Share

06. Rencana Aries.

Ariana menatap Aries dan Leo secara bergantian. Ia cukup terkejut dengan apa yang baru saja ia dengar dari Aries.

Tak jauh berbeda dengan Ariana, Leo juga terkejut ketika Aries mengatakan bahwa Ariana adalah calon istrinya.

Leo tau kalau ini adalah pertemuan pertama Ariana dan Aries. Apa mungkin mereka langsung jatuh cinta satu sama lain?

'Nggak mungkin,' batin Leo. Ia mengenal Aries dengan sangat baik. Aries tidak akan jatuh cinta semudah itu.

Karena kata-kata Aries tak bisa diterima oleh akal Leo, Leo langsung bertanya pada Ariana. "Apa dia ngancam kamu?"

Ekspresi wajah Aries menjadi dingin seketika. "Apa maksud kamu?"

Tatapan Leo berpindah dari Ariana, menuju Aries. "Sudah jelas, kan? Kamu nggak mungkin jatuh cinta sama dia. Ini pertama kali kalian ketemu. Apa masuk akal kalau kalian langsung mutusin buat nikah?"

"Memangnya kamu tau apa soal-'

"Stop!" Ariana memotong percakapan antara Aries dan Leo yang sudah mulai memanas. Sebelumnya Ariana masih dalam kondisi terkejut karena hampir ditabrak. Tapi kini Ariana mulai kesal, karena percakapan antara Aries dan Leo yang juga melibatkan dirinya. "Kalian pikir aku patung?! Atau setan?! Lepasin tangan aku!" Ariana menarik tangannya dengan paksa, sehingga genggaman Aries terlepas. "Kamu!"

Aries mengerutkan keningnya. "Aku?"

"Iya, kamu!" Ariana menunjuk Aries dengan jari telunjuknya. "Aku udah bilang kalau kita nggak cocok! Aku juga nggak mau nikah sama kamu! Apa kata-kata aku di dalam tadi kurang jelas?!"

Sudut bibir Leo tertarik, ketika melihat Ariana memarahi Aries. Ini adalah pemandangan yang sangat jarang dilihat oleh Leo. Oleh sebab itu, Leo menikmati apa yang ia lihat saat ini.

"Dan kamu!"

Senyum Leo langsung menghilang, ketika jari telunjuk Ariana beralih padanya. "Aku?"

"Iya, kamu!"

Leo mengerutkan keningnya, menunggu Ariana melanjutkan kata-katanya. 'Perasaan aku nggak ngapa-ngapain,' batin Leo.

Ariana yang sedang kesal, sebenarnya tak ada alasan untuk memarahi Leo. Hanya saja ia sudah terlanjur menunjuk Leo.

'Aku harus bilang apa ke dia? Seharusnya aku ngucapin terima kasih, bukan malah marah-marah,' ucap Ariana dalam hati.

Namun karena Ariana sudah terlanjur membentak Leo, Ariana kini memutar otaknya untuk mencari alasan.

"Apa aku ngelakuin sesuatu yang buat kamu marah?" tanya Leo, ketika Ariana tak kunjung berbicara.

Ariana menatap Leo dengan tatapan tajam. "Kamu nggak sadar kalau tadi kamu meluk aku?"

Leo mengernyitkan dahinya. "Aku meluk kamu karena kamu hampir ditabrak mobil."

Ariana diam sejenak, sambil memikirkan kalimat balasan untuk Leo.

"Kamu hampir ditabrak?" tanya Aries, yang merasa bingung dengan arah percakapan mereka.

"Kamu diam, deh! Gak usah ikut campur!"

Leo langsung tersenyum saat Ariana membentak Aries.

"Kamu juga! Gak usah senyum-senyum!" Karena sudah terbiasa bermain peran, Ariana bisa mengendalikan ekspresinya di depan Aries dan Leo. Walau Ariana terlihat kesal, tapi Ariana juga merasa bersalah dan malu pada Leo. Ia benar-benar merasa seperti orang yang tak tau berterima kasih, tapi segalanya sudah terlambat. "Kamu pasti ngambil kesempatan dalam kesempitan, kan?!"

