Share

2. Bari Kritis

last update Last Updated: 2021-11-03 11:09:57

 Rumi hanya bisa menangis saat mendapat kabar bahwa Bari—calon suaminya yang tiga hari lagi akan menikah dengannya, tengah kritis di rumah sakit. Kakinya masih terlalu gemetar dengan dadanya bak tertimpa batu karang yang sangat besar. Di depannya ada Angkasa—calon ayah mertuanya yang duduk sambil menunduk dan menyembunyikan air matanya. 

 “Minum dulu, Pak Angkasa,” suara Tiara—kakak dari Rumi meletakkan dua cangkir teh di atas meja. Angkasa hanya bisa tersenyum tipis, sambil mengangguk, tetapi tangannya tidak cukup kuat untuk mengangkat cangkir teh yang dihidangkan di depannya.

 “Pa, saya ingin bertemu Mas Bari. Tolong antarkan saya ke rumah sakit,” ujar Rumi sambil menahan isak tangisnya. 

"Biarkan Pade ikut ya. Pade ingin melihat keadaan Bari," sela seorang lelaki paruh baya, yang tidak lain adalah saudara laki-laki dari almarhum ayah Rumi. Rumah Pade Supri berada persis di samping rumah yang Rumi tinggali saat ini. Angkasa mengangguk pelan.

 “Mbak sangat mengerti permintaan Bari, Mbak harap kamu mau memikirkannya Rumi,” kata Tiara sambil menyentuh pundak adiknya. Rumi masih terisak sambil menggelengkan kepalanya dengan kuat. “Saya sudah menganggap Papa Angkasa sebagai papa sendiri. Bagaimana bisa tiba-tiba menjadi istri dari calon mertua sendiri? Papa juga akan menikah dengan Tante Lana bulan depan. Tidak, Pa. Mas Bari tidak mungkin melakukan ini pada kita. Saya harus ke rumah sakit sekarang.” Rumi sudah berdiri dengan cepat, lalu berjalan masuk ke dalam kamarnya. 

 Pade Supri menghela napas berat, sambil berkata, “kenapa menjadi rumit seperti ini?” Angkasa menoleh dengan lemah, lelaki itu pun ikut menggeleng tidak paham.

 “Saya tidak peduli apakah Bapak, atau Bari yang  akan menikahi adik saya. Yang jelas, salah satu di antara kalian berdua harus bertanggung jawab, karena acara pernikahan sebentar lagi akan tiba dan juga adik saya sudah dirusak oleh anak Bapak. Walau mereka melakukannya atas dasar suka sama suka, tetapi saya harap Bapak cukup gentle untuk mempertanggung jawabkan semua ini.”

 Rumi sesekali masih terisak menarik air hidungnya. Sepanjang perjalanan, gadis yang usianya berbeda dua tahun dari Bari itu tidak mengeluarkan suara apapun selain isakan yang terdengar amatlah pedih. Fokus Angkasa pada kemudinya sedikit terganggu karena ia merasa sangat iba dengan Rumi yang sebenarnya juga sudah ia sayangi layaknya anak sendiri. 

Sejak duduk di bangku SMA keduanya sudah menjalin asmara. Bari kakak kelas tiga dan Rumi adik kelas satu. Hubungan keduanya berlanjut hingga Bari kuliah, begitu pun juga dengan Rumi. Tentu saja Angkasa mengenal baik pacar anaknya yang sering berkunjung ke rumah. Sekarang, keduanya dihadapkan pada permintaan Bari yang tidak masuk akal dan sangat berat. 

“Pa, apa Mas Bari tidak bisa disembuhkan?” akhirnya Rumi membuka suara. Angkasa menoleh dengan tatapan hangatnya.

“Umur adalah rahasia Tuhan. Saya sudah berusaha melakukan yang terbaik untuk Bari. Perawatan juga saya sudah pindahkan demi Bari mendapat dokter terbaik di Jakarta. Semoga saja Tuhan melihat usaha saya yang menginginkan kesembuhan untuk Bari yang ingin melihat kalian menikah. Saya tidak tahu harus berkata apa pada Lana jika—“ Angkasa tak sanggup meneruskan ucapannya. Air matanya kembali tumpah. Keduanya menangis di dalam mobil hingga tiba di parkiran rumah sakit.

“Ya ampun, Pak Angkasa darimana saja? Anaknya kritis, Pak. Cepat!” seru seorang perawat yang menghampiri Angkasa dan Rumi begitu ketiganya keluar dari lift. Perawat mendorong kembali Angkasa ke dalam lift yang diikuti oleh Rumi dan Pade Supri Wajah keduanya tegang dan napas mereka seakan ikut terasa sesak.

“Itu di ruang ICU. Cepat, Pak!” Angkasa dan Rumi berlari masuk ke dalam ruang ICU. Keduanya memakai seragam khusus pengunjung pasien ICu dengan asal. Terlihat seorang dokter tengah memeriksa Bari yang hampir tak sadarkan diri dengan napas yang masih terengah-engah.

“Dok, anak saya ….”

