedang dipeluk erat oleh gadis favoritnya, bukan main senangnya sekarang.

Jacob balik memeluk Eva dan menepuk-nepukkan tangannya di punggung gadis itu. Sang pria sangat bahagia saat mendengar jika Eva ternyata juga sangat merindukan dirinya.

Akan tetapi kata sahabat yang diucapkan oleh Eva kepadanya, menorehkan luka tersendiri di hati Jacob. Namun dia mencoba untuk menyembunyikannya dari sang gadis.

"Ini benar-benar mengagumkan! Terima kasih, badut beruang, sudah memberikan kejutan untukku," celutuk Eva.

Jacob tersenyum, dia baru saja melepas kostum badut beruang itu. Keringat mengucur deras dari kedua dahinya. Eva segera menyekanya dengan tisu.

"Nah ... sekarang, apakah kamu mau berbagi waktu mu hari ini dengan ku?" ucap Jacob penuh harap.

"Tentu saja! Ayo kita pergi."

Mereka kan pun meninggalkan kafe, menuju ke arah parkiran. Keduanya melangkah sambil bergandengan tangan

tertawa, bercanda, dan melupakan sejenak kehidupan sibuk mereka. Jacob merasa senang bisa melihat senyuman Eva, meskipun hanya sejenak.

Sementara Radit terlihat mengepalkan tangannya saat tahu jika ternyata Eva telah memiliki seseorang yang spesial di hidupnya.

*)Friendzone adalah situasi yang terjadi ketika dua orang bersahabat dan salah satunya naksir kepada yang lainnya. Sementara yang lainnya menganggap tidak lebih dari sekadar teman. Dengan kata lain, ini merupakan istilah modern cinta bertepuk sebelah tangan.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • DIKEJAR CINTA 4 MILIYARDER TAMPAN    BAB. 100 Akhir Bahagia

    Beberapa tahun kemudian,Mentari pagi menyinari pantai putih di resort mewah kawasan Nusa Dua, Bali. Suara debur ombak dan angin sepoi-sepoi menyambut hari yang istimewa. Di sebuah vila privat dengan kolam renang menghadap laut, tampak para sahabat lama yang kini sukses berkumpul bersama keluarga mereka dalam sebuah acara reuni keluarga yang telah lama direncanakan.Isaac dan Leticia, pasangan enerjik yang kini memiliki perusahaan ritel berkelas internasional, datang bersama dua anak mereka, Shem, remaja lelaki berusia 12 tahun yang cerdas dan atletis, serta Latisha, gadis berusia 10 tahun yang pandai melukis dan bercita-cita jadi arsitek.Fritz dan Kiran, pasangan bijak nan hangat, hadir dengan dua anak mereka yaitu Daren yang berusia 12 tahun, yang hobi teknologi dan sudah menciptakan aplikasi pertamanya, dan Nava, 10 tahun, yang gemar musik dan selalu membawa ukulelenya ke mana pun.Jacob dan Evanora, pasangan romantis yang dulu berbulan madu keliling Korea Selatan, kini datang ber

  • DIKEJAR CINTA 4 MILIYARDER TAMPAN    BAB. 99 Bulan Madu Yang Sungguh Berkesan

    Mereka lalu membeli tiket dan menaiki Wolmido Ferris Wheel. Dari atas, terlihat laut biru yang luas, kapal-kapal yang bersandar di pelabuhan, serta kerlip lampu-lampu kota yang mulai menyala.“Pemandangan dari sini luar biasa,” seru Eva dengan suara pelan.Jacob memandang wajah istrinya yang terkena cahaya senja. “Tapi tetap tidak seindah kamu, Sayangku.”Eva tertawa sambil memukul pelan lengan Jacob. “Ha-ha-ha. Gombal. Tapi aku suka.”Setelah turun, mereka berjalan menyusuri Wolmido Street, jalanan pantai yang dipenuhi toko souvenir, warung makanan laut, dan pertunjukan jalanan. Seorang musisi tua memainkan saksofon, sementara anak-anak berlari mengejar gelembung sabun.Eva dan Jacob duduk di bangku pinggir pantai sambil menikmati odeng panas dan tteokbokki pedas yang baru saja dibeli dari warung kecil.“Tempat ini, rasanya seperti cerita musim panas dalam drama Korea,” gumam Eva sambil memandang laut.Jacob menatap laut juga. “Mungkin karena kita sedang menulis cerita kita sendiri

  • DIKEJAR CINTA 4 MILIYARDER TAMPAN    BAB. 98 Perjalanan Bulan Madu Yang Semakin Seru

