Home / Romansa / DIKIRA MISKIN TERNYATA CEO / Part 12B. Perjodohan Bisnis

Share

Part 12B. Perjodohan Bisnis

Author: TrianaR
last update Last Updated: 2025-07-04 07:05:44

Indah terdiam, kata-kata itu terasa begitu berat. Ia mencoba menahan perasaan yang mulai berkecamuk di dadanya.

"Masalahnya, Ayah ... Aku tidak bisa menikah hanya karena itu yang Ayah inginkan," ucapnya dengan suara pelan namun tegas. "Aku ingin menikah dengan orang yang benar-benar aku cintai dan mencintaiku, bukan hanya karena alasan bisnis atau sosial."

Pak Sentosa tetap diam beberapa saat, meskipun sedikit terlihat kerutan di dahinya. "Ayah mengerti perasaanmu, Indah. Tapi kamu juga harus paham, ini bukan hanya tentang perasaan. Kadang kita harus berpikir lebih rasional, tentang masa depan yang stabil, tentang hubungan yang saling menguntungkan. Kadang, hidup memang memaksa kita untuk mengambil langkah besar. Apalagi, ini bukan keputusan sembarangan. Ayah sudah memikirkan masa depanmu."

Indah merasa gugup, mencoba memahami arah pembicaraan ini. "Masa depan yang seperti apa, Ayah?" tanyanya dengan suara pelan.

"Ayah punya rekan bisnis yang sangat terhormat. Keluarganya berpenga
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • DIKIRA MISKIN TERNYATA CEO   Part 20B. Alasan

    Alvin hanya bisa mengangguk pelan, meskipun dalam hati, ia tahu situasinya semakin sulit. Ia merasa terjebak di antara dua dunia yang sama-sama menghancurkannya.Ia menunduk dan berjalan ke kamar, meninggalkan ibunya yang masih berdiri di ruang tamu, penuh kekhawatiran. Alvin berdiri di bawah pancuran air dingin yang mengalir deras, berusaha menyegarkan pikirannya yang kusut. Setiap tetes air yang jatuh ke tubuhnya terasa seperti beban dosa yang tak bisa terhapus begitu saja. Ia memejamkan mata, mengingat lagi wajah Lusia yang terlelap di ranjang apartemennya pagi tadi. Hatinya semakin sesak.Setelah selesai mandi, Alvin berganti pakaian dengan cepat dan langsung bersiap menuju kantor. Ia tahu, ada banyak hal yang menunggunya hari ini—dan sebagian besar bukanlah hal baik.Begitu tiba di kantor, suasana terasa tegang. Beberapa rekan kerja hanya melirik sekilas, tapi sorot mata mereka seperti keheranan. Dan benar saja, belum sempat Alvin duduk, sal

  • DIKIRA MISKIN TERNYATA CEO   Part 20A. Akal Bulus Lusia

    Part 20 Lusia menggeliat pelan, kelopak matanya terbuka dengan perlahan. Pandangannya langsung tertuju pada Alvin yang duduk di tepi ranjang dengan wajah tegang dan rambut yang acak-acakan.“Mas ...?” Suaranya serak, masih lekat oleh sisa-sisa kantuk.Alvin menoleh dengan ekspresi penuh amarah dan kecewa. “Kamu puas sekarang?” ucapnya tajam. “Aku harusnya pulang tadi malam! Mama, Papa, Indah, mereka semua nelponin aku semalaman!”Lusia terduduk pelan, menarik selimut menutupi tubuhnya. Matanya mulai berkaca-kaca melihat ekspresi Alvin yang jauh berbeda dari semalam.“Kamu marah karena semalam kita--” Ia menggigit bibir, tak sanggup melanjutkan.Alvin berdiri, membelakangi ranjang, suaranya tertahan. “Kita seharusnya nggak ngelakuin itu. Aku datang ke sini cuma buat nenangin kamu, bukan … bukan buat ini semua.”“Mas …” Lusia bangkit, hanya dibungkus selimut, lalu berdiri di belakang Alvin. “Kita ngelakuin itu karena sama

  • DIKIRA MISKIN TERNYATA CEO   Part 19B. Aarghh Siaaal!