Mata Leo membulat dengan sempurna. "Apa? Aku ngambil kesempatan? Kamu pikir aku cowok yang kayak gitu?"

"Iya, lah! Semua cowok kan emang gitu! Liat cewek sexy dikit, langsung ngeres otaknya!"

Leo menggeleng perlahan. Ia sungguh tidak bisa mengerti dengan jalan pikiran wanita, terlebih lagi wanita yang sedang memarahinya saat ini. Namun ada satu hal yang aneh. Dalam kondisi seperti ini, seharusnya Leo marah dan tersinggung dengan tuduhan Ariana. Namun nyatanya Leo tak merasa kesal sedikit pun.

Setelah memarahi Leo, Ariana kembali menatap Aries. "Ini peringatan terakhir aku buat kamu! Aku nggak mau nikah sama kamu, jadi jangan pernah ngomong yang aneh-aneh soal aku calon istri kamu, atau apa pun itu! Kalau kamu ngomong gitu lagi, aku bakal laporin kamu ke polisi!"

Aries tidak bisa membalas kata-kata Ariana. Seumur hidup, baru kali ini ada wanita yang berani menolak dan mengancam dirinya.

Setelah memarahi kakak beradik itu, Ariana pergi meninggalkan mereka dengan langkah lebar.

Sedangkan Aries dan Leo masih berdiri di tempat mereka, sambil menatap Ariana yang pergi menjauh.

"Sudah jelas kalau dia bukan tipe kamu," ucap Leo, sambil tersenyum.

Aries yang pelit berekspresi, membalas kata-kata Leo dengan wajah datar. "Dia juga bukan tipe kamu."

Leo mengedikan bahunya. "Siapa yang tau? Aku rasa dia cewek yang menarik."

Aries langsung menatap Leo. "Jangan coba-coba buat dekatin dia."

Leo menoleh, lalu beradu mata dengan Aries. "Emang kenapa kalau aku dekatin dia? Sudah jelas kalau dia bukan calon istri kamu. Kamu nggak punya hak buat ngelarang aku."

Aries diam sejenak. Ada alasan, kenapa ia tidak ingin Leo mendekati Ariana.

"Tunggu." Senyum Leo semakin lebar, karena sesuatu yang terlintas dalam pikirannya. "Apa mungkin karena dia tolak kamu, kamu jadi takut kalau dia terima aku?"

Aries masih tetap memasang wajah datar, walau tebakan Leo tepat sasaran.

Seperti inilah Leo dan Aries. Mereka sudah sering bersaing sejak kecil, karena itu tidak ada dari mereka berdua yang ingin kalah, atau mengalah.

Jika Aries mendapatkan peringkat pertama di sekolah, maka Leo juga akan berusaha agar tidak tertinggal di belakang Aries. Jika Aries mendapatkan jabatan di perusahaan, Leo juga ingin mendapatkan posisi yang sama tinggi dengan Aries.

Dalam hal akademik, karir, style, reputasi, Aries tidak pernah ingin kalah dari Leo, begitu juga dengan Leo. Namun bagaimana dengan asmara? Karena selama ini asmara tidak pernah ada dalam kamus mereka, Aries dan Leo tidak pernah bersaing dalam hal pasangan. Namun kini situasinya telah berubah.

Seorang wanita telah muncul di antara kakak beradik yang selalu bersaing dengan ketat.

"Aku hanya mau ingatin kamu. Dia udah diatur buat jadi pasangan aku, dan aku paling nggak suka kalau ada orang yang ganggu milik aku."

Kata-kata Aries membuat Leo tercengang. "Ari? Dia bukan barang, dan dia juga bukan milik kamu."

"Terserah. Aku hanya ingatin kamu." Setelah berkata seperti itu, Aries berbalik dan pergi meninggalkan Leo.

Leo menggeleng perlahan. Ia sudah berharap agar Ariana tidak datang ke pertemuan ini, tapi harapannya sia-sia. Alasan Leo tak ingin Ariana bertemu dengan Aries, karena Leo tak ingin Ariana disakiti oleh Aries. Namun apa yang terjadi sekarang malah lebih rumit dari yang Leo kira.