    Setelah menikmati hiruk-pikuk Seoul dan damainya Pulau Jeju, Jacob dan Evanora melanjutkan perjalanan bulan madu mereka ke Gyeongju, kota yang dikenal sebagai Museum Tanpa Dinding. Kota ini kaya akan sejarah dan budaya, bekas ibu kota Kerajaan Silla yang berjaya selama hampir seribu tahun. Keduanya tiba di pagi hari, udara musim semi terasa sejuk dengan langit cerah tanpa awan.Mobil sewaan mereka berhenti di depan Bulguksa Temple, kuil Buddha megah yang merupakan warisan dunia UNESCO.“Wow … tempat ini luar biasa keren,” gumam Evanora sambil menatap tangga batu yang mengarah ke pintu gerbang utama kuil. “Arsitekturnya benar-benar anggun dan damai.”Jacob menggenggam tangan istrinya. “Aku suka ekspresimu setiap kali lihat tempat bersejarah, Sayang. Matamu selalu bersinar.”“Ayo kita eksplor tempat ini,” ucap Evanora tak sabar.Mereka lalu menaiki tangga perlahan, menikmati keheningan dan kesakralan tempat itu. Aroma kayu tua dan dupa menenangkan jiwa. Patung-patung Buddha berdiri t

  • DIKEJAR CINTA 4 MILIYARDER TAMPAN    BAB. 97 Eksplor Busan dan Jeju

    Destinasi wisata bulan madu Jacob dan Evanora berikutnya yaitu ke Busan dan Jeju.Pagi itu, udara Busan terasa segar dengan semilir angin laut yang menyapu lembut wajah Jacob dan Evanora. Mereka baru saja tiba di kota ini setelah perjalanan singkat dari Seoul. Dengan penuh semangat, keduanya langsung menuju destinasi pertama yaitu ke Haeundae Beach.Saat tiba di pantai, mata Evanora berbinar melihat pasir putih yang lembut membentang luas. Deburan ombak berirama, sementara para wisatawan menikmati suasana dengan bermain air, berjemur, atau sekadar berjalan di tepi pantai."Jacob, lihat itu! Pasirnya benar-benar putih dan lembut!" seru Evanora sambil melepas sandalnya dan berjalan di atas pasir.Jacob tersenyum, ikut melepas sandalnya. "Iya, ini jauh lebih indah daripada yang aku bayangkan. Udara lautnya juga menyegarkan."Mereka lalu berjalan menyusuri pantai, menikmati pemandangan dan sesekali berhenti untuk mengambil foto. Di kejauhan, terlihat beberapa orang bermain voli pantai."

  • DIKEJAR CINTA 4 MILIYARDER TAMPAN    BAB. 96 Jalan-jalan Keliling Seoul

    Pagi pertama bulan madu Jacob dan Evanora di Korea Selatan dimulai dengan suasana yang romantis di kamar mandi hotel mewah tempat mereka menginap. Cahaya matahari pagi yang menerobos masuk melalui tirai jendela menambah kehangatan di antara mereka.Jacob sudah lebih dulu mengisi bathtub dengan air hangat yang beraroma bunga-bunga indah. Evanora yang masih mengenakan jubah mandi tersenyum melihat suaminya yang tengah menunggu di dalam bathtub."Ayo masuk, Sayang," Jacob menepuk permukaan air, mengundang Evanora untuk bergabung.Evanora tersipu, tapi tanpa ragu dia pun melangkah masuk. Air hangat langsung menyelimuti tubuhnya, memberikan sensasi relaksasi yang luar biasa. Jacob merangkulnya dari belakang, mengecup lembut bahunya."Hari pertama bulan madu kita. Aku ingin kita menikmati setiap momen bersama," bisik Jacob.Evanora tersenyum, membalikkan tubuhnya sedikit agar bisa menatap wajah suaminya. "Aku juga, Sayang. Aku sungguh tidak sabar menjelajahi Seoul bersamamu."Keduanya meng

  • DIKEJAR CINTA 4 MILIYARDER TAMPAN    BAB. 95 Malam Hangat Penuh Cinta

    Kamar hotel suite tempat Jacob dan Evanora menginap di Seoul tampak hangat dengan pencahayaan temaram. Jendela besar di sisi kamar memperlihatkan pemandangan kota yang gemerlap, sementara tirai tipis yang tertiup angin menambah suasana romantis malam itu. Tempat tidur king-size dengan seprai putih bersih terasa begitu nyaman di bawah tubuh mereka berdua.Jacob berbaring di samping Evanora, menatap wajah istrinya yang tampak cantik meski tanpa riasan. Evanora juga menoleh ke arah suaminya, tersenyum lembut. Mereka baru saja selesai menikmati makan malam di kamar, dan kini mereka akhirnya beristirahat di kamar setelah menempuh perjalanan yang panjang dari Jakarta ke Seoul.“Rasanya masih seperti mimpi,” ujar Evanora pelan, jemarinya menggenggam tangan sang suami erat-erat.Jacob tersenyum. “Aku juga merasa begitu. Aku masih ingat pertama kali bertemu denganmu. Aku tidak pernah menyangka kalau kita akan sejauh ini.”Evanora tertawa pelan. “He-he-he. Dulu kamu terlihat begitu serius da

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status