“Bapak berdoa dan kami akan berjuang. Semoga ada mukjizat dari Tuhan,” jawab dokter itu dengan optimis.

“Mas, ya Allah. Mas yang kuat, ada aku di sini, Mas. Mas, jangan tinggalkan aku,” isak Rumi dengan begitu sedihnya. Angkasa pun tidak bisa menahan air matanya untuk tidak tumpah kembali.

“Rumi, menikahlah dengan Papa. Aku mohon.” Rumi menggeleng, tetapi jemari lemah Bari menyentuh tangan wanita yang paling ia cintai.

“K-kalau k-amu mencintaiku, me … menikahlah dengan papa.”

“Pa, di sa … ku baju ini, ada cincin yang kita beli untuk Rumi. Pakailah!” seorang perawaat membantu mengeluarkan cincin sangat cantik dari saku Bari, lalu ia berikan pada Angkasa.

Rumi dan Angkasa tidak punya pilihan lain selain melaksanakan permintaan terakhir Bari. Seorang ustadz masjid terdekat dari rumah sakit dipanggil oleh salah seorang satpam untuk membantu menikahkan Rumi dan Angkasa di rumah sakit. Di depan dokter dan satpam, juga dua orang perawat, serta tubuh lemas Bari yang terbaring dengan banyak alat terpasang di tubuhnya. Pade Supri pun bertindak sebagai wali dari Rumi yang sangat kebetulan sekali ikut hari ini.

“Saya terima nikah dan kawinnya Rumi Syakia binti Hendro Purnomo dengan mas kawin cincin sepulug gram dibayar tunai.”

“Alhamdulillah sah.”

“Dok, pasien!” seru perawat panik dengan keadaan Bari yang semakin terengah-engah. Rumi berteriak histeris melihat keadaan bari yang sangat menyedihkan. Dokter sibuk mengaktifkan kembali alat pacu jantung dan berusaha untuk menyembuhkan pasiennya.

Bugh

Bugh

Bugh 

Suara alat pacu yang menekan dada Bari membuat Rumi menutup telinganya.

“Allahu Akbar, ini mukjizat. Mas Bari sudah lewat masa kritisnya, Pak, Mbak. Alhamdulillah, t-tapi … Bapak dan Nona ini sudah menikah, lalu ….”

Bersambung

Nah loh, gimana itu? Pasti kalian menebak Bari meninggalkan? Itu sudah biasa. Mari kita bikin sedikit berbeda. Setuju?? Jangan lupa tekan bintangnya ya. Terima kasih

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (6)
goodnovel comment avatar
rosita sari
wkwkwk di prank sama author nya apa baru hanya sandiwara aja hehe
goodnovel comment avatar
Willny
speechless deh
goodnovel comment avatar
Arif Zaif
gimana ini
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • DILAMAR ANAKNYA DINIKAHI AYAHNYA   101. Ekstra part

    "Ma, Helena sudah menyelesaikan semua utang almarhum, Papa. Rumah kita akan tetap menjadi milik kita. Mama cepat sembuh ya. Helena akan lakukan apapun agar keluarga kita baik-baik saja dan Mama lekas sembuh." Helena mengusap air mata yang membasahi pipinya.Wanita paruh baya yang hanya bisa terbaring tak berdaya di tempat tidur karena stroke, memandangi putri bungsunya sambil tersenyum hangat."Terima kasih, Helena, tapi ... bagaimana cara kamu bisa mendapatkan uang sebanyak itu?" tanya wanita itu lirih sambil terus memperhatikan putrinya dari atas sampai bawah. Hampir setahun Helena tidak pulang dan begitu pulang tubuh putrinya menjadi sangat berisi."Payudara kamu kenapa basah, Helena? Kamu b-baru melahirkan? K-kamu punya bayi?" mulut wanita itu terbuka lebar dengan mata melotot. Ia menelan ludah susah payah mencoba menarik kembali tebakannya atas penampilan putrinya.Satu hal yang dilupakan Helena pagi

  • DILAMAR ANAKNYA DINIKAHI AYAHNYA   100. Gelombang Cinta

    Segala cara dikerahkan Bari untuk membangunkan Tiara, tetapi istrinya bagaikan mati suri, bukan tidur. Pria itu memutuskan memberi waktu pada Tiara untuk terlelap. Hari ini mungkin istrinya sangat kelelahan mengurus Nara, sedangkan dirinya sudah puas tidur dan benar-benar belum mengantuk.Satu jam lagi ia berencana membangunkan Tiara. Kini Bari berjalan keluar kamar untuk membuat kopi. Secangkir kopi mungkin akan menurunkan sedikit kadar hormon se*s yang benar-benar mengepul di kepalanya.Tunggu! Jika ia minum kopi sekarang, maka permen herbal untuk stamina itu pasti tidak akan bekerja dengan baik. Bari yang sudah meraih toples kopi, kembali meletakkan wadah kopi di tempatnya, lalu ia menuangkan air ke dalam gelas. Dirabanya saku celana, lalu dengan tekad yang sangat bulat, ia memasukkan kapsul herbal ke dalam mulutnya.Tidak hanya dengan satu gelas air putih, tetapi Bari menggunakan dua gelas sekaligus air putih untuk men