    Hari berikutnya ... Malam itu, keluarga Alvin dan keluarga Indah berkumpul di rumah Indah untuk makan malam bersama. Suasana terasa lebih santai, namun sedikit tegang, mengingat pertemuan ini berfungsi sebagai langkah awal dalam membicarakan pernikahan yang akan datang. Ibu Laras sudah menyiapkan hidangan istimewa, dan seluruh anggota keluarga sudah duduk di meja makan besar, menunggu kedatangan keluarga Alvin. Begitu mereka datang, suasana menjadi sedikit lebih tegang meski semua berusaha terlihat ramah. "Selamat datang, kami sangat senang bisa menyambut kalian di rumah kami," kata Bu Laras dengan senyum ramah, meski ada sedikit kecemasan yang tergambar di wajahnya. Bu Ratna, ibu Alvin, balas tersenyum, “Terima kasih sudah mengundang kami, Ibu. Kami juga sangat senang bisa hadir di sini." Alvin dan Indah duduk bersama, namun keduanya merasa sedikit canggung. Indah mencoba tersenyum, meskipun hatinya gelisah.

  • DIKIRA MISKIN TERNYATA CEO   Part 19A. Debat

    Part 19"Ya, karena kalau aku ga punya uang, aku ga akan bisa menyewakan apartemen ini untukmu, Lusia. Kamu udah siap hidup miskin denganku? Cewek manja yang selalu ingin ini itu, cewek cantik yang suka shopping udah siap untuk hidup menahan segala sesuatunya, hmm? Kalau aku gak punya uang, gaya hidupmu akan berubah tidak seperti ini lagi. Kamu udah siap, Sayang?" tanya Alvin dengan tutur kata lembut. Lelaki itu menatapnya dalam-dalam lalu mengecup bibir mungil pink merona itu, lalu tersenyum tipis.Lusia terdiam, tubuhnya masih terjerat dalam pelukan Alvin. Air matanya jatuh. Alvin memandangnya dengan tatapan penuh penyesalan, meskipun kata-katanya sebelumnya terdengar menyakiti hatinya.“Lusia…” Alvin menghela napas panjang. “Aku nggak bisa menjanjikan hidup yang sempurna. Tapi kalau aku nggak nikah sama Indah, keluargaku hancur. Dan aku nggak bisa membiarkan itu terjadi.”Lusia menarik napas berat, seolah berusaha menahan amarah dan k

  • DIKIRA MISKIN TERNYATA CEO   Part 18B. Curhat

    Indah menarik napas panjang. Ia meletakkan garpunya, menatap Farah dengan wajah bingung dan lelah.“Jujur aja ya, Far, semua ini mendadak. Tiba-tiba mereka datang ke rumah, bawa cincin, bawa keluarga lengkap. Ayah kaget, Ibu juga bingung. Nggak ada pembicaraan sebelumnya, nggak ada rencana, tahu-tahu lamaran.”“Mereka datang mendadak?” Farah menatap Indah tak percaya. “Kayak tanpa persiapan apa-apa gitu?”Indah mengangguk pelan. “Katanya niat baik, silaturahmi. Tapi dari cara mereka semua bersikap, aku ngerasa kayak dipaksa untuk menerimanya.”Farah mengernyit. “Terus kamu kenapa nggak nolak, Ndah?”“Aku juga nggak ngerti, Far. Semua terasa cepat. Ayah dan ibu seneng banget, menaruh harapan besar padaku. Keluarga mereka keliatannya niat banget. Aku ragu buat bilang enggak. Dan Alvin ... Dia waktu itu kelihatan serius, bilang mau membangun masa depan bareng.”Farah mendecak pelan. “Tapi kamu yakin Alvin itu tulus?”Indah

  • DIKIRA MISKIN TERNYATA CEO   Part 18A. Pura-pura Ramah

    Part 18Beberapa hari kemudian ...Langit sore mulai merona jingga ketika Indah melangkah keluar dari ruang kerjanya. Hari ini cukup padat, tapi ada satu hal yang membuatnya semangat, janji bertemu Farah. Sudah lama mereka tak berbincang lama karena kesibukan masing-masing.Begitu sampai di lobi kantor, Indah langsung melihat sosok yang familiar berdiri dekat pot besar di sudut ruangan.“Faraahh!” serunya sambil melambai ceria.Farah menoleh cepat, senyumnya lebar. Mereka langsung berpelukan hangat, lalu cipika-cipiki penuh antusias.“Astaga, akhirnya kita ketemu juga!” ujar Farah sambil menepuk pelan lengan Indah. “Gila ya, kamu beneran tunangan sekarang? Cepet banget prosesnya!”Indah tersenyum kecil, agak canggung. “Iya … semuanya mendadak banget. Nanti kita ngobrol ya.”Mereka keluar dari gedung itu melangkah perlahan.Belum sempat mereka berbalik menuju kafe di seberang, sebuah mobil hitam berhenti

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status