"Ari nggak akan lepasin dia gitu aja," gumam Leo, sambil berjalan menuju mobilnya. Sejak Aries mengakui Ariana sebagai calon istrinya, Leo yakin kalau Aries tidak akan membiarkan Ariana bebas. "Apa aku juga harus ikut campur?"

***

Aries mengambil ponselnya, lalu mencari informasi tentang Ariana.

Ternyata Ariana baru berusia 26 tahun. Selain itu Ariana juga punya banyak prestasi di dunia hiburan. Ia berasal dari keluarga terpandang dan harmonis.

Setelah membaca biodata milik Ariana, Aries menjadi lebih yakin kalau Ariana adalah pasangan yang cocok untuknya. Dari segi popularitas, Ariana akan membuat nama Aries melambung tinggi, sehingga saham milik perusahaan mereka juga akan ikut melambung.

Berita tentang kedekatan anak konglomerat dan artis ternama, akan memberikan dampak positif untuk Angkasa Group. Oleh sebab itu, Aries memikirkan sebuah rencana yang bisa ia gunakan, untuk mengikat Ariana di sisinya.

"Kamu nggak akan bisa lepas gitu aja, Ariana," gumam Aries.

Setelah membaca informasi tentang Ariana, Aries langsung menghubungi seseorang yang akan menjadi kartu pertamanya dalam mendapatkan Ariana.

"Selamat malam, Pak Roby," sapa Aries, saat panggilannya tersambung.

"Selamat malam, Pak Aries. Wah, tumben banget Pak Aries telepon saya secara pribadi. Apa ada yang bisa saya bantu, Pak?"

Tanpa basa-basi, Aries langsung memberi perintah. "Aku punya berita buat Pak Roby, dan aku mau berita ini masuk ke headline news besok pagi."

"Tenang saja, Pak Aries. Berita apa pun itu, kalau datangnya dari Pak Aries, saya yakin, pasti akan selalu jadi headline news."

Dengan wajah datarnya, Aries menyampaikan berita yang akan menjadi viral ke depannya. "Terbitkan berita soal dugaan pertunangan aku. Ingat, sebarin rumor ini sehalus mungkin. Pak Roby tau apa yang aku maksud, kan?"

"Baik, Pak Aries. Saya mengerti. Tapi apa boleh saya tahu, orang yang jadi pasangan Bapak?"

Aries diam sejenak. Walau tadi Ariana telah mengancamnya, tapi sebagai seorang publik figur, Aries yakin kalau Ariana tidak akan bisa berbuat banyak kepada media.

Media bisa menjadi kekuatan, serta kelemahan seorang artis. Karena itu Aries menyebutkan nama Ariana tanpa ragu. "Ariana Putri Lauren. Aku bakal menikah dengan dia."

"Apa?! Ariana, artis dengan bayaran termahal di Indonesia saat ini?"

Bahkan Roby, seorang direktur dari salah satu media ternama pun, ikut terkejut dengan apa yang baru saja ia dengar.

"Aku yakin, Pak Roby tau dampak dari berita ini, kan?" tanya Aries, sedikit merendahkan suaranya.

"Sa-saya tau, Pak. Tenang saja, saya akan buat rumor ini sehalus mungkin, biar tidak ada orang yang tau kalau berita ini datang dari Pak Aries."

Aries tersenyum tipis, karena puas dengan jawaban dari Pak Roby. "Aku saranin Pak Roby beli saham Angkasa Konstruksi, sebelum berita ini dirilis."

"Terima kasih, Pak!" ucap Pak Roby dengan suara tegas. "Saya jamin, Pak Aries akan puas dengan beritanya!"

Aries menganggukkan kepalanya. "Aku tunggu berita baik yang Pak Roby tulis."

Setelah memutuskan sambungan telepon dengan Pak Roby, Aries menyalakan mesin mobilnya, kemudian pergi dari tempat tersebut. "Kita liat, apa kamu masih bisa tolak atau nggak," gumam Aries sambil tersenyum.

***

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status