  • DILAMAR ANAKNYA DINIKAHI AYAHNYA   99. Akhirnya Malam Pertamq Juga

    "Oh, jadi obat yang diberikan pemilik toko herbal itu obat tidur? Pantas saja saya tidur sampai dua puluh jam. Ya ampun, Sayang, maaf ya, gara-gara saya kita tidak jadi malam pertama. Kamu gak marah'kan, Sayang?" Bari menatap wajah Tiara dengan perasaan yang tidak enak. Ia khawatir istrinya kecewa dengan kebodohan yang ia lakukan."Kenapa harus marah? Saya malah bersyukur. Dunia saya aman dari suami mesum," jawab Tiara sambil terkekeh. Bari menggaruk rambutnya yang tidak gatal, lalu tersenyum dengan sangat manis di depan wajah Tiara."Ada apa?" tanya Tiara tidak mau membalas tatapan Bari."Kamu cantik," puji Bari lagi masih menatap senang wajah istrinya."Kamu bau, Mas. Mandi gih! Sebelum aku dan Nara muntah karena bau ketiak dan jigong kamu," balas Tiara sambil mendorong tubuh Bari menjauh."Oke, ini juga mau mandi. Bukan hanya kalian, suami tersayang kamu ini pun mau muntah mencium aroma

  • DILAMAR ANAKNYA DINIKAHI AYAHNYA   98. Malam Pertama Bagian 3

    Tiara menoleh pada benda bundar yang menempel di dinding. Ini sudah pukul dua belas siang dan suaminya belum juga bangun. Bari tidak bisa dibangunkan. Ketika Tiara mengguncang tubuh suaminya, lelaki itu hanya melenguh dan melanjutkan tidurnya.Masih harus menunggu enam jam lagi untuk mendapat dua puluh jam. Itu tandanya jam enam sore nanti Baru bangun. Ia tidak tahu harus bagaimana keadaan suaminya nanti. Tiara khawatir Bari kelaparan setelah lama tidur. Bukan hanya lapar perutnya, tetapi juga hasratnya. Mengingat suaminya sudah istirahat dalam waktu yang sangat lama.Nara juga tidur di dalam box. Ia ingin membantu Bibik di dapur, tetapi tidak diperbolehkan. Tidak ada yang bis ia kerjakan di rumah besar suaminya selain melamun dan memandangi dua insan yang terlelap dengan sangat nyenyak.Bep! Bep!Ponselnya berdering, tanda pesan WhatsApp masuk. Keningnya berkerut saat menatap layar ponsel yang kontak peng

  • DILAMAR ANAKNYA DINIKAHI AYAHNYA   97. Malam Pertama Bagian 2

    "Ini, silakan diminum langsung, bonus dari saya, jadi begitu sampai di rumah, permennya sudah bekerja dengan baik dan bis langsung berjuang hingga titik darah penghabisan, ha ha ha ...." Bari ikut tergelak mendengar gurauan si pemilik toko herbal. Dengan memantapkan hatinya, Bari meraih gelas yang berisi air cukup banyak. Segera dimasukkannya permen itu ke dalam mulut, lalu ia minum air sebanyak-banyaknya hingga gelas kosong."Terima kasih, Mas. Kalau cocok nanti saya langganan," ujar Bari yang sudah siap berpamitan."Ditunggu, Mas, pokoknya sering-sering aja main kemari. Dijamin tidak mengecewakan. Oh, iya, satu pesan saya, jika sedang mengonsumsi obat herbal jenis apapun untuk vitalitas pria, sebaiknya banyak minum air putih ya, agar pinggang tidak sakit," terang lelaki itu dengan senyuman terkembang.Bagaimana ia tidak senang? Bari bukan hanya membeli satu strip permen, melainkan satu dua yang berisi 20 strip permen kua

  • DILAMAR ANAKNYA DINIKAHI AYAHNYA   96. Malam Pertama Bagian 1

    Pria bertubuh tinggi dan tidak terlalu gemuk itu melangkah santai masuk ke dalam kamar. Ia melihat Tiara tengah memberikan asi milik Helena yang memang sudah disiapkan sepuluh botol untuk Nara. Semalaman hingga pagi lagi Helena menampungnya dan hasilnya cukup mengejutkan.Sepuluh botol ukuran 110 ml dan itu bisa dikonsumsi Nara kurang lebih sepuluh hari. Tiara memberikan asi pada Nara sambil berbaring miring memunggungi pintu kamar. Terlalu asik dengan bayinya, Tiara tidak menyadari bahwa Bari sudah mengunci pintu dan berjalan perlahan menuju ranjang."Apa Nara banyak menyusu?" tanya Bari yang tiba-tiba sudah duduk di belakang tubuh Tiara. Wanita itu menoleh ke belakang, lalu tersenyum sambil mengangguk."Banyak sekali. Lihatlah, satu botol ini habis. Sekarang Nara sepertinya sangat mengantuk," jawab Tiara antusias."Saya pun sama, he he ...." Tiara merasakan perasaan yang tidak enak."Mak